Anda di halaman 1dari 13

makalah kelompok I

MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK INDIVIDU


DAN MAHKLUK SOSIAL

Di susun oleh:

1. Aditia Setiawan (2102001)


2. Fikri Kurniawan (2102014)
3. Raihan Aditya Saputra (2102017)
4. Rani Wilda Sandella (2102040)

diii teknik elektromedik


politeknik kesehatan siteba padang
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat karunianya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuh nya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk ke depannya kami berharap dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Padang, …….. Juni 2022

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..….1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………….....1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………1
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………...…1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…..2
2.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu…………………………………………...…...2
2.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial…………………………………………………...3
2.3. Habibat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial………………………….3
2.4. Interaksi Sosial……………………………………………………………………….4
2.3.1. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial……………………………………………………4
2.4. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial………………….5
2.4.1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu……………………………5
2.4.2. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial……………………………….6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seseorang tidak mengandalkan dirinya sendiri dalam hidupnya. Setiap tindakan yang akan
dilakukan seseorang, harus berhubungan dan membutuhkan orang lain. Selain disebut sebagai
makhluk individual, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.Sifat manusia adalah sosial,
dan manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya.

Manusia tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari sendirian, tetapi manusia
membutuhkan tenaga orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kita tidak dapat
melakukan apapun sendiri karena ada orang lain di sekitar kita yang benar-benar berhubungan
dengan kita. Kita sering melihat dan mengalami betapa sulitnya hidup tanpa ditemani orang lain.
Ini kemudian menyebabkan gangguan emosional dan psikologis. Karenanya betapa pentingnya
peran orang lain di sekitar kita bagi tubuh, pikiran, dan pikiran kita.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manusia sebagai makhluk individu


2. Apa pengertian manusia sebagai makhluk sosial
3. Apa itu interaksi sosial
4. Bentuk-bentuk interaksi sosial

1.3. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian makhluk individu


2. Mahasiswa dapat memahami pengertian manusia sebagai makhluk sosial
3. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Dalam bahasa Latin, individu berasal dari kata individualum, artinya tidak membagi. Dalam
bahasa Inggris, individual berasal dari In dan Divide, dimana In mengandung arti tidak, dan
Divide berarti terpisah. Jadi individu artinya tidak terbagi-bagi, atau keseluruhan. Namun
demikian, individu bukan berarti pribadi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
melainkan sebagai entitas yang terbatas, yaitu sebagai individu (Setiadi et al., 2008).

Individu adalah orang dengan kesatuan terbatas, yaitu orang yang unik sebagai "individu"
atau "satu orang". Setiap orang memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, dan tidak ada
orang yang sama persis. Di antara banyaknya manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri. Sekalipun orang tersebut kembar, mereka tidak memiliki karakteristik fisik
dan psikologis yang sama persis. Tidak ada satu pun anggota tubuh yang persis sama, meskipun
semuanya kembar (Setiadi dkk, 2008).

Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda. Baik ciri fisik maupun psikis. Tidak
mungkin satu orang memiliki karakteristik yang sama persis dengan orang lain. Bahkan kembar
identik pun pasti memiliki karakteristik yang berbeda, seperti sidik jari. Keunikan dan
karakteristik masing-masing individulah yang dijadikan sebagai faktor pembeda satu individu
dengan individu lainnya.

Meskipun peralatan fisik orang biasa sama, jika kita memperhatikan hal-hal yang lebih baik,
tetap akan ada perbedaan. Perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, sifat, dll. Kita dapat
membedakan satu orang dengan orang lain berdasarkan perbedaan yang ada baik secara fisik
maupun psikis. Begitu pula dalam kumpulan atau kerumunan ribuan atau jutaan orang, kita
masih bisa mengenali orang yang sudah kita kenal karena mereka memiliki ciri fisik yang sudah
kita kenal. Seperti di pasar yang ramai atau di lapangan tempat ribuan orang berkumpul, kita
akan bisa mengenali orang yang kita kenal, hewan sejenis (Suratman et al., 2013).

1
Ciri-ciri seseorang tidak hanya dapat dilihat dari penampilannya saja, tetapi juga dari sifat
dan karakternya. Dari segi fisik dapat dibedakan menjadi orang gemuk, orang kurus, tinggi dan
kurus, pendek, tajam, tidak tajam, juling, mata bulat, kulit putih, kulit gelap atau kulit sawo
matang. Pada hakikatnya manusia dapat dibedakan menjadi sabar, pendiam, banyak bicara,
sombong, malas, rajin dan lain sebagainya.

2.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Dimulai sejak lahir .Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu
hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu :
1. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi
sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan
manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.

2
2. Harga diri rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan
maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain kondisi tersebut
dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral
untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi Social. Orang yangterisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham
atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

2.3. Habibat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk
individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia.
Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil
melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk
hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.Manusia juga sebagai
mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai
dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan
llingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling
membutuhkan satu sama yang lain bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai
makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya.

3
2.4. Interaksi Sosial

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses
di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan
tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas
dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang
bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling
berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-
bentuk dari interaksi sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:


1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti
di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain,
yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya,
dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu
mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau
sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

2.3.1. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.

Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
dan pertentangan (conflict). 
1. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok
lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:

 Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih  Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

4
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta
untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

 Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
 Akomodasi (accomodation).Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya
 Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan.
 Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing
mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang
ada.
 Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan
tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
 Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam
persoalan yang ada.
 Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih,
bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
 Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
berkepentinganmempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam
melakukan pertentangan.
 Toleransi
 Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.
 Displesment, mengakhiri pertentangan dengan mengalihkan perhatian
 Konversi.
2. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang
bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian
atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.

5
3. Pertentangan (Conflict)

Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang
berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau
kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan
rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentangan politik.

2.4. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


2.4.1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau
kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara
segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di
antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan
persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi
dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan
merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens
memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal
tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti,
karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu
mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu
puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam
menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan
seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika
disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan
segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan
ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.

6
2.4.2. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial.

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki


keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu
kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun
negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi
harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini
dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak
mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat
diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan
kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam
arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap
anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Di sisi manapun sebagai
makhluk sosial dan makhluk individu, akan ada pengaruh positif maupunn egatifnya. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat melakukan segala aktivitasnya seorang diri. manusia
butuh manusia lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Sebagai anggota masyarakat, manusia akan berkaitan dengan orang lain.manusia hidup
bersama orang lain. itu berarti manusia tidak dapat melakukan tindakan sesuka hatinya karena
ada orang lain yang menilai perilaku seorang manusia. Baik buruknya perilaku manusia
ditentukan juga dari faktor lingkungansosialnya, terutama lingkungan keluarganya. Karena
keluarga merupakan dasarseorang anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah wadah
pertama yang menanamkan nilai moral seorang anak. Maka sikap dan perilaku seorang anak
adalah cerminan dari bagaimana anak tersebut dibesarkan dalam suatu wadah keluarga untuk
kelangsungan hidupnya di lingkungan masyarakat.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar dalam semua pembaca dapat menjadikan
makalah ini sebagai acuan untuk penambahan wawasan ilmu di bidangnya. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan adanya pengembangan atas pembuatan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8768977/
Makalah_ISBD_Manusia_sebagai_Makhluk_Individu_dan_Makhluk_Sosial_
http://reyhansyah23.blogspot.com/2015/10/makalah-manusia-sebagai-makhluk.html
https://www.scribd.com/doc/244635150/Makalah-Manusia-Sebagai-Makhluk-Individu-Dan-
Makhluk-Sosial

Anda mungkin juga menyukai