Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

TEKNOLOGI SISTEM GELOMBANG MIKRO YANG DIAPLIKASIKAN

SEBAGAI ALAT PEMASAK PADA OVEN MIKROWAVE

MICROWAVE SYSTEM TECHNOLOGY APPLIED AS A COOKING TOOL

IN MICROWAVE OVENS

NAMA : RAHAYU ALI

NIM : 1812140009

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah dengan judul. “Teknologi Sistem Gelombang Mikro Yang Diaplikasikan
Sebagai Alat Pemasak Pada Oven Mikrowave”, Makalah ini
diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Komprehensif Semester
Ganjil Tahun Akademik 2021-2022.
Makalah ini terdiri dari tiga yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II
Kajian Teori, BAB III Kesimpulan dan Saran, Makalah ini menjelaskan tentang
pengunaan teknologi gelombang mikro pada oven microwave untuk
mengeringkan produk makanan, buah-buahan, maupun sayur sayuran merupakan
salah satu alternatif pengganti pengeringan konvensional yang paling praktis dan
evektif.
Dengan demikian, penulis meyakini masi banyak yang perlu diperbaiki
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi bahasa maupun tanda baca sehingga
sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai bahan evaluasi
penulis.
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan
menarik bagi pembaca,
Makassar, 18 September 2021
Penulis,

Rahayu Ali
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL........................................................................................................... I
KATA PENGANTAR.................................................................................. II
DAFTAR ISI................................................................................................. III
DAFTAR GAMBAR....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................. 1
D. Manfaat.................................................................................
E. Teknik pengumpulan data....................................................

BAB II KAJIAN TEORI


A. Microwave............................................................................
1. Sejarah Pemanfaatan Microwave .................................
2. Radio Sebagai Nenek Moyang Microve.......................
3. The Physicity‘War Menandai Lahirnya Teknologi
Microwave.....................................................................
4. Microwave Pada Kehidupan Sehari-Hari......................
B. Gelombang Elektromaknetik................................................
1. Polarisasi.......................................................................
2. Poynting Vector.............................................................
C. Bumbung Gelombang...........................................................
1. Perilaku Dasar...............................................................
2. Kecepatan Grup Dan Kecepatan Fasa...........................
D. Teori Operasi Microwave Oven...........................................
1. The Half-Wave Voltage Doubler..................................

BAB III PRINSIP KERJA MICROWAVE


A. Defenisi Microwave.............................................................
1. Struktur Microwave Oven.............................................
B. Komponen-Komponen Microwave Oven............................
1. Magnetron.....................................................................
a. Prinsip Kerja Magnetron........................................
b. Pegaruh Medan Magnet.........................................
c. Fase-Fase Pada Magnetron.....................................
d. Transien Osilasi .....................................................
C. Prinsip Kerja Microwave......................................................
D. Data Spesifikasi Microwave Oven.......................................
E. Tipe Microwave Oven..........................................................
F. Dampak Pemakaian Microwave Oven.................................
BAB IV DATA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Dengan Kondisi Berbeban............................................
B. Instruksi Grounding...............................................................
C. Petunjuk Peralatan.................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Gerakan Melengkung Menuju Anoda..............................................
2.2 muatan negatif didorong kembali di sekitar rongga.........................
2.3 Pergerakan gelombang mikro dalam oven microwave....................
2.4 Rotasi molekul air............................................................................
2.5 Komponen oven microwave.............................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman dari tahun ke tahun, semakin banyak juga


teknologi yang berkembang. Perkembangan teknologi ini terjadi karena adanya
hal – hal (masalah) yang membuat manusia untuk berpikir bagaimana untuk
memecahkan atau meringankan masalah masalah tersebut. Selain itu teknologi
dikembangkan untuk memudahkan manusia dalam hal pekerjaan atau pun
kegiatan yang sedang di jalankan.
Keberadaan gelombang adalah hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan
manusia. Sebagai contohnya, cahaya matahari dan bunyi. Cahaya matahari
merupakan kumpulan gelombang transversal dengan bermacam - macam
frekuensi dan amplitudo. Begitu pula dengan bunyi, bunyi yang kita dengar
merupakan gelombang longitudinal yang terdiri dari rapatan dan renggangan.
Semakin majunya pola pikir manusia mendorong terciptanya apilkasi yang
memanfaatkan gelombang.
Penerapan gelombang sebagai aplikasi ini dapat di temukan di kehidupan
kita yaitu oven microwave sebagai alat memasak. Caranya dengan memanaskan
makanan hingga suhu tertentu. Namun bagaimana mungkin gelombang dapat
memasak makanan? Prinsip-prinsip fisika apa yang di gunakan pada oven
microwave sebagai aplikasi penerapan gelombang? Hal inilah yang menjadi
dasar ketertarikan kami memilih oven microwave.

Pembuatan tugas akhir mengenai oven microwave ini dalam rangka


menyelesaikan tugas akhir pada semester 6. Alasan kami memilih microwave ini
adalah karena ketertarikan kami akan proses memanasnya sebuah benda karena
1
dikenai gelombang mikro. Tidak hanya benda atau objek yang terkena langsung,
sebuah objek yang di bungkus oleh aluminium foil ataupun berada dalam botol
plastik juga biasa mengalami pemanasan. Ketertarikan kami juga pada sifat
pemanasan yang di hasilkan oleh microwave oven. Objek yang di panaskan
misalnya,sebuah daging. Daging tersebut akan mengalami pemanasan tidak
hanya pada bagian luar dari daging tetapi bagian dalamnya juga ikut panas.
B. Rumusan Masalah

Bataasan masalah yang di angkat dalam laporan tugas akhir ini yaitu
bgaaimana proses pemanasan yang terjadi ketika kita memakai microwave oven.
Perubahan energi yang terjadi dari listrik menjadi gelombang mikro dan
memanfaatkan gelombang mikro ini sebagai alat memasak.
Untuk memperjelas, ditentukan beberapa batasan masalah yang akan di
bahas dalam tugas akhir ini, antara lain :
1. Bagaimana konsep fisika yang digunakan pada oven microwave?

2. Bagaimana prinsip kerja dari oven microwave?

3. Bagaimana komponen dari oven microwave?

C. Manfaat Penulisan
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Microwave

Begitu mendengar namanya saja, kita pasti langsung mengasosiasikan

istilah ini dengan alat elektronik yang biasa dipakai di rumah untuk memasak

dalam waktu singkat. Microwave. Tapi benarkah pengertian ini? Bahwa

microwave adalah oven sakti yang mampu memasak makanan secara ekspres?

Sesuai namanya, microwave oven adalah oven yang menggunakan bantuan

microwave (gelombang mikro) untuk memasak makanan. Apa arti istilah

gelombang mikro ini? Sebenarnya gelombang ini merupakan gelombang radio,

tetapi panjang gelombangnya lebih kecil dari gelombang radio biasa. Panjang

gelombangnya termasuk ultra-short (sangat pendek) sehingga disebut juga mikro.

Dari sinilah lahir istilah microwave.

Gelombang ini tidak dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya

(walaupun sangat kecil dibanding gelombang radio) jauh lebih besar dari panjang

gelombang cahaya (di luar spektrum sinar tampak). Keduanya sama-sama terdapat

dalam spektrum gelombang elektromagnetik (Gambar 1). Panjang gelombang

cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 10-9 m); sedangkan kisaran panjang

gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 10-2 m).


Gambar 1 Spektrum gelombang elektromagnetik

Oven microwave merupakan salah satu jenis oven yang memanfaatkan

gelombang mikro untuk memanaskan makanan. Pengeringan menggunakan

microwave berbeda dengan oven biasa, pada oven biasa sebelum panas

menyentuh makanan, terlebih dahulu memanaskan dinding dan udara di dalam

oven, kemudian perlahan makanan menyerap panas dan memanaskan makanan.

Sedangkan pada oven microwave, dinding dan udara didalam tidak perlu

dipanaskan lebih dulu. Gelombang mikro langsung menembus ke tengah makanan

dan langsung memanaskannya (Tobing, 2004: 6).

Gelombang mikro adalah salah satu gelombang elektromagnetik dalam

spektrum gelombang elektromagnet. Sebenarnya gelombang ini merupakan

gelombang radio, tetapi panjang gelombangnya lebih kecil dari gelombang radio

biasa. Panjang gelombangnya termasuk ultra-short (sangat pendek) sehingga

disebut dengan mikro. Gelombang mikro dapat digunakan sebagai pamanas

makanan karena gelombang mikro akan dipantulkan oleh bahan logam seperti
baja atau besi yang menjadi bahan dasar dari oven microwave sehingga panas

terkurung di dalam. Kedua, gelombang ini dapat menembus bahan non logam

tanpa memanaskannya dan sangat mudah diserap oleh air.

1. Radio Sebagai Nenek Moyang Microwave

Bentuk awal radio lebih dikenal sebagai ‘wireless telegraphy’

(telegrafi tanpa kabel). Istilah ini didapat karena pada masa itu (sekitar tahun

1900-an) masyarakat menganggap bahwa radio adalah suatu bentuk

penyempurnaan dari telegraf. Teknologi ini digunakan untuk mengirim pesan

dari suatu lokasi ke lokasi lain (point-to-point). Saat ini kita lebih

mengenalnya sebagai radio telephony (bentuk telepon tanpa kabel) dan radio

broadcasting (transmisi dari suatu stasiun pemancar ke berbagai tempat di

dunia). Penggunaan teknologi point-to-point dan radio broadcasting semakin

lama semakin luas. Tetapi penggunaan gelombang radio yang termasuk long

waves ini mendapatkan suatu masalah. Semakin banyak stasiun radio yang

beroperasi, semakin besar kemungkinan terjadinya interferensi gelombang.

Untuk menghindari ini, masing-masing stasiun radio diberikan frekuensi

khusus untuk menyiarkan programnya. Tetapi lama-kelamaan terjadi

overcrowding seiring dengan semakin bertambahnya stasiun radio yang

memancarkan siarannya.

Ini mendorong para investor untuk memperbesar jangkuannya.

Perusahaan-perusahaan besar mulai mencoba menggunakan wireless

telephony untuk hubungan internasional antara Amerika Serikat dan Eropa.


Saat melakukan penelitian untuk proyek-proyek besar itulah, mereka

menemukan bahwa untuk jangkauan sedemikian luas dibutuhkan gelombang

yang lebih pendek dari gelombang radio yang biasa mereka gunakan.

Gelombang yang lebih pendek juga memungkinkan berkurangnya masalah

overcrowding dan memberi kesempatan bagi penggunaan frekuensi yang

sama untuk wilayah yang letaknya berjauhan tanpa terjadi interferensi (karena

gelombangnya semakin melemah setelah beberapa ratus kilometer).

Gelombang ini kemudian dikenal sebagai gelombang medium (medium

waves). Salah satu contohnya adalah gelombang radio AM.

Dipersenjatai dengan berbagai peralatan yang canggih, para peneliti

menemukan bahwa gelombang yang lebih pendek lagi mampu berkeliaran ke

seluruh dunia secara lebih baik lagi. Short waves atau gelombang pendek ini

memiliki panjang gelombang sekitar 10-100 m. Frekuensinya sekitar 3-30

MHz. Gelombang ini memungkinkan transmisi dari suatu lokasi ke lokasi

lain yang berada di belahan dunia lain, hanya dengan menggunakan sumber

tenaga beberapa Watt saja (sangat murah!).

Berdasarkan penemuan ini, peneliti-peneliti jadi semakin penasaran.

Apa ya yang bakal didapatkan jika mereka bisa menggunakan gelombang

yang bahkan lebih pendek lagi dari short waves ini? Itu kan berarti

gelombangnya lebih pendek dari 10 m dan frekuensinya lebih tinggi dari 30

MHz! Dimulailah eksperimen-eksperimen untuk mendapatkan ultra-short

waves atau microwaves.


2. The Physicists’ War Menandai Lahirnya Teknologi Microwave

Perang Dunia II dikenal juga sebagai The Physicists’ War karena saat

itulah terjadi perlombaan antara para fisikawan untuk menelurkan teknologi

paling canggih yang dapat digunakan untuk memenangkan perang. Satu

teknologi yang menjadi pusat semua penemuan di masa itu adalah teknologi

Microwave. Mengapa microwave? Karena microwave membuka jalan bagi

lahirnya RADAR.

Cara kerja radar adalah dengan mengirimkan gelombang

elektromagnetik menuju sasaran/target. Waktu yang dibutuhkan gelombang

untuk mencapai sasaran dan kemudian memantul kembali ke pemancarnya

dapat memberikan informasi tentang lokasi (jarak) obyek yang diamati itu.

Satu hal terpenting yang menjadi kunci sukses radar adalah kemampuannya

untuk ‘melihat’ dalam gelap. Tidak peduli siang atau malam, radar dapat

dengan mudah mengidentifikasi suatu obyek, mulai dari lokasinya, gerak-

geriknya, bentuknya, sampai temperaturnya.

Teknologi radar menjadi sarana penting untuk keperluan navigasi di

malam hari, di dalam air (kapal selam), dan di saat cuaca buruk. ‘Mata’ yang

digunakan untuk ‘melihat’ dalam gelap ini adalah microwave. Penggunaan

teknologi ini semakin berkembang di dunia militer, bahkan sesudah perang

berakhir. Peluru kendali dan bom dilengkapi dengan teknologi radar sebagai

alat kendalinya. Jaringan mata-mata internasional juga memanfaatkannya

untuk berkomunikasi melalui satelit. Kini penggunaannya yang paling luas di


militer adalah dalam teknologi Global Positioning System (GPS). GPS yang

kita kenal dalam kehidupan sehari-hari hanya merupakan sebagian kecil

aplikasi teknologinya di dunia militer.

3. Microwave di kehidupan sehari-hari

Penggunaan microwave yang paling akrab dengan kita tentunya

microwave oven. Benarkah begitu? Tidak juga! Sebenarnya sewaktu kita

menggunakan telepon seluler, kita menggunakan microwave. Siaran televisi

dari daerah-daerah terpencil bisa dilakukan dengan juga bantuan microwave.

Data-data komputer juga dikirimkan melalui gelombang mikro ini. Jadi, tidak

cuma microwave oven saja! Microwave oven sendiri bisa bekerja begitu cepat

dan efisien karena gelombang elektromagnetiknya menembus makanan dan

mengeksitasi molekul-molekul air dan lemak secara merata (tidak cuma

permukaannya saja).

Gelombang pada frekuensi 2.500 MHz (2,5 GHz) ini diserap oleh air,

lemak, dan gula. Saat diserap, atom tereksitasi dan menghasilkan panas.

Proses ini tidak memerlukan konduksi panas seperti di oven biasa. Karena

itulah prosesnya bias dilakukan sangat cepat. Hebatnya lagi, gelombang

mikro pada frekuensi ini tidak diserap oleh bahan-bahan gelas, keramik, dan

sebagian jenis plastik. Bahan logam bahkan memantulkan gelombang ini. Ini

memberi kesan microwave oven adalah oven pintar yang bisa memilih untuk

memasak hanya makanannya saja, bukan wadahnya.


Gambar 2 Ini bukan Microwave, tetapi Microwave Oven

Di dunia kesehatan, microwave juga memegang peranan penting.

Karakteristik yang dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk

menghasilkan energi panas. Hampir semua penggunaan microwave dalam

dunia kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan tubuh.

Prinsipnya mirip dengan microwave oven.

Untuk menghancurkan tumor yang bersarang dalam tubuh,

gelombang mikro diarahkan pada lokasi tumor (lokasinya bisa ditentukan

menggunakan gelombang mikro juga, dengan prinsip yang sama seperti

teknologi radar). Cairan tumor menyerap gelombang mikro sehingga

terjadi eksitasi atom. Panas yang dihasilkannya bisa menghancurkan

jaringan tumor tersebut secara tepat (tanpa melukai jaringan yang sehat).

Proses ini tidak memerlukan pembedahan dan tidak sakit sama sekali.
Gambar 3 Microwave menyerang dan menghancurkan tumor

Penggunaan yang lebih dahsyat lagi adalah dalam dunia astronomi.

Semua benda yang memancarkan gelombang mikro bisa diamati dan

dipelajari karakteristiknya. Semua yang memiliki temperatur di atas 0 K (-

273oC atau 0o mutlak) pasti memancarkan gelombang mikro. Semakin

tinggi temperaturnya semakin kuat gelombangnya. Ini berarti kita bisa

mempelajari semua yang ada di jagad raya, termasuk lapisan atmosfer,

ozon, planet-planet, dan bintang. Kita juga bisa memantau perubahan

cuaca bumi dengan bantuan gelombang mikro ini. Alat penerima

gelombang mikro yang paling sensitif adalah radiometer. Jika radiometer

diarahkan ke langit, alat ini bisa berfungsi sebagai radiotelescope

(teleskop yang menangkap transmisi gelombang radio). Dua

radiotelescope yang paling besar adalah Arecibo di Puerto Rico dan Very

Long Baseline Array (VLBA) di New Mexico. Keduanya sangat terkenal


dan pernah membintangi film Contact (Jodie Foster) sebagai alat penerima

gelombang mikro yang ditransmisikan oleh makhluk luar angkasa!

Gambar 4 Radiotelescope dalam salah satu adegan film Contact

B. Gelombang Elektromaknetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan ketika

adanya perubahan medan listrik dan medan magnet dalam suatu waktu (Young,

2008:1093). Arah getar medan magnet dan medan listrik saling tegak lurus

(Gorninck, 2005). Medan elektromagnetik merupakan medan magnet dan medan

listrik yang dihasilkan oleh alam maupun peralatan elektronik yang bermuatan

listrik. Manusia sebagai salah satu sistem biologi di antara sistem biologi lainnya,

dimungkinkan akan selalu terpancar oleh medan elektromagnetik (Anies, 2003:

92).
Gambar 2.1 Perambatan Gelombang Elektromagnetik yang Terdiri atas
Medan Magnet 𝐵⃗→ dan Medan Listrik 𝐸⃗→

(Sumber: Serway, 2008)

Dari Gambar 2.1 dapat diketahui medan listrik 𝐸⃗→ pada sumbu y dan medan

magnet 𝐵⃗→ pada sumbu z. demikian gelombang, yang mana medan listrik dan
medan magnet dibatasi secara sejajar terhadap sepasang garis tegak lurus, yang
disebut garis polarisasi gelombang (Serway, 2008:957). Karakteristik gelombang
elektromagnetik anatara lain:
a. Baik 𝐸⃗→ dan 𝐵⃗→ merupakan garis tegak lurus arah dari perambatan
gelombang.
b. Terdapat perbandingan pasti antara besarnya 𝐸⃗→ dan 𝐵⃗→: 𝐸⃗→= c𝐵⃗→
c. Gelombang merambat pada ruang hampa dengan pasti dan kecepatan c
tidak berubah-ubah.

d. Tidak seperti gelombang mekanik, yang memerlukan pergerakan partikel


dari medium seperti air atau udara, gelombang elektromagnetik tidak
mengharuskan adanya medium. Apa ‘yang bergerak’ pada gelombang
elektromagnetik merupakan medan listik dan medan magnet. (Young,
2012:763).
1. Polarisasi

Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, seperti

gelombang tali dan gelombang cahaya, dan tidak dapat terjadi pada gelombang

longitudinal, seperti pada gelombang bunyi. Suatu gelombang disebut

terpolarisasi linear jika getaran dari gelombang selalu terjadi dalam satu arah saja,

yaitu arah polarisasi. Bagaimana dengan gelombang cahaya? Gelombang cahaya

memiliki arah getaran medan listrik dan medan magnetic yang saling tegak lurus,
dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang cahaya. Karena kuat

medan listrik jauh lebih besar dari kuat medan magnetic (ingat E = cB), maka

hanya arah getaran medan listrik E yang kita perhitungkan.

Cahaya terpolarisasi linear dapat dihasilkan dengan bantuan bahan tertentu,

yang disebut Polaroid. Bahan ini memiliki sumbu transmisi. Jika intensitas cahaya

tak terpolarisasi yang jatuh pada Polaroid adalah 0 I , maka intensitas cahaya yang

melewati polaroid, I, dinyatakan oleh

1
I= I (2.20)
2 0

Dari uraian tentang polarisasi kita dapat mendefinisikan bahwa peristiwa

polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian

arah getarnya terserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya hanya

mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear.

Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tak terpolarisasi, yaitu

dengan menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah

satu arah getar saja. Ada 4 cara untuk melakukan hal ini, yaitu:

1. penyerapan selektif;

2. pemantulan;

3. pembiasan ganda; dan

4. hamburan.

1. Polarisasi dengan Penyerapan Selektif


Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah

menggunakan polaroid, yang akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah

getarnya sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap gelombang-gelombang

pada arah getar lainnya. Oleh karena teknik ini berdasarkan penyerapan arah

getar, maka disebut polarisasi dengan penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal

akan meneruskan semua komponen medan listrik E yang sejajar dengan sumbu

transmisi dan menyerap semua komponen medan listrik E yang tegak lurus pada

sumbu transmisi.

Polaroid pertama disebut dengan polarisator dan polaroid kedua disebut

dengan analisator. Sumbu transmisi masing-masing polaroid ditunjukkan oleh

garis putus-putus. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi

dari cahaya tak terpolrisasi (cahaya alami). Analisator berfungsi untuk

mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi. Besarnya kuat medan listrik yang

diteruskan oleh analisator adalah:

E2= E cos θ

Bagaimanakah perhitungan intensitas cahaya untuk sistem poalroid,

seperti pada Gambar 2.39? seperti telah kita ketahui dari Persamaan (2-29), jika

cahaya alami tak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator)

memiliki intensitas maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator 1 I ,

adalah

1
I 1= I 0
2
Cahaya dengan intensitas ini kemudian datang padan analisator dan cahaya

yang keluar dari analisator akan memiliki intensitas 2 I . Menurut hukum Malus,

hubungan antara dan dapat dinyatakan oleh:

1
I 2=I 1 cos 2 θ= I 0 cos2 θ
2

dengan = sudut antara sumbu transmisi analisator dengan sumbu transmisi

polarisator. Jika Persamaan (2-31) Kita perhatikan dapat diperoleh hasil sbb:

intensitas cahaya yang diteruskan oleh sistem polaroid mencapai

maksimum jika kedua sumbu polarisasi adalah sejajar (= 0 _ atau 180 _ ) dan

mencapai minimum jika kedua sumbu transmisi saling tegak lurus atau = 90 _ .

2. Polarisasi dengan Pemantulan

Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tak terpolarisasi dengan

cara pemantulan. Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas antara dua medium

maka sebagian cahaya akan dipantulkan. Ada 3 kemungkinan yang terjadi pada

cahaya yang dipantulkan, yaitu:

1. cahaya pantul tak terpolarisasi;

2. cahaya terpolarisasi sebagian; dan

3. cahaya pantul terpolarisasi seluruhnya (sempurna).

2. Poynting Vector

Vektor pointing didefinisikan sebagai produk vektor dari vektor intensitas


medan listrik dan vektor medan magnetik pada suatu gelombang elektromagnetik.
Pengertian fisik dari vektor pointing yang menggambarkan laju energy per satuan
waktu per satuan luas penampang medium yang dilalui oleh gelombang, baik
harga sesaat atau harga rata- rata. Nilai vektor poynting yang besar, berarti
menggambarkan intensitas gelombang elektromagnetik yang besar juga (Effendi
et al., 2007:130-131). John Henry Poynting mendemonstrasikan bahwa kehadiran
baik medan listrik dan medan magnet pada saat yang sama di tempat
menghasilkan aliran pada medan energy, yang disebut teorema Poynting dan
vector Poynting dideskripsikan

S=E×H (2.33)

Unit dari vektor Poynting adalah J/(m2.sec) menggunakan bidang


gelombang untuk menjelaskan beberapa bagian dari vektor. S melibatkan
hubungan kuadrat pada E, penting untuk menggunakan bentuk sebenarnya dari E

B √ μϵ
H= = k ×E (2.34)
μ μk

Dimana

E = E0 cos (ωt−k .r + θ ¿ (2.35)

S=
√ μϵ E ×(k × E )cos 2(ωt−k . r +θ) (2.36)
0 0
μk

n k
= |E |2 cos 2(ωt−k .r + θ ¿
μk 0 k
(2.37)

k
dimana energi yang mengalir pada arah rambatan dinotasikan sebagai
k
.

Normalnya, S tidak dideteksi pada frekuensi yang sangat tinggi seperti


dengan cahaya ( Hz) tetapi cukup mendeteksi rata-rata sementara
dari S dengan sementara dengan menentukan rata-rata waktu menyesuaikan
teori yang sebenarnya. Waktu rata-rata S disebut dengan kerapatan fluks dengan
satuan W/m2.
t 0+T
1
I = |⟨ S ⟩|=
T
∫ 2
A cos ( ωt−k . r +θ ) dt (2.37)
t0
(Guenther, 1990:33-34)
Keterangan :

𝐒 = laju energi rata-rata per meter persegi yang dipindahkan melalui


gelombang elektromagnetik (J/(s.m2) = W/m-2)
𝐇 = kuat medan magnet (A/m)
𝐁 = induksi medan magnetik (Wb/m2=T)
𝐄 = kuat medan listrik (N/C)
𝐀 = vektor luasan (m2)
𝑘 = bilangan gelombang
𝜇 = permeabilitas magnetik
𝜖 = konstanta permitivitas listrik

C. Bumbung Gelombang (Waveguide)

Waveguide adalah saluran tunggal yang berfungsi untuk

menghantarkan gelombang elektromagnetik (microwave) dengan frekuensi 300

MHz – 300 GHz.Dalam kenyataannya, waveguide merupakan media transmisi

yang berfungsi memandu gelombang pada arah tertentu. Secara umum waveguide

dibagi menjadi tiga yaitu, yang pertama adalah rectangular waveguide (waveguide

dengan penampang persegi) dan yang kedua adalah circular waveguide

(waveguide dengan penampang lingkaran), dan ellips waveguide (waveguide

dengan penampang ellips)

1. Perilaku dasar

2. Kecepatan grup dan kecepatan fasa

a. Kecepatan grup

Kecepatan kelompok dibahas di bawah superposisi gelombang. Untuk


memahami kecepatan grup, kita harus terlebih dahulu memahami konsep

superposisi. Ketika dua gelombang saling mencegat di ruang angkasa, osilasi

yang dihasilkan agak rumit dari perilaku sinus. Partikel pada suatu titik

berosilasi dengan berbagai amplitudo. Amplitudo maksimum adalah

serempak dari dua amplitudo gelombang asli. Amplitudo minimum adalah

perbedaan minimum antara dua amplitudo asli. Jika dua amplitudo sama,

maksimum dua kali amplitudo dan minimum nol. Demi kejelasan, mari kita

asumsikan bahwa dua gelombang termodulasi memiliki amplitudo yang sama

dan frekuensi yang berbeda. Hal ini menyebabkan gelombang dengan

frekuensi yang lebih tinggi diselimuti gelombang dengan frekuensi yang lebih

rendah. Ini menyebabkan sekelompok gelombang dikemas dalam amplop.

Kecepatan amplop ini adalah kecepatan grup gelombang. Harus dicatat

bahwa, untuk gelombang berdiri, kecepatan grup adalah nol. Agar kecepatan

grup menjadi nol, kedua gelombang harus memiliki frekuensi yang sama dan

mereka harus memiliki arah perjalanan yang berlawanan.

b. Kecepatan fasa

Kecepatan fase adalah konsep yang dibahas dalam perambatan

gelombang. Kecepatan fase gelombang adalah kecepatan "fase" yang

merambat. Untuk klarifikasi, asumsikan puncak gelombang, yang bergerak ke

arah sumbu x. Kecepatan fase adalah komponen x kecepatan dari titik yang

dipilih di puncak. Ini juga dapat diperoleh dengan membagi panjang

gelombang dengan waktu yang dibutuhkan untuk panjang gelombang tunggal


untuk melewati titik yang dipilih. Waktu ini sama dengan periode osilasi,

yang menyebabkan gelombang. Sekarang perhatikan gelombang sinus standar

A sin (wt - kx), di mana w adalah kecepatan sudut sumber, t adalah waktunya,

k adalah jumlah gelombang (jumlah panjang gelombang lengkap per panjang

2π), dan x adalah posisi pada sumbu x. Pada puncaknya, wt - kx sama dengan

nol. Oleh karena itu, kecepatan fasa (x / t) sama dengan w / k. secara

matematis, nilai p = wt - kx adalah fase gelombang.

D. Teori Operasi Microwave Oven

1. The half-wave voltage doubler

Pengganda tegangan setengah gelombang adalah pengali tegangan


dengan faktor perkalian dua. Pengganda tegangan setengah gelombang
ditunjukkan di bawah ini. Selama setengah siklus positif dari tegangan
sekunder, dioda pertama dibias maju dan yang lainnya dibias mundur.
Kapasitor pertama dibebankan ke puncak tegangan sekunder (Vp) dikurangi
penurunan dioda dengan polaritas. Selama setengah siklus negatif, dioda
sekunder dibias maju dan dioda pertama adalah reverse-bias. Karena
kapasitor tidak dapat melepaskan, tegangan puncak pada Kapasitor
menambah tegangan sekunder untuk mengisi yang lain kapasitor menjadi
sekitar 2Vp
Dalam kondisi tanpa beban, kapasitor C tetap terisi sekitar 2Vp.
Dalam kasus jika resistansi beban terhubung di output, kapasitor keluaran
C melepaskan sedikit melalui beban pada setengah siklus positif
berikutnya dan diisi ulang kembali ke 2Vp pada setengah siklus negatif
berikutnya. Output yang dihasilkan adalah setengah gelombang, tegangan
kapasitor-filter. Tegangan terbalik puncak di setiap dioda adalah 2Vp. Jika
dioda dibalik, tegangan keluaran melintasi kapasitor keluaran C akan
memiliki polaritas yang berlawanan.

Di sini, di rangkaian input diumpankan dengan tegangan


sinusoidal dengan amplitudo 10V, output yang diperoleh melintasi
tegangan kapasitor sama dengan dua kali lipat dari tegangan input
yaitu 20V.
BAB II

PRINSIP KERJA MICROWAVE

A. Defenisi Microwave

Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang

gelombang antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300

megahertz sampai 300 gigahertz

1. Struktur microwave oven

Struktur microwave oven

a. Lampu oven

Secara otomatis menyala bila pintu dibuka atau selama memasak untuk

menerangi cavity.
b. Cavity

Ruang tempat memasak dimana terdapat medan listrik gelombang mikro.

c. Pintu (door)

Tempat keluar-masuknya makanan dan menghalangi keluarnya gelombang

mikro dan emisi panas ke pemakai pada saat memasak.

d. Pengancing pintu (door latch)

Untuk mengaitkan pintu agar menutup dengan rapat.

e. Layar kaca jendela (window screen)

Layer tembus pandang untuk melihat makanan tetapi tidak dapat dilewati

oleh gelombang mikro.

f. .Display (tampilan LED 7-segment)

g. Panel control

Tombol pengatur keluaran daya gelombang mikro dan untuk memilih

fungsi

h. Tombol pintu (membuka / menutup)

i. Meja putar (turn table)

Memutar wadah makanan agar makanan dimasak dengan merata.]

j. Bantalan pemandu (guide roller)

k. Wadah memasak (cooking tray)

Wadah tempat makanan yang terbuat dari gelas tahan panas


l. Wave gide (pemandu gelombang)

Saluran transmisi yang terbuat dari logam yang berongga udara sehingga

gelombang mikro dapat merambat dari magnetron ke cavity

B. Kompopnen-komponen microwave oven

Komponen utama microwave ada tiga yaitu, magnetron, waveguide, dan

microwave stirrer. Fungsi setiap komponen microwave berbeda-beda satu sama

lain. Saat microwave bekerja, ketiganya saling bekerjasama untuk memanaskan

makanan lebih cepat dan merata. Berikut ini adalah fungsi dari ketiga komponen

microwave.

1. Waveguide

waveguide adalah komponen yang didesain untuk mengarahkan

gelombang mikro. Waveguide gelombang mikro terbuat dari bahan konduktor.

2. Microwave stirrer

microwave stirrer merupakan komponen berbentuk baling-baling yang

berfungsi menyebarkan gelombang mikro di dalam microwave. Komponen ini

biasanya dikombinasikan dengan piringan yang dapat berputar di tempat

tatakan makanan.

3. Magnetron

Magnetron merupakan inti dari microwave. Komponen ini berfungsi untuk

mengubah energi listrik menjadi radiasi gelombang mikro. Daya yang

semakin besar menyebabkan magnetron semakin cepat untuk memanaskan

bahan.
Prinsip kerja Microwave
Berikut adalah prinsip kerja dari sebuah microwave oven dalam
memanaskan sebuah objek:
1) Arus listrik bolak-balik dengan beda potensial rendah dan arus searah
dengan beda potensial tinggi diubah dalam bentuk arus searah.
2) Magnetron menggunakan arus ini untuk menghasilkan gelombang
mikro dengan frekuensi 2,45 GHz.
3) Gelombang mikro diarahkan oleh sebuah antenna pada bagian atas
magnetron ke dalam sebuah waveguide.
4) Waveguide meneruskan gelombang mikro ke sebuah alat yang
menyerupai kipas, disebut dengan stirrer. Stirrer menyebarkan
gelombang mikro di dalam ruang oven.
5) Gelombang mikro ini kemudian dipantulkan oleh dinding dalam oven
dan diserap oleh molekul-molekul makanan.
6) Karena setiap gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan
negatif, molekul-molekul makanan didesak kedepan dan kebelakang
selama 2 kali kecepatan frekuensi gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali
dalam setiap detik.

1. Produksi Gelombang Mikrowave dalam Magnetron

Untuk makanan yang akan dipanaskan dalam oven microwave, gelombang

mikro harus melewati makanan. Gelombang mikro adalah gelombang

elektromagnetik dengan frekuensi sekitar 2,45 GHz dan panjang gelombang

sekitar 12,2 cm; dalam spektrum elektromagnetik, mereka jatuh sebelum cahaya

inframerah tetapi setelah gelombang radio (Heckert 2007). Dalam oven

microwave, gelombang mikro dihasilkan oleh alat yang disebut magnetron.

Perangkat ini berbentuk tabung berongga, dengan katoda silinder mengalir

melalui pusat dan luar tabung, dibentuk dengan beberapa rongga, bertindak

sebagai anoda (Gallawa 2008). Dengan demikian, medan listrik ada di celah di

dalam tabung. Struktur ini ditunjukkan pada Gambar 2.1.


Medan magnet permanen ada tegak lurus terhadap medan listrik dan

sejajar dengan panjang tabung. Elektron di katoda dilucuti ke medan listrik karena

emisi termionik (suhu tinggi di katoda menyebabkan elektron tereksitasi dan

dilepaskan) (Nave 2005). Mereka mempercepat menuju anoda, bagian luar

tabung, karena gaya yang diterapkan pada mereka oleh medan listrik. Namun,

dalam perjalanan mereka, medan magnet juga menerapkan gaya yang

membelokkan gerakan mereka. Jalur yang dihasilkan beberapa elektron mungkin

diambil ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 (gerakan melengkung menuju anoda)

Karena gerakannya yang melengkung, elektron didorong menuju area di

mana terdapat kelebihan muatan negatif di anoda (satu sisi rongga.) Kelebihan

muatan negatif ini didorong kembali di sekitar rongga, menciptakan osilasi medan

listrik dan magnet karena menjadi muatan bergerak (Nave 2005). Frekuensi

resonansi ini terjadi konsisten dengan gelombang mikro; karena medan listrik dan
magnet dipancarkan secara tegak lurus satu sama lain dan tegak lurus terhadap

arah perjalanan pada frekuensi ini, gelombang mikro dipancarkan secara efektif.

Proses ini diilustrasikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 (muatan negatif didorong kembali di sekitar rongga)

Gelombang mikro yang dihasilkan oleh magnetron diarahkan ke baling-

baling berputar yang terbuat dari logam. Salah satu sifat gelombang mikro adalah

bahwa mereka dipantulkan dari logam, sehingga mereka memantul dari "kipas

pengaduk" dan masuk ke ruang oven. Ruang oven dilapisi dengan logam sehingga

gelombang mikro akan terus memantul di dalam ruang sampai diserap (Heckert

2007). Gambar 2.3 menunjukkan gerakan dasar gelombang mikro dalam oven

microwave.

Gambar 2.3 (Pergerakan gelombang mikro


dalam oven microwave)
Gelombang mikro diserap oleh beberapa bahan kimia dalam makanan—

paling optimal air. Ini karena molekul air bersifat polar, artinya distribusi muatan

di dalam molekul tidak simetris; satu sisi molekul sedikit positif, dan sisi lainnya

sedikit negatif. Dengan demikian, dengan adanya komponen medan listrik

gelombang mikro, gaya akan diterapkan pada kedua dipol molekul yang akan

menyebabkannya berputar (Heckert 2007). Pada Gambar 2.4, dua molekul air

ditunjukkan pada posisi di mana gaya pada dipolnya karena medan listrik

gelombang adalah minimum.

Gambar 2.4 Rotasi molekul air

Karena medan listrik terus berosilasi, molekul air terus berputar. Frekuensi

gelombang mikro (2,45 GHz) optimal karena waktu yang dibutuhkan medan

listrik untuk berosilasi konsisten dengan waktu yang dibutuhkan molekul air

untuk berputar 180° (Heckert 2007). Dengan demikian, molekul air berputar

secepat mungkin.

Saat molekul air berputar, mereka menabrak molekul lain di sekitarnya

dan mentransfer sebagian energi kinetiknya. Menurut Teori Partikel Kinetik, jika
partikel dalam makanan memiliki energi kinetik lebih banyak, maka makanan

akan lebih panas.

2. Batasan & Konsekuensi Menggunakan Pemanasan Microwave

a. Interferensi Konstruktif & Destruktif

Interferensi konstruktif dan destruktif antara gelombang mikro dapat

menyebabkan pemanasan yang tidak merata pada makanan. Pada setiap titik di

dalam ruang oven terdapat beberapa gelombang mikro yang saling mengganggu,

artinya medan listrik yang dihasilkan pada titik tersebut merupakan penjumlahan

dari masing-masing medan listrik. Jika interferensi bersifat konstruktif, medan

listrik yang dihasilkan pada titik tersebut akan lebih besar, dan dengan demikian

partikel-partikel dalam makanan akan memperoleh lebih banyak energi kinetik

dan makanan akan menjadi lebih panas. Jika interferensi bersifat destruktif,

mungkin tidak ada medan listrik yang dihasilkan sehingga makanan akan tetap

dingin pada saat itu (Heckert 2007). Karena gelombang mikro memantul dari

dinding logam bagian dalam ruang oven, gelombang mikro mungkin memantul

beberapa saat sebelum diserap, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya

interferensi konstruktif dan destruktif (Heckert 2007).

Karena gelombang mikro memiliki panjang gelombang sekitar 12,2 cm,

jarak antara dua ekstrem ini biasanya hanya beberapa sentimeter—ini bisa

menjadi masalah dalam hal memanaskan makanan (Heckert 2007). Meja putar

yang dapat berputar termasuk dalam sebagian besar oven microwave dan

memindahkan makanan ke sekitarnya untuk menyebarkan efek "titik panas"


pemanasan ke semua makanan; efek interferensi konstruktif dan destruktif tidak

terlokalisasi pada titik-titik tertentu dalam makanan (Heckert 2007).

b. Rotasi Molekul

Prinsip memanaskan makanan dalam oven microwave didasarkan pada

kemampuan molekul untuk berputar. Ini memberlakukan batasan tertentu pada

jenis makanan yang bisa dipanaskan. Misalnya, es adalah benda padat sehingga

molekulnya tidak dapat berputar semudah dalam air cair. Dengan demikian, es

tidak dipanaskan seefektif gelombang mikro, dan harus dipanaskan dengan

konduksi panas normal (Heckert 2007). Hasilnya, makanan beku bisa panas tidak

merata dan kurang efisien. Benda yang mengandung sedikit air juga akan

membutuhkan waktu lebih lama untuk dipanaskan, karena akan lebih sedikit

molekul air yang berputar dan dengan demikian lebih sedikit energi kinetik yang

ditransfer ke makanan. Meskipun hal ini bermanfaat untuk barang-barang seperti

plastik dan kaca (sehingga dapat digunakan sebagai wadah), pemanasan

microwave pada makanan yang lebih kering tidak seefektif ini.

c. Efek pada Logam

Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa memanaskan jenis logam apa

pun di dalam oven microwave bisa berbahaya (Today's Microwaves Can Handle

Metal Objects 2007). Gelombang mikro cenderung memantulkan logam, yang

berguna untuk menjaga agar gelombang mikro tidak keluar dari ruang oven.

Namun, jika logam digunakan sebagai wadah untuk makanan yang dipanaskan,
gelombang mikro akan dipantulkan daripada diserap oleh makanan; makanan

tetap dingin. Ini bisa menjadi masalah karena ketika gelombang mikro tidak

diserap, mereka menumpuk dan akhirnya dapat memantulkan kembali ke

magnetron, yang berpotensi merusaknya (Chemistryquestion.com 2003). Namun,

magnetron modern dibuat untuk menangani masukan gelombang mikro dalam

jumlah besar, jadi biasanya pantulan gelombang mikro ini relatif tidak berbahaya

(Today's Microwaves Can Handle Metal Objects 2007).

Selain itu, karena gelombang mikrowave terdiri dari medan listrik,

elektron yang dimobilisasi di permukaan logam bergerak sesuai dengan osilasi

medan listrik. Pada benda logam yang tebal, panas yang dihasilkan dari gesekan

ini dapat hilang, tetapi benda yang tipis akan menjadi sangat panas dengan sangat

cepat (Chemistryquestion.com 2003). Benda logam dengan titik tajam (seperti

garpu) dapat memiliki muatan listrik yang kuat menumpuk di ujungnya,

menyebabkan partikel udara terionisasi, dan dengan demikian memungkinkan

kelebihan muatan melompat ke konduktor terdekat, menciptakan percikan

(Heckert 2007). Namun, fenomena ini juga sebagian besar tidak berbahaya bagi

makanan dan oven microwave (Today's Microwaves Can Handle Metal Objects

2007).

3 Prinsip Kerja Oven Microwave

Prinsip kerja oven microwave adalah dengan melewatkan radiasi

gelombang mikro pada molekul air, lemak ataupun gula yang sering terdapat pada

bahan pangan. Gelombang ini akan diserap oleh molekul air, lemak, dan gula
dalam makanan. Proses penyerapan molekul pada suatu makanan bersifat elektrik

dipolar, yang artinya bahwa molekul tersebut memiliki muatan negatif pada salah

satu sisi dan muatan positif pada sisi yang lainnya. Akibatnya, medan elektrik

yang berubah-ubah akan terinduksi melalui gelombang mikro yang menyebabkan

masing-masing sisi akan berputar dan saling mensejajarkan diri antara yang satu

dengan yang lainnya. Gelombang tersebut akan memicu molekul air, lemak, dan

gula untuk saling bertumbukan sehingga menghasilkan panas. Oleh karena itu,

makanan yang memiliki kandungan air tinggi akan lebih cepat matang jika

dipanaskan menggunakan microwave. Proses pematangan makanan akan dimulai

dari bagian dalam lalu bagian luar. Oleh karena itu, memanaskan makanan dengan

microwave akan menghasilkan makanan yang matang sempurna. Di dalam

microwave terdapat piring berputar yang berfungsi memutar makanan selama

dipanaskan agar makanan dapat matang secara merata (Saputra dan Ningrum,

2010).

Perbedaan oven microwave dengan oven konveksi yaitu terletak pada

proses pemanasan bahan pangan yang terjadi. Pada oven konveksi pemanasan

terjadi melalui proses perambatan panas dari sumber panas ke permukaan bahan.

Mekanisme ini akan mengakibatkan bagian permukaan sampel bahan

mendapatkan panas yang lebih intensif dibandingkan dengan bagian dalam bahan.

Sedangkan pada pemanasan gelombang mikro, panas yang dihasilkan diperoleh di

bagian dalam bahan pada saat molekul polar mengalami oscilasi. Oscilasi

merupakan bentuk gerakan bolak-balik dari molekul, sehingga pemanasan dapat


terjadi secara merata keseluruh bagian bahan pangan (Saputra dan Ningrum,

2010).

Gambar 2.5 Komponen oven microwave

4 Komponen Utama Oven Microwave

Komponen utama microwave ada tiga yaitu, magnetron, waveguide, dan

microwave stirrer. Fungsi setiap komponen microwave berbeda-beda satu sama

lain. Saat microwave bekerja, ketiganya saling bekerjasama untuk memanaskan

makanan lebih cepat dan merata. Berikut ini adalah fungsi dari ketiga komponen

microwave.

4. Magnetron

magnetron merupakan inti dari microwave. Komponen ini berfungsi untuk

mengubah energi listrik menjadi radiasi gelombang mikro. Daya yang semakin

besar menyebabkan magnetron semakin cepat untuk memanaskan bahan.

5. Waveguide

waveguide adalah komponen yang didesain untuk mengarahkan


gelombang mikro. Waveguide gelombang mikro terbuat dari bahan konduktor.

6. Microwave stirrer

microwave stirrer merupakan komponen berbentuk baling-baling yang

berfungsi menyebarkan gelombang mikro di dalam microwave. Komponen ini

biasanya dikombinasikan dengan piringan yang dapat berputar di tempat tatakan

makanan. Gabungan baling-baling dan piring berputar tersebut membuat tingkat

kematangan makanan lebih merata (Saputra dan Ningrum, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Sudiarini (2015) mengenai pengeringan

wortel menggunakan microwave menyimpulkan bahwa laju pengeringan oven

microwave lebih besar dibandingkan laju pengeringan dengan oven konveksi.

Selain itu, menurut penelitian Farihatus (2015) mengenai pengeringan daun jeruk

purut di bawah paparan gelombang mikro menunjukkan bahwa pengeringan 20

gram daun jeruk purut menggunakan oven microwave memerlukan waktu yang

relatif lebih singkat yaitu 3 menit pada daya 723 watt dibandingkan pengeringan

menggunakan oven konveksi yang memerlukan waktu 420 menit dengan suhu

60oC. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan oven microwave lebih efektif

dibandingkan dengan oven konveksi, karena total waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kadar air maksimal lebih singkat.

5 Penentuan daya pada oven microwave

Penentuan daya terpakai pada oven microwave bertujuan untuk

mengetahui nilai daya pada berbagai tingkatan level daya microwave yang
meliputi high, medium, dan low. Penentuan daya microwave dapat dilakukan

dengan beberapa tahapan yaitu aquades dengan suhu awal sebesar 20±2oC

dimasukkan ke dalam 2 beaker glass masing-masing sebanyak 1 liter. Selanjutnya

dimasukkan ke dalam oven microwave dengan cara diletakkan di tengah-tengah oven

microwave dengan posisi kedua dinding gelas tersebut saling menyentuh. Setelah itu

beaker glass berisi aquades dimasukkan dalam oven microwave dan dipanaskan

selama 2 menit dengan tingkatan daya level high dan setelah proses pemanasan

selesai, suhu aquades pada masing-masing gelas diukur. Prosedur yang sama

dilakukan dengan menggunakan tingkatan daya level medium dan low. Setelah

diketahui suhu awal dan suhu akhir pada masing-masing gelas, dilakukan perhitungan

dengan Persamaan 3.2 sebagai berikut:

MWabs = (4,187.m.Cp.ΔT)...................................................................(3.2)

Δt

Keterangan: Mwabs = daya yang diserap bahan

(W) m = massa bahan(g)

Cp = panas spesifik bahan (KJ/KgoC)

⧍T = selisih suhu (oC)

⧍t = selisih waktu pemanasan (detik) (Buffler, 1993:

125).

Berdasarkan hasil pengukuran daya terpakai pada oven microwave,

diketahui pada level high memiliki nilai daya 740 W, pada level medium memiliki
nilai daya 480 W, dan pada level low memiliki nilai daya 400 W.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Defil, I,O 2019, Karakteristik Pengeringan dan Sifat Warna Rebung Petung
(Dendrocallamus Asper) Berdasarkan Keragaman Geometri
Bahan dan Daya Oven Microwave. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian Unersitas Jember.

Gambar 1 menggambarkan oven microwave biasa (banyak detailnya dapat


ditemukan di [1–3]). Gelombang mikro dihasilkan dalam magnetron yang
diumpankan melalui a Waveguide ke dalam ruang memasak. berbentuk kubus ini
ruang memiliki dinding logam dan bertindak sebagai Faraday kurungan. Pintu
depan, terbuat dari kaca, dan lampu rongga bohlam keduanya ditutupi oleh kisi-
kisi logam. NS lubang di kisi-kisi kecil dibandingkan dengan panjang gelombang
gelombang mikro, maka grid bertindak seperti pelat logam.

Kebanyakan microwave memasak makanan dengan cara berputar meja putar di


ruang ini, tetapi beberapa desain termasuk reflektor berputar, bertindak sebagai
pengaduk. Mahal model mungkin termasuk termometer, tambahan fasilitas
memasak konvensional seperti pemanggang, oven pemanas dan bahkan
pendingin.

Interaksi gelombang mikro dengan logam

Gelombang mikro, insiden di dinding logam oven, berperilaku mirip dengan


cahaya tampak yang mengenai cermin perak (misalnya [4]). Gelombang mikro
adalah diserap sangat efektif, karena medan listrik gelombang berinteraksi sangat
kuat dengan hampir elektron bebas dari logam. Dalam model sederhana, perilaku
elektron digambarkan sebagai gaya paksa teredam osilasi. Elektron yang
dipercepat ini memancarkan kembali gelombang elektromagnetik pada frekuensi
yang sama dan dalam fase, maka gelombang mikro sempurna tercermin. Secara
makroskopis, perilaku ini adalah dijelaskan oleh konstanta dielektrik kompleks
(ω),yang merupakan kuadrat dari indeks bias kompleks

Anda mungkin juga menyukai