DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
APRIL 2023
KATA PENGANTAR
(MEGA)
Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat serta
karuniaNya sehingga Kami bisa menyusun makalah yang berjudul, “Makalah
Kesehatan Keselamatan Kerja Listrik” hingga selesai. Tidak lupa Kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan
sumbangan materil maupun pikirannya demi terselesainya makalah ini.
Bagi Kami sebagai penyusun makalah ini, merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya karena keterbatasan pengalaman serta
pengetahuan Kami. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar Kami dapat membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Tim Penulis
II
DAFTAR ISI
(MEGA)
III
BAB V ................................................................................................................ 32
PERATURAN KE LISTRIK SESUAI PROSEDUR KERJA ................................. 32
A. K3 Listrik Standar PUIL ........................................................................... 32
B. Tujuan Peraturan Ahli K3 ........................................................................ 33
C. Dasar Hukum K3 Listrik........................................................................... 33
BAB VI ............................................................................................................... 34
BAHAYA LISTRIK BAGI PEKERJA ................................................................... 34
A. Sengatan Listrik ...................................................................................... 34
B. Bahaya Sentuh Listrik ............................................................................. 34
1. Bahaya Sentuh Langsung ....................................................................... 34
2. Bahaya Sentuh Tidak Langsung .......................................................... 36
BAB VII .............................................................................................................. 38
PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK .............................................................. 38
A. Pengertian instalasi listrik ........................................................................ 39
B. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) .............................................. 39
C. Prinsip – prinsip dasar instalasi listrik ...................................................... 40
D. Penghantar ............................................................................................. 43
E. Pekerjaan instalasi yang baik .................................................................. 47
F. Menggunakan alat yang tepat ................................................................. 47
G. Inspeksi dan testing ................................................................................ 48
BAB VIII ............................................................................................................. 50
SAMBARAN PETIR ........................................................................................... 50
A. Petir ........................................................................................................ 50
B. Jenis Sambaran Petir .............................................................................. 50
C. Bahaya Sambaran Petir .......................................................................... 51
D. Instalasi Penangkal Petir ......................................................................... 52
E. Jenis-Jenis Penangkal Petir .................................................................... 53
F. Sistem Penangkal Petir Eksternal ........................................................... 56
BAB IX ............................................................................................................... 57
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN TERSENGAT LISTRIK .............. 57
A. Penyebab ................................................................................................ 57
B. Tanda dan Gejala.................................................................................... 58
C. Pertolongan Pertama Pada Korban Tersengat Listrik .............................. 58
D. Pertolongan pertama pada syok: ............................................................. 59
IV
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
V
DAFTAR GAMBAR
(MEGA)
VI
Gambar 8. 6 Sistem Franklin Rod ....................................................................................... 54
Gambar 8. 7 Sistem Faraday .............................................................................................. 55
Gambar 8. 8 Penangkal Petir Eksternal .............................................................................. 56
Gambar 9. 1 Tersengat Arus Listrik..................................................................................... 58
VII
BAB I
KELISTRIKAN
(MEGA)
Contohnya lilin dan benang wol yang saling digosokkan. Kelebihan elektron
negatif dari lilin (bermuatan negatif) dan kekurangan elektron positif dari benang wol
akan menciptakan ketidakseimbangan muatan diantara kedua bahan ini.
Ketidakseimbangan elektron tersebut dapat menyebabkan gaya tarik menarik antara
kedua bahan. Apabila sebuah kawat konduktif diletakkan diantara lilin dan benang
wol, maka elektron akan mengalir melewatinya. Elektron negatif dari lilin akan
berjalan melewati kawat untuk mengisi kekurangan elektron benang wol.
8
berkurang hingga lenyap dan kedua bahan menjadi netral. Muatan listrik yang
diciptakan dari dua material yang saling digosokkan ini menghasilkan sejumlah
energi yang tersimpan dalam keduanya. Energi ini seperti energi yang tersimpan
dalam air yang berada dalam reservoir setelah air tersebut dipompa dari kolam yang
berada dibawah.
Selama badai petir, elektron dari awan terlepas dari “induknya” akibat dari
gaya turbulensi dan terbawa ke bawah awan, sehingga bagian atas kekurangan
elektron menjadi ion positif dan bagian bawah ion negatif. Gaya tolak kemudian
membuat elektron terdesak kebawah awan, menyebabkan bumi bermuatan positif.
Ratusan ribu volt tercipta dari proses ini. Hal ini dapat menyebabkan udara break
down dan sambaran petir terjadi. Muatan statis dan sambaran petir bukanlah sumber
tegangan yang praktis dalam bidang kelistrikan. Baterai adalah sumber tegangan
yang praktis. Pada sebuah baterai, muatannya dipisahkan oleh reaksi kimia. Sebuah
baterai (elemen kering/ dry cell) diilustrasikan pada gambar berikut ini. Elektrode
bagian dalam terbuat dari batang karbon dan elektrode bagian luarnya terbuat dari
lempengan seng.
Reaksi kimia antara ammonium-klororit/mangan dioksida dengan seng
menghasilkan kelebihan elektron, sehingga seng membawa muatan negatif. Reaksi
penggantinya menyebabkan batang karbon kekurangan elektron, menyebabkan ia
bermuatan positif. Muatan yang terpisah ini menimbulkan tegangan (biasanya 1,5 V)
diantara kedua elektroda. Baterai sangat berguna sebagai sumber tegangan karena
rekasi kimia menyebabkan suplai energinya berlangsung secara kontinu, berguna
untuk menyalakan lampu atau menggerakkan motor. Baterai Ukuran C, umumnya
disebut baterai lampu senter.
9
B. Definisi Tegangan
1. Volt
Dalam istilah kelistrikan, energi beda potensial didefinisikan sebagai
tegangan. Secara umum, sejumlah energi dibutuhkan untuk memisahkan muatan
tergantung pada tegangan yang dihasilkan dan jumlah muatan yang dialirkan. Maka
diperoleh definisi, tegangan diantara dua titik adalah sebesar satu volt bila ia
membutuhkan energi sebesar 1 Joule untuk menggerakkan muatan 1 coulomb dari
satu titik ke titik lainnya. Dalam persamaan dituliskan: V = W/Q [Volt,V].
Dimana W adalah energi dalam joule, Q adalah muatan dalam coulomb, dan
V adalah tegangan yang dihasilkan dalam volt. Yang perlu diperhatikan
bahwasannya tegangan adalah perbedaan potensial diantara dua titik. Contoh pada
baterai, tegangan tampak pada terminal-terminalnya. Sehingga, tegangan tidak akan
ada bila dilihat dari satu titik saja, dengan kata lain harus ditentukan dari titik lainnya
(beda potensial antara dua titik). Prinsip ini juga berlaku untuk sumber tegangan
yang lainnya seperti generator dan solar cell. Simbol untuk sumber tegangan DC.
2. Arus
10
Misalkan sebuah baterai dihubungkan seperti pada gambar dibawah ini.
Karena elektron tertarik oleh kutub positif dari baterai dan ditolak oleh kutub negatif
baterai, elektron tersebut bergerak mengitari rangkaian, melewati kawat, lampu, dan
baterai. Pergerakan ini disebut dengan arus listrik. Semakin banyak elektron yang
bergerak per detiknya, semakin besar nilai arusnya. Sehingga arus adalah aliran
rata-rata (perpindahan rata-rata) dari muatan. Sementara itu, gerakan elektron
“bebas” normal pada sebuah induktor adalah acak, tanpa ada arah dan kecepatan
tertentu, elektron dapat dipengaruhi gerakannya hingga memiliki keteraturan melalui
bahan konduktif. Gerakan sejenis sesama elektron ini yang kita sebut sebagai listrik
atau arus listrik. Untuk lebih tepatnya, dapat juga dikatakan sebagai listrik dinamis.
Listrik dinamis berbeda dengan listrik statis, karena listrik statis adalah kumpulan
muatan listrik yang tidak bergerak.
Seperti air yang mengalir melalui pipa yang kosong, elektron dapat melewati
ruang kosong diantara atom-atom konduktor. Mungkin konduktor terlihat solid, padat,
dan tanpa celah bila dilihat dengan kasat mata, tetapi material yang tersusun atas
atom-atom kebanyakan merupakan celah/space kosong. Aliran air ini bisa digunakan
untuk memahami gerakan elektron melewati konduktor yang sering disebut
arus/aliran.
Ampere
Karena muatan diukur dalam coulomb, berarti aliran rata-rata adalah coulomb
per detik. Dalam sistem SI, satu coulomb per detik sama dengan satu ampere
(biasanya disingkat A). Dari sini, kita dapatkan bahwa satu ampere adalah arus pada
suatu rangkaian ketika muatan satu coulomb bergerak melewati suatu titik dalam
satu detik. Simbol dari arus adalah I. Secara matematis:
Dimana Q adalah muatan (dalam coulomb) dan t adalah selang waktu (dalam
detik) selama pengukuran. Dari persamaan di atas yang perlu diingat adalah t
bukanlah waktu diskrit, tetapi t adalah interval atau selang waktu selama transfer
muatan terjadi. Walaupun secara teoritis arus didefinisikan dari rumus diatas, tetapi
pada kenyataannya kita mengukur arus menggunakan alat yang disebut ammeter
atau amperemeter.
11
3. Resistensi (Hambatan)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep tegangan
dan arus yang menyatakan bahwa arus adalah pergerakan dari muatan. Pada
konduktor, pembawa muatan adalah elektron bebas yang bergerak karena dipasang
sumber tegangan. Selama elektron bergerak dalam material, mereka bertumbukan
dengan atom dan elektron lainnya secara konstan. Pada proses ini, elektron yang
bergerak memberikan energi dalam bentuk panas. Tumbukan ini melawan gerakan
dari muatan sehingga disebut hambatan (resistansi). Semakin besar melawannya,
maka semakin besar juga nilai resistansinya, dan semakin kecil nilai arus yang
dihasilkan dari sumber tegangan yang dipakai.
Komponen yang bernama resistor dibuat khusus untuk menghasilkan proses
menghambat (melawan gerakan muatan) dan banyak dipakai pada rangkai listrik dan
elektronika. Walaupun resistor merupakan komponen paling sederhana dalam
rangkaian listrik, namun pengaruhnya sangat penting dalam pengoperasian dalam
suatu rangkaian. Resistansi dilambangkan dengan huruf R dan diukur dalam ohm
(karena ditemukan oleh Georg Simon Ohm). Simbol ohm dalam huruf Yunani adalah
omega (Ω).
4. Tanggapan Darurat
Walaupun sistem keamanan listrik ini telah diterapkan, namun masih tetap
saja terjadi kecelakaan. Bisa karena tidak melakukan prosedur dengan benar,
ataupun karena faktor kelalaian. Namun, apabila kecelakaan ini masih tetap terjadi,
anda masih dapat melakukan sesuatu, tindakan yang tepat harus dilakukan apabila
sesorang menjadi korban sengatan listrik. Bila anda melihat seseorang yang
kesetrum mengalami kejang dan tidak dapat melepaskan diri, langkah pertama
adalah mematikan suplay daya dengan cara memutus rangkaian pada saklar atau
circuit breaker. Bila seseorang menyentuh orang yang sedang kesetrum ini, apabila
resistansi tubuh si “penolong” ini tidak cukup, maka bisa jadi si penolong ini ikut-
ikutan kesetrum juga, dan mengalami kaku seperti korban yang pertama. Pastikan
situasi telah menjadi aman apabila anda akan menyentuh korban kesetrum, atau bila
tidak anda yang akan menjadi korban berikutnya, dan upaya anda akan sia-sia.
Satu masalah yang mungkin muncul adalah kita tidak mengetahui letak
suplay dayanya atau dimana letak pemutus rangkaiannya. Apabila korban kesetrum
ini menjadi kaku, dan mengalami sesak bernafas atau serangan jantung, waktu yang
anda butuhkan sangatlah terbatas. Bila nilai arusnya cukup besar, bukan tidak
12
mungkin, organ dalam dari korban ini akan terpanggang karena panas berlebih dari
proses disipasi daya pada tubuh korban. Bila kita tidak bisa menemukan posisi
suplay daya atau pemutus rangkaiannya, maka hal yang mungkin dapat anda
lakukan adalah memukul atau menarik paksa korban menggunakan alat yang
bersifat isolator/non logam (yang susah menghantar listrik). Misalkan menggunakan
tali khusus, yang bersifat isolator. Dengan cara menali tubuh korban dengan tali ini,
lalu menariknya dengan paksa. Biasanya, kalau korban kesetrum sudah menjadi
“beku” begini, menarik tubuh korban tidaklah mudah.
Tentu saja orang yang bekerja pada suatu rangkaian listrik memiliki resiko
bahaya yang besar. Namun, bahaya sengatan listrik juga terdapat di tempat-tempat
lainnya. Seperti pembahasan sebelumnya, kulit dan resistansi tubuh memiliki
pengaruh yang relatif terhadap bahaya sengatan listrik. Semakin tinggi nilai
resistansi tubuh, maka semakin kecil bahaya yang ditimbulkan arus listrik. Begitu
13
pula sebaliknya, semakin rendah resistansi tubuh, maka semakin besar peluang
cedera yang dihasilkan dari arus listrik yang mengalir pada tubuh kita. Cara paling
mudah untuk menurunkan resistansi tubuh kita adalah dengan membuatnya basah.
Oleh karena itu, menyentuh peralatan listrik dengan tangan, kaki yang basah atau
dalam kondisi berkeringat (air asin memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dari pada
air tawar) adalah berbahaya.
Di dalam rumah, kamar mandi adalah salah satu tempat yang kemungkinan
besar sesorang berada dalam kondisi basah saat menyentuh peralatan listrik,
sehingga resiko bahaya sengatan listrik sangat besar. Desain kamar mandi yang
baik adalah kamar mandi dimana colokan listrik diletakkan jauh-jauh dari bak mandi,
shower, dan menghindari penggunaan colokan listrik dari air. Telepon yang
dicolokkan pada soket di tembok juga merupakan sumber tegangan yang berbahaya
(tegangan open circuitnya adalah 48 V DC, dan sinyal dering telepon adalah 150 V
AC – ingat-ingat bahwa tegangan di atas 30 V saja sudah berpotensi
membahayakan. Peralatan seperti telepon dan radio jangan pernah digunakan saat
berada di dalam bak mandi. Bahkan baterai pun jangan di dekatkan dengan air.
Kabel listrik, yang biasa dipakai di rumah-rumah dan industri, juga merupakan
sumber bahaya. Semua kabel harus diperiksa secara berkala apabila terjadi
pengikisan dan pengelupasan pada pelindung kabel. Satu metode untuk
memindahkan kabel yang rusak adalah dengan cara melepasnya dari stop kontak,
kemudian memotong colokannya (kabel “male”) dengan tang pemotong untuk
memastikan tidak ada orang yang akan menggunakannya hingga selesai diperbaiki.
Ini adalah hal penting di tempat kerja/perkantoran, di mana banyak orang
menggunakan peralatan yang sama secara bergantian, dan kebanyakan dari
mereka tidak peduli terhadap bahaya.
Gambar 1. 6 K3 Listrik
14
Penyebab nomor 3 terbesar kasus meninggal dunia di tempat kerja adalah
karena listrik pada saat pekerja melakukan pekerjaannya dan 12% dari semua kasus
meninggal dunia terjadi pada pekerja-pekerja yang masih muda. Listrik mengandung
potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja dan orang lain
yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dan mengancam keamanan
bangunan beserta isinya. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan maka
instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa dan diuji oleh orang yang
berkompeten dan memiliki ijin kerja.
Setiap teknisi listrik yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian, dan perbaikan
instalasi listrik harus memenuhi syarat komponen keselamatan dan kesehatan kerja
listrik yang dibuktikan dengan sertifikat dan lisensi keselamatan dan kesehatan kerja
listrik sesuai dengan Kep Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan (PHIPK) No. Kep 331/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknik Listrik.
15
mengakibatkan gangguan pada perusahaan atau dapat menimbulkan
kecelakaan.
d. Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja,
tetapi juga pengaman, pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara dengan
baik.
e. Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan.
f. Segera dilakukan penggantian.
g. Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus
dibebaskan dari air, debu, arang dan zat asam, antara lain dengan cara
penyaringan.
h. Perlengkapan seperti relai lebih cepat mengalami kerusakan. Oleh sebab itu
harus sering dilakukan pengujian terhadapnya.
i. Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan
bahan magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik.
j. Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka/ dilepas, harus
dipasang kembali pada tempatnya.
16
BAB II
STANDARISASI K3 KELISTRIKAN
(MEGA)
Tindakan proteksi ini dapat diterapkan pada seluruh instalasi, pada sebagian
instalasi atau pada suatu perlengkapan, khususnya terhadap bahaya kejut listrik.
Bahaya kejut listrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
17
1. Sentuhan Secara Langsung, adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan.
2. Sentuhan Tidak Langsung, adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan
isolasi.
18
Selain itu bahaya yang ada di tempat kerja adalah kebakaran. Kebakaran dapat
terjadi karena disebabkan oleh:
a. Pembebanan lebih.
b. Sambungan tidak sempurna.
c. Perlengkapan tidak standar.
d. Pembatas arus tidak sesuai.
e. Kebocoran isolasi.
f. Listrik statik.
g. Sambaran petir.
Selain memasang proteksi, pada tempat kerja juga harus di beri fasilitas P3K.
Sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja dapat langsung diobati.
Berikut ini fasilitas P3K yang harus tersedia di tempat kerja:
2. Alat pelindung diri khusus: peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya
yang ada di tempat kerja yang digunakan dalam keadaan darurat.
19
BAB III
(MEGA)
Sengatan listrik atau yang sering disebut setrum merupakan bahaya yang sering
terjadi akibat kelalaian manusia. Tersengat listrik atau yang biasa disebut kesetrum
adalah peristiwa dimana terdapat aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita. Hal ini
dapat terjadi karena pada dasarnya tubuh manusia merupakan konduktor yang baik,
dimana tubuh manusia sebagian besar merupakan cairan sehingga mampu
menghantarkan listrik dengan baik. Arus listrik dapat mengalir karena adanya beda
potensial antara kedua titik hubung, dimana arus listrik akan mengalir dari titik yang
memiliki tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah.
20
unsur-unsur yang menyusun tubuh manusia. Perlu diketahui pula bahwa elektron ialah
penyusun atom yang bermuatan negatif. Arus listrik merupakan aliran elektron.
Lampu di rumah-rumah bisa menyala karena ada elektron yang diberi jalan
melewati dan memanaskan kawat pijar di dalam bola lampu hingga menyala. Semua
arus listrik akan menjalani siklus mulai dari tempat pemberangkatan listrik di pembangkit
listrik lalu melewati alat-alat listrik di rumah-rumah, dan kemudian berakhir di tanah/bumi
(ground). Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa tubuh manusia
merupakan konduktor sehingga apabila sala satu anggota tubuh menyentuh listrik dan
anggota tubuh lain menyentuh tanah (ground), maka akan mengalir arus listrik melalui
tubuh. Tubuh manusia merupakan jalan tercepat bagi arus listrik untuk mencapai
ground.
Tersetrum dapat membahayakan tubuh manusia karena arus listrik yang mengalir
dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar jaringan dan
juga menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh, terutama jantung, otot, dan otak.
Efek yang ditimbulkan oleh kesetrum antara lain kejang otot, nafas berhenti, denyut
jantung tidak teratur, luka bakar tingkat tiga, sampai yang terburuk adalah kematian.
Aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita dapat menyebabkan cedera dengan 3 cara,
yaitu :
1. Henti jantung (cardiac arrest), terjadi akibat efek listrik terhadap jantung.
2. Perusakan otot, saraf, dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.
3. Luka bakar termal akibat kontak dengan arus listrik.
21
Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan perlengkapan listrik,
semakin rendah hambatan instalasinya, semakin banyak arus listrik yang
mengalir melewati tubuh dan akibatnya semakin parah.
2. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang
terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan lebih
parah dari korban yang dalam kondisi prima.
3. Hambatan/tahanan tubuh
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan
cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi kulit benar
benar kering sangat jarang dijumpai, kecenderungannya setiap orang akan
mengeluarkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu tubuh dianggap
selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena
sengatan menjadi tinggi. Tahanan tubuh ini dipengaruhi pula oleh jenis kelamin.
Wanita dewasa memiliki tahanan tubuh yang berbeda dengan laki-laki dewasa.
Tahanan tubuh wanita dewasa lebih rendah dibandingkan tahanan tubuh laki-laki
dewasa. Oleh karena itu arus listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa
cenderung lebih besar dan akibatnya tentu lebih parah.
4. Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Semakin
besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula resiko
sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia.
22
Gambar 3. 2 Aliran Arus Listrik Pada Tubuh
Seseorang hanya akan bisa bertahan pada aliran listrik yang kurang dari 10
mA, karena masih memiliki kendali terhadap otot-otot lengannya. Jika lebih dari itu,
kemungkinan sudah tidak memiliki kendali lagi. Hal inilah yang membuat seseorang
tidak bisa melepaskan alat listrik (semakin memperketat cengkeraman alat listrik),
sehingga aliran listrik akan semakin kuat melalui tubuh dan menimbulkan luka serius.
Aliran listrik yang parah bisa menyebabkan kerusakan yang lebih banyak bagi tubuh,
tapi terkadang tidak terlihat oleh mata. Seseorang mungkin akan mengalami
perdarahan internal, rusaknya jaringan, saraf dan otot atau bahkan menyebabkan
luka yang tersembunyi. Namun jika tegangannya terlalu tinggi, maka kematian tidak
bisa dihindari. Jika ada seseorang yang tersetrum listrik, sebaiknya jangan
menyentuh orang tersebut karena aliran listrik bisa berpindah dan membuat
keduanya tersetrum bersama.
1. Jika tubuh korban masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya
dengan tangan telanjang! Bisa-bisa anda ikut kesetrum, segera matikan sumber
23
listrik atau memotong kabelnya, jika tidak berhasil gunakan benda yang tidak
dapat mengalirkan listrik (isolator) seperti kayu, karet, atau plastic. Atau kalau
anda tidak dapat menemukan benda-benda tersebut segera tendang saja tubuh
korban dengan sol sepatu anda.
2. Segera periksa tubuh korban. pastikan sumber listrik sudah tidak menempel di
tubuh korban, rebahkan tubuh korban hingga terlentang dan angkat dagunya,
segera hubungi ambulans jika memang kondisinya parah.
3. Sambil menunggu datangnya ambulans segera lakukan pertolongan pertama
pada korban dengan cara lihat dan dengar nafasnya, jika korban dalam keadaan
tidak bernafas, segera beri nafas bantuan. Coba tekan hidungnya dengan jari
anda dan tiupkan udara ke dalam mulutnya dua kali hingga dadanya
mengembang. kemudian periksa denyut nadi di lehernya, jika dalam waktu 5
detik tidak ada tanda-tanda, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua
telapak tangan anda (telapak tangan kiri berada di atas dada dan tangan kanan
berada di atas punggung tangan kiri, posisi tangan anda berada satu garis
dengan putingnya) periksa lagi denyut nadinya, jika tetap tidak ada, ulangi dari
awal.
4. Jika ada luka terbuka di tubuh korban akibat sengatan listrik, segera tutupi
dengan benda yang tidak menghantarkan panas seperti kain atau perban.
C. Rehabilitasi Penyembuhan
Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik
yang baik. Tubuh manusia lebih dari 60% terdiri dari cairan sehingga sangat
memungkinkan untuk menjadi konduktor atau listrik yang cukup bagus.
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel
maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang. Cedera bisa
24
berupa luka bakar ringan sampai kematian. Resistensi adalah kemampuan tubuh
untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi
tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit.
Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari
resistensi kulit yang tipis dan lembab. Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores
atau resistensi selaput lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina),
hanya separuh dari resistensi kulit utuh yang lembab.
Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100
kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis. Arus listrik banyak yang melewati kulit,
karena itu energinya banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit
tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan
keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik
keluarnya arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa
mengalami luka bakar.
Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling
sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari
lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus
listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah. Arus yang melewati kepala bisa
menyebabkan:
a. Kejang
b. Perdarahan otak
c. Kelumpuhan pernafasan
d. Perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan
kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)
e. Irama jantung yang tidak beraturan.
f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang
mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar
yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang
berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus
listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang
luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa menimbulkan konslet pada jantung dan
paru-paru dan melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau
otak.
25
Gambar 3. 4 Luka Bakar Sengatan Listrik
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik. Suatu
kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia terjatuh atau
menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa
mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun,
pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas
di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam. Arus listrik bertegangan tinggi bisa
membunuh jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar
pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit)
akan hilang dan kadang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat
otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan
terjadinya gagal ginjal.
Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada
keadaan tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi luka
bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera mendapatkan
pertolongan, korban akan meninggal. Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik
masuk dan titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot ataupun pelepasan
mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang
kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang sifatnya sementara, yang biasanya
akan menghilang dalam beberapa jam atau beberapa hari. Penyebab utama dari
kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-
paru).
D. Pengobatan:
Pengobatan terdiri dari:
1. Menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik
26
2. Memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan melalui resusitasi jantung
paru (jika diperlukan)
3. Mengobati luka bakar dan cedera lainnya.
Cara paling aman untuk memisahkan korban dari sumber listrik adalah
segera mematikan sumber arus listrik. Sebelum sumber listrik dimatikan, penolong
sebaiknya jangan dulu menyentuh korban, apalagi jika sumber listrik memiliki
tegangan tinggi. Jika sumber arus tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda non
konduktor (tidak bersifat menghantarkan listrik; misalnya sapu, kursi, karpet atau
keset yang terbuat dari karet) untuk mendorong korban dari sumber listrik. Jangan
menggunakan benda-benda yang basah atau terbuat dari logam.
Jika memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan bersifat non
konduktor (misalnya keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba
menolong korban yang berada dekat arus listrik bertegangan tinggi. Jika korban
mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan siram
bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri.
27
kerusakan otot yang luas, mungkin akan diikuti dengan kerusakan ginjal, karena itu
untuk mencegah kerusakan ginjal, berikan banyak cairan kepada korban. Korban
sambaran petir seringkali bisa disadarkan dengan resusitasi jantung paru.
28
BAB IV
(JUANDRI)
A. Kecelakaan Dapur
Kecelakaan di dapur adalah suatu hal yang tidak diharapkan, padahal di dalam
dapur penuh dengan peralatan dan perlengkapan yang sangat membahayakan.
Setiap alat dan perlengkapan mempunyai cara penanganan sendiri dan pegawai
harus dapat menggunakan alat tersebut sebagaimana mestinya agar tidak terjadi
kecelakaan. Selain itu, lingkungan dapur juga dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan, misalnya lantai yang terlalu licin dapat menyebabkan terpeleset atau
terjatuh. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan. Salah satu resiko bahaya
yang bisa disebabkan oleh listrik yaitu kesentrum. Hampir semua peralatan di dapur
menggunakan listrik, contoh peralatanya yaitu rice cooker. mixer, blender, oven,
microwave, kulkas, bahkan kompor. Colokan listrik sebaiknya tidak berada dekat
dengan sumber air, wastafel misalnya. Colokan listrik juga sebaiknya jangan banyak
dicabang. Cipratan air bisa menyebabkan konrslet, bahkan kebakaran.
Gambar 4. 1 K3 Dapur
29
Kecelakan karena arus listrik Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang
sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang
belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka.
Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek ataupun
kecelakaan yang patal. Tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
a. Saklar dan alat penyambung arus listrik harus selalu kering dan bersih.
b. Jangan mempergunakan banyak stekker ataupun stekker cabang pada satu
stop kontak.
c. Periksalah keadaan kawat penghubung sehingga tidak ada bagian-bagian
yang robek.
d. Putuskan aliran listrik bila mesin atau alat tidak dipergunakan. e. Sebelum
mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan kabelnya
sudah dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum digunakan kembali.
e. Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat
Hal yang pertama dilakukan apabila kita mendapati kebakaran adalah membunyikan
alarm dengan cepat. Hal ini juga berfungsi untuk mempercepat para fire fighters
datang untuk memadamkan api. Namun, apabila api yang ditumbulkan sangat kecil,
api tersebut dapat dipadamkan dengan air. Di hotel termasuk dapur umumnya
terdapat pemadam api dengan bentuk tabung (fire extinguishery yang digunakan
untuk memadamkan api kecil. Namun kita harus mengetahui benar bagaimana dan
kapan menggunakan fire extinguisher karena penggunaan extinguisher yang tidak
tepat dapat menyebabkan api berkobar lebih besar. Jadi, jangan mencoba
30
memadamkan api sementara kita tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang bagaimana menangani kebakaran. Apabila terjadi kebakaran besar, segera
hubungi petugas pemadam kebakaran.
31
BAB V
(JUANDRI)
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan
untuk setiap orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik. Undang
undang no. 1 tahun 1970 adalah undang undang keselamatan kerja, yang di dalamnya telah
diatur pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
32
B. Tujuan Peraturan Ahli K3
a. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya agar para
pekerja selalu menaati peraturan.
b. Mengetahui bahaya apa yang nantinya terjadi.
c. Memahami dampak dari sentuhan tidak langsung.
d. Selalu mengikuti prosedur agar tidak terjadi kebakaran. • Tidak panik saat
terjadinya konsleting listrik mengetahui peraturang tentang bahaya tegangan
listrik yang tinggi.
e. Melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada
di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik.
f. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong aktivitas
dan produktifitas.
33
BAB VI
(IRFAN DAVID)
Apabila anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat bahaya
yang terutama adalah sengatan arus listrik. Pekerja dapat terkena sengatan arus listrik di
tempat kerja yang disebabkan karena peralatan, bahan kerja, dan karena tergesa-gesa.
Penyebab kematian karena listrik menduduki tempat ketiga di tempat kerja dengan usia
antara 16 dan 17 tahun setelah kecelakaan bermotor. Kematian karena arus listrik 12% di
semua tempat kerja, satu diantaranya adalah pekerja muda (Dwi Andi Nurmantris, 2015).
A. Sengatan Listrik
Sengatan listrik dapat terjadi bila terdapat arus yang mengalir pada tubuh manusia. Arus
akan melewati tubuh dengan berbagai situasi.
Jaringan Penghantar Listrik :
1.Jaringan konduktor
a. Pembuluh darah
b. Otot
2. Jaringan Tidak Konduktor
a. Tulang
b. Kulit kering
c. Syaraf tepi
34
Gambar 6. 1 Isolasi
Gambar 6. 2 Penghalang
35
Gambar 6. 4 Proteksi Luar Jangkauan
36
Gambar 6. 7 Proteksi Lokasi Tidak Kondusif
Selain itu bahaya yang ada di tempat kerja adalah kebakaran. Kebakaran dapat
terjadi karena disebabkan oleh:
a. Pembebanan lebih.
b. Sambungan tidak sempurna.
c. Perlengkapan tidak standar.
d. Pembatas arus tidak sesuai.
e. Kebocoran isolasi.
f. Listrik statik.
g. Sambaran petir.
37
BAB VII
(IRFAN DAVID)
Instalasi tenaga listrik adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam
pembangunan rumah, gedung, ataupun bangunan untuk melindungi keselamatan manusia
yang berada di daerah sekitar sehingga aman dari sengatan listrik baik secara langsung
maupun tidak langsung. Mengingat masih sering terjadinya kebakaran pada suatu
bangunan baik rumah, pasar, maupun gedung – gedung yang penyebabnya diduga karena
listrik. Pada suatu rumah atau bangunan pun masih banyak ditemukan instalasi listrik yang
mengabaikan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL), Standar Nasional Indonesia (SNI)
dan tidak memperhatikan ketentuan dari keamanaan dan teknologi modern dan juga
estetika keindahan (Aris Suryadi, 2019).
Sering juga ditemukan masalah bahwa instalasi listrik pada bangunan ataupun
rumah tidak tersusun dengan rapi atau pengkawatannya berserakan begitu saja tanpa
melihat keindahan, keamanan, serta kerapihan dari suatu instalasi listrik. Sehingga,
pemandangan atau keindahan pengkawatan di bangunan atupun rumah tampak kurang
rapi, kurang aman, dan kurang nyaman. Mungkin hal itu disebabkan karena ada perbaikan
instalasi listrik bangunan atau rumah itu sebelumnya. Sehingga hal tersebut dibiarkan begitu
saja. Mungkin juga dikarenakan kelalaian atau karena faktor lainnya tanpa merapikan
kembali pengkawatannya. Pendistribusian energi listrik juga harus diperhatikan sebaik
mungkin agar energi listrik dapat terpenuhi dengan baik (Aris Suryadi, 2019).
Instalasi tenaga listrik yang akan ada sebaiknya mempertimbangkan juga konsep
penghematan dan biaya. Seperti yang telah kita temui di sekolah, puskesmas, pasar, rumah
sakit, ataupun gedung lainnya ada beberapa bagian didalam ruangan contohnya tidak
berfungsinya stop kontak dan matinya lampu pada ruang mengajar maupun kantor guru,
toilet yang mengakibatkan aktifitas dari guru maupun siswa itu sendiri terganggu. Hal itu
mungkin disebabkan dari sambungan – sambungan liar yang terhubung di bagian bangunan
yang mengalami gangguan aliran listrik, juga karena tidak adanya perawatan yang berkala
atau karena kelalaian pengguna itu sendiri yang mengakibatkan aliran listrik di ruangan itu
putus (Aris Suryadi, 2019).
38
A. Pengertian instalasi listrik
Instalasi listrik adalah peralatan yang terpasang didalam maupun diluar bangunan untuk
menyalurkan arus listrik. Secara umum instalasi listrik dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Instalasi penerangan listrik
2. Instalasi daya listrik
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan
PUIL dan peraturan yang terkait dalam dokumen penunjang tenaga listrik dan peraturan
lainnya.
39
Selain itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai
dengan maksud penggunaannya.
40
2. Keandalan (Reliability)
41
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik
berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada
perluasan instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah, tetapi kita hanya
menghubungkannya pada sumber cadangan yang telah diberi pengaman. Meliputi
kecukupan daya yang diperlukan, kecukupan ruang untuk pengoperasian dan
perawatan, serta ketersediaan peralatan sejenis untuk penggantian atau
pengembangan ataupun perluasan instalasi
5. Ekonomis (Economic)
42
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik harus
ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terllihat rapih dan indah serta tidak
menyalahi peraturan yang berlaku.
Memperhatikan : Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan dapat
memudahkan perawatan dan perbaikan, keserasian dalam pemilihan dan
penggunaan peralatan menjadikan instalasi tampak indah dan nyaman, serta
keserasian tata letak memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi
pengguna.
7. Pengaruh Lingkungan (Impact of Environment)
Pengaruh pada lingkungan kerja peralatan instalasi listrik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu lingkungan normal dan lingkungan tidak normal. Lingkungan tidak
normal dapat menimbulkan gangguan pada instalasi listrik yang normal. Untuk itu,
jika suatu instalasi atau bagian dari suatu instalasi berada pada lokasi yang
pengaruh luarnya tidak normal, maka diperlukan perlindungan yang sesuai.
Pengaruh luar yang tidak diimbangi dengan peralatan yang memadai akan
menyebabkan rusaknya peralatan dan bahkan dapat membahayakan manusia.
Demikian juga pengaruh kondisi tempat akan dipasangnya suatu instalasi
listrik,misalnya dalam suatu industri apakah penghantar untuk menghindari tekanan
mekanis. Oleh karena itu, pada pemasangan- pemasangan instalasi listrik
hendaknya mempunyai rencana perhitungan dan analisa yang tepat.
D. Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat
konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Penghantar
dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.
1. Jenis Penghantar
Kabel merupakan pengahantar yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan inti
dilengkapi dengan selubung pelindung bersama, contohnya ialah kabel NYM, NYA
dan sebagainya. Sedangkan kawat penghantar ialah pengahantar yang tidak diberi
isolasi contohnya ialah BC (bare conductor), penghantar berlubang (hollow conductor),
ACSR (allumunium conductor stell reinforced), dsb.
Secara garis besar, penghantar dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Penghantar berisolasi
Dapat berupa kawat berisolasi atau kabel, batasan kawat berisolasi adalah rakitan
penghantar tunggal, baik serabut maupun pejal yang diisolasi (NYA, NYAF, dsb.)
43
Gambar 7. 7 Kabel Berisolasi
2. Jenis Kabel
Dilihat dari jenisnya, penghantar dapat dibedakan, yaitu :
a. Kabel instalasi
44
Biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan
dalam instalasi bangunan untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM.
b. Kabel Fleksibel
Biasanya digunakan untuk peralatan yang sifatnya tidak tetap atau berpindah-
pindah, dan di tempat kemungkinan adanya gangguan mekanis atau getaran dengan
peralatan
yang harus tahan terhadap tarikan dan gesekan.
3. Pemilihan Penghantar
Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan digunakan dalam suatu instalasi dan
luas penghantar yang akan digunakan pada instalasi tersebut ditentukan
berdasarkan
6 (enam) pertimbangan :
a. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Untuk menentukan luas penampang penghantar yang diperlukan maka, harus
ditentukan berdasarkan atas arus yang melewati penghantar tersebut. Kemampuan
hantar arus yang dipakai dalam pemilihan penghantar adalah 1,25 kali arus nominal
yang melewati penghantar tersebut.
b. Susut Tegangan
Susut tegangan merupakan rugi yang diakibatkan resistansi dan reaktansi pada
kabel penghantar. Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga
listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding
terbalik dengan penampang saluran. Kerugian ini dalam persen ditentukan dalam
batas - batas tertentu. Misalnya di PT. PLN berlaku pada tegangan 5%,-10 % dari
tegangan pelayanan. Pada PUIL 2000 disebutkan bahwa susut tegangan antara
PHB utama dan setiap titik beban tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan PHB
45
utama bila semua kabel penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang ditentukan
(arus nominal pengaman). Kabel penghantar yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kemampuan hantar arus yang ditentukan dan rugi tegangan yang yang
diijinkan.
c. Kondisi Suhu
Setiap penghantar memiliki resistansi (R), jika penghantar tersebut di aliri oleh arus
maka terjadi rugi-rugi panas, jika dialiri dalam waktu yang lama ada kemungkinan
terjadinya kerusakan pada penghantar tersebut, oleh karena itu dalam pemilihan
penghantar faktor koreksi juga harus diperhitungkan.
d. Kondisi Lingkungan
Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan digunakan,harus disesuaikan dengan
kondisi dan tempat penghantar tersebut akan ditempatkan atau dipasang. Apakah
penghantar tersebut akan ditanam dalam tanah atau dipasang melewati udara.
e. Kekuatan Mekanis
Penentuan luas penampang penghantar kabel juga harus diperhitunkan apakah
adanya kemungkinan adanya kekuatan mekanis di tempat pemasangan kabel itu
besar atau tidak, dengan demikian dapat diperkirakan besar kekuatan mekanis yang
mungkin terjadi pada kabel tersebut.
f. Kemungkinan Perluasan
Setiap instalasi listrik yang dirancang dan dipasang dengan perkiraan adanya
penambahan beban di masa yang akan datang, oleh karena itu luas penampang
penghantar harus dipilih lebih besar minimal satu tingkat di atas luas penampang
sebenarnya, tujannya adalah jika dilakukan penambahan beban maka penghantar
tersebut masih mencukupi dan susut tegangan yang akan terjadi akan kecil.
4. Pengaman
Pengaman adalah suatu perlatan listrik yang digunakan untuk melindungi komponen
listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih
ataupun arus hubung singkat.
Fungsi dari pengaman dalam distribusi tenaga listrik adalah :
a. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik
untuk alasan keamanan.
b. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkuit instalasi selama kondisi
operasi normal untuk tujuan operasi perawatan.
46
c. Proteksi, yaitu untuk pengaman kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap
kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus
gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi.
47
Gambar 7. 12 Penggunaan Alat yang Tepat
48
Gambar 7. 13 Tes untuk Kontinuitas
Setelah dilakukannya tes dan tentunya memastikan bahwa instalasi listrik tersebut
aman untuk dioperasikan penggunaannya.
49
BAB VIII
SAMBARAN PETIR
(IRFAN DAVID)
A. Petir
Petir terjadi karena adanya lompatan elektron-elektron dari awan bermuatan
negatif ke bumi yang bermuatan positif. Menurut Prof. Dr. Dipl. Ing. Ir. Reynaldo zoro
(Guru Besar ITB), ada tiga syarat yang harus terpenuhi sehingga petir dapat terjadi.
Pertama adanya panas matahari yang menguapkan air, kedua terdapat partikel
mengambang di udara yang biasanya dari garam laut atau polutan industri, dan
ketiga kelembapan suatu daerah. Di dalam awan tersebut, terdapat partikel
bermuatan positif (+) dan negatif (-). Partikel yang positif tersebut berkumpul di atas,
dan negatif berkumpul di bawah. Kemudian saling bergesekan, sehingga jika
energinya cukup maka akan dilepaskan dalam bentuk petir.
Gambar 8. 1 Petir
Menurut Brian Williams, petir adalah bunga api listrik berukuran sangat besar
yang menyambar dari awan petir dan berpercikan di angkasa. Bunga api listrik
tersebut terjadi akibat peristiwa pelepasan muatan listrik atau biasa disebut partial
discharge pada awan ataupun bumi akibat kegagalan dielektrik pada lapisan udara.
Dapat disimpulkan bahwa petir merupakan kilatan cahaya raksasa yang
dihasilkan oleh pelepasan jutaan energi listrik yang biasa terjadi saat hujan badai.
Sambaaran petir dapat terjadi antara awan, antara awan dengan udara dan antara
awan dengan permukaan tanah.
50
Gambar 8. 2 Jenis Sambaran Petir
51
Gambar 8. 3 Sambaran Petir melalui Bangunan
52
Menurut Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (1983:2), Instalasi penangkal
petir adalah instalasi suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan-
peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir, menyalurkan
ke tanah. Sistem tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari
bangunan beserta isinya, atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari
bahaya sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung. Sistem
penangkal petir eksternal adalah berfungsi untuk memberikan perlindungan dari
sambaran petir secara langsung. Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan
sudah tercukupi, maka muatan positif di tanah akan tertarik. Muatan listrik kemudian
segera merambat naik melalui kabel konduktor menuju ke batang penangkal petir.
Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik, yang kemudian aliran listrik itu
akan mengalir ke dalam tanah melalui kabel konduktor penangkal petir dengan
demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan yang terpasang penangkal petir.
Sistem penangkal petir yang dikenal terdapat bermacam-macam, namun pada
dasarnya memiliki prinsip kerja utama yang sama pada setiap sistem-sistem
proteksinya, yaitu :
1. Menangkap petir
Sistem penangkal petir menyediakan sistem penerimaan sambaran petir yang
dapat menyambut sambaran petir lebih cepat dari area di sekelilingnya, serta dapat
memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besar sambaran petir.
2. Menyalurkan petir
Sambaran petir yang telah ditangkap selanjutnya dialirkan menuju tanah secara
aman tanpa mengakibatkan bahaya terhadap bangunan ataupun manusia.
3. Menampung petir
Arus petir yang dialirkan pada sistem pentanahan yang baik sehingga tidak
menimbulkan bahaya pada bangunan ataupun manusia. Instalasi sistem penangkal
petir eksternal sederhana meliputi terminal udara, penghantar turun (down
conductor), dan sistem pentanahan (grounding) yang tersambung menjadi satu
kesatuan sistem penangkal petir.
53
runcing. Batang konvensional ini dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai
sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing tersebut. Sehingga
dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan.
Batang runcing konvensional ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan atau
gedung.
a. Sistem Franklin Rod
Pengamanan bangunan terhadap sambaran kilat dengan menggunakan sistem
penangkal petir Franklin merupakan cara yang tertua namun masih sering digunakan
karena hasilnya dianggap cukup memuaskan, terutama untuk bangunan-bangunan
dengan bentuk tertentu, seperti misalnya : menara, gereja dan bangunan-bangunan
lain yang beratap runcing. Tongkat franklin, alat ini berupa kerucut tembaga dengan
daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak112º.
Agar daerah perlindungan besar, Franklin Rod dipasang pada pipa besi (dengan
tinggi 1-3 meter). Makin jauh dari Franklin Rod makin lemah perlindungan di dalam
daerah perlindungan tersebut. Franklin Rod dapat dilihat berupa tiangtiang di
bubungan atap bangunan. Sistem yang digunakan untuk mengetahui area proteksi
dari penyalur petir ini adalah dengan menggunakan sistem proteksi kerucut.
54
Gambar 8. 7 Sistem Faraday
55
mengganggu kesehatan manusia. Sistem ini akan berkurang radius
pengamanannya sejalan dengan waktu sesuai dengan sifat radioaktif.
56
BAB IX
(IRFAN DAVID)
Tersengat listrik adalah peristiwa di mana terdapat aliran listrik yang mengalir masuk
ke dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya tubuh manusia merupakan
penghantar listrik (konduktor) yang baik. Arus listrik akan mengalir dari titik yang memiliki
tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Pada kasus tersengat listrik, tubuh manusia
menjadi penghubung antara peralatan elektronik atau listrik (tegangan tinggi) dengan
tanah/ground (tegangan rendah). Maka dari itu, arus listrik akan mengalir melalui tubuh, hal
ini sesuai dengan sifat alami listrik yang akan mencari jalan terdekat menuju ground. Ada
dua cara listrik bisa menyengat tubuh, yaitu melalui sentuhan langsung dan tidak langsung.
Sentuhan langsung terjadi ketika anggota tubuh kontak langsung dengan bagian yang
bertegangan atau terbuka dari peralatan listrik, kabel, maupun sambaran petir. Sedangkan
sentuhan tidak langsung terjadi akibat adanya tegangan liar yang terhubung dengan
peralatan atau benda yang terbuat dari logam sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan
sengatan listrik.
A. Penyebab
1. Kontak dengan peralatan listrik dengan kabel terbuka
2. Kontak tidak disengaja dengan sumber listrik
3. Kabel listrik, instalasi, atau perbaikan yang rusak
4. Kontak dengan logam atau material konduktor lainnya yang terkena arus listrik,
seperti tangga berbahan logam yang bersentuhan dengan kabel listrik terbuka
5. Kontak tidak sengaja dengan kabel saluran listrik yang putus dan masih
menempel pada tiang listrik
6. Kontak dengan peralatan elektronik atau alat-alat listrik (steker, stop kontak,
kabel ekstensi, dll.) yang rusak atau tidak dilindungi
7. Kontak dengan mesin atau perkakas listrik (power tool) di tempat kerja
8. Kegagalan dalam menerapkan prosedur keselamatan Lockout/Tagout (LOTO)
9. Sambaran petir.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam sengatan listrik dan tingkat keparahan
cedera, diantaranya jenis arus, besar arus, lintasan aliran arus dalam tubuh, dan lama
waktu sengatan.
57
Gambar 9. 1 Tersengat Arus Listrik'
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan ketika menolong korban yang
tersengat listrik :
58
1. Amankan area sekitar. Periksa keadaan bahaya aliran listrik atau apa pun yang
mengancam keselamatan Anda, korban, dan orang lain. Dekati korban setelah
kondisi benar-benar aman.
2. Matikan sumber arus listrik (alat listrik atau kabel), jika memungkinkan
3. Jika arus listrik tidak dapat dimatikan, dorong atau tarik korban dengan hati-hati
menggunakan bahan yang tidak menghantarkan listrik (non konduktor), seperti
tongkat kayu, sapu, matras karet, dll.
4. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
5. Periksa pernapasan korban. Jika tidak sadar, segera lakukan resusitasi jantung
paru (RJP) apabila Anda merasa kompeten melakukannya.
6. Periksa kondisi tubuh korban (mulai dari kepala, leher, dada, lengan, perut,
hingga kaki) dan waspadai tanda-tanda syok, seperti mual/mungkin muntah,
kehilangan kesadaran, sesak napas, pucat, dingin, kulit lembap, serta rasa haus.
59
DAFTAR PUSTAKA
(MEGA)
Ambarita, R. P. (2015). Prinsip Dasar Instalasi Listrik. Prinsip Dasar Instalasi Listrik, 1-7.
Ismara, K. I., & Prianto, E. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan.
Solo: adimeka.
Pelatihan K3 Petugas Listrik : Identifikasi Bahaya Listrik (1). (2016, Juli 29). Retrieved from
titianmc: https://titianmc.co.id/pelatihan-k3-petugas-listrik-akibat-bahaya-listrik/
Pengenalan Bahaya Listrik. (2017, September 14). Retrieved from SYNERGY SOLUSI:
https://synergysolusi.com/indonesia/berita-k3/pengenalan-bahaya-listrik
Pertolongan Pertama Pada Korban Tersengat Listrik (Elektrical Shock). (2022, mei 11).
Retrieved from kiscerti: https://kiscerti.co.id/artikel/pertolongan-pertama-pada-
korban-tersengat-listrik-electrical-shock
Suryadi, A. (2013). Bengkel Listrik dan Mekanik Dasar. Teknik Elektro, 65-70.
60