TUGAS AKHIR
Oleh:
JAYA ARDIAN
NIM. 180150106
Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan rahmat, kekuatan dan kesabaran kepada
penulis sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam pembuatan
proposal skripsi ini, penulis melaksanakannya di Lhokseumawe dengan judul
“Simulasi Perbandingan Karakteristik Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Pada
Operasi Arus Rotor Yang Tidak Seimbang Menggunakan Matlab”.
i
Khairani yang telah memberikan do’a, dukungan, membantu secara moral
dan material yang kuat sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
k. Ibu dan Bapak Dosen dan Seluruh Staff Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Malikussaleh yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu peneliti dalam segala hal selama di bangku
perkuliahan.
l. Rekan seangkatan 2018 Jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh.
Jaya Ardian
NIM 180150106
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah.........................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1. Motor Induksi............................................................................................4
2.2. Kontruksi Motor Induksi...........................................................................4
2.2.1 Stator..................................................................................................5
2.2.2 Rotor...................................................................................................5
2.3. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa.....................................................7
2.4. Slip.............................................................................................................8
2.5. Rangkaian Rotor......................................................................................10
2.6. Arus.........................................................................................................11
2.7. Daya.........................................................................................................11
2.8. Torsi.........................................................................................................12
2.9. Matlab......................................................................................................12
2.9.1 Simulink MATLAB.........................................................................13
2.10. Direct Torque Control.........................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................16
iii
3.1. Tahapan Penelitian..................................................................................16
3.2. Alat dan Bahan Dalam Penelitian...........................................................17
3.3. Pemodelan Motor Induksi.......................................................................17
3.4. Pemodelan Modul Motor Induksi 3 Fasa................................................18
3.5. Metode Direct Torque Control (DTC)....................................................18
3.6. Metode Pengujian....................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................21
4.1.......................................................................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kondisi arus rotor yang tidak seimbang, torsi yang dihasilkan akan
berbeda dari torsi yang diharapkan, menyebabkan performa motor menurun dan
meningkatnya tingkat kerusakan pada komponen-komponen motor. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi dampak arus rotor yang tidak
seimbang pada kinerja motor induksi 3 fase.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah arus rotor yang tidak seimbang
adalah dengan menggunakan sistem pengendali arus rotor yang dapat
menyeimbangkan arus rotor dan meningkatkan performa motor. Beberapa studi
telah menunjukkan bahwa pengendalian arus rotor dapat meningkatkan efisiensi
motor dan mengurangi tingkat kerusakan pada komponen-komponen motor.
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
Motor Induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataannya bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator (Zuhal, 2000).
5
6
2.2.1 Stator
Stator motor induksi pada prinsipnya sama dengan stator motor sinkron.
Stator tersebut terbuat dari sejumlah stamping (kaki) yang membentuk slot,
tempat dari belitan-belitannya. Belitan pada stator adalah belitan tiga phasa yang
dihubungkan dengan sumber tiga phasa. Belitannya dibelitkan untuk sejumlah
kutub tertentu, dimana jumlah pastinya ditentukan dari kecepatan yang
dibutuhkan. Semakin besar jumlah kutub, kecepatan putarnya semakin berkurang
dan sebaliknya (Herry S. Langi, 1981)
Gambar 2. 2 Stator
2.2.2 Rotor
Rotor terdiri dari belitan-belitan dan laminasi plat baja dan pada belitan
tersebut terjadi medan putar. Putaran rotor disebabkan perbedaan putaran antara
medan putar stator dengan rotor (Shihab et al., 2018). Medan putar rotor
diinduksikan dari stator menyebabkan adanya arus-arus listrik dalam rotor. Rotor
dari motor induksi 3 fasa dibagi menjadi 2 macam yaitu rotor sangkar tupai
(squirrel cage) dan rotor belitan (wound rotor).
Inti dari rotor motor induksi tipe sangkar tupai terdiri dari lapisan lapisan
konduktor yang dipasangkan sejajar dengan poros dan mengelilingi permukaan
7
inti. Konduktor tidak terisolasi dari inti karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir menuju tahanan paling kecil yaitu konduktor rotor. Pada setiap ujung
rotor, semua konduktor rotor dihubung singkat dengan cincin ujung sehingga
konduktor rotor dan cincin cincin serupa dengan sangkar tupai yang berputar
sehingga dinamakan motor induksi rotor sangkar tupai (Priahutama et al., 2010).
Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang terletak pada alur-
alur sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya dihubung singkat dengan
menggunakan cincin hubung singkat (shorting ring) atau disebut juga dengan end
ring.
Motor induksi rotor lilit berbeda dengan motor induksi rotor sangkar tupai
dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan
terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan
masing–masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip ring yang
terpasang pada poros rotor. Pada motor ini, cincin slip ring yang terhubung ke
sebuah tahanan variabel eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan
yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Motor ini putarannya dapat
diatur dan biasanya digunakan sebagai penggerak beban-beban yang memerlukan
torsi start besar dan bebannya berfluktuasi. Dibandingkan dengan motor rotor
sangkar motor ini efisiensinya lebih rendah, dan mengeluarkan percikan bunga api
(Fitzgerald et al., 2003).
8
Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, akan
timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut:
120 f
n s= (rpm) ..................................................................................(2. 1)
p
Dimana:
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:
E2 s =4 , 44 f 2 N 2 ∅ ........................................................................................................ (2. 2)
Dimana:
f2 : frekuensi motor ( H L)
E2 s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar untuk satu fasa.
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) didalam medan magnet menimbulkan gaya
(F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
n s−n r
s= x 100 % ........................................................................... (2. 3)
ns
10
Bila nr =n s, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel akan
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari n s. dilihat dari cara kerjanya, motor induksi
disebut juga sebagai motor tak serempak atau motor asinkron.
1.9. Slip
120. f 1 p . ns
n s= atau f 1= ............................................................................................ (2. 4)
p 120
(n s−n r)
f 2= ...................................................................................................................... (2. 5)
120
atau
p n s (ns−ns )
f 2= x ........................................................................... (2. 6)
120 120
karena
n s−n r p ns
s= dan f 1= .........................................................................(2. 7)
ns 120
Maka
f 2=f 1 x s ..............................................................................................(2. 8)
11
Demikian terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar,
frekuensi pada stator dan rotor sama. Dalam keadaan rotor berputar, krekuensi
arus rotor dipengaruhi oleh slip ( f 2=sf 1). Karena tegangan induksi dan reaktansi
kumparan rotor merupakan fungsi frekuensi, maka harganya turut pula
dipengaruhi oleh slip (Zuhal, 2000).
E2 s =4 , 44. f 2 .n 2 . ∅ m
E2 s =4 , 44. s . f 1 . n2 . ∅m
E2 s =S . E 2 ............................................................(2. 9)
X 2 =2. π . f 2 . L2 s
X 2 s=2. π . S . f 1 . L2 s
Setelah dibahas bahwa pada saat rotor berputar tegangan induksi rotor ( E2)
dan reaktansi rotor ( X 2 ) turut dipengaruhi oleh slip. Maka arus rotor menjadi:
E2s
I 2= 2 2
√ (R 2) +( X 2 s )
12
E2s
I 2= 2 2
√ (R 2) +(SX 2 )
E2 s
I 2= 2 2 ........................................ (2. 11)
√ (R 2 /S) +(X 2 )
R2 1−S
Karena =R 2+ R 2 ( ), rangkaian rotor dapat juga digambarkan
S S
sebagai berikut:
Perhatikan bahwa:
2
I 2 R2 = daya yang hilang berupa panas
2 1−S
I2 ( ) = daya keluar rotor yang diubah menjadi daya mekanik.
S
1.11. Arus
Arus motor induksi adalah arus yang mengalir melalui stator (bagian luar)
dari sebuah motor induksi. Arus ini digunakan untuk menciptakan medan magnet
13
stator yang akan memutar rotor (bagian dalam) motor. Arus motor induksi dapat
dikontrol dengan mengubah tegangan yang diterapkan pada stator, atau dengan
mengubah jumlah fasa yang digunakan untuk menghasilkan medan magnet. Arus
yang lebih besar akan menghasilkan torsi yang lebih besar pada rotor dan
kecepatan yang lebih tinggi.
Beberapa rumus yang digunakan untuk menentukan arus pada motor induksi
meliputi:
V st
1. Rumus untuk menentukan arus stator (Ist): I st = di mana
( Z ¿ ¿ st X √ 3)¿
Vst adalah tegangan stator, Z st adalah impedansi stator, dan √3 adalah
faktor pengali untuk konversi dari tegangan sesar ke tegangan efektif.
(s X T )
2. Rumus untuk menentukan arus rotor (Ir): Ir = I r= di mana s
(2 X p X z r )
adalah Slip, T adalah torsi, p adalah jumlah lilitan rotor, dan Zr adalah
impedansi rotor.
3. Rumus untuk menentukan arus magnetisasi (Im): I m=I st −I r di mana Im
adalah arus yang digunakan untuk menciptakan medan magnet stator.
4. Rumus untuk menentukan arus total (I): I =I st + I r di mana I adalah arus
total yang mengalir melalui motor.
1.12. Daya
E1
I 2= (2. 12)
√¿¿¿
p1=3. V 1 I 1 .cos ∅
P2=3. E1 . I 2 cos ∅
Atau (
P2=3. ( I 2 )2 a2 R2
( 1−S )
S )
2 2
P2=3.(I ¿¿ 2) a (R2)/ S ¿
Daya keluar rotor (daya mekanik pada rotor termasuk rugi geser dan
angin).
(1−S)
Pm=3(I 2)2 a2 R 2
S
2 2
Pcu =3.(I 2) a R 2
1.13. Torsi
Torsi motor induksi adalah torsi yang diterapkan pada rotor dari sebuah
motor induksi saat rotor berputar. Ini ditentukan oleh gaya magnet yang
diterapkan pada rotor oleh arus yang mengalir melalui stator. Torsi motor induksi
bergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah arus yang mengalir melalui
stator, besarnya tegangan yang diterapkan pada stator, dan sudut antara arus stator
dan gaya magnet rotor. Torsi yang lebih besar menyebabkan rotor berputar
dengan kecepatan yang lebih tinggi, yang dapat digunakan untuk menghasilkan
daya mekanis yang lebih besar.
1.14. Matlab
MATLAB (Matrix Laboratory) adalah program untuk menganalisis dan
menghitung data numerik, MATLAB juga merupakan bahasa pemrograman
matematika lanjutan berdasarkan premis yang menggunakan properti dan bentuk
15
18
19
dirancang serta akan dilakukan simulasi seperti yang terlihat pada Gambar 3.
dibawah ini.
Metode pengujian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari pengujian
pada saat arus operasi rotor seimbang dan tidak seimbang yang akan dijelaskan
lebih detail pada poin-poin dibawah ini.
Phasa Arus(A) +1 +2 +3 -1 -3
0
A 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
-0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
B 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5
-0,5 -0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
C 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5
-0,5 -0,5 -0,5 0,5 -0,5 -0,5
24
Pada bab ini akan dilakukan pengujian dari sistem yang telah dirancang.
Adapun tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk mengetahui hasil
pengujian saat arus rotor seimbang dan tak seimbang pada motor induksi 3 fasa.
Pengujian ini terlebih dahulu di uji cobakan dengan cara melakukan simulasi di
program simulink Matlab 2022b yang kan lebih jelas diuraikan pada poin dibawah
ini.
25
26
Phasa Arus(A) +2 +3 -1 -3
+1
A 0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
B 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5
-0,5 0,5 0,5 -0,5 -0,5
C 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,5
-0,5 -0,5 0,5 -0,5 -0,5
27
4.2.1 Saat Arus Phasa A 0,5 0,5 Phasa B 0,5 -0,5 Phasa C 0,5 -0,5
Phasa Arus(A)
+1
A 0,5
0,5
B 0,5
-0,5
C 0,5
-0,5
4.2.2 Saat Arus Phasa A 0,5 0,5 Phasa B 0,5 0,5 Phasa C 0,5 -0,5
28
Phasa Arus(A)
+2
A 0,5
0,5
B 0,5
0,5
C 0,5
-0,5
4.2.3 Saat Arus Phasa A 0,5 0,5 Phasa B 0,5 0,5 Phasa C 0,5 0,5
29
Phasa Arus(A)
+3
A 0,5
0,5
B 0,5
0,5
C 0,5
0,5
4.2.4 Saat Arus Phasa A -0,5 -0,5 Phasa B 0,5 -0,5 Phasa C 0,5 -0,5
30
4.2.5 Saat Arus Phasa A -0,5 -0,5 Phasa B -0,5 -0,5 Phasa C -0,5 -0,5
31
DAFTAR PUSTAKA
Ahammad, T., Beig, A. R., & Al-Hosani, K. (2013). An improved direct torque
control of induction motor with modified sliding mode control approach.
Proceedings of the 2013 IEEE International Electric Machines and Drives
Conference, IEMDC 2013, 5, 166–171.
https://doi.org/10.1109/IEMDC.2013.6556249
Cahyono, B. (2016). Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) Dalam
Pembelajaran Aljabar Linier. Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA, 3(1),
45–62. https://doi.org/10.21580/phen.2013.3.1.174
Chapman, S. J. (n.d.). Electric Machinery Fundamentals, 4th Edition.
Fitzgerald, A. E., Kingsley, C., & Umans, S. D. (2003). Electric Machinery
Fundamentals - 6th edition.
Herry S. Langi, dkk. (1981). Modul MR Mesin Mesin Listrik. Journal of
Chemical Information and Modeling.
Kurniawan, D. L., Diah PK, I., & Yan Dewantara, B. (2021). Analisa Gangguan
Belitan Stator Pada Motor Brushless DC Menggunakan Matlab Simulink.
CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 5(1), 1.
https://doi.org/10.22373/crc.v5i1.7692
Kusuma, U. W. (2012). Analisa Ketidakseimbangan Fasa Terhadap Kemampuan
Kerja (Derating) Motor Induksi. 7.
Lee, C. Y. (n.d.). Effects of Unbalanced Voltage on the Operation Performance of
a Three-phase Induction Motor.
Priahutama, A. B., Sukmadi, T., & Setiawan, I. (2010). Perancangan Modul Soft
Starting Motor Induksi 3 Fasa dengan Atmega 8535. Transmisi, 12(4), 160–
167. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi
Shihab, M. K., Nrartha, I. M. A., & Suksmadana, I. M. B. (2018). Analisis Arus
Starting Dan Torsi Pada Motor Induksi Tiga Fasa Terhadap Pemasangan
Kapasitor Secara Real Time Berbasis Atmega 2560. Dielektrika, 5(2
Agustus), 99–107.
http://dielektrika.unram.ac.id/index.php/dielektrika/article/view/167
Zuhal. (2000). Dasar Tenaga Listrik Dan Elektonika Daya.