VOLTAGE
LAPORAN TUGAS AKHIR
152408059
MEDAN
2018
LAPORAN TUGASAKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya
152408059
MEDAN
2018
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri
kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan
sumbernya.
Nim.152408059
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM SIMULASI KONTROL RELAY PROTEKSI
OVER VOLTAGE
ABSTRAK
Kualitas/mutu suplai tenaga listrik dalam suatu sistem rangkaian listrik sangat
diperlukan. Kualitas suplai listrik buruk dapat menyebabkan gangguan dan bahkan
merusak sistem peralatan/rangkaian listrik. Salah satu bentuk ganguan tersebut
adalah terjadinya over voltage. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat
proteksi yang dapat mendeteksi adanya gangguan over voltage serta mengamankan
peralatan listrik.Sistem Simulasi Proteksi Kontrol Relay Over Voltage dirancang
bertujuan untuk mensimulasikan adanya ganguan over voltage pada tegangan satu
fasa yang disesuaikan. Batas tegangan untuk gangguan over voltage yaitu +5 % dari
tegangan normal. dan setting delay untuk over voltage adalah 1 detik. Output dari
relay dihubungkan pada relay, relay akan memutuskan aliran listrik apabila terjadi
gangguan over voltage.Dari hasil pengujian yang dilakukan, alat yang dirancang
dapat bekerja dengan baik. Relay dapat mendeteksi ganguan over voltage +5% dari
tegangan nominal.
ABSTRACT
The quality / quality of power supply in an electrical circuit system is necessary. The
poor quality of power supply can cause disturbance and even damage the equipment
/ circuit system. One form of this disorder is the occurrence of over voltage. To
overcome this is required a protective device that can detect over-voltage
interference and secure electrical equipment. Simulation system Over Voltage Relay
Control is designed to simulate the over-voltage override at a single adjusted phase
voltage. The voltage limit for over voltage is +5% of normal voltage. and the delay
setting for over voltage is 1 second. The output of the relay is connected to the relay,
the relay will disconnect the power supply in the event of over voltage disturbance.
From the test results performed, the tool designed can work well. Relay can detect
the interference of over voltage + 5% of nominal voltage.
Keywords: Delay,Output,Over,Relay,Setting,Voltage
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir ini tepat waktu yang sesuai dengan instruksi dan peraturan yang
berlaku di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta shalawat beriring
salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga mendapat safa’at
diakhir kelak.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR SINGKATAN x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan penelitian 1
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Metode Penelitian 2
1.6 Sistematika Penulisan 2
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
AC =Alternating Current
CRT =Cathode Ray Tube
DC =Direct Current
DIP =Dual In Line Package
DPDT =Double Pole Double Throw
DPST =Double Pole Single Throw
GPS =Global Positioning System
LCD =Liquid Crystal Display
NC =Normally Close
NO =Normally Open
PMLCD =Passive Matrix LCD
SPDT =Single Pole Double Throw
SPST =Single Pole Single Throw
TFT-AMLCD =Thin-Film Transistor Active Matrix
BAB 1
PENDAHULUA
N
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya dalam suatu jaringan listrik, kualitas suplai listrik sangat
diperlukan. Adanya gangguan dalam suplai listrik dapat mempengaruhi bahkan
merusak suatu sistem tenaga listrik. Ganguan yang terjadi dapat berbagai macam
antara lain adalah lonjakan atau penurunan tegangan listrik (under/over voltage). Jika
gangguan tegangan ini tersambung ke peralatan listrik atau elektronika dan melebihi
batas toleransi tegangan nominalnya, maka hal itu dapat mengganggu kinerja
peralatan-peralatan tersebut atau bahkan dapat merusaknya.
Sistem pengaman untuk over voltage saat ini masih sangat terbatas digunakan
dikarenakan biaya yang mahal untuk membeli alat tersebut. Oleh karena itu penulis
membuat alat ini sebagai proyek. Dalam
pembuatan proyek ini digunakan sebuah mikrokontroler ATmega 328 sebagai pusat
kontrol dalam sistem over voltage relay. Data yang diproses mikrokontroler adalah
output dari sensor tegangan yang digunakan, selanjutnya output dari mikrokontroler
adalah relay, output dari relay akan disambungkan pada relay dan selanjutnya relay
yang akan memutus rangkain listrik apabila terjadi gangguan over voltage sesuai
dengan setting tegangan dan setting waktu yang ditentukan pada mikrokontroler.
1.3. Tujuan
1. Agar dapat menjadi pengaman peralatan listrik yang menggunakan tegangan
searah (DC) dari gangguan tegangan listrik berlebih(over voltage) yang
melebihi toleransi nilai nominalnya.
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pengembang ilmnu pengetahuan dan teknologi ,khususnya dibidang sistem
kendali alat dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kuliah agar
lebih bermanfaat.
Tegangan listrik merupakan perwujudan dari energi listrik. Tegangan listrik bisa
dihasilkan melalui pembangkit-pembangkit listrik. Namun dalam skala kecil tidak
disebut pembangkit tapi lebih umum dengan penghasil listrik saja. Contoh tegangan
listrik yang sering kita temui adalah 220V pada listrik rumah tangga, 1.5V pada
battery dan 12V pada aki.
Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa bekerja,
sebuah rangkaian elektronika membutuhkan tegangan listrik sebagai tenaga
"penggeraknya". Oleh karena itu dalam rangkaian, bagian yang menghasilkan
tegangan listrik biasanya disebut Power Supply atau Penyuplai tenaga.
Besarnya tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt dan sering disingkat
dengan V saja. Untuk ukuran yang lebih besar bisa menggunakan satuan kiloVolt
disingkat kV (1kV=1000Volt) dan MegaVolt disingkat MV (1MV=1.000.000Volt).
Sedangkan untuk satuan yang lebih kecil biasanya menggunakan miliVolt disingkat
mV (1mV=1/1000Volt) dan mikroVolt disingkat uV (1uV=1/1000000Volt).
Simbol tegangan listrik dinyatakan dalam V ditulis dengan huruf besar. Pada
beberapa kasus juga ditemui penggunaan simbol E, tujuannya agar tidak bingung
antara V sebagai simbol dan V sebagai satuan (Volt). Khusus untuk tegangan DC
juga bisa ditulis dengan simbol B, yaitu singkatan dari Battery.
Jenis Tegangan dapat dibedakan berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik
dibagi menjadi dua, yaitu Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC adalah
tegangan dengan aliran arus searah, sedangkan tegangan AC adalah tegangan dengan
aliran arus bolak-balik. Masing-masing tegangan ini memiliki fungsi dan aplikasi
yang berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan.
Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC
memiliki notasi/tanda positif pada satu ttiknya dan negatif pada titik yang lain.
Sumber-sumber tagangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery, aki, solar cell
dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC pada rangkaian harus benar
sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa berakibat kerusakan pada kedua bagian.
Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik portabel seperti
handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar musik portabel. Sekarang ini
sudah banyak dipakai sumber tegangan DC berupa battery yang bisa diisi ulang
(recharge) jadi jika tegangan listrik pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan
mengisinya.
Tegangan AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC
tidak memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan
tegangan AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi tegangan AC 3
phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC diantaranya adalah listrik
rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo sepeda dan altenator pada mobil atau
sepeda motor.
Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau 3 phase.
Tegangan listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis tegangan AC single
phase, artinya hanya ada satu phase dan ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC
single phase hanya membutuhkan dua titik kabel koneksi.
Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu dikenal
dengan istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai pada dunia
industri khususnya untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita membutuhkan
tegangan AC 3 phase namun hanya memiliki sumber tegangan AC single phase
maka kita memerlukan sebuah inverter untuk membuat listrik single phase menjadi 3
phase.
2.2. Sensor Tegangan
Pada Dasarnya sensor adalah suatu yang dapat mendeteksi perubahan sesuatu (suhu,
intensitas cahaya, level, tekanan, kelembaban, dll) menjadi sinyal listrik yang dapat
diolah untuk keperluan pengendalian dan teknik kontrol.Sensor tegangan merupakan
sensor yang digunakan untuk mendeteksi tegangan arus searah (DC) ataupun arus
bolak balik (AC).
Sensor tegangan DC merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur
tegangan arus searah.Sensor tegangan berfungsi membaca nilai tegangan suatu
rangkaian. Arduino dapat membaca nilai tegangan dengan memanfaatkan pin analog.
Jika range tegangan yang dibaca diantara 0-5 V bisa langsung menggunakan pin
analog, sedangkan jika range tegangan yang dibaca >5V harus menggunakan
rangkaian tambahan yakni pembagi tegangan karena pin arduino bekerja pada max 5
v.
Data yang diterima arduino berupa nilai ADC , untuk mengkonversi menjadi
nilai tegangan menggunakan rumus:
Tegangan = ADC/1023 * 5V
Prinsip kerjanya adalah membuat perbandingan antara tegangan asli dengan tegangan
yang terbaca oleh arduino. Untuk membuat rangkaian pembagi tegangan kita harus
menentukan beberapa parameter yaitu:
Dari ketentuan diatas dapat disimpulkan ketika arduino membaca tegangan sebesar 4
Volt itu artinya tegangan sebenarnya adalah 24 Volt atau Vi:Vo = 6:1
Gambar 2.3.LCD
LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya.Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel
yang dibagi dalam baris dan kolom.Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan
kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang
merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh
lapisan
elektroda trasparan.Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna
cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam
ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pad
sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa
microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat
menggunakan catu daya yang kecil.Keunggulan lainnya adalah tampilan yang
diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari.Di bawah
sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED)
harus dipasang dibelakang layar tampilan.
LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang mena mpilkan data dengan 2
baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data
dan 3 bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.
10
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
11 RW
RS 4
12 EN 5
13 6
11 LCD 16x2
12
LCD Drv V-BL GND
13
14
31
RS 0 Inisialisasi
1 Data
RW 0 Tulis LCD / W (write)
LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular
untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain seperti
Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter digital. LCD
umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan mempunyai
kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk
membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan baris secara
bersamaan digunakan metode Screening.
Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan
suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif
semua.Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan
untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,
mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor
Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah ditingkatkan daru yang
monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan warna.
2.5 Arduino
Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak
menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2
(Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke
serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik
garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke
dalam DFU mode.
Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:
Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan
dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang
memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan
dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok
dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V
dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-
dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk
tujuan kedepannya
Sirkit RESET yang lebih kuat
Atmega 16U2 menggantikan 8U2
“Uno” berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran
(produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino Uno dan versi 1.0 akan menjadi referensi
untuk versi-versi Arduino selanjutnya. Arduino Uno adalah sebuah seri terakhir dari
board Arduino USB dan model referensi untuk papan Arduino, untuk suatu
perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks dari board Arduino.
Mikrokontroler ATmega328
Tegangan pengoperasian 5V
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 Hz
Arduino Uno dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah power
suplai eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis.Suplai eksternal (non-USB)
dapat diperoleh dari sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor dapat
dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-positive plug yang panjangnya 2,1
mm ke power jack dari board. Kabel lead dari sebuah battery dapat dimasukkan
dalam header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin dari konektor POWER. Board
Arduino Uno dapat beroperasi pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20 Volt. Jika
disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V, kiranya pin 5 Volt mungkin mensuplai
kecil dari 5 Volt dan board Arduino Uno bisa menjadi tidak stabil. Jika
menggunakan suplai yang lebih dari besar 12 Volt, voltage regulator bisa kelebihan
panas dan membahayakan board Arduino Uno. Range yang direkomendasikan
adalah 7 sampai 12 Volt.
Memori
TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI
dengan menggunakan Wire library
Komunikasi
Firmware 16U2 menggunakan driver USB COM standar, dan tidak ada driver
eksternal yang dibutuhkan. Bagaimanapun, pada Windows, sebuah file inf pasti
dibutuhkan. Software Arduino mencakup sebuah serial monitor yang memungkinkan
data tekstual terkirim ke dan dari board Arduino. LED RX dan TX pada board akan
menyala ketika data sedang ditransmit melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB
pada komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Atmega328
juga mensupport komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Software Arduino mencakup
sebuah Wire library untuk memudahkan menggunakan bus I2C.
Programming
Arduino Uno dapat diprogram dengan software Arduino (download). Pilih
“Arduino Uno dari menu Tools > Board (termasuk mikrokontroler pada board).
ATmega328 pada Arduino Uno hadir dengan sebuah bootloader yang
memungkinkan kita untuk mengupload kode baru ke ATmega328 tanpa
menggunakan pemrogram hardware eksternal. ATmega328 berkomunikasi
menggunakan protokol STK500 asli.
Sumber kode firmware ATmega16U2 (atau 8U2 pada board revisi 1 dan revisi 2)
tersedia. ATmega16U2/8U2 diload dengan sebuah bootloader DFU, yang dapat
diaktifkan dengan:
Arduino Uno berisikan sebuah jejak yang dapat dihapus untuk mencegah
reset otomatis. Pad pada salah satu sisi dari jejak dapat disolder bersama untuk
mengaktifkan kembali. Pad itu diberi label “RESET-RN” Kita juga dapat
menonaktifkan reset otomatis dengan menghubungkan sebuah resistor 110 ohm dari
tegangan 5V ke garis reset; lihat thread forum ini untuk lebih jelasnya.
2.6. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Gambar 2.6. Struktur relay
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi
baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk
menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw
yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay
dapat digolongkan menjadi :
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal,
3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang
dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang
Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya
melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT
(Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole
dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai
peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan
elektronik lainnya.
Ciri dari beban lebih ialah terjadinya arus lebih pada komponen yang
berbeban lebih. Arus ini dapat menimbulkan pemanasan, dan berdasarkan
ilmu fisika panas yang ditimbulkan sebanding dengan arus kwadrat kali
tahanan peralatan kali waktu terjadinya arus lebih atau dalam rumus dapat
ditulis panas yang timbul ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi
peralatan tersebut.
2. Hubungan singkat
Semua komponen dari peralatan listrik selalu diisolasi terhadap tanah
disamping itu antar fasa juga diisolasi dengan isolasi padat, cair
(minyak),udara, gas (S F 6)ataupun campuran – campurannya.
Sebagai contoh ialah :
Lilitan generator atau motor diisolasi terhadap stator/rotor
dengan menggunakan bahan isolasi mica atau kertas.
Trafo diisolasi dengan kertas dan minyak trafo.
Kabel diisolasi dengan kertas yang di impregnated dengan minyak
atau diisolasi dengan bahan jenis polyethelen ( PE ) XLPE
ataupun karet.
Bagian bertegangan pada pemutus beban diisolasi terhadap
metal badannya ataupun terhadap fasa lainnya dengan minyak
atau sf6.
Konduktor terbuka yang digunakan pada saluran udara dan rel
diisolasi terhadap tanah dengan isolator sedang antar fase
dengan udara atau sf6 khusus untuk kubikel.
Bahan isolasi tersebut karena umur, sebab mekanis, tegangan lebih yang
melebihi kekuatan isolasi ataupun binatang, benang layang – layang, dahan pohon
serta sebab lain kemampuannya menurun atau tidak mampu sehingga terjadi
pelepasan muatan listrik yang mengakibatkan kerusakan pada isolasi dan terjadi
loncatan bunga api yang segera diikuti busur api sehingga terjadi hubung singkat
dan akan mengalir arus hubung singkat yang besar dan tegangannya sangat turun.
Apabila arus hubung singkat kemudian berhenti, busur api akan padam. Bila
busur api ini menimbulkan kerusakan yang tetap misalnya pada bahan isolasi
padat atau cair maka gangguan ini disebut gangguan permanen. Tetapi bila busur
api ini setelah padam tidak menimbulkan kerusakan misalnya pada isolasi udara
yaitu yang umum terjadi pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi maka
gangguan ini disebut gangguan temporer.
3. Tegangan lebih.
Gangguan tegangan lebih dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Petir.
Karena terkumpulnya muatan listrik yang sama yaitu muatan
positif atau negatif maka akan terjadi beda tegangan antara awan
dengan muatan positif dengan awan bermuatan negatif atau awan
bermuatan positif/negatif dengan tanah. Bila beda tegangan ini
cukup tinggi maka akan terjadi loncatan muatan listrik dari awan
ke awan atau dari awan ke tanah. Karena menara
(tiang) listrik ini cukup tinggi maka awan bermuatan yang menuju
ke bumi ini ada kemungkinannya akan menyambar menara atau
kawat tanah dari saluran transmisi dan mengalir ke tanah melalui
menara dan tahanan pentanahan menara. Bila arus petir ini besar
dan tahanan tanah menara kurang baik maka akan timbul tegangan
tinggi pada menaranya, dalam hal ini dapat terjadi loncatan muatan
dari menara ke penghantar fase. Dalam hal ini pada penghantar fase
akan terjadi tegangan tinggi dan gelombang tegangan tinggi petir
yang sering disebut surya petir, ini akan merambat atau berjalan
menuju ke peralatan di gardu induk dan mungkin akan
membahayakan isolasi dari peralatan di gardu induk tersebut.
Surja hubung.
Membuka atau menutupnya kontak pada pemutus beban umunya
pada sistem tegangan tinggi atau ekstra tinggi dapat menimbulkan
tegangan transient yang tinggi dan ini dapat menimbulkan
kerusakan isolasi peralatan.
Pengaruh feranti.
Pada jaringan sistem tegangan tinggi bila tanpa beban atau
bebannya kecil karena adanya beban kapasitif penghantar maka
tegangan diujung saluran akan lebih tinggi dari pada tegangan sisi
pengirimnya. Pada salurannya panjang ditambah adanya kabel
tanah ataupun kabel laut ataupun pada sistem tegangan ekstra
tinggi bila tegangan di sisi pembangkit pada tegangan pengenal
maka daerah yang jauh ataupun di ujung saluran dapat terjadi
tegangan lebih yang dapat membahayakan bagi peralatan.
Pengaturan tegangan otomatis.
Pada pelepasan beban yang cukup besar akan terjadi tegangan
lebih, pengatur tegangan otomatis segera mengembalikan tegangan
peralatan kekeadaan normal. Tetapi bila pengatur tegangan
otomatis ini terganggu atau rusak maka tegangan lebih ini akan
tetap dan hal ini dapat menimbulkan kerusakan isolasi.
4. Gangguan Stabilitas.
int buttonPin = 3;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(buttonPin, INPUT);
}
void loop()
{
// ...
}
loop()
Setelah membuat fungsi setup() sebagai tempat inisialisai variabel dan menetapkan
nilai maka selanjutnya fungsi loop() seperti namanya fungsi ini akan melakukan
perulangan berturu-turut, memungkina program untuk mengubah dan menanggapi.
digunakan untuk mengontrol board Arduino.
Sensor Tegangan
Driver Relay
ARDUINO UNO
LCD Interface
LCD Display
AC suply
33
reset
Baca tegangan
tidak
Tegangan melebihi batas
ya
Tunggu selama
Waktu setting
ya
selesai
float tegangan; //
34
int teganganPin =A4; // dan menentukan pin I/O
void setup() {
pinMode(relay, OUTPUT); //
Serial.begin(9600); //
lcd.begin(16, 2); //
lcd.print("VOLTASE"); //
void loop() {
Serial.println(); //
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{
Tegangan
Aman
Serial.println("Tegangan aman"); //
}
BAB 4
PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1. Pengujian
Tujuan pengujian LCD adalah untuk mengetahui apakah tampilan LCD dapat
menampilkan data atau karakter tulisan sesuai dengan perencanaan. Peralatan yang
digunakan dalam pengujian LCD adalah: Mikrokontroler ATmega 328 dan LCD 16
x 2. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa rangkaian tampilan LCD dapat bekerja dengan
baik, yaitu dapat menampilkan karakter/data sesuai dengan program yang dibuat
pada mikrokontroler.
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd (8, 7, 6);
void setup()
{ Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
}
void loop()
{ lcd.setCursor
(0,0);
lcd.print("LCD TES DULU");
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print("oke sip");
delay(8000)
}
#include <LiquidCrystal.h>
digitalWrite(relay ,LOW);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("RELAY OFF");
delay (5000);
}
tegangan sensor(v)
14
12
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tegangan tetapan (V)
4.2.1.1 Kalibrasi
Kalibrasi sesnsor bertujuan untuk menentukan kebenaran nilai ukur sensor
dan juga penyimpangan nilai ukurnya itu sendiri.Dalam kalibrasi sensor tegangan
membandingkan pembacaan analog bit senor dengan tegangan pembacaan yang
terukur pada alat sebenarnya menggunakan multimeter.
Rentang resolusi daya baca analog maksimal hanya 10 bit yang menghasilkan angka
digital 0-1023. Selanjutnya tegangan maksimal output sensor maksimal sebesar 5
Vdc dibagi dengan nilai angka digital tersebut tersebut yang akan menghasilkan
nilai kalibrasi sebesar 0,00488. Selanjutnya nilai tersebut dikalikan dengan nilai
tegangan analog dari sensor tersebut .Agar sesuai nilai pembacaan sensor dengan
pembacaan multimeter ataupun acuan standar ukur maka dilakukanlah kalibrasinilai
tegangan dengan cara nilai tegangan yang dibaca multimeter dibagi dengan nilai
tegangan yang dibaca sensor ,lalu hasil tersebut dikalikan lagi dengan nilai tegangan
sensor yang awal .
= 3%
% Deviasi = x 100%
= 0,5%
% Deviasi = x 100%
= 0,67%
% Deviasi = x 100%
= 1.25%
% Deviasi = x 100%
= 1%
% Deviasi = x 100%
=0,67%
% Deviasi = x 100%
= 1,14%
% Deviasi = x 100%
= 1%
% Deviasi = x 100%
= 2,7%
% Deviasi = x 100%
= 3,1%
% Deviasi = x 100%
= 3,18%
% Deviasi = x 100%
= 3,08%
Rata-rata % deviasi =
=
= 1,77
Dapat disimpulkan bahwa %Deviasi pembacaan sensor adalah 1,77%. ,dan pada
setiap pembacaan tegangan lebih besar maka derajat kesalahan pembacaan semakin
besar pula.Derajat kesalahan juga dapat menjadi tolak ukur dalam pengkalibrasian
sensor tegangan tersebut .
BAB 5
5.1.Kesimpulan
Dari hasil perancangan, pembuatan, pengujian dan analisis Sistem Simulasi Kontrol
Relay Proteksi Over Voltage maka dapat disimpulkan, antara lain:
5.2.Saran
1. Untuk Sistem Simulasi Kontrol Relay Proteksi Over Voltage yang lebih baik
lagi, adapun dengan penambahan keypad eksternal untuk merubah
konfigurasi batasan tegangan over voltage yang digunakan.
2. Sebaiknya sistem dapat dikembangkan untuk tegangan arus bolak balik (AC).
DAFTAR PUSTAKA
http://sentroino.blogspot.co.id/2015/12/pembacaan-tegangan-ac-menggunakan.html
http://saptaji.com/2016/11/09/belajar-arduino-bagi-pemula/
https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
http://www.rustamaji.net/id/arduino/voltage-divider-dan-senasor-analog
http://zonaelektro.net/adc-analog-to-digital-converter/
http://tentang-ilmuku.blogspot.com/2017/02/pengertian-tegangan-listrik-ac-dan-
dc.html
LAMPIRAN
#include <LiquidCrystal.h> // include lcd library
float tegangan; //
void setup() {
pinMode(relay, OUTPUT); //
Serial.begin(9600); //
lcd.begin(16, 2); //
lcd.print("Tegangan PLN"); //
void loop() {
Serial.println("OVER"); //
Serial.println("_OKE"); //