Anda di halaman 1dari 28

JURUSAN TEKNIK LAPORAN PRAKTEK KERJA

LAPANGAN MAHASISWA DIPLOMA III


DI PUSKESMAS BELIMBING

AUTOCLAVE
PADA PUSKESMAS

OLEH :

RAIHAN ADITYA SYAHPUTRA


NIM :2102039

ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disetujui

Tanggal 27 Juli 2022

Oleh :

Pembimbing Lapangan Kepala Puskesmas

MAS AYULIS, A.Md.RMIK Dr. VERSIANA

Dosen Pembimbing Ketua Program Jurusan Teknik Elektromedik

H. PAISOL, S.T AYU HENDRA, S.Pd. M. Pd. T

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Belimbing sebagai salah satu
persyaratan kelulusan tugas mata kuliah Peralatan Elektromedik Dasar di
POLTEKES SITEBA PADANG.
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak Puskesmas Belimbing yang telah
memberikan izin untuk melakukan kegiatan PKL dan kepada dosen pembimbing
Bapak H. Paisol, S.T yang telah memberikan dukungan kepada saya mahasiswa
Teknik Elektromedik.
Pada Kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr. Versiana selaku Kepala Puskesmas Belimbing, dan juga lbu Dr.
Versiana selaku Pembimbing PKL di Puskesmas Belimbing yang membantu kami
dalam penulisan laporan ini.
Susunan laporan PKL ini dibuat dengan sebaik-baiknya namun tentu
masih banyak kekurangan. Oleh Karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis harapkan.

Padang, Juli 2022

Hormat Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTA...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................9
1.1. Latar Belakang.................................................................................9

1.2. Tujuan.............................................................................................10

1.2.1. Tujuan Umum.................................................................................10

1.2.2. Tujuan Khusus................................................................................10

1.3. Manfaat..........................................................................................11

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................11

BAB II GAMBARAN UMUM..........................................................................12


2.1. Sejarah Instansi Tempat PKL.........................................................12

2.1.1. Sejarah Puskesmas Belimbing.......................................................12

2.1.2. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas.........................................12

2.1.2.1. Geografi.............................................................................12

2.1.2.2. Demografi..........................................................................13

2.1.2.3. Sarana Kesehatan dan Pendidikan.....................................14

2.2. Aktivitas yang dilakukan selama PKL..........................................15

2.3. Masalah yang di hadapi selama PKL............................................15

iv
2.4. Struktur Instansi Tempat PKL........................................................16

2.5. Visi, Misi Dan Moto Pelayanan Puskesmas...................................17

2.5.1. Visi Puskesmas..............................................................................17

2.5.2. Misi Puskesmas.............................................................................17

2.5.3. Moto Pelayan Puskesmas..............................................................17

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................18


3.1. Pengertian Sterilisasi.....................................................................18

3.2. Pengertian Autoklaf.......................................................................19

3.3. Bentuk Fisik dan Spesifikasi Autoklaf..........................................20

3.3.1. Bentuk Fisik Autoklaf....................................................................20

3.3.2. Spesifikasi Autoklaf.......................................................................20

3.4. Prinsip Kerja AUtoklaf...................................................................21

3.5. Jenis jenis Autoklaf.......................................................................21

3.6. Alat alat yang di Sterilisasi dengan Autoklaf................................22

3.7. Cara penggunaan Autoklaf............................................................23

3.8. Cara Perawatan Autoklaf...............................................................24

3.9. Wiring Diagram Autoklaf..............................................................25

BAB IV PENUTUP............................................................................................26
4.1. Kesimpulan............................................................................................26
4.2. Saran......................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................A-1

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing..................13

Tabel 2.2 Jumlah RT/RW di Kecamatan Belimbing..............................................14

Tabel 2.3 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing..................14

Tabel 2.4 Sarana Pendidikan..................................................................................15

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah Puskesmas Belimbing..................................................13


Gambar 3.2 Bentuk Fisik.......................................................................................20
Gambar 3.3 Wiring Diagram Autoklaf..................................................................25

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bentuk Fisik Autoklaf......................................................................A-1

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi didefinisikan sebagai proses mematikan atau membunuh semua


spora bakteri dan semua mikroorganisme yang hidup. Panas merupakan salah satu
metode yang paling diandalkan dalam sterilisasi. Panas bertindak dengan efek
oksidatif serta denaturasi dan koagulasi protein . Salah satu alat sterilisator yang
menggunakan metode panas bertekanan adalah autoclave.
Autoclave adalah suatu alat pemanas yang tertutup dan digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoclave
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
microorganisme. Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan
pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada
tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam
waktu 30 menit, untuk mengetahui seberapa presisi suhu didalam autoclave ketika
dilakukannya sterilisasi, maka diperlukannya alat yang bernama data logger
autoclave.
Pada saat dalam proses sterilisasi, data logger memberikan informasi
mengenai data suhu di dalam autoclave pada saat proses sterilisasi berlangsung.
Berdasarkan data suhu yang terbaca dan tersimpan pada data logger, akan
diketahui ketepatan suhu pada autoclave. Apabila suhu yang terbaca oleh data
logger tidak sesuai dengan standar suhu untuk sterilisasi, maka proses sterilisasi
pada autoclave tersebut tidak tercapai. Jika proses sterilisasi pada autoclave tidak
tercapai maka akan mengakibatkan tertinggalnya bakteri pada alat-alat atau benda
sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi kepada pengguna alat maupun
10

pasien. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dwinta Mussetyarsih (2014)
yang telah membuat “Data Logger Autoclave”, Pada penelitian sebelumnya
sensor yang digunakan adalah LM35 dimana kekurangannya adalah akan sulitnya
membuat chasing untuk sensor tersebut dikarenakan untuk ketahanan panas yang
tinggi sensor LM35 rendah. Dari latar belakang tersebut penulis bertujuan
merancang suatu alat yang berjudul “Data Logger Autoclave”.[1]

1.2 Tujuan
Tujuan kurikulum Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat dijabarkan
menjadi tujuan umum dan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan adalah merupakan realisasi dari
tujuan pendidikan, sehingga mahasiswa:
a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan,
pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan
Elektromedik dan sarana kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah:
a. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik.
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat
Elektromedik.
c. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
d. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik.
e. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja
f. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan kerja /
masyarakat.
11

1.3 Manfaat
1. Menjadi sarana bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama perkuliahan
2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya
antara teoridan praktek
3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam
memasukilapangan kerja bidang ELEKTROMEDIK

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Puskesmas Belimbing selama 14
hari tanggal 11-23 juli 2022.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Instansi Tempat PKL

2.1.1. Sejarah Puskesmas Belimbing


Puskesmas Belimbing berada di pinggir kota Padang dengan luas
wilayah 27,21 km². jarak dari Puskesms ke Kantor Camat Kuranji ± 2,6 km
dengan waktu tempuh ± 10 menit. Sedangkan jarak ke Kantor Dinas
Kesehatan Kota Padang ± 3,9 km dengan waktu tempuh ± 15 menit.Wilayah
kerja terdiri dari 3 kelurahan.
Puskesmas Belimbing di bangun pada tahun 1981. Puskesmas
Belimbing semenjak berdiri sampai sekarang sudah dipimpin oleh 5 orang
pimpinan Puskesmas, antara lain:
1. dr. Juhesni
2. dr. Yaumil Akbar
3. drg. Fajriah
4. dr. Weni Fitria Nazulis
5. dr. Versiana

2.1.2. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas


2.1.2.1. Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Belimbing
dengan wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan, yaitu:
 Kelurahan Kuranji
 Kelurahan Gunung Sarik
 Kelurahan Sungai Sapih
13

Gambar 2.1 Peta Wilayah Puskesmas Belimbing

Luas wilayah kerja ± 27,21 km² dengan batas wilayah adalah sebagai berikut
:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah

- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo

-
2.1.2.2. Demografi

Tabel 2. 1
Jumlah Penduduk di Wikayah Kerja Belimbing Belimbing Tahun 2020

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Kuranji 18.533 16..535 35.068
2 Gunung Sarik 8.101 8472 16.573
3 Sungai Sapih 5.965 7.541 13.506
Jumlah 32.599 32.548 65.147
14

Tabel 2.2
Jumlah RT dan RW di Kecamatan Belimbing Tahun 2020
No Kelurahan RT RW
1 Kuranji 86 18

2 Gunung Sarik 55 13

3 Sungai Sapih 28 6

Jumlah 169 37

2.1.2.3. Sarana Kesehatan dan Pendidikan

Tabel 2. 3
Sarana kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2020

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Puskesmas 1
2 Ambulance Puskesmas 1
3 Sepeda Motor Puskesmas 3
4 Dokter Praktek Pribadi 9
5 Klinik Swasta 3
6 Bidan Swasta 15
7 Posyandu Balita 37
8 Posyandu Lansia 7
9 Poskeskel 3
10 Pustu 1
11 Apotik/ Toko Obat 12
15

Tabel 2.4
Sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Belimbing
Tahun 2022

No Sarana pendidikan Jumlah


1 PAUD/TK 39
2 SD/SLB 28
3 SMP/SMPLB 8

4 SMA/SMK 8

2.2 Aktivitas yang dilakukan selama Praktik

1.Pengenalan lingkungan puskesmas


2.Pengenalan sistem jaringan puskesmas
3.Pengenalan tentang prinsip –prinsip sistemjaringan instalasi medik yang
meliputi perancanaan sistim jaringan sesuai alat yang di pasang
4.Pengenalan alat alat elektromedik yang ada di IGD dan ruang gigi (DENTAL)
5.Prinsip kerja alat-alat ELEKTROMEDIK dasar perawatan dan perbaikan
(tensimeter digital, lampu sorot)
6.Pembuatan tata laporan praktikum yang benar

2.3.masalah yang di hadapi selama praktik

1.Kesulitan dalam menentukan permasalahan yang terjadi pada alat elektromedik


dasar
2.Belum mengenal cara kerja alat sepenuhnya
3.Belum mampu melakuakan pada alat elektromedik tahap lanjut seperti
kerusakan pada dental
16

2.4 Struktur Instansi


STRUKTUR PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2022

Kepala Puskesmas
` Dr. Versiana

KepalaTata Usaha
Siti Dewi Kasih, SKM

Penanggung Jawab PenanggungJawab Jaringan


PenanggungJawab UKM Essensial dan PenanggungJawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium PenanggungJawab
pelayanan puskesmas dan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat UKM Pengembangan Dr. Dear Flowery D Bangunan, Prasarana
Yosi Sepriani, AMG Drg. Masrida Jejaringan puskesmas
dan Peralatan
Kasniyenti, A.Md.Keb
Puskesmas
Mas Ayulis, A.Md.RMIK

a. Koordinator Pelayanan UKS a. Koordinator pelayanan pemeriksaan 1. PustuTaruko Indah Permai : Dewi Arfanita, A.Md.Keb
a. Koordinator pelayanan Promosi Kesehatan : Drg. Masrida RE umum : Erlinda Afrina, A.Md. Kep
Risa fadilah, A.Md.Kep 2. Poskeskel TUI : Lina Ariani
b. Koordinator pelayanan kesehatan gigi b. Koordinator pelayanan kesehatan gigi dan
b. Koordinator pelayanan kesehatan lingkungan : Kesehatan Gigi Masyarakat mulut: drg.Masrida RE 3. Poskeskel Kp. Tangah : Syofia Nilsia, A.Md.Keb
Fedrianti, S. SiT Drg. Miza Sulasmi c. Koordinator Pelayanan Kesehatan keluarga 4. Poskeskel Sei Sapih : Eni Afriati, A.Md.Keb
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga yang c. Koordinator pelayanan kesehatan
bersifat UKM tradisional komplementer - KIA Ibu : Vanda Lubis, A.Md.Keb
KIA Ibu :Vanda Lubis, A.Md.Keb Zurmayeti,A.Md.Kep - KIA Anak : Kasniyenti, A.Md.Keb
KIA Anak : Kasniyenti, A.Md.Keb d. Koordinator pelayanan kesehatan kerja - KB : Yuni Kartika Dewi, AMd.Keb
KB :Yuni Kartika Dewi, A.Md.Keb dan olahraga d. Koordinator pelayanan Gawat Darurat
d. Koordinator pelayanan gizi yang bersifat UKM : Silvia Rina,A.Md.KL : dr. Dear Flowery D
Yosi Sepriani, AMG e. Koordinator pelayanan Kesehatan Jiwa e. Koordinator pelayanan gizi yang bersifat
e. Koordinator pelayanan pencegahan dan Mike Vefriyesi,A.Md.Kep UKP: Elyunetri, AMG
Pengendalian Penyakit : dr. Dear Flowery D f. Koordinator pelayanan kesehatan lansia: f. Koordinator pelayanan Kefarmasian
 PJ.Surveilans :Risa Fadillah, Suri Fadhilah,AMd.Kep : Yenny, Apt,M.Farm
A.Md.Kep g. Koordinator pelayanan kesehatan indra g. Koordinator Pelayanan Laboratorium
 PJ.TB Paru, Kusta : Nuryetti, A.Md.Kep Ns.Oka Yelvia, S.Kep
h. Koordinator pelayanan kesehatan gigi : Emna Wiyarti,S.ST
 PJ. HIV : dr. Dear
Flowery Kesehatan Gigi Sekolah : Maiyarlis,
 PJ.Imunisasi : Maifa A.Md.KG
Suriati, S.Tr.Keb
 PJ.Filariasis :
Zurmayeti,A.Md.Kep
 PJ.Malaria, PIS-PK : dr. Rahmy Dyanovani
 PJ.Diare, ISPA : Erlinda
Afrina, A.Md.Kep
 PJ.DBD :Nuryetti,
S.SiT.
17

2.5. Visi, Misi dan Motto Pelayanan Puskesmas

2.5.1. Visi Puskesmas Belimbing


Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan di Kecamatan
Kuranji adalah “Mewujudkan Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Belimbing 2021 ”
2.5.2. Misi Puskesmas Belimbing
Untuk mewujudkan visi Puskesmas Belimbing ditetapkan misi
pembangunan kesehatan di Kecamatan Kuranji sebagai berikut :
 Mewujudkan prilaku hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan di era
new normal di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Belimbing
 Memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, Mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan
2.5.3. Motto Pelayanan Puskesmas Belimbing

“Kesehatan anda tujuan kami, kepuasan anda harapan kamii”


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Pengertian Sterilisasi

Menurut Patterson (1932), sterilisasi adalah suatu proses dimana terjadi


keadaan bebas dari mikroorganisme. Menurut G.F. Reddish, sterilisasi adalah
suatu proses , fisik atau kimia yang dapat mematikan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme termasuk juga bakteri, fungi, spirichaeta, virus juga spora.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik
bentuk vegetatif maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidangbidang lain pun
sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi
panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad
renik yang dapat berkembang biak. Dalam sterilisasi harus dapat membunuh jasad
renik yang paling tahan panas seperti spora bakteri. Selain itu Sterilisasi adalah
proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Ada juga
yang menyebutkan Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi secara umum mengacu
pada setiap proses yang efektif untuk membunuh atau menghilangkan dari semua
organismenhidup. Untuk melakukan sterilisasi tentunya diperlukan alat
pensterilan, dimana alat yang biasa digunakan yaitu autoklaf yang biasa disebut
dengan sterilisasi basah.
19

3.2 Pengertian Autoklaf

Autoklaf merupakan suatu proses mebunuh semua bentuk kehidupan


mikroorganisme dengan menggunakan uap air disertai tekanan yang dilakukan
dalam alat yang disebut autoklaf.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Autoklaf juga disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang diguanakan perlu
disterilisasi agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebabkan
kontaminasi. Sebelum digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk
membuktikan bahwa otoklaf berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan
material yang steril. Tekanan yang digunakan adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm
dangan suhu 121 °C (250 F) dalam waktu 15 menit.Jadi tekanan yang bekerja
pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang
disterilisasi tebal atau cukup banyak, transfer panas pada bagian autoklaf akan
melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu total.
Keuntungan :
 Dapat digunakan untuk alat dari logam , kain, gelas dan karet.
 Alat-alat yang tergolong kritis dapat dibungkus.
 Mikroorganisme dapat dibasmi 100% steril.
 Kerusakan alat sedikit.

Kerugian :
 Kadang pada pembungkus tersisa uap air.
 Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan minyak atau bubuk.
 Harga mahal.
20

3.3. Bentuk Fisik dan Spesifikasi Autoklaf

3.3.1. Bentuk Fisik Autoklaf

Gambar 3.2 Bentuk Fisik Autoklaf

3.3.2. Spesifikasi Autoklaf

 Ukuran Chamber : Diameter 230 mm X (Panjang) 390 mm

 Kapasitas : Sekitar 16 Liter

 Dimensi Keseluruhan : 500 x 400 x 530 (mm)

 Daya Listrik : 220-240V / 1.5 KW (Max) / 6.5 A

 Konsumsi Daya : 110V/1.1 KW (Maks) 10A

 Menggunakan Tekanan dan Suhu

 Temperatur desain : 140℃

 Perangkat Keselamatan : Saklar Cut-Off Panas (Air Rendah)

 Nilai Keselamatan Dan Katup Pelepasan

- Katup Pembuangan Darurat

- Pemegang Keamanan Pintu

- Sakelar Kontrol Tekanan


21

 Persetujuan Keamanan : CE-EM LVD Disetujui CE-MDD


Disetujui

3.4 Prinsip Kerja Autoklaf

Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang


dihasilkan oleh api. Autoklaf dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500˚C. Bila
sterilisasi efektif dilakukan pada lamanya waktu, misalnya pada media nutrisi
yang volumenya 25-50 ml disterilisasikan di autoklaf dengan suhu 121˚C selama
15-20 menit pada tekanan 1.5kg/cm2.

Autoklaf ditujukan untuk membunuh sel resisten (endospora) yang


diproduksi oleh bakteri. Endospora adalah sel yang tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Endospora dapat dibunuh
pada suhu 121°C, dengan waktu 4-5 menit. Pada suhu 65 °C sel vegetatif bakteri
dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik.

Ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C, perhitunga waktu


sterilisasin autoklaf dimulai. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,
transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek
bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan
diautoklaf dibutuhkan perpanjangan waktu, dibutuhkan waktu yang lama untuk
volume yang besar sengga mencapai suhu sterilisasi.

3.5 Jenis - Jenis Autoklaf

Autoklaf tertdapat tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan


bagaimana udara dihilangkan dari autoklaf selama proses sterilisasi.

1. Gravity Displacement Autoclave

Di dalam ruang autoklaf terdapat udara yang dipindahkan hanya


berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap
dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya
22

dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara
tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan
udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf,
selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja
dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10- 30 menit.

2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang


mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjan autoklaf ini
dimulai dengan pengeluaran udara. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, 5 kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4
menit.

3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang


menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan
rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini tergantung pada
benda yang disterilisasi.

3.6 Alat - alat yang di sterilisasi dengan autoklaf

Alat - alat yang di sterilkan dengan autoklaf antara lain :

- Logam : Kaca mulut, sonde, pincet, excavator, jarum dll

- Kain : Tampon, cotton pellet, cotton roll, dll

- Kaca : deppen glass, glass plate, mortar, stamper dll


23

Alat-alat yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam bejana autoclave


dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kertas payung atau untuk botol
kultur, Erlenmeyer bagian mulutnya ditutup dengan menggunakan aluminium foil.

3.7 Cara Penggunaan Autoklaf

Cara penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di


Laboratorium, untuk mensterilkan alat adalah sebagai berikut :
1. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami
bagianbagian yang ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
2. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan
dengan rapi, dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk pergerakan
uap air dan udara.
3. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
4. tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.
5. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup
sudah terpasang.
6. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar
tutup autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
7. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf
keluar.
8. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas.
9. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya), diatur
timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu optimal dimana
mikroba akan terdenaturasi).
10. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan
terdengar bunyi desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.
11. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan
15 Psi atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur
sumber panas.
24

12. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai
nol. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
13. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup
pengaman dibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air
yang masih ada dalam autoklaf.
14. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian
tutup autoklaf diputar kemudian diangkat.
15. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan
bahan yang telah diserilkan, kemudian didinginkan.

3.8 Cara Perawatan Autoklaf

Cara perawatan autoklaf adalah sebagai berikut:


1. Gunakan autoklaf sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kerusakan.
2. Apabila autoklaf telah selesai digunakan, colokanya dicabut dari tempat colok,
untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
3. Air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras
bagian dalamnya menggunakan lap kering, jika selesai digunakan.
4. Pastikan dibagian dalam autoklaf benar-benar bersih, jika masih belum bersih,
masukan lagi air kedalam autoklah dan dikuras lagi denga lab, lakukan kegiatan
ini berulang-ulang sampai bagian dalam autoklaf tersebut benar-benar bersih.
5. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
25

3.9 Wiring Diagram Autoklaf

Gambar 3.3 Wiring Diagram Autoklaf


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Autoklaf merupakan suatu proses
mebunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme dengan menggunakan uap air
disertai tekanan yang dilakukan dalam alat yang disebut autoklaf.
Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang
dihasilkan oleh api. Autoklaf ditujukan untuk membunuh sel resisten (endospora)
yang diproduksi oleh bakteri. Endospora adalah sel yang tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100
°C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal.
Autoklaf ada 3 jenis yaitu Gravity Displacement Autoclave , Prevacuum
atau High Vacuum Autoclave , dan Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave. Alat -
alat yang di sterilkan dengan autoklaf antara lain yang terbuat dari Logam , kain,
dan kaca.

4.2 Saran
Saran Semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi manusia kelak. Dan
kami juga meminta saran dari para pembaca sehingga makalah kami tidak
berhenti disini saja tapi bisa mengikuti zaman kelak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=spesifikasi+autoclave+&tbm=isch&ved=2ahUKEwjllqS9r5T5AhXj_zg
GHUdhDCIQ2-
cCegQIABAA&oq=spesifikasi+autoclave+&gs_lcp=CgNpbWcQAzIECA
AQHjIECAAQGFC4Eli4EmDhImgAcAB4AIABTIgBlwGSAQEymAEA
oAEBqgELZ3dzLXdpei1pbWfAAQE&sclient=img&ei=0rjeYuXlGuP_4-
EPx8KxkAI&bih=600&biw=1366&hl=id#imgrc=cEUcnERSdpZfHM

https://www.google.com/search?
q=latar+belakang+makalah+autoclave&oq=latar+belakang+makalah+auto
clave&aqs=chrome..69i57j33i160.17926j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8

https://www.google.com/search?
q=makalah+autoclave&oq=makalah+autoc&aqs=chrome.2.69i57j0i512l3j
0i22i30l4j0i15i22i30j0i10i15i22i30.26807j0j7&sourceid=chrome&ie=UT
F-8

https://www.researchgate.net/figure/Schematic-diagram-of-the-horizontal-
autoclave_fig4_266586745

27
LAMPIRAN

Lampiran 1 Bentuk fisik Autoklaf

A-1

Anda mungkin juga menyukai