Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU


DAN
MAKHLUK SOSIAL

DOSEN PENGAMPUH :

HASNA KOBA’A

DI SUSUN OLEH :

ABD RAZZAQ ( 19071011 )

RINI MARLAN ( 19071018 )

FIRMANSYAH YALUMANI ( 19071008 )

SASKIA ANGGRAINI ( 19071047 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

FAKULTAS AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR
Latar Belakang
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah swt, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah tugas soft skill ini dengan tepat waktu.
Berikut ini adalah tugas soft skill dengan judul “Manusia sebagai mahluk sosial”, yang menurut
kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk di pelajari. Melalui kata pengantar ini
tugas ini lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada penulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan Makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah swt memberkahi Makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aaaaminn
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………..
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..
1.3 TUJUAN PENULISAN ………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………
BAB IV
PENUTUP…………………………………………………………………………………
4.1
KESIMPULAN………………………………………………………………………………….

4.2 DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHLUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia adalah sebagai mahluk individu yang unik, berbeda antara
yang satu dengan lainnya. Scara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhan masing-
masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi – potensinya
masing – masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk
menemukan jati dirinya masing – masing, tidak ada manusia yang inginmenjadi orang lain
sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagaimahluk social adalah bahawa dalam
mengembangkan potensi – potensinya ini tidak akan terjadi scara alamiah dengan sendirinya,
tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selalin itu, dalam kenyataannya ,
tidak ada manusia yang mampuhidup tanpa bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa
manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal di atas, manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial memiliki
fungsi masing – masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai mahluk
individu manusia merupakan bagiandan unit terkecil dari kehidupan social atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai mahluk social yang membentuk suatu kehidupan mayarakat , manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing – masing
dari kedua hal tersebut scara seimban, maka setiap individu harus mengetahui dari perananya
amasing – masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang
menggemukakan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk social. Semoga dengan adanya
makalah ini dapatmenginspirasi pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.?
2. Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai mahluk individu dan
mahluk sosial.?
3. Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas.?
4. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.
3. Masyarakat dan komunitas.
4. Dilemma antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial


Pada dasarnya, manusia adalah makhluk individu manusia yang meruoakan bagian
dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk
suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun
uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah
sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh allah swt. Yang pada hakikatnya
mereka sebagai makhluk inividu. Adapun yang dimaksud individu adalah berasal dari kata in
dan divided. Dalam Bahasa inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya
terbagi. Jadi indivisu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artimya bahwa
manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan ospek jasmani dan rohani atau fisik dan
psikologis tersebut suda tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri kahs masing –
masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kkembar. Scara fisik mungkin
manusia akan meiliki banyak persamaan namun scara psikologis akan banyak menunjukan
perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang akaan sangat di pengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Kepribadian adalah kesuluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi
anatara potensi – potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Scara normal, setiap manusia memilik potensi dasar mental yang berkembangan dan dapat
dikembangkan yang meliputi (1) minta (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of
curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality) (4) dorongan ingin
menyelidiki ( sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery).
Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondustif. Jika fenomena
sosial di lingkungan telah tumbuh potensi – potensi mental yang normalnya akan terus
berkembang.
Berawal dari potensi – potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin
memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing – masing, ingin merealsaikan dan
mengaktualiskan dirinya, dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi –
potensi yang di milikinya. Setiap individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk
menemukan jati dirinya yang berebda dengan yang lainnya, tidak ada, manusia yang betul –
bbetul ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh 2009:810 menyatakan bahwa setiap orang
bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, persaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang
betul- betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang
mengambil alih tanggung jawab dalam hidupny. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami
bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak
dalam perkembangannya akanmemperoleh pengaruh dari luar, baik yang disengaja ataupun
yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh – pengaruh tersebut.
Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah scara pribadi, sehingga apa yang
dia terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu
yang berbeda dan tidak sama dengam yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak
bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidikanak tersebut.
2.Manusia sebagai mahkluk sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga
merupakan makhluk sosial. Adapun yang di maksud istilah sosial menurut adalah “ sosial “
berasal dari akar kata Bahasa latin socius, yang arinya berkawan atau masyarakat . sosial
memiliki arti imum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan
bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang di maksud manusia sebagai makhluk
sosisal, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Seperti kita ketahui bahwa
sejak bayi lahir sampai usia teretntu manusia adalah makhluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan
orang – orang disekitar ia tidak dapat berbuat apa –apa dan untuk kebutuhan hidup bayi sanagat
tergantung padaluar dirinya seperti ia orang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga
merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial peretama dikenalnya. Pada perjalanan
hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dar
kepribadian dan proses pendewasaan yang di dalamnya selalu terjadi “sosiolosasi” untuk
menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai – nilai, normasosial dan etika –
etika pergaulan.
Manusia dapat di katakana makhluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan
untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk
mencari berteman dengan orang lain yang sering didasari atas kesamaan ciri ataua kepentingan
masing – masing. Manusia juga tidakakan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup
ditengah – tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengantegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomusikasi atau bicara, dan bisamengembanagkan seluruh potensi kemanusiaannya,
makhluk sosial adallah makhluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan :
a. Manusia tuduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatupenilaiaindan orang lain
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah – tengah manusia.
B Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari – harinya pasti
membjutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan imanaoun
manusia itu berada. Terjadi kapan dan dimanapun manusia itu berada. Dallam hal ini bentuk
interaksi sosial sangat bermacap – macam pola sosilisasi pun ada bermacam – macam. Untuk
lebi jelasnya uuraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagi berikut :
1. Interaksi sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial karena manusia
sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu
lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada
hidupnya untuk salig memberi, menolongn dan melengkapi satu sama lain. Adapun pngertian
interaksi sosial menurut effendi (2010:46) adalah kata interaksi berasal dari kata inter dan
acyion. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar individu,
kelompo social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari –
harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya. Interaksi juggaberarti bahwa setiap
manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan. Menurut
Gillindan dan Gillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan –
hubungan antara orang – orang scara individu, antar kelompok, orang , dan orang perorangan
dengan kelompok. Dalam hal ini interaksi sosial bisa dilakukan oleh orang perorangan, bisa
oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial dimuali dari hal yang
terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabatangan, saling berbicara dan lain - lain bahkan
dalam pertengkaran atau perkelahianpun termasuk interakksi sosial. Faktor yang pertama dalah
imitasi, imitasimerupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan
orang lain termasuk dalam hal meniru perilalu orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah
dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, mmaka dari
itu sikap dan perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruanyang
dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah –ubbah karena
perkembangan teknologi didunia ini berlangsung scara global dan sangatcepat. Yang kedua
yaitu sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seoranng individu seorang individu menerima
pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti
merupakanpengaruh psikis yang dating dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan
mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada paadakondisi yang
dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, asti imitasi dan sugesti hamper sama perbedaanya
adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan padasugesti
seseoarang memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga yaitu identifikasi , dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk
menjadiidentikatau dorongan untuk menjadi sma dengan orang lain, bbaik scara lahir maupun
batin. Faktor yang kesempat yaitu simpati, simpati yaitu perasaan yang timbul pada orang lain
atas daasar penilaian menurut perasaan di dalam dirinya.

2. Bentuk interaksi sosial


Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu kerja sama (cooperation), persaingan
(compettion), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gilin bentuk kerja sama dibagi
dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk – bentuk khusus. Yang pertama yaitu proses
asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomedasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses
disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusuya yaitu persaingan (competition), kontraversi
(contravention), dan pertenangan (conflick).
a. Bentuk interaksi asosiatif
1) Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu bentukinteraksi sosial yang sering terjadi
dimasyarakat pada umumnya. Kerja sama menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi
sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dappat ditemukan ppada setiap kelompok manusia.
Kerjasama timbul karena orientasiorang perorsangan terhadapkelompoknya atau kelompok yang
lainnya. Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yitu :
a) Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih
mengenai pertukaranbarang jasa.
b) Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpian atau dalam pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas
organisasi tersebut.
c) Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebihyang mempunyai pandangan dan
tujuan yang sama.
d) Akomodasi (accommodation)
Dalam intersksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya
keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan
nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya :
a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksankan karena adanya suatu paksaan.
Contohnya
b) Compromise adalah salah satu bentuk akomodasi dimana puhak yang terlibat perselisihan
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut.
Contohnya
c) Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabika pihak yang beselisih tidak
sanggup untuk mencapainyasendiri. Contohnya
d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaian dalam perselesihan dengan cara menghadirkan
orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada . contohnya dalam siding perceraian.
e) Conciliation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang
berselisi agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi dalam
beribadah.
g) Stelamate adalah suatu akomodasi dimana pihak yang berkepentigan mempunyai yang
seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Contohnya
h) Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
b. Bentuk interkais disosiatif
1) Persaingan (competition)
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya
dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
menggunakan kekerasan.
2) Kontrovensi (contravention)
Kontra versi adalah perasaan yang menggojak yang ada pada diri seseorangyang
ditandai oleh adanya ketidak pastian dalamdiri seseorang, perasaan tidak suka
yangdisembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala - gejalatersebut tidak
samapai menimbulkanpertentangan atau pertikaian.
3) Pertentangan (conflict)
Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang
berusahauntuk mencapai tujuannyya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang
menghalangi dengan ancaman atau tindakan kekerasan. Bentuk – bentuk pertentangan di bagi
beberapa macam, antara lain :
a) Pertentangan priadi, yaitu pertentangan yang di lakukan oleh antar individu.
b) Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbukan oleh adanya perbedaan ras.
c) Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaanyang ditimbulkan karena adanya perbedaan
kepentingan anatar kelas sosial.
d) Pertentangan politik, yaitupertentangan yang bisanya terjadi di antara partai – partai politik
untuk mencapai keinginannya.
3. Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaittannya terhadap ,manusia sebagai makhluk sosial.
makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling
membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut barger (effendi, 2010:49)
mendefinasikan sosialisasi sebagai “a process by of society” yaitu suatu proses dimana
seoranganak belajar menjadiseorangg anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam
hal ini jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulaidari sejak anak usia dini hingga usia
seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup hidup dan masih
membutuhkan orang lain. Jadi dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana
seseorangdapat berinteraksi dan berpasrtisipasi dengan masyarakatyang ada di sekitarnya.
Setiap orang harus mempelajari peranan – peranan yang adadallam masyarakat. Seseorang
belajar memhami apa pernan dirinya yang harus di jalankan dalam masyarakat dan apa peranan
orang lain yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses interaksi sosialdengan orang
lain. Menurut teori George Mead menjelaskan diri manusaia dalam berinteraksi di bagi dalam
beberapa tahap yaitu : ppaly stage, game stage, dan tahap generalized other.
Tahap pertama yaitu play stageterjadi pada anak usia dini. Pada tahap ini anak mulia
menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama orangtuanya. Ia mulai
menirukan apa yang biasa di lihatnya sehari – hari. Contohnya dalam bermain anak terkadang
bermain peran yang dijalankansebagi ibu atau ayah dalam kehhidupannya sehari – hari. Nnamun
pada tahap ini anak belum mengertimemahami peranan – peranan yang ditirunya. Tahap kedua
yaitugame stage, pada tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan
juga anak telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain. Contohnya
dalampertandinggan sepak bola. Ketika anak menjadi kipper ia mengetahui tugasnya adalah
menjagaagar gawangnya tidak termasuki bola oleh lawannya. Dan ia juga mengeteahui peran
temann – teman nya dan peran tim lawan.ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis, pelatih
dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized other, pada tahap ini seseorang sudah
mampu mengambil peranan yang di jalankanorang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu
berinteraksi dengan orang lain dan memahami dengan orang lain dan memahami dengan siapa ia
berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang anak ia mampu memahami
peran yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang di
jalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang di lalukakn
atasanya dan lain sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa diri seseorang
terbentuk karena adanya interaksi sosial.
Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses soalisasi , baik itu dimuali dari
anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup. Apa yang terjadi jika
sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pati anak tidak akan menjadi manisia seutunya,
karena kemampuan sesorang untukberperan sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada
proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang
itu tidak dapat berinteraksi dengan oranglain. Contohnya banyak ditemukan anak – anak yang
terllantar di hutan dan di besarkan oleh hewan atau yangdi sekap oleh orang tuanya sejak kecil.
Meraka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung bagimana berprilaku seperti
hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat berpakian bahkan tidak dapat tertawa atau
menangis. Ketika anak – anak itu di selamatkan dan diberi terapi seperti manusia umumnya,
meraka perubahan pada diri mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan
meraka tidak akanmampu menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, akrena
kemampuan – kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada perode tertentu dikehidupan
anak. Bila tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka
juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi scara wajar
dan mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
Sosialisasi dilalukakan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa pihak yang
membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media massa dan system
pendidikan. Peran agen utama yaitu orang tua merupakan oeran pentiing bagi anak untuk
bersosialisasi orang tua merupakan awal dimana kita melakukan interaksi dengan dunia pertama
kita. Keluargamerupakan pendidik yang pertamadan yang paling utama dalam hal pertumbuhan
danperkembangan anak begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka.maka orang tua
hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga
tidak kalah pentingnya dengan orang tua.melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar
bersosialisasi scara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya bagaimna ia
meneyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya dan juga bagaimana ia
bisa memilih teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga teman yang sejalan dengannya.
Agen yang ketiga yaitu media massa. Media massasangat erat kaitannyadengan teknologi yang
makin maju danberkembang. Media massa pun sangat penting untuk sosialisasi dengan hal –
hal yangterjadi di sekitar kita
4. Bentuk dan pola sosialisasi
a. Bentuk – bentuk sosialisasi
Sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan
lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia. Bentuk sosialisasi di bedakan
menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama
yang dilakukan olehh seluruh individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses
idenifikasi dan padamassa inilah dunia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir
ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk dantertanamdalam
kesadaranindividu. Pada titik ini ia merupakan anggota efektif masyarakat. Yang kedua adalah
proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sector batu
dari dunis objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan makan akan
menimbulkandampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan sangatt sederhana.
b. Pola sosialisasi
Pada dasarmya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola repsesi (kekerasan/hukuman) dan pola
partisipasi. Sosialisasi, menggunakan pola resepsi menekankan pada penggunaan hujuman atau
kekerasan apabila terdapat dan melakukan kesalahan. Adapun ciri – ciri lain dalam penggunaan
proses resepsi yaitu penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang
tua, penekanan terhaap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap
orang tua dankeinginan otang tua lain – lain sosialisasi scara partisipasi merupakkan pola yang
didalamnya anak diberi imbalan ketika ia berlaku baik, hukuman dan imbalan berupa symbol,
anak diberi kebebasan, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan
dianggap sangat penting dan lain sebagainya.
C. Mayrakat Dan Komuikasi
Dalam kehiduppan sebagai makhluk individu dan sosial ,manusia selalu berhubungan dan
tidak dapat lepas, manusia selalu berhubungan dan tidak dapat lepas dengan masyarakat dan
komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaany, padahal
pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbadaan mendasar anatara
kedua konsep tersebutt, dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan
beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut.
1. Masyarakat
Krech, Crutchfield, dan Ballachey mengggemukakan devinisi masyarakat sebagai “a
society is that it is an organized collectivity of interacting peoplewhose actives become
centered arounda set of common goals,and who tend to share common beliefs, attitudes, and of
action.” Dari devinisi tersebut dapat di Tarik kesimpulan unsur – insur yang ada dalam
masyarakat adalah kolektivitas interaksi mannusia yang terorganisasi, kegiatnnya yang terarah
pada sejumlah tujuan yang sama, memiliki kecenderungan untuk memilikikeyakinan, siikap, dan
bentuk tindakanyang sama. Dalam hal ini , interaksi dan tidakan itu tentu saja interaksi serta
tindakan sosial.
Menurut konsep di atas,karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekolompok
manusia yang menunjukan perhatian bersama sacara mendasar, pemeliharaan kekekalan
bersama, perwakilan manusia menurut sejenisnya yang berhubungan satusama lain scara
berkesinambungan. Dengan semikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak
terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan scara berkesinambungan dalam waktu yang
relatifcukup lama. Dari beberapa devinisi di atas dapat di simpulkan bahawamasyarakat
merupakan kelompok atau kolektivitas, manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal,
berlandasan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan scara berkesinambungan
dalam waktu yang relative lama yang menempati kawasan tertentu.
2. Masyarakat setempat/komunitas
Masyarakat setempat atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat
dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaan yang kuat dan terkait tempat. Adapun
menurut Prof.Dr Soerjono Soekanto istilah communitydapat diterjemahkansebagai masyarakat
setemapat, istilah ini menunujuakan pada warga - warga sebuah desa, sebuah kota, susku atau
suatu bangsa. Apabila anggota – anggota suatu kelompok hidup bersama sedemikian rupa
sehingga mereka mersakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan –
kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat, intinya
mereka menjalin hubungan sosial. Dari uaraian diatas dapatdisimpulkan bahwa masyarakat
setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang di tandai oleh suatu wilayah kehidupan
sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu, jadi dasar-dasardari
masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan
sosial tertentu yang merupakan persaan saling ketergantungan. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan asyarakat setempat/komunitas. Devinisi
msayarakat sifatnya lebihumum dan lebih luas, sedangkandevinisi masyarakat setempat lebih
terbatas dan juga dibattasi oleh area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktifitas
hubungannya dan persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies menggemukakan pembagian
masyarakat gamaincahaft dan gaselshaft. Masyarakat gamain chaft atau disebut juga paguyuban
adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangatterikat scara emosional dengan yang
lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan masyarakat
gaselshaft atau patembayan ikatan – ikatan dianatara anggota – anggotanya kurang kuat dan
bersifatrasional, biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat perkotaan.
D. Dilema antara kepentigan individu dan kepentingan sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua
kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga,kelompok atau
golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam manusia, kedua
lepentingan itu satu sama lain tidak dapat di pisahkan. Apabaila salah satu kepentingan tersebut
hilanng dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu
kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah
kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilemma
manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini
memunculkkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideology yang
dipegang oleh sesuatu kelompok masyarakat. Adapun ariska mengemukakan dua pandangan
yaitu pandangan individualism dan pandangan sosialiseme. Untuk mengetahui lebih lanjut,
berikut kami sajikanuraian berikut :
1. Pandangan individualism
Individualism berpangkalan dari konsep bahwa. Manusia pada hakikiatnya adalah manusia
Makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualism berpendapatan bahawa
kepentingan idivulah yang harus diutamakan. Menjadi sentral individualism adalah kebebasan
seoranga individu untuk merelasisasikan dirinya. Paham individualism meghasilkkan ideology
liberalism. Pahamini bissa disebut juga ideology individualism liberal.
Paham individualism liberal muncul di eropa arat (bersama paham sosialisme) pada abadke
18-19 yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill , Thomas Hobben, Jhon Locke,
Rousseau, dan Montesquieu,beberapa prinsip yang dikembbangkan ideology liberalism adalah
sebagai berikut.
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, mementingkan diri sendiri atau kepentingan
individu yangbersangkutan.
b. B. pemberiankebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencaapai kepentingan
masing – masing. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan
peraingam dam dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalism , kebebasan
anatar individu. Menurut pahamliberalisme, kebebasan anatar individu tersebut bisa diatur
melalui penerapan hokum. Jadi, Negara yangmenjamin keadilan dan kepastian hokum mutlak di
perlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertinya penyelengaraan
hidup bersama.
2. Pandangan sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu sebagai hak dasar hilang. Hak – hak individu timbul karena keanggotaanya
dalam suatu komunitas atau kelompok .
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hakmilik dan alat – alat produksi .
sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat scara keseluruhan terurama yang
tersisish olehsystem lieralisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih
hal tersebut sosialisme berpandangan bahwa hak – hak individu harus di letakkan dalam
kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunikasi) cara untukmeraih hal itu adalah dengan menghilanngkan hak
pemilikandan penguasaan alat – alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunikisme
dipelopori oleh karl marx (1818-1883).

Paham individualism liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikiat manusia. Dalam memandang hakikat manusia. Dalam declaration of independent
amerika serikat 1776, orientasinyya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki karkatb dan martabat yang
luhur, sedangkan dalam menifesto komunisme karl marx dan angels. Orientasinya sangat
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata.menurut paham ini manusia
sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan Negara.

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing – masing individualism liberal
dapat menimbulkan ketidak adilan,berbagi bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialism, dan
koloniallisme, liberalism munngkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetap tidak dalam
lapangan ekonomi dan sosial, sosialisme dalam bentuk yang ekstrim tidak mennghargai manusia
sebagi pribadi sehingga bbisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam Negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.

Negara Indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki


sifat pribadi sekaligus sosial scara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang scara hakikat bahwa kedudukan manusia
sebagai makhluk individu sekalgus makhluk sosial. Bangsa Indonesia memiliki prinsip
penempatan kepentingan bersama diataskepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan
bersama tidak dengan mengorbankan hak – hak dasar setiap warga Negara.
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan
rohani, seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam
dirinya.
2. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang
lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial,
yaitu suatu prosesdimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan masyarakat –
masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebihh terbatas dan
juga dibatasi oleh kawasan tertentu namun ditinjau dari akktivitas hubunganya dan persatuannya
lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
4. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial selalu di hadapkan oleh dua kepentingan yaitu
kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat
ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualism dan
pandangan sosialismetebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah
pilihan
4.3 DAFTAR PUSTAKA
Effendi,R. dan Setiadi, E.M 2010.pendidikan lingkungan,sosial,budaya dan
teknologi.Bandung;UPI Press

Anda mungkin juga menyukai