ANSAL QADRI
10582112613
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM HIBRID SEL SURYA DENGAN
ENERGI ANGIN
Ansal Qadri
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Unismuh Makassar
ABSTRAK
Pembangkit Listrik Sistem Hibrid Sel Surya Dengan Energi Angin. Dibimbing oleh
Zulfajri Basri Hasanuddin dan Adriani. Pembangkit sistem hibrid merupakan
penggabungan dua pemangkit, dengan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya
dengan pembangit listrik tenaga angin. Dalam perancangan ini memiliki tujuan untuk
memahami pentingya pembangkit listrik sistem hibrida dan untuk mengetahui daya yang
dihasilkan pembangkit sistem hibrid, agar kelak bisa diaplikasikan pada perancangan
selanjutnya dan masyarakat. Hasil pengujian pembangkit listrik sel surya mendapatkan
rata-rata daya 16 watt sedangkat pada pembangkit listrik tenaga angin maksimal daya
yang dihasilkan sampai 6,25 watt. Pengujian pembangkit listrik sistem habrid
menghasilkan tegangan rata-rata 12 vdc dengan arus 1.5 ampere sehingga rata-rata daya
dihasilkan pembangkit sistem hibrid 18 watt
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat
Tugas proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik yang
harus ditempuh dalam rangka penyelesaian program studi pada jurusan Elektro
proposal adalah: “Pembangkit Listrik Sistem Hibrida Sel Surya Dengan Energi
Angin”
manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu di tinjau dari
segi tehnis penulisan maupun dari penyususnan kalimat. oleh karenaitu, penulis
menerima dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna
Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan motivasi, bantuan, arahan dan bimbiungan
iv
2. Bapak Umar Katu, S.T.,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
5. Bapak dan Ibu Dosen Dan Staf Fakultas Teknik atas segala waktunya telah
penyelesaian kuliah.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik moril
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa beliau yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Akhir
kata, tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekuragan dan
v
kekurangan, namun penulis berharap semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 2
vii
B.1 Pengertian PLTS ................................................................. 8
Angin ......................................................................................... 15
D.5 Baterai................................................................................. 22
C. Cara Kerja................................................................................. 25
A. Perancangan Alat...................................................................... 27
viii
B.1 Hasil Pengujian Tanpa Beban............................................ 29
C. Pembahasan .............................................................................. 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 39
B. Saran ........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem PLTH yang mengkobinasikan tenaga surya dan angin ...... 4
Gambar 2.2 PLTH system Serial ........................................................................ 7
Gambar 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya ................................................... 8
Gambar 2.4 Pembangkit listrik solar cell............................................................ 9
Gambar 2.5 Pembangkit listrik Tenaga angin................................................... 14
Gambar 2.6 Pembangkit listrik Tenaga Hibrid ................................................. 16
Gambar 2.7 Lampu jalan bertenaga Hibrid....................................................... 17
Gambar 2.8 Komponen Sistem Bambangkit..................................................... 19
Gambar 2.9 Perubahan energi foton menjadi tenaga listrik .............................. 22
Gambar 3.1 Bagan Air ...................................................................................... 26
Gambar 4.1 Rangkaian Alat Secara Fisik ......................................................... 27
Gambar 4.2 Rangkaian Pembangkit Listrik Sistem Hibrid............................... 28
Gambar 4.3 Grafik perbandingan daya, arus, dan tegangan
terhadap waktu ........................................................................... 31
Gambar 4.4 Grafik perbandingan daya, arus, dan tegangan
terhadap waktu ........................................................................... 33
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kondisi angin yang ideal sebagai pembangkit tenaga angin ...................12
Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 M diatas Permukaan Tanah ......................13
Tabel 4.1 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran sel surya ..........................29
Tabel 4.2 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran BCU sel surya .................30
Tabel 4.3 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran Generator Kincir .............31
Tabel 4.4 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran regulator DC to DC.........32
Tabel 4.5 Data pengukuran pembangkit sistem hibrid ............................................33
Tabel 4.6 Data hasil pengujian beban ......................................................................34
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengharuskan adanya sistem energi baru dengan efisiensi yang lebih besar
memenuhi persyaratan energi masa depan yang murah, tersedia dalam jumlah
Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS). Hal ini didukung dengan letak
dikembangkan penggunaannya.
Dalam hal ini juga memanfaatkan angin yang ada dimana angin bisa
lainnya. Dalam hal ini penulis memilih Pembangkit Listrik Tenaga Sel Surya
1
2
B. Rumusan Masalah
Dalam tugas akhir ini akan dilakukan rumusan masalah mengenai pembangkit
listrik sistem hibrida sel surya dengan energi angin sebagai berikut :
1. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik sistem hybrid sel surya
2. Mengapa pembangkit listrik tenaga hybrid berbasis energi surya dan angin
C. Tujuan Penulisan
hibrid.
D. Batasan Masalah
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam peyusunan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
serta sistematika.
penulis lakukan.
BAB V. PENUTUP
saran akhir dari hasil perakitan dan pengujian alat yang telah
dilakukan.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
pembangkit listrik yang terdiri lebih dari satu macam pembangkit dimana
4
5
matahari yang sampai kebumi, dengan nilai 1366 W/m2. Untuk mengetahui daya
(P) input sel surya adalah mempunyai irradiadi (G) dan luas panel surya (A) yang
Pinput = G x A .................................................................................(2.1)
Dimana :
Sedangkan Daya Output (Poutput) sel surya dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut :
Poutput = V x I .............................................................................(2.2)
Dimana:
sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat sistem hibrida menggunakan solar
6
panel dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya disambungkan baik seri
maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas perpanel yang besar (> 100
kebutuhan kabel koneksi. listik yang dihasilkan oleh panel surya, sebelum masuk
karenaitu ouyput dari panel solar diusahakan voltage >12VDC ( system voltage
dengan system voltage yang tinggi. Koneksi seri /paralel antara panel surya juga
harus dilengkapi dengan charge controller sendiri, untuk menjamin operasi yang
handal sistem ini, generator dan inverter harus didisain agar dapat melayani beban
puncak. Pada sistem ini sejumlah besar energi yang dibangkitkan dilewatkan
melalui baterai, siklus baterai bank menjadi naik dan mengurangi efisiensi sistem,
daya listrik dari genset di DC kan dan diubah kembali menjadi AC sebelum
(SOC) 70-80%,
(Depth of Discharge)
8
c. Efisiensi total rendah, karena genset tak dapat mensuplai beban secara
energi alternatif yang diharapkan oleh masyarakat tidak hanya bersifat renewable
dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, tetapi juga ramah lingkungan.
Beberapa kalangan menilai bahwa energi yang paling sesuai adalah energi surya.
Potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy
(cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan kita dalam menyusun
perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini setidaknya dapat menjadi
penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang selama ini menghantui
Indonesia. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan
bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi
ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000
kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup
0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi
10 % sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
Tenaga matahari dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan dua cara
yaitu:
10
a. Photovoltaic (PV device) atau Solar Cell, yaitu mengubah cahaya matahari
b. Solar Power Plants, sistem ini tidak secara langsung menghasilkan listrik yaitu
generator.
foton dari sinar matahari menerpa elektron di dalam sel PV sehingga memberikan
energi yang cukup bagi sebagian elektron untuk berpindah dari junction semi-
konduktor dan menimbulkan tekanan listrik. Alasan untuk tekanan ini adalah
pada satu sisi junction, dan terdapat terlalu banyak muatan positif di sisi lainnya.
Pada saat elektron mengalir dari tempat dengan terlalu banyak elektron ke tempat
dengan terlaku sedikit elektron, maka tekanan akan berkurang. Hal ini terjadi
ketika ada interkoneksi di antara sel. Pada saat sel saling dihubungkan, maka
terciptalah modul. Modul surya menghasilkan Arus Searah (DC) yang berarti arus
satu arah. Ini berlaku sama pada batrei. Kebalikan dari Arus Searah adalah Arus
(AC) untuk mengoperasikannya, maka Arus Searah (DC) dari modul PV harus
diubah menjadi Arus Bolak-Balik (AC). Lebih mudahnya menerangkan cara kerja
panel surya photovoltaic yaitu foton dari cahaya matahari menabrak elektron
menjadi suatu energi yang lebih tinggi sehingga terjadi listrik. Istilah photovoltaic
menjelaskan mode operasi suatu photodiode dimana arus yang melalui device
penggunaannya
selama ada sinar matahari panel surya akan tetap bisa bekerja untuk
setelah dari panel surya tegangan yang dihasilkan adalah arus searah (DC),
Pembangkit listrik Tenaga Angin Energi angin adalah sama halnya dengan
energi surya, yaitu merupakan salah satu dari energi alternatif non fosil yang
energi angin. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak
merata di atas permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang
menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin
akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan
atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan
menghasilkan sebuah gaya. Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 kondisi angin yang ideal sebagai pembangkit listrik tenaga angin
13
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
listrik. Energi angin dapat dikonversikan menjadi energi mekanik, seperti pada
energi listrik. Dalam bentuknya sebagai energi listrik, maka energi dapat
Turbin Angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik.
14
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
Daya Output (Poutput) energi angin dapat diketahui dengan rumus sebagai
berikut :
Poutput = V x I .............................................................................(2.3)
Dimana:
PLTH adalah gabungan atau integrasi antara dua atau lebih pembangkit listrik
dengan sumber energi yang berbeda. Energi listrik hibrid sangat cocok untuk di
Keuntungan dari teknologi hibrid berbabasis energi surya dan energi angin ini
sangat terasa penting saat ketika dalam keadaan yang tidak menentu, misalkan
pada saat hujan berangin. Meskipun sel surya tidak dapat berfungsi tetapi kincir
angin masih dapat berfungsi untuk menghasilkan energi listrik, begitu pula
sebaliknya. Namun, jika hanya berbasis satu energi akan mengalami gangguan
Angin Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin saja maupun
tenaga matahari saja, teknologi hibrida ini jelas lebih tinggi karena tak
sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila langit mendung atau malam
tiba dan matahari lenyap, pembangkit listrik akan digerakkan oleh kincir angin
jadi listrikpun tetap mengalir. Sebaliknya, ketika angin sedang loyo berhembus,
panel-panel sel surya penangkap sinar matahari bisa terus memasok listrik.
16
Pembangkit listrik ini cocok untuk daerah yang cuacanya sering berubah-ubah
dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau yang disebut hibrida lebih
unggul, karena pembangkit listrik hibrida ini dapat memanfaatkan sinar matahari
pada saat kecepatan angin rendah dan sebaliknya memanfaatkan energi angin
angin ini hanya dapat digunakan di daerah tertentu karena tetap juga bergantung
pada angin. Agar pada saat matahari tidak memancarkan energinya alat ini masih
daerah memiliki kecepatan angin yang cukup untuk menggerakan kincir angin
tersebut agar listrik tetap dapat mengalir. Kecepatan angin di daratan Indonesia
bagian penyimpanan yang berupa sejumlah aki mobil. Pada saat yang sama, ketika
matahari bersinar panel sel surya akan menangkap sinar untuk diubah juga
menjadi listrik. Panel ini berisi sel photovoltaic yang terbuat dari dua lapis silicon.
Ketika terkena sinar matahari, dua lapisan silicon akan menghasilkan ion positif
dan negative, dan listrikpun akan tercipta. Listrik dari panel surya dan kincir angin
itu masih berupa arus searah (direct current, DC). Padahal alat rumah tangga
seperti televisi, radio, kulkas dan lain-lain, membutuhkan listrik berarus bolak-
balik (alternating current, AC). Untuk itulah dibutuhkan inverter, pengubah arus
kilowatt atau cukup untuk 600 kepala keluarga, dengan masing-smasing keluarga
memakai daya listrik 450 watt.Inovasi dari listrik teknologi hibrid berbasis energi
surya dan angin ini yang penulis ketahui yaitu dapat diaplikasikan pada
Angin hibrida gaya dan lampu bertenaga surya jalan konsep diri didukung
oleh energi terbarukan. Ini terdiri dari turbin angin ditempatkan tepat di atas solar
menjadi energi listrik. Komponen utama pembangkit energi angin adalah turbin
angin (wind turbine), unit generator listrik (electrical generation unit) dan
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya
sebesar 20%-30%. Jadi rumus daya diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3
untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin
adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu
menghasilkan listrik.
subsistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :
a. Gearbox Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir
b. Brake System Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu
pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin
diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros
generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak
overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat
sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus
listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
21
sinusoidal.
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak
menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi
menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika
terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat
yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah
aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup
besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang
e. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya
yang dapat mengubah energi cahaya (foton) menjadi energi listrik. Efek
fotovoltaik ditemukan pada tahun 1839 oleh Becquerel dan sel surya pertama kali
dibuat oleh Laboratorium Bell pada tahun 1954. Gambar 2.7 memperlihatkan
sambungan p-n
D. 5 Baterai
a) Baterai primer, yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Reaksi
b) Baterai sekunder atau dikenal dengan baterai rechargeable (bisa diisi ulang).
setelah digunakan, baterai ini dapat diisi (charging) dengan memberikan arus
listrik dari luar. Bateri jenis ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik
(pada saat digunakan), dan mengubah energi listrik menjadi kimia (pada saat
umum digunakan karena teknologi yang cukup mapan dan unjuk kerja yang
tinggi terhadap harga, serta mempunyai kerapatan energi yang paling kecil
terhadap berat dan isi. Baterai tipe shallow-cycle digunakan pada kendaraan
Dimana:
METODE PENELITIAN
no. 259 dan di Gedung Iqra Lantai 9 dalam wilayah kampus Universitas
Muhammadiyah Makassar.
1. Alat
1. Tang Kombinasi
2. Obeng + -
3. Avo Meter
4. Bor Listrik
5. Tang Pemotong
2. Bahan
1. PV Array
2. Wind Turbine
3. Batery Benk
4. Inventer
5. Battery Charger
6. Solar Charger
7. Komputer
24
25
C. Cara Kerja
1. Studi Pustaka
alat dan bahan yang sudah dibeli. Jika terjadi kerusakan bahan akan
3. Rancangan
4. Pengujian
D. Bagan Alir
Mulai
Studi Pustaka
Persiapan Alat
dan Bahan Peneliti
Pengamatan dan
Pengambilan Data
Analisa Data
Selesai
A. Perancangan Alat
sel surya dan energi angin memerlukan alat seperti Solar Cell, Generator DC, BCU,
27
28
Pada gambar 4.2. Pembangkit listrik sistem hibrid dengan menggabungkan dua
Pada perancangan alat pembangkit listrik sistem hibrid, kami membagi dua
hasil pengujian, yaitu pengujian tanpa beban dan pengujian menggunakan beban,
Pada tanggal dan 31 Februari 2018 kami melakukan pengukuran tanpa beban
pada keluaran sel surya dan energi angin. Pengukuran ini dilakukan di lantai 9
Tabel 4.1 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran sel surya
Waktu
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W) Keterangan
Pengukuran
07.00 10 1 10 Cerah
15.00 11 1 11 Berawan
Tabel 4.2 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran BCU sel surya
Waktu
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W) Keterangan
Pengukuran
10.00 12 1 12 Berawan
11.00 12 1 12 Cerah
15.00 11 1 11 Berawan
17.00 12 1 12 Berawan
Seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat digambarkan dengan
grafik. Tegangan, arus, dan daya yang dihasilkan oleh sel surya tidak stabil. Hal ini
disebabkan karena kondisi cuaca pada saat pengukuran berubah-ubah sehingga sinar
yang diterima oleh sel surya juga berubah-ubah. Perhatikan gambar 4.3.
31
25
20
15 Tegangan (V)
10 Arus (A)
Daya (W)
5
0
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Gambar 4.3 Grafik perbandingan daya, arus dan tegangan terhadap waktu.
Tabel 4.3 Data pengukuran tegangan dan arus keluaran generator kincir
Waktu
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W) Keterangan
Pengukuran
Waktu
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W) Keterangan
Pengukuran
08.00 12 0,5 6
10.00 12 0,5 6
11.00 10 0,4 4
12.00 10 0,4 4
13.00 10 0,4 4
15.00 12 0,5 6
17.00 12 0,5 6
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa hasil tegangan yang
didapatkan tidak menentu dengan faktor kecepatan angin tidak menentu pula. Grafik
7
6
5
4 Tegangan (V)
Arus (A)
3
Daya (W)
2
1
0
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
pembangkit maka dilakukan sistem hibrid dengan menparalel fasa dari kedua
Waktu
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W) Keterangan
Pengukuran
07.00 12 1 12
10.00 12 1,5 18
11.00 12 1,5 18
12.00 12 1,5 18
13.00 12 1,5 18
14.00 12 1,5 18
34
15.00 12 1,5 18
Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa hasil tegangan yang didapatkan setelah
melakukan sistem hibrid terjadi kenaikan sampai 12 VDC dan arus pada pembangkit
pembangin sel surya, pembangkit energi angin dengan mengunakan beban lampu
LED sampai 15 Watt dan ketika dilakukan penggabungan kedua pembangkit untuk
Seperti pada Tabel 4.6 diatas bisa dilihat beban kedua pembangkit sebelum
dilakukan sistem hibrid hanya mampu mengangkat beban sampai 10 Watt sedangkan
C. Pembahasan
Setelah melakukan pengujian alat dan pengukuran tegangan sel surya dan
energi angin yang tidak berbeban dan menggunakan keluaran BCU selama satu hari
menunjukan kenaikan tegangan berbanding lurus dengan arus dan daya oleh karena
tidak adanya beban yang dapat menghambat kenaikan arus sehingga semakin
naiknya radiasi dan kecepatan angin yang diterima oleh sel surya dan generator
kincir akan mempangaruhi kenaikan arus dan tegangan sehingga daya pun ikut naik.
Naik turunnya tegangan serta daya pada pengukuran sel surya dan energi angin
ditentukan oleh kondisi angin dan cuaca. Dengan kata lain, intesitas radiasi dan
kecepatan angin berpengaruh pada daya input sel surya dan energi angin. Daya input
dari sel surya dan energi angin ini akan mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan.
Pinput = G x A .....................................................................................(2.1)
G = iradiasi matahari
Diketahui:
G = 1366 W/m2
Penyelesaian
Pinput =GxA
36
= 327, 84 Watt
Poutput = V x I ..................................................................................(2.2)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Diketahui:
V output = 12 Volt
Penyelesaian :
Poutput = V x I
= 13,2 Watt
Poutput = V x I ..................................................................................(2.3)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Diketahui:
Penyelesaian :
Poutput = V x I
= 6,25 Watt
Diketahui:
Penyelesaian :
= 19.45 Watt
Karena aki yang digunakan pada perancangan ini ialah aki 45 Ah 12 Volt,
V = Tegangan (Volt)
38
I = Arus (Ampere)
= 120 Whour
Setiap hal didunia ini pasti tidak ada yang sempurna, sama seperti alat yang
penyiraman taman berbasis sel surya yang kami rancang ini ialah sebagai berikut:
1. Energi yang digunakan adalah matahari dan matahari dan angin yang tidak
2. Tidak tergantung lagi pada sumber PLN karena menggunakan matahari dan
3. Terjadi kenaikan tegangan dan arus dari sistem hibrid dari dua pembangkit.
1. Alat ini masih tergolong alat yang bernilai tinggi karena menggunakan
A. Kesimpulan
1. Tegangan yang dihasilkan pada pembangkit sel surya sampai 12 Volt dan
3. Rancangan alat ini layak digunakan pada tempat lantai 9 gedung al-
manar.
B. Saran
Pada kesempatan ini juga kami ingin menyampaikan beberapa saran, yaitu :
diatas 10 Watt.
2. Kami juga menyarankan, jika pada saat ini kami hanya bisa membuat
secara lingkup kecil, kedepannya klo bisa lingkup yang lebih besar yaitu
39
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ansal dan Arfita yuana, Pembangkit Listrik Sistem Hibrida Sel Surya
Dengan Energi Angin, Teknik Elektro ITP, Vol.5 No.1; januari 2016
https://www.slideshare.net/EthelbertPhanias/pemanfaatan-teknologi-hybrid-
berbasis-energi-surya-dan-angin.