Anda di halaman 1dari 31

JURUSAN TEKNIK LAPORAN PRAKTEK KERJA

LAPANGAN MAHASISWA DIPLOMA III


DI PUSKESMAS BELIMBING

FOTOMETER
PADA PUSKESMAS

OLEH :

RAHMAT AL HAFIZ
NIM :2102038

ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PUSKESMAS BELIMBING

(11 JULI-23 JULI 2022)

Oleh:

RAHMAT AL HAFIZ
NIM : 2102038

Menyetujujui : Instruktur :

Mengetahui :
Ketua Jurusan TEM

Aditya Wardhani ST.MT


HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disetujui


Tanggal 22 Juli 2022

Oleh :
Dosen Pembimbing

(tanda tangan)

H. Paisol, S.T

Mengetahui/Menyetujui
Politeknik Kesehatan Siteba
Jurusan Teknik Elektromedik
Ketua Program Jurusan,

(tanda tangan)

Ayu Hendra, M.Pd.T


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Belimbing sebagai salah satu
persyaratan kelulusan tugas mata kuliah Peralatan Elektromedik Dasar di
POLTEKES SITEBA PADANG.
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak Puskesmas Belimbing yang telah
memberikan izin untuk melakukan kegiatan PKL dan kepada dosen pembimbing
Bapak H. Paisol, S.T yang telah memberikan dukungan kepada saya mahasiswa
Teknik Elektromedik.
Pada Kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr. Versiana selaku Kepala Puskesmas Belimbing, dan juga lbu Dr.
Versiana selaku Pembimbing PKL di Puskesmas Belimbing yang membantu kami
dalam penulisan laporan ini.
Susunan laporan PKL ini dibuat dengan sebaik-baiknya namun tentu
masih banyak kekurangan. Oleh Karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis harapkan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1

1.2. Tujuan.................................................................................................

1.2.1.Tujuan Umum..................................................................................

1.2.2. Tujuan Khusus.................................................................................

1.3. Manfaat............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5


2.1. Suhu Tubuh Manusia.......................................................................5

2.2. Sensor LMX90614..........................................................................6

2.3. Sensor Ultrasonik............................................................................8

2.4. Motor Servo.....................................................................................9

2.5. Liquid Cristal Display...................................................................11

2.6. Modul I2C Backpack LCD............................................................11

2.7. Arduino UNO................................................................................12

2.8. Sensor Infrared Avoid Obstacle....................................................14

2.9. Relay..............................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................16


3.1. Blok Diagram................................................................................16

3.2. Diagram Mekanis Sistem..............................................................17

3.3. Diagram Alir Sistem Kerja Alat....................................................19

3.3.1. Diagram Alir Sistem Pintu Masuk............................................19


3.3.2. Diagram Alir Sistem Pintu Keluar............................................20
3.4. Alat dan Bahan..............................................................................21

3.5. Rangkaian Keseluruhan Alat.........................................................23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................25


4.1. Spesifikasi Alat......................................................................................25

4.2. Wiring Diagram.....................................................................................26

4.3. Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat...................................27

4.4. Peralatan Pengujian...............................................................................28

4.3.1. Multimeter.................................................................................28
4.3.2.Thermometer Digital..................................................................29
4.5. Pengukuran Rangkaian..........................................................................29

4.5.1. Pengukuran Tegangan LCD 16x2........................................29

4.5.2. Pengukuran Tegangan Sensor MLX90614..........................30

4.5.3. Pengukuran Tegangan Sensor Infrared Avoid Obstacle.......31

4.5.4. Pengukuran Tegangan Sensor Ultrasonic.............................32

4.5.5. Pengukuran Tegangan Motor Servo.....................................32

4.5.6. Pengukuran Tegangan Relay................................................33

4.6. Pembahasan Pengujian Suhu.................................................................34

4.6.1. Pengujian Suhu Tubuh Manusia...........................................34

4.6.2. Pengujian Suhu Solder Yang Dipanaskan.............................36


4.7. Grafik Pengukuran Suhu........................................................................38
4.8. Analisis Kinerja Alat Secara Keseluruhan............................................39

BAB V PENUTUP.............................................................................................40
5.1. Kesimpulan............................................................................................40
5.2. Saran......................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi didefinisikan sebagai proses mematikan atau membunuh semua


spora bakteri dan semua mikroorganisme yang hidup. Panas merupakan salah satu
metode yang paling diandalkan dalam sterilisasi. Panas bertindak dengan efek
oksidatif serta denaturasi dan koagulasi protein . Salah satu alat sterilisator yang
menggunakan metode panas bertekanan adalah autoclave.
Autoclave adalah suatu alat pemanas yang tertutup dan digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoclave
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
microorganisme. Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan
pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada
tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam
waktu 30 menit, untuk mengetahui seberapa presisi suhu didalam autoclave ketika
dilakukannya sterilisasi, maka diperlukannya alat yang bernama data logger
autoclave.
Pada saat dalam proses sterilisasi, data logger memberikan informasi
mengenai data suhu di dalam autoclave pada saat proses sterilisasi berlangsung.
Berdasarkan data suhu yang terbaca dan tersimpan pada data logger, akan
diketahui ketepatan suhu pada autoclave. Apabila suhu yang terbaca oleh data
logger tidak sesuai dengan standar suhu untuk sterilisasi, maka proses sterilisasi
pada autoclave tersebut tidak tercapai . Jika proses sterilisasi pada autoclave tidak
tercapai maka akan mengakibatkan tertinggalnya bakteri pada alat-alat atau benda
sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi kepada pengguna alat maupun
pasien. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dwinta Mussetyarsih (2014)
yang telah membuat “Data Logger Autoclave”, Pada penelitian sebelumnya
sensor yang digunakan adalah LM35 dimana kekurangannya adalah akan sulitnya
membuat chasing untuk sensor tersebut dikarenakan untuk ketahanan panas yang
tinggi sensor LM35 rendah. Dari latar belakang tersebut penulis bertujuan
merancang suatu alat yang berjudul “Data Logger Autoclave”.[1]

1.2 Tujuan
Tujuan kurikulum Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat dijabarkan
menjadi tujuan umum dan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan adalah merupakan realisasi dari
tujuan pendidikan, sehingga mahasiswa :
a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan,
pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan
Elektromedik dan sarana kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah:
a. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik.
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat
Elektromedik.
c. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
d. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik.
e. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja
f. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan kerja /
masyarakat.
1.3 Manfaat
1. Menjadi sarana bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama perkuliahan
2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya
antara teoridan praktek
3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam
memasukilapangan kerja bidang ELEKTROMEDIK

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Puskesmas Belimbing selama 14
hari tanggal 11-23 juli 2022.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Instansi Tempat PKL

A. Sejarah Puskesmas Belimbing


Puskesmas Belimbing berada di pinggir kota Padang dengan luas
wilayah 27,21 km². jarak dari Puskesms ke Kantor Camat Kuranji ± 2,6 km
dengan waktu tempuh ± 10 menit. Sedangkan jarak ke Kantor Dinas
Kesehatan Kota Padang ± 3,9 km dengan waktu tempuh ± 15 menit.Wilayah
kerja terdiri dari 3 kelurahan.
Puskesmas Belimbing di bangun pada tahun 1981. Puskesmas
Belimbing semenjak berdiri sampai sekarang sudah dipimpin oleh 5 orang
pimpinan Puskesmas, antara lain:
1. dr. Juhesni
2. dr. Yaumil Akbar
3. drg. Fajriah
4. dr. Weni Fitria Nazulis
5. dr. Versiana

B. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas


1. Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Belimbing
dengan wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan, yaitu:
 Kelurahan Kuranji
 Kelurahan Gunung Sarik
 Kelurahan Sungai Sapih
Gambar 2.1

Luas wilayah kerja ± 27,21 km² dengan batas wilayah adalah sebagai berikut
:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah
- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo
 Demografi

Tabel 2. 1
Jumlah Penduduk di Wikayah Kerja Belimbing Belimbing Tahun 2020

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Kuranji 18.533 16..535 35.068
2 Gunung Sarik 8.101 8472 16.573
3 Sungai Sapih 5.965 7.541 13.506
Jumlah 32.599 32.548 65.147
Tabel 2.2
Jumlah RT dan RW di Kecamatan Belimbing Tahun 2020
No Kelurahan RT RW
1 Kuranji 86 18

2 Gunung Sarik 55 13

3 Sungai Sapih 28 6

Jumlah 169 37

 Sarana Kesehatan dan Pendidikan

Tabel 2. 3
Sarana kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2020

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Puskesmas 1
2 Ambulance Puskesmas 1
3 Sepeda Motor Puskesmas 3
4 Dokter Praktek Pribadi 9
5 Klinik Swasta 3
6 Bidan Swasta 15
7 Posyandu Balita 37
8 Posyandu Lansia 7
9 Poskeskel 3
10 Pustu 1
11 Apotik/ Toko Obat 12
Tabel 2.4
Sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Belimbing
Tahun 2022

No Sarana pendidikan Jumlah


1 PAUD/TK 39
2 SD/SLB 28
3 SMP/SMPLB 8

4 SMA/SMK 8

2.2 Aktivitas yang dilakukan selama Praktik

1.Pengenalan lingkungan puskesmas


2.Pengenalan sistem jaringan puskesmas
3.Pengenalan tentang prinsip –prinsip sistemjaringan instalasi medik yang
meliputi perancanaan sistim jaringan sesuai alat yang di pasang
4.Pengenalan alat alat elektromedik yang ada di IGD dan ruang gigi (DENTAL)
5.Prinsip kerja alat-alat ELEKTROMEDIK dasar perawatan dan perbaikan
(tensimeter digital, lampu sorot)
6.Pembuatan tata laporan praktikum yang benar

2.3.masalah yang di hadapi selama praktik

1.Kesulitan dalam menentukan permasalahan yang terjadi pada alat elektromedik


dasar
2.Belum mengenal cara kerja alat sepenuhnya
3.Belum mampu melakuakan pada alat elektromedik tahap lanjut seperti
kerusakan pada dental
2.4 Struktur Instansi
STRUKTUR PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2022

Kepala Puskesmas
` Dr. Versiana

KepalaTata Usaha
Siti Dewi Kasih, SKM

Penanggung Jawab PenanggungJawab Jaringan


PenanggungJawab UKM Essensial dan PenanggungJawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium PenanggungJawab
pelayanan puskesmas dan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat UKM Pengembangan Dr. Dear Flowery D Bangunan, Prasarana
Yosi Sepriani, AMG Drg. Masrida Jejaringan puskesmas
dan Peralatan
Kasniyenti, A.Md.Keb
Puskesmas
Mas Ayulis, A.Md.RMIK

a. Koordinator Pelayanan UKS a. Koordinator pelayanan pemeriksaan 1. PustuTaruko Indah Permai : Dewi Arfanita, A.Md.Keb
a. Koordinator pelayanan Promosi Kesehatan : Drg. Masrida RE umum : Erlinda Afrina, A.Md. Kep
Risa fadilah, A.Md.Kep 2. Poskeskel TUI : Lina Ariani
b. Koordinator pelayanan kesehatan gigi b. Koordinator pelayanan kesehatan gigi dan
b. Koordinator pelayanan kesehatan lingkungan : Kesehatan Gigi Masyarakat mulut: drg.Masrida RE 3. Poskeskel Kp. Tangah : Syofia Nilsia, A.Md.Keb
Fedrianti, S. SiT Drg. Miza Sulasmi c. Koordinator Pelayanan Kesehatan keluarga 4. Poskeskel Sei Sapih : Eni Afriati, A.Md.Keb
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga yang c. Koordinator pelayanan kesehatan
bersifat UKM tradisional komplementer - KIA Ibu : Vanda Lubis, A.Md.Keb
KIA Ibu :Vanda Lubis, A.Md.Keb Zurmayeti,A.Md.Kep - KIA Anak : Kasniyenti, A.Md.Keb
KIA Anak : Kasniyenti, A.Md.Keb d. Koordinator pelayanan kesehatan kerja - KB : Yuni Kartika Dewi, AMd.Keb
KB :Yuni Kartika Dewi, A.Md.Keb dan olahraga d. Koordinator pelayanan Gawat Darurat
d. Koordinator pelayanan gizi yang bersifat UKM : Silvia Rina,A.Md.KL : dr. Dear Flowery D
Yosi Sepriani, AMG e. Koordinator pelayanan Kesehatan Jiwa e. Koordinator pelayanan gizi yang bersifat
e. Koordinator pelayanan pencegahan dan Mike Vefriyesi,A.Md.Kep UKP: Elyunetri, AMG
Pengendalian Penyakit : dr. Dear Flowery D f. Koordinator pelayanan kesehatan lansia: f. Koordinator pelayanan Kefarmasian
 PJ.Surveilans :Risa Fadillah, Suri Fadhilah,AMd.Kep : Yenny, Apt,M.Farm
A.Md.Kep g. Koordinator pelayanan kesehatan indra g. Koordinator Pelayanan Laboratorium
 PJ.TB Paru, Kusta : Nuryetti, A.Md.Kep Ns.Oka Yelvia, S.Kep
h. Koordinator pelayanan kesehatan gigi : Emna Wiyarti,S.ST
 PJ. HIV : dr. Dear
Flowery Kesehatan Gigi Sekolah : Maiyarlis,
 PJ.Imunisasi : Maifa A.Md.KG
Suriati, S.Tr.Keb
 PJ.Filariasis :
Zurmayeti,A.Md.Kep
 PJ.Malaria, PIS-PK : dr. Rahmy Dyanovani
 PJ.Diare, ISPA : Erlinda
Afrina, A.Md.Kep
 PJ.DBD :Nuryetti,
S.SiT.
2.4 Visi, Misi dan Motto Pelayanan Puskesmas

a. Visi Puskesmas Belimbing


Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan di Kecamatan
Kuranji adalah “Mewujudkan Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Belimbing 2021 ”
b. Misi Puskesmas Belimbing
Untuk mewujudkan visi Puskesmas Belimbing ditetapkan misi
pembangunan kesehatan di Kecamatan Kuranji sebagai berikut :
 Mewujudkan prilaku hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan di era
new normal di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Belimbing
 Memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, Mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan
c. Motto PelayananPuskesmasBelimbing

“Kesehatan anda tujuan kami, kepuasan anda harapan kamii”


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Pengertian Sterilisasi

Menurut Patterson (1932), sterilisasi adalah suatu proses dimana terjadi


keadaan bebas dari mikroorganisme. Menurut G.F. Reddish, sterilisasi adalah
suatu proses , fisik atau kimia yang dapat mematikan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme termasuk juga bakteri, fungi, spirichaeta, virus juga spora.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik
bentuk vegetatif maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidangbidang lain pun
sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi
panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad
renik yang dapat berkembang biak. Dalam sterilisasi harus dapat membunuh jasad
renik yang paling tahan panas seperti spora bakteri. Selain itu Sterilisasi adalah
proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Ada juga
yang menyebutkan Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi secara umum mengacu
pada setiap proses yang efektif untuk membunuh atau menghilangkan dari semua
organismenhidup. Untuk melakukan sterilisasi tentunya diperlukan alat
pensterilan, dimana alat yang biasa digunakan yaitu autoklaf yang biasa disebut
dengan sterilisasi basah.
3.2 Pengertian FOTOMETER
Fotometer ialah alat untuk menangkap kekuatan cahaya atau interaksi cahaya
yang ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan sumber radiasi
elektromagnetik. Nama lain dari fotometer yang dipraktikumkan ialah Hospitex
Diagnostic artinya instrument yang biasa digunakan pada rumah sakit yang
menggunakan sample klinis misalnya serum darah. Komponen-komponen
fotometer hampir sama dengan spektrofotometer meliputi sumber cahaya atau
sumber radiasi yaitu lampu halogen, kemudian filter, tempat sample atau kuvet,
detector ialah silicon, dan sample klinis yaitu serum darah.

Keuntungan :
 Dapat digunakan untuk alat dari logam , kain, gelas dan karet.
 Alat-alat yang tergolong kritis dapat dibungkus.
 Mikroorganisme dapat dibasmi 100% steril.
 Kerusakan alat sedikit.

Kerugian :
 Kadang pada pembungkus tersisa uap air.
 Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan minyak atau bubuk.
 Harga mahal.

3.3. Bentuk Fisik dan Spesifikasi fotometer  Jenis-Jenis Fotometer


      Absorption
      Fotometer
      Flame-fotometer
      Fluorometer
      Nefelometer
      Atomik spektrometer

3.3.1. Bentuk Fisik Autoklaf


Gambar 3.2

3.3.2. Spesifikasi Autoklaf

Terdapat 2 jenis fotometer, fotometer portabel dan non portabel. Berikut


ini jenis-jenis fotometer portabel yang sederhana tetapi sangat akurat iluminansi
L201/Lux meter, dengan sistem khusus seperti fluks bercahaya dan pengukuran
fotometer.
1.      Pencahayaan L201 photometer
Fotometer iluminansi L201 menawarkan biaya yang lebih rendah ditambah
dengan akurasi yang tinggi iluminansi photopic detektor. Rentang operasi 0-
19,999 Lux membuat L201 cocok untuk kantor dalam ruangan dan aplikasi
pencahayaan industri rentang pengukuran lain yang tersedia termasuk kalibrasi
footcandles.
2.      L202 Pencahayaan dam Fotometer Luminance
L202 radiometer digital sangat dirancang untuk pengukuran akurat dari iluminansi
dan terang layar dengan biaya rendah dan telah digunakan secara luas oleh para
insinyur sistem medis di seluruh dunia. Dengan sederhana, fungsi langsung dan
dirancang dengan user dalam pikiran, operasi seperti otomatis sensing dan
kalibrasi detektor dipilih kepala berarti bahwa meter memiliki aplikasi ke setiap
daerah membutuhkan handal, terjangkau, pengukuran mudah.
3.      L203 Pencahayaan dan Fotometer Luminance
L203 disediakan dengan aksesoris untuk kedua dan pencahayaan pengukuran
pencahayaan. Dengan rentang pengukuran besar ,001-199 990 fotometer ini cocok
untuk berbagai aplikasi termasuk dalam keadaan darurat. Fitur utama termasuk
otomatis atau manual mulai, LCD backlight display, beralih antara Lux dan
footcandle atau cd / dan footLambert, RS232 interface rata-rata, m² dan integrasi,
minimum dan nilai maksimum.
4.      Luminous Flux Fotometer
Luminous Flux Fotometer terdiri  dari segi seri L203 dan L300 fotometer dengan
mengintegrasi dan detektor fotopic. Aplikasi untuk pengukuran fluks bercahaya
termasuk dan miniatur lampu otomotif, LED dan sumber dipandu ringan seperti
dan endoskopi iluminator mikrosop.
5.      Spot Mengukur Aksesori
Aplikasi yang memerlukan pengukuran pencahayaan pada area  kecil, sumber
kecil atau sumber-sumber jauh membutuhkan penambahan titik pengukuran
aksesori dipasang untuk photopic detektor fotometer tersebut. SMU 203 memiliki
pilihan 25mm-50m dan 100mm ‘C’ mount lensa dan tabung ekstensi memberikan
berbagai ukuran spot dan bidang pandang.
6.      L300 Fotometer
Sero L300 dirancang untuk aplikasi yang memerlukan pengukuran kontinudi
lokasi tetap. Fotometer ini telah diganti oleh fotometer L203.
7.      L103 Fotometer
Fotometer ini diproduksi sebelum Januari 1999 dan sekarang telah diganti dengan
L202, L201 dan L203 seri fotometers. Fotometer ini memiliki berbagai penguat
dengan pembacaan skala penuh dari 1.999 Lux atau cd / m² sampai dengan 199
900 Lux atau cd / m².
8.      L101 Fotometer
Fotometer L101 secara khusus diproduksi untuk mengukur iluminansi dan
pencahayaan L202 dan fotometer pencahayaan.
Fotometer non portabel terbagi menjadi 4 macam, diantaranya:
a.       Spektrum Optik Reflectance Fotometri
Fotometri ini mengukur permukaan sebagai fungsi panjang gelombang.
Caranya,permukaan diterangi dengan cahaya putih, dan cahaya pantulan diukur
setelah melewati sebuah monokromator. Jenis  pengukuran telah terutama aplikasi
praktis, misalnya dalam industri cat ciri warna permukaan obyektif.
b.      UV dan Cahaya Tampak Transmisi Fotometri
Alat ini digunakan untuk pengukuran penyerapan cahaya panjang
gelombang tertentu (atau suatu jangkauan panjang gelombang) dari zat warna
dalam larutan. Berdasarkan hukum beer konsentrasi zat warna dalam larutan dapat
dihitung. Karena berbagai aplikasi telah ada dalam satu alat fotometer ini. Panjang
gelombang yang dipancarkan dalam larutan berkisar antara 240-750 nm.
c.       Inframerah Transmisi Cahaya Fotometri
Fotometri dalam cahaya inframerah terutama digunakan untuk
mempelajari struktur zat, sebagai contoh dikelompokkan daya serap larutan pada
panjang gelombang tertentu. Pengukuran dalam larutan ini umumnya tidak
mungkin, karena air dapat menyerap sinar inframerah dengan sangat kuatdalam
beberapa rentang panjang gelombang. Oleh karen itu, fotometer inframerah baik
digunakan dalam fase gas atau dengan menekan zat tablet bersama-sama dengan
garam yang transparan dalam rentang inframerah.
d.      Atom Penyerapan Fotometri
Fotometri penyerapan atom adalah fotometer yang mengukur cahaya api yang
sangat panas. Sampel untuk analisa disuntikan ke dalam api konstan dengan laju
diketahui. Logam dalam larutan yang hadir dalam bentuk atom dalam nyala.
Cahaya yang monokromatik dalam photometer jenis ini dihasilkan oleh sebuah
lampu pengosongan tempat pembuangan terjadi dalam gas dengan metal akan
ditentukan. Pembuangan kemudian memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai dengan garis spektrum dari logam. Filter dapat digunakan
untuk mengisolasi salah satu garis spektrum utama dari logam yang akan
dianalisis. Cahaya yang diserap oleh logam dalam api, dan penyerapan digunakan
untuk menetukan konsentrasi logam dalam larutan asli.

3.3 Prinsip fotometer

Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian disedotkan
pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar cahaya
kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju ke
pembuangan. Sampel yang digunakan harus dimasukkan dalam inkubator. Hal ini
agar reagen-reagen dalam sampel bekerja secara maksimal.

1.      Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.


2.      Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju
pembuangan.
3.      Kuvet untuk tempat meletakkan sample.
4.      Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar
hasilnya  
      sempurna.
5.      Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis
oleh
      otometer.
6.      Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang
bersifat elastic
                 dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

Ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C, perhitunga waktu


sterilisasin autoklaf dimulai. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,
transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek
bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan
diautoklaf dibutuhkan perpanjangan waktu, dibutuhkan waktu yang lama untuk
volume yang besar sengga mencapai suhu sterilisasi.

3.4 Jenis - Jenis fotometer


Jenis-Jenis Fotometer
  

      Absorption
      Fotometer
      Flame-fotometer
      Fluorometer
      Nefelometer
      Atomik spektrometer

3.5 Alat - alat yang di sterilisasi dengan fotometer

Alat - alat yang di sterilkan dengan autoklaf antara lain :

- Logam : Kaca mulut, sonde, pincet, excavator, jarum dll

- Kain : Tampon, cotton pellet, cotton roll, dll

- Kaca : deppen glass, glass plate, mortar, stamper dll

Alat-alat yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam bejana autoclave


dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kertas payung atau untuk botol
kultur, Erlenmeyer bagian mulutnya ditutup dengan menggunakan aluminium foil.

3.6 Cara Penggunaan fotometer


3.7 Cara Perawatan fotometer

Cara perawatan autoklaf adalah sebagai berikut:


1. Gunakan autoklaf sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kerusakan.
2. Apabila autoklaf telah selesai digunakan, colokanya dicabut dari tempat colok,
untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
3. Air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras
bagian dalamnya menggunakan lap kering, jika selesai digunakan.
4. Pastikan dibagian dalam autoklaf benar-benar bersih, jika masih belum bersih,
masukan lagi air kedalam autoklah dan dikuras lagi denga lab, lakukan kegiatan
ini berulang-ulang sampai bagian dalam autoklaf tersebut benar-benar bersih.
5. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Autoklaf merupakan suatu proses
mebunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme dengan menggunakan uap air
disertai tekanan yang dilakukan dalam alat yang disebut autoklaf.
Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang
dihasilkan oleh api. Autoklaf ditujukan untuk membunuh sel resisten (endospora)
yang diproduksi oleh bakteri. Endospora adalah sel yang tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100
°C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal.
Autoklaf ada 3 jenis yaitu Gravity Displacement Autoclave , Prevacuum
atau High Vacuum Autoclave , dan Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave. Alat -
alat yang di sterilkan dengan autoklaf antara lain yang terbuat dari Logam , kain,
dan kaca.

4.2 Saran
Saran Semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi manusia kelak. Dan
kami juga meminta saran dari para pembaca sehingga makalah kami tidak
berhenti disini saja tapi bisa mengikuti zaman kelak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai