Anda di halaman 1dari 62

SISTEM SIMULASI KONTROL RELAY PROTEKSI OVER

VOLTAGE
LAPORAN TUGAS AKHIR

ADJI SATRYA WIJAYA

152408059

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SISTEM SIMULASI KONTROL RELAY PROTEKSI OVER
VOLTAGE

LAPORAN TUGASAKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya

ADJI SATRYA WIJAYA

152408059

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
PERNYATAAN ORISINALITAS

SISTEM SIMULASI KONTROL RELAY PROTEKSIOVER


VOLTAGE

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri
kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan
sumbernya.

Medan, Juli 2018

Adji Satrya Wijaya

Nim.152408059
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM SIMULASI KONTROL RELAY PROTEKSI
OVER VOLTAGE

ABSTRAK

Kualitas/mutu suplai tenaga listrik dalam suatu sistem rangkaian listrik sangat
diperlukan. Kualitas suplai listrik buruk dapat menyebabkan gangguan dan bahkan
merusak sistem peralatan/rangkaian listrik. Salah satu bentuk ganguan tersebut
adalah terjadinya over voltage. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat
proteksi yang dapat mendeteksi adanya gangguan over voltage serta mengamankan
peralatan listrik.Sistem Simulasi Proteksi Kontrol Relay Over Voltage dirancang
bertujuan untuk mensimulasikan adanya ganguan over voltage pada tegangan satu
fasa yang disesuaikan. Batas tegangan untuk gangguan over voltage yaitu +5 % dari
tegangan normal. dan setting delay untuk over voltage adalah 1 detik. Output dari
relay dihubungkan pada relay, relay akan memutuskan aliran listrik apabila terjadi
gangguan over voltage.Dari hasil pengujian yang dilakukan, alat yang dirancang
dapat bekerja dengan baik. Relay dapat mendeteksi ganguan over voltage +5% dari
tegangan nominal.

Kata kunci: Delay,Output,Over,Relay,Setting,Voltage


SIMULATION SYSTEM CONTROL RELAY PROTECTION
OVER VOLTAGE

ABSTRACT

The quality / quality of power supply in an electrical circuit system is necessary. The
poor quality of power supply can cause disturbance and even damage the equipment
/ circuit system. One form of this disorder is the occurrence of over voltage. To
overcome this is required a protective device that can detect over-voltage
interference and secure electrical equipment. Simulation system Over Voltage Relay
Control is designed to simulate the over-voltage override at a single adjusted phase
voltage. The voltage limit for over voltage is +5% of normal voltage. and the delay
setting for over voltage is 1 second. The output of the relay is connected to the relay,
the relay will disconnect the power supply in the event of over voltage disturbance.
From the test results performed, the tool designed can work well. Relay can detect
the interference of over voltage + 5% of nominal voltage.
Keywords: Delay,Output,Over,Relay,Setting,Voltage
PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir ini tepat waktu yang sesuai dengan instruksi dan peraturan yang
berlaku di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta shalawat beriring
salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga mendapat safa’at
diakhir kelak.

Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D3
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng selaku Dosen Pembimbing
penulis, yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Seluruh Staff Pengajar / Pegawai program studi D3 Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Terkhusus Kepada Ayahanda dan Mama tercinta yang senantiasa
memberikan dukungan doa, moril dan material serta bimbingan yang
sangat membantu penulis.
6. Abangda Agus Gacuk yang telah memberikan bantuan berupa peralatan
penunjang dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh anak kos Mak Eko yang selalu ada memberikan doa, motivasi
untuk mendukung serta penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh tim perkumpulan para kampret yaitu Mhd.Imam Rizky A,
Siddiq Putra M,Tatang Eko S.S, Tryandi Pratama yang selalu ada
memberikan doa dan motivasi kepada penulis walaupun terkadang
pahit .
9. Evani Desryanti Harahap selaku rekan seperjuangan yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
10. Teman-teman D3 Fisika angkatan 2015 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
11. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang
penulis tidak dapat tuliskan satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dukungan dan perhatian kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Semoga laporan tugas Akhir
ini bermanfaat bagi penulis, pendidikan, masyarakat, organisasi atau negara.

Medan, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR SINGKATAN x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan penelitian 1
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Metode Penelitian 2
1.6 Sistematika Penulisan 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tegangan Listrik 4
2.2 Sensor Tegangan 5
2.3 Simulasi 7
2.4 Liquid Crystal Dislay (LCD) 8
2.5 Arduino UNO 11
2.6 RELAY 18
2.7 Modul Relay 21
2.8 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik 21
2.9 Aplikasi Arduino IDE 25

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN


3.1 Diagram Blok Sistem 30
3.1.1. Fungsi-fungsi Diagram blok 30
3.2 Perancangan Rangkaian Display 31
3.3 Perancangan Driver RELAY 32
3.5 Rangkaian Keseluruhan 34
3.6 Perancangan Perangkat Lunak 34

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN


4.1 Pengujian 37
4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino 328 37
4.1.2 Pengujian LCD 37
4.1.3 Pengujian Driver Relay 38
4.1.4 Pengujian Sensor Tegangan 40
4.2Analisa Sistem 41
4.2.1 Sensor Tegangan 41
4.2.1.1 Kalibrasi 41
4.2.2 Analisa Keseluruhan Rangkaian 42
4.2.3 Persen Deviasi 42

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimplan 45
5.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
2.1. Tabel operasi dasar LCD 10
2.2 Tabel Konfigurasi LCD 10
2.3 Deskrpsi Arduino 12
4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Sensor 40
4.2 Selisih Pembacaan 42
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
2.1 Rangkaian analog sensor tegangan DC 7
2.2 Modul sensor tegangan DC 7
2.3 Liquid Crystal Display(LCD) 8
2.4 Konfigurasi Pin LCD 9
2.5 Arduino uno dengan Mikrokontroler Atmega 328 11
2.6 Struktur Relay 19
2.7 Pole dan Trow pada relay 20
2.8 Modul relay 21
2.9 Aplikasi software Arduino IDE 27
3.1 Diagram Blok Sistem 30
3.2 Rangkaian Koneksi Pin LCD 31
3.4 Rangkaian Keseluruhan 33
3.5 Flow Chart Sistem 34
4.1 Pengujian LCD 38
4.2 Pengujian relay dalam keadaan HIGH 39
4.3 Pengujian relay dalam keadaan LOW 40
4.4 Pengujian sensor tegangan 34
DAFTAR SINGKATAN

AC =Alternating Current
CRT =Cathode Ray Tube
DC =Direct Current
DIP =Dual In Line Package
DPDT =Double Pole Double Throw
DPST =Double Pole Single Throw
GPS =Global Positioning System
LCD =Liquid Crystal Display
NC =Normally Close
NO =Normally Open
PMLCD =Passive Matrix LCD
SPDT =Single Pole Double Throw
SPST =Single Pole Single Throw
TFT-AMLCD =Thin-Film Transistor Active Matrix
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya dalam suatu jaringan listrik, kualitas suplai listrik sangat
diperlukan. Adanya gangguan dalam suplai listrik dapat mempengaruhi bahkan
merusak suatu sistem tenaga listrik. Ganguan yang terjadi dapat berbagai macam
antara lain adalah lonjakan atau penurunan tegangan listrik (under/over voltage). Jika
gangguan tegangan ini tersambung ke peralatan listrik atau elektronika dan melebihi
batas toleransi tegangan nominalnya, maka hal itu dapat mengganggu kinerja
peralatan-peralatan tersebut atau bahkan dapat merusaknya.
Sistem pengaman untuk over voltage saat ini masih sangat terbatas digunakan
dikarenakan biaya yang mahal untuk membeli alat tersebut. Oleh karena itu penulis
membuat alat ini sebagai proyek. Dalam
pembuatan proyek ini digunakan sebuah mikrokontroler ATmega 328 sebagai pusat
kontrol dalam sistem over voltage relay. Data yang diproses mikrokontroler adalah
output dari sensor tegangan yang digunakan, selanjutnya output dari mikrokontroler
adalah relay, output dari relay akan disambungkan pada relay dan selanjutnya relay
yang akan memutus rangkain listrik apabila terjadi gangguan over voltage sesuai
dengan setting tegangan dan setting waktu yang ditentukan pada mikrokontroler.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan utama pada penelitian ini antara lain bagaiamana unjuk kerja
sensor tegangan. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
sensitif sensor tegangan untuk mendeteksi tegangan yang digunakan sebagai acuan
untuk mendeteksi gangguan pada tegangan tersebut.

1.3. Tujuan
1. Agar dapat menjadi pengaman peralatan listrik yang menggunakan tegangan
searah (DC) dari gangguan tegangan listrik berlebih(over voltage) yang
melebihi toleransi nilai nominalnya.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pengembang ilmnu pengetahuan dan teknologi ,khususnya dibidang sistem
kendali alat dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kuliah agar
lebih bermanfaat.

1.4. Batasan Masalah


Agar lebih fokus terhadap pembahasan dari permasalahan yang ada dan tidak
menyimpang dari alur yang diinginkan, maka penulis akan membatasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Fokus kepermasalahan tegangan berlebih (over voltage).
2. Arduino digunakan sebagai kontroler relay.
1.5. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa
proyek ini adalah:
1. Studi literatur yang berhubungan dengan perancanangan dan pembuatan alat
ini.
2. Perencanaan dan pembuatan alat
Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun
hardware.
3. Pengujian alat
Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang telah
direncanakan.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penyusunan laporan, maka dalam hal ini penulis
membagi dalam beberapa bab:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaaat penelitian, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini merupakan landasan teori yang membahas tentang teoriteori yang
mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Meliputi metode, bahan alat, perancangan dan pengambilan data penelitian.

BAB IV : HASIL DAN ANALISA


Meliputi hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan kesimpulan tentang hasil rancangan yang telah dibuat serta saran dalam
pengembangan rancangan tersebut.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Tenaga Listrik

Tegangan listrik merupakan perwujudan dari energi listrik. Tegangan listrik bisa
dihasilkan melalui pembangkit-pembangkit listrik. Namun dalam skala kecil tidak
disebut pembangkit tapi lebih umum dengan penghasil listrik saja. Contoh tegangan
listrik yang sering kita temui adalah 220V pada listrik rumah tangga, 1.5V pada
battery dan 12V pada aki.
Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa bekerja,
sebuah rangkaian elektronika membutuhkan tegangan listrik sebagai tenaga
"penggeraknya". Oleh karena itu dalam rangkaian, bagian yang menghasilkan
tegangan listrik biasanya disebut Power Supply atau Penyuplai tenaga.
Besarnya tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt dan sering disingkat
dengan V saja. Untuk ukuran yang lebih besar bisa menggunakan satuan kiloVolt
disingkat kV (1kV=1000Volt) dan MegaVolt disingkat MV (1MV=1.000.000Volt).
Sedangkan untuk satuan yang lebih kecil biasanya menggunakan miliVolt disingkat
mV (1mV=1/1000Volt) dan mikroVolt disingkat uV (1uV=1/1000000Volt).
Simbol tegangan listrik dinyatakan dalam V ditulis dengan huruf besar. Pada
beberapa kasus juga ditemui penggunaan simbol E, tujuannya agar tidak bingung
antara V sebagai simbol dan V sebagai satuan (Volt). Khusus untuk tegangan DC
juga bisa ditulis dengan simbol B, yaitu singkatan dari Battery.
Jenis Tegangan dapat dibedakan berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik
dibagi menjadi dua, yaitu Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC adalah
tegangan dengan aliran arus searah, sedangkan tegangan AC adalah tegangan dengan
aliran arus bolak-balik. Masing-masing tegangan ini memiliki fungsi dan aplikasi
yang berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan.
Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC
memiliki notasi/tanda positif pada satu ttiknya dan negatif pada titik yang lain.
Sumber-sumber tagangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery, aki, solar cell
dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC pada rangkaian harus benar
sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa berakibat kerusakan pada kedua bagian.
Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik portabel seperti
handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar musik portabel. Sekarang ini
sudah banyak dipakai sumber tegangan DC berupa battery yang bisa diisi ulang
(recharge) jadi jika tegangan listrik pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan
mengisinya.
Tegangan AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC
tidak memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan
tegangan AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi tegangan AC 3
phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC diantaranya adalah listrik
rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo sepeda dan altenator pada mobil atau
sepeda motor.
Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau 3 phase.
Tegangan listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis tegangan AC single
phase, artinya hanya ada satu phase dan ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC
single phase hanya membutuhkan dua titik kabel koneksi.
Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu dikenal
dengan istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai pada dunia
industri khususnya untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita membutuhkan
tegangan AC 3 phase namun hanya memiliki sumber tegangan AC single phase
maka kita memerlukan sebuah inverter untuk membuat listrik single phase menjadi 3
phase.
2.2. Sensor Tegangan
Pada Dasarnya sensor adalah suatu yang dapat mendeteksi perubahan sesuatu (suhu,
intensitas cahaya, level, tekanan, kelembaban, dll) menjadi sinyal listrik yang dapat
diolah untuk keperluan pengendalian dan teknik kontrol.Sensor tegangan merupakan
sensor yang digunakan untuk mendeteksi tegangan arus searah (DC) ataupun arus
bolak balik (AC).
Sensor tegangan DC merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur
tegangan arus searah.Sensor tegangan berfungsi membaca nilai tegangan suatu
rangkaian. Arduino dapat membaca nilai tegangan dengan memanfaatkan pin analog.
Jika range tegangan yang dibaca diantara 0-5 V bisa langsung menggunakan pin
analog, sedangkan jika range tegangan yang dibaca >5V harus menggunakan
rangkaian tambahan yakni pembagi tegangan karena pin arduino bekerja pada max 5
v.
Data yang diterima arduino berupa nilai ADC , untuk mengkonversi menjadi
nilai tegangan menggunakan rumus:

Tegangan = ADC/1023 * 5V

ADC : Nilai ADC yang terbaca

1023 : Nilai ADC maksimal (10 bit)

5V : Tegangan referensi ADC arduino (default)

Prinsip kerjanya adalah membuat perbandingan antara tegangan asli dengan tegangan
yang terbaca oleh arduino. Untuk membuat rangkaian pembagi tegangan kita harus
menentukan beberapa parameter yaitu:

Tegangan maksimal yang diukur (Vi) = 24 Volt

Tegangan maksimal ADC (Vo) = 4 Volt (atur max 5 Volt)

R1 = 1000 Ω (bebas menyesuaikan)

Dari ketentuan diatas dapat disimpulkan ketika arduino membaca tegangan sebesar 4
Volt itu artinya tegangan sebenarnya adalah 24 Volt atau Vi:Vo = 6:1

Berikut cara menentukan nilai R2:


R2 = Vo/Vi * (R1+R2)
R2 = 4/24 * (1000+R2)
R2 = 200 Ω
Gambar 2.1.Rangkaian analog sensor tegangan DC

Gambar 2.2. Modul sensor tegangan DC


2.3. Simulasi
Simulasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses peniruan. Simulasi
adalah tiruan dari fasilitas atau proses dari suatu operasi, biasanya menggunakan
komputer. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta
keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum
menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem
yang abstrak tertentu. Teknik simulasi adalah teknik untuk merepresentasikan atau
meniru kondisi real (suatu sistem nyata) dalam bentuk bilangan dan simbol (dengan
memanfaatkan program komputer), sehingga menjadi mudah untuk dipelajari.
Simulasi dari sebuah sistem adalah pengoperasian dari sebuah model suatu
sistem. Sebuah Model dapat dikonfigurasi dan dilakukan percobaan, biasanya hal ini
tidak mungkin terjadi. Karena mahalnya biaya dan tidak praktis untuk dilakukan
dalam sistem yang diwakilinya (Prof. Olivier de Weck).
Simulasi digunakan sebelum sebuah sistem dibangun, untuk mengurangi
kemungkinan kegagalan, untuk menghilangkan kemacetan tak terduga, untuk
mencegah under atau over- pemanfaatansumber daya, dan untuk mengoptimalkan
kinerja sistem.
Sehingga simulasi dapat didefinisikan sebagai program yang dibangun
dengan model matematika berdasarkan pada sistem aslinya

2.4. LCD (Liquid Crystal Display)


LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai
banyak digunakan.Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari
penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan
manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih), maupun
yang berwarna.Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan dengan
teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan
sebelum transistor ditemukan.
Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya
yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama
di depan monitor, monitor CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata
dibandingkan dengan LCD.Bentuk LCD dapat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.3.LCD
LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya.Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel
yang dibagi dalam baris dan kolom.Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan
kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang
merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh
lapisan
elektroda trasparan.Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna
cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam
ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pad
sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa
microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat
menggunakan catu daya yang kecil.Keunggulan lainnya adalah tampilan yang
diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari.Di bawah
sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED)
harus dipasang dibelakang layar tampilan.
LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang mena mpilkan data dengan 2
baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data
dan 3 bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

Konfigurasi Pin LCD dapat dilihat pada Gambar 2.4.


+5VDC
2
V+BL15VCC

10
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
11 RW
RS 4
12 EN 5
13 6
11 LCD 16x2
12
LCD Drv V-BL GND

13
14
31

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin LCD


Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi
membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan
huruf 5x7 dot matrik.Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca
program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data.Perintah utama LCD adalah
Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor
Shift, dan Display Shift. Tabel 2.1. menunjukkan operasi dasar LCD dan Tabel 2.2.
menunjukkan Konfigurasi LCD.
Tabel 2.1.Operasi Dasar LCD
RS R/W Operasi
0 0 Input Instruksi ke LCD
0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter
(DB0 ke DB6)
1 0 Menulis Data
1 1 Membaca Data

Tabel 2.2. Konfigurasi LCD


Pin Bilangan biner Keterangan

RS 0 Inisialisasi

1 Data
RW 0 Tulis LCD / W (write)

1 Baca LCD / R (read)


E 0 Pintu data terbuka

1 Pintu data tertutup

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular
untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain seperti
Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter digital. LCD
umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan mempunyai
kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk
membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan baris secara
bersamaan digunakan metode Screening.
Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan
suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif
semua.Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan
untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,
mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor
Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah ditingkatkan daru yang
monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan warna.

2.5 Arduino

Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada


ATmega328 (datasheet). Arduino Uno mempunyai 14 pin digital input/output (6 di
antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator
Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan
sebuat tombol reset. Arduino Uno memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang
mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah komputer dengan sebuah
kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan
baterai untuk memulainya.

Gambar 2.5 Arduino uno dengan Mikrokontroler Atmega 328

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak
menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2
(Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke
serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik
garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke
dalam DFU mode.

Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

 Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan
dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang
memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan
dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok
dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V
dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-
dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk
tujuan kedepannya
 Sirkit RESET yang lebih kuat
 Atmega 16U2 menggantikan 8U2

“Uno” berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran
(produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino Uno dan versi 1.0 akan menjadi referensi
untuk versi-versi Arduino selanjutnya. Arduino Uno adalah sebuah seri terakhir dari
board Arduino USB dan model referensi untuk papan Arduino, untuk suatu
perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks dari board Arduino.

Tabel 2.3 Deskripsi arduino

Mikrokontroler ATmega328

Tegangan pengoperasian 5V

Tegangan input yang


7-12V
disarankan

Batas tegangan input 6-20V

Jumlah pin I/O digital 14 (6 di antaranya menyediakan keluaran PWM)


Jumlah pin input analog 6

Arus DC tiap pin I/O 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA

32 KB (ATmega328), sekitar 0.5 KB digunakan oleh


Memori Flash
bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock Speed 16 Hz

2.6.1 Daya (Power)

Arduino Uno dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah power
suplai eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis.Suplai eksternal (non-USB)
dapat diperoleh dari sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor dapat
dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-positive plug yang panjangnya 2,1
mm ke power jack dari board. Kabel lead dari sebuah battery dapat dimasukkan
dalam header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin dari konektor POWER. Board
Arduino Uno dapat beroperasi pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20 Volt. Jika
disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V, kiranya pin 5 Volt mungkin mensuplai
kecil dari 5 Volt dan board Arduino Uno bisa menjadi tidak stabil. Jika
menggunakan suplai yang lebih dari besar 12 Volt, voltage regulator bisa kelebihan
panas dan membahayakan board Arduino Uno. Range yang direkomendasikan
adalah 7 sampai 12 Volt.

Pin-pin dayanya adalah sebagai berikut:

 VIN. Tegangan input ke Arduino board ketika board sedang menggunakan


sumber suplay eksternal (seperti 5 Volt dari koneksi USB atau sumber
tenaga lainnya yang diatur). Kita dapat menyuplai tegangan melalui pin ini,
atau jika penyuplaian tegangan melalui power jack, aksesnya melalui pin
ini.
 5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator
pada board. Board dapat disuplai dengan salah satu suplai dari DC power
jack (7-12V), USB connector (5V), atau pin VIN dari board (7-12).
Penyuplaian tegangan melalui pin 5V atau 3,3V membypass regulator, dan
dapat membahayakan board. Hal itu tidak dianjurkan.
 3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator pada board. Arus
maksimum yang dapat dilalui adalah 50 mA.
 GND. Pin ground.

Memori

ATmega328 mempunyai 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk


bootloader). ATmega 328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang
dapat dibaca dan ditulis (RW/read and written) dengan EEPROM library).

Input dan Output


Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan
output, menggunakan fungsi pin Mode, digital Write, dan digital Read. Fungsi-fungsi
tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up (terputus
secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai fungsi-fungsi
spesial:

 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan


memancarkan (TX) serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua
pin ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai dari chip serial Atmega8U2
USB-ke-TTL.
 External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu
sebuah interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu kenaikan atau
penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat fungsi attach
Interrupt untuk lebih jelasnya.
 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan fungsi
analogWrite.
 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
 LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13.
Ketika pin bernilai HIGH led menyala, ketika pin bernilai LOW led mati.
Arduino Uno mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5,
setiapnya memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 nilai yang berbeda). Secara
default, 6 input analog tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5 Volt,
dengan itu mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan
pin AREF dan fungsi analog Reference. Di sisi lain, beberapa pin mempunyai fungsi
spesial:

 TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI
dengan menggunakan Wire library

Ada sepasang pin lainnya pada board:

 AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analog


Reference.
 Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara
khusus, digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk
melindungi yang memblock sesuatu pada board.

Komunikasi

Arduino UNO mempunyai sejumlah fasilitas untuk komunikasi dengan


sebuah komputer, Arduino lainnya atau mikrokontroler lainnya. Atmega 328
menyediakan serial komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada pin digital 0
(RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega 16U2 pada channel board serial komunikasinya
melalui USB dan muncul sebagai sebuah port virtual ke software pada komputer.

Firmware 16U2 menggunakan driver USB COM standar, dan tidak ada driver
eksternal yang dibutuhkan. Bagaimanapun, pada Windows, sebuah file inf pasti
dibutuhkan. Software Arduino mencakup sebuah serial monitor yang memungkinkan
data tekstual terkirim ke dan dari board Arduino. LED RX dan TX pada board akan
menyala ketika data sedang ditransmit melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB
pada komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Atmega328
juga mensupport komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Software Arduino mencakup
sebuah Wire library untuk memudahkan menggunakan bus I2C.

Programming
Arduino Uno dapat diprogram dengan software Arduino (download). Pilih
“Arduino Uno dari menu Tools > Board (termasuk mikrokontroler pada board).
ATmega328 pada Arduino Uno hadir dengan sebuah bootloader yang
memungkinkan kita untuk mengupload kode baru ke ATmega328 tanpa
menggunakan pemrogram hardware eksternal. ATmega328 berkomunikasi
menggunakan protokol STK500 asli.

Sumber kode firmware ATmega16U2 (atau 8U2 pada board revisi 1 dan revisi 2)
tersedia. ATmega16U2/8U2 diload dengan sebuah bootloader DFU, yang dapat
diaktifkan dengan:

 Pada board Revisi 1: Dengan menghubungkan jumper solder pada belakang


board (dekat peta Italy) dan kemudian mereset 8U2
 Pada board Revisi 2 atau setelahnya: Ada sebuah resistor yang menarik
garis HWB 8U2/16U2 ke ground, dengan itu dapat lebih mudah untuk
meletakkan ke dalam mode DFU. Kita dapat menggunakan software Atmel’s
FLIP (Windows) atau pemrogram DFU (Mac OS X dan Linux) untuk meload
sebuah firmware baru. Atau kita dapat menggunakan header ISP dengan
sebuah pemrogram eksternal (mengoverwrite bootloader DFU).

Reset Otomatis (Software)


Dari pada mengharuskan sebuah penekanan fisik dari tombol reset sebelum
sebuah penguploadan, Arduino Uno didesain pada sebuah cara yang
memungkinkannya untuk direset dengan software yang sedang berjalan pada pada
komputer yang sedang terhubung. Salah satu garis kontrol aliran hardware (DTR)
dari ATmega8U2/16U2 sihubungkan ke garis reset dari ATmega328 melalui sebuah
kapasitor 100 nanofarad. Ketika saluran ini dipaksakan (diambil rendah), garis reset
jatuh cukup panjang untuk mereset chip. Software Arduino menggunakan
kemampuan ini untuk memungkinkan kita untuk mengupload kode dengan mudah
menekan tombol upload di software Arduino. Ini berarti bahwa bootloader dapat
mempunyai sebuah batas waktu yang lebih singkat, sebagai penurunan dari DTR
yang dapat menjadi koordinasi yang baik dengan memulai penguploadan.

Pengaturan ini mempunyai implikasi. Ketika Arduino Uno dihubungkan ke


sebuah komputer lain yang sedang running menggunakan OS Mac X atau Linux,
Arduino Uno mereset setiap kali sebuah koneksi dibuat dari software (melalui USB).
Untuk berikutnya, setengah-detik atau lebih, bootloader sedang berjalan pada
Arduino Uno. Ketika Arduino Uno diprogram untuk mengabaikan data yang
cacat/salah (contohnya apa saja selain sebuah penguploadan kode baru) untuk
menahan beberapa bit pertama dari data yang dikirim ke board setelah sebuah
koneksi dibuka. Jika sebuah sketch sedang berjalan pada board menerima satu kali
konfigurasi atau data lain ketika sketch pertama mulai, memastikan bahwa software
yang berkomunikasi menunggu satu detik setelah membuka koneksi dan sebelum
mengirim data ini.

Arduino Uno berisikan sebuah jejak yang dapat dihapus untuk mencegah
reset otomatis. Pad pada salah satu sisi dari jejak dapat disolder bersama untuk
mengaktifkan kembali. Pad itu diberi label “RESET-RN” Kita juga dapat
menonaktifkan reset otomatis dengan menghubungkan sebuah resistor 110 ohm dari
tegangan 5V ke garis reset; lihat thread forum ini untuk lebih jelasnya.

Proteksi Arus lebih USB


Arduino Uno mempunyai sebuah sebuah sekring reset yang memproteksi port
USB komputer dari hubungan pendek dan arus lebih. Walaupun sebagian besar
komputer menyediakan proteksi internal sendiri, sekring menyediakan sebuah
proteksi tambahan. Jika lebih dari 500 mA diterima port USB, sekring secara
otomatis akan memutuskan koneksi sampai hubungan pendek atau kelebihan beban
hilang.
Karakteristik Fisik
Panjang dan lebar maksimum dari PCB Arduino Uno masing-masingnya
adalah 2.7 dan 2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack yang memperluas
dimensinya. Empat lubang sekrup memungkinkan board untuk dipasangkan ke
sebuah permukaan atau kotak. Sebagai catatan, bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8
adalah 160 mil. (0.16"), bukan sebuah kelipatan genap dari jarak 100 mil dari pin
lainnya.

2.6. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Gambar 2.6. Struktur relay
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi
baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk
menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw
yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
 Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
 Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay
dapat digolongkan menjadi :
 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal,
3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang
dikendalikan oleh 1 Coil.
 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang
Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya
melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT
(Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole
dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :

Gambar 2.7. Pole dan Trow pada relay


2.7 Modul Relay

Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai
peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan
elektronik lainnya.

Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh nilai output


sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada
relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.

Gambar 2.8 Modul Relay.

2.8. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus dapat beroperasi secara terus
menerus secara normal, tanpa terjadi gangguan.
Gangguan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Gangguan karena kesalahan manusia diantaranya ialah kelalaian pada saat


mengubah jaringan sistem, lupa membuka pentanahan setelah perbaikan
dan sebagainya.
2. Gangguan dari dalam, misalnya gangguan – gangguan yang berasal dari
sistem atau gangguan dari alat itu sendiri, misalnya: faktor ketuaan, arus
lebih, tegangan lebih keausan dan lain – lain sehingga merusak isolasi
peralatan.
3. Gangguan dari luar: yaitu gangguan yang berasal dari alam
diantaranya: cuaca,gempa bumi, petir dan banjir. Gangguan karena
binatang
diantaranya: gigitan tikus, burung, kelelawar, ular, pohon
atau dahan/ranting dan sebagainya.
Jadi jelas gangguan tersebut tidak dapat dihindarkan secara keseluruhan.
Jenis – jenis gangguan pada sistem tenaga listrik bila ditinjau dari sifat dan
penyebabnya dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Beban lebih.
Beban lebih pada suatu sistem tenaga listrik dapat disebabkan karena
memang keadaan pembangkit kurang dari kebutuhan bebannya atau salah
satu komponen pada sistem tersebut terganggu, dengan demikian
gangguan dapat terjadi beban lebih ataupun pada salah satu komponen
misalnya motor derek mengangkat beban melebihi kemampuannya.

Ciri dari beban lebih ialah terjadinya arus lebih pada komponen yang
berbeban lebih. Arus ini dapat menimbulkan pemanasan, dan berdasarkan
ilmu fisika panas yang ditimbulkan sebanding dengan arus kwadrat kali
tahanan peralatan kali waktu terjadinya arus lebih atau dalam rumus dapat
ditulis panas yang timbul ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi
peralatan tersebut.
2. Hubungan singkat
Semua komponen dari peralatan listrik selalu diisolasi terhadap tanah
disamping itu antar fasa juga diisolasi dengan isolasi padat, cair
(minyak),udara, gas (S F 6)ataupun campuran – campurannya.
Sebagai contoh ialah :
 Lilitan generator atau motor diisolasi terhadap stator/rotor
dengan menggunakan bahan isolasi mica atau kertas.
 Trafo diisolasi dengan kertas dan minyak trafo.
 Kabel diisolasi dengan kertas yang di impregnated dengan minyak
atau diisolasi dengan bahan jenis polyethelen ( PE ) XLPE
ataupun karet.
 Bagian bertegangan pada pemutus beban diisolasi terhadap
metal badannya ataupun terhadap fasa lainnya dengan minyak
atau sf6.
 Konduktor terbuka yang digunakan pada saluran udara dan rel
diisolasi terhadap tanah dengan isolator sedang antar fase
dengan udara atau sf6 khusus untuk kubikel.
Bahan isolasi tersebut karena umur, sebab mekanis, tegangan lebih yang
melebihi kekuatan isolasi ataupun binatang, benang layang – layang, dahan pohon
serta sebab lain kemampuannya menurun atau tidak mampu sehingga terjadi
pelepasan muatan listrik yang mengakibatkan kerusakan pada isolasi dan terjadi
loncatan bunga api yang segera diikuti busur api sehingga terjadi hubung singkat
dan akan mengalir arus hubung singkat yang besar dan tegangannya sangat turun.
Apabila arus hubung singkat kemudian berhenti, busur api akan padam. Bila
busur api ini menimbulkan kerusakan yang tetap misalnya pada bahan isolasi
padat atau cair maka gangguan ini disebut gangguan permanen. Tetapi bila busur
api ini setelah padam tidak menimbulkan kerusakan misalnya pada isolasi udara
yaitu yang umum terjadi pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi maka
gangguan ini disebut gangguan temporer.
3. Tegangan lebih.
Gangguan tegangan lebih dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
 Petir.
Karena terkumpulnya muatan listrik yang sama yaitu muatan
positif atau negatif maka akan terjadi beda tegangan antara awan
dengan muatan positif dengan awan bermuatan negatif atau awan
bermuatan positif/negatif dengan tanah. Bila beda tegangan ini
cukup tinggi maka akan terjadi loncatan muatan listrik dari awan
ke awan atau dari awan ke tanah. Karena menara
(tiang) listrik ini cukup tinggi maka awan bermuatan yang menuju
ke bumi ini ada kemungkinannya akan menyambar menara atau
kawat tanah dari saluran transmisi dan mengalir ke tanah melalui
menara dan tahanan pentanahan menara. Bila arus petir ini besar
dan tahanan tanah menara kurang baik maka akan timbul tegangan
tinggi pada menaranya, dalam hal ini dapat terjadi loncatan muatan
dari menara ke penghantar fase. Dalam hal ini pada penghantar fase
akan terjadi tegangan tinggi dan gelombang tegangan tinggi petir
yang sering disebut surya petir, ini akan merambat atau berjalan
menuju ke peralatan di gardu induk dan mungkin akan
membahayakan isolasi dari peralatan di gardu induk tersebut.
 Surja hubung.
Membuka atau menutupnya kontak pada pemutus beban umunya
pada sistem tegangan tinggi atau ekstra tinggi dapat menimbulkan
tegangan transient yang tinggi dan ini dapat menimbulkan
kerusakan isolasi peralatan.
 Pengaruh feranti.
Pada jaringan sistem tegangan tinggi bila tanpa beban atau
bebannya kecil karena adanya beban kapasitif penghantar maka
tegangan diujung saluran akan lebih tinggi dari pada tegangan sisi
pengirimnya. Pada salurannya panjang ditambah adanya kabel
tanah ataupun kabel laut ataupun pada sistem tegangan ekstra
tinggi bila tegangan di sisi pembangkit pada tegangan pengenal
maka daerah yang jauh ataupun di ujung saluran dapat terjadi
tegangan lebih yang dapat membahayakan bagi peralatan.
 Pengaturan tegangan otomatis.
Pada pelepasan beban yang cukup besar akan terjadi tegangan
lebih, pengatur tegangan otomatis segera mengembalikan tegangan
peralatan kekeadaan normal. Tetapi bila pengatur tegangan
otomatis ini terganggu atau rusak maka tegangan lebih ini akan
tetap dan hal ini dapat menimbulkan kerusakan isolasi.

4. Gangguan Stabilitas.

Generator yang tersambung pada sistem (bekerja paralel) bekerja serempak


satu sama lainnya. Karena salah satu penyebabnya misalnya terjadinya
perubahan beban besar yang mendadak, terjadinya hubung singkat yang
terlalu lama, maka akan terjadi ayunan putaran rotor sebagian dari
generator pada sistem tersebut (lebih cepat atau lebih lambat dari putaran
sinkron). Hal ini dapat mengakibatkan sebagian generator menjadi motor
dan sebagian berbeban lebih dan hal ini berayun (bergantian), gangguan ini
disebut gangguan stabilitas. Kejadian ini akan terjadi pada sistem tegangan
tinggi atau ekstra tinggi yang telah luas misalnya pada sistem di Jawa.
Gangguan ini harus segera diatasi, dengan cara melepas generator yang
terganggu ataupun melepas daerah yang terjadi hubung singkat secepat
mungkin, karena dapat membahayakan generator itu sendiri atau
membahayakan sistemnya.

2.9. Aplikasi Arduino IDE


IDE (Integrated Development Environment) Arduino merupakan aplikasi aplikasi
yang mencakup editor ,compiler dan uploader dapat menggunakan semua seri modul
keluarga Arduino, seperti Arduino Duemilanove, Uno, Bluetooth, Mega. Kecuali ada
beberapa tipe board produksi Arduino yang memakai mikrokontroler di luar seri
AVR ,seperti mikroprosesor ARM. Editor Sketch pada IDE Arduino juga
mendukung fungsi penomoran baris,syntax highlightting ,yaitu pengecekan sintaksis
kode sketch.
IDE Arduino juga memiliki keterbatasan tidak medukung fungsi debugging
hardware maupun software ,selain itu disarankan harus memahami bahsa C.
Untuk memprogram board Arduino, kita membutuhkan aplikasi IDE
(Integrated Development Environment) bawaan dari Arduino. Aplikasi ini berguna
sebagai text editor untuk membuat, membuka, mengedit, dan juga mevalidasi kode
serta untuk di upload ke board Arduino. Program yang digunakan pada Arduino
disebut dengan istilah “sketch” yaitu file source code arduino dengan ekstensi .ino
Seperti teks editor pada umumnya yaitu memiliki fitur untuk cut / paste dan
untuk find / replace teks.
Pada bagian keterangan aplikasi memberikan pesan balik saat menyimpan dan
mengekspor dan juga sebagai tempat menampilkan kesalahan. Konsol log
menampilkan output teks dari Arduino Software (IDE), termasuk pesan kesalahan
yang lengkap dan informasi lainnya. Pojok kanan bawah jendela menampilkan papan
dikonfigurasi dan port serial. Tombol toolbar memungkinkan Anda untuk
memverifikasi dan meng-upload program, membuat, membuka, dan menyimpan
sketch, dan membuka monitor serial.
 Verify pada versi sebelumnya dikenal dengan istilah Compile. Sebelum
aplikasi di-upload ke boardArduino, biasakan untuk memverifikasi terlebih
dahulu sketch yang dibuat. Jika ada kesalahan pada sketch, nanti akan
muncul error. Proses Verify / Compile mengubah sketch ke binary code untuk
di-uploadke mikrokontroller.
 Upload tombol ini berfungsi untuk mengupload sketch ke board Arduino.
Walaupun kita tidak mengklik tombol verify, maka sketch akan di-compile,
kemudian langsung diupload ke board. Berbeda dengan tombol verify yang
hanya berfungsi untuk memverifikasi source code saja.
 New Sketch Membuka window dan membuat sketch baru.
 Open Sketch Membuka sketch yang sudah pernah dibuat. Sketch yang dibuat
dengan IDE Arduino akan disimpan dengan ekstensi file .ino
 Save Sketch menyimpan sketch, tapi tidak disertai dengan mengkompile.
 Serial Monitor Membuka interface untuk komunikasi serial, nanti akan kita
diskusikan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
 Keterangan Aplikasi pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan muncul di
sini, misal “Compiling” dan “Done Uploading”ketika kita mengcompile dan
mengupload sketch ke board Arduino
 Konsol log Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang
sketch akan muncul pada bagian ini. Misal, ketika aplikasi mengcompile atau
ketika ada kesalahan pada sketch yang kita buat, maka informasi error dan
baris akan diinformasikan di bagian ini.
 Baris Sketch bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor yang sedang
aktif pada sketch.
 Informasi Board dan Port Bagian ini menginformasikan port yang dipakai
oleh board Arduino.
Gambar 2.9.Aplikasi software Arduino IDE
Bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino ini berdasar pada bahasa C/C+
+. Program pada Arduino terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu Structure, Values
(berisi variable dan konstantata) dan yang terakhir function.
Structure.
struktur kode pada arduino yaitu berisi fungsi setup() dan loop().
 Setup()
fungsi ini dipanggil pertama kali ketika menjalankan sketch. digunakan sebagai
tempat inisialisai variable, pin mode, penggunaan library dan lainnya. fungsi ini
dijalankan sekali ketika board dinyalakan atau di reset.

int buttonPin = 3;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(buttonPin, INPUT);
}
void loop()
{
// ...
}
 loop()
Setelah membuat fungsi setup() sebagai tempat inisialisai variabel dan menetapkan
nilai maka selanjutnya fungsi loop() seperti namanya fungsi ini akan melakukan
perulangan berturu-turut, memungkina program untuk mengubah dan menanggapi.
digunakan untuk mengontrol board Arduino.

const int buttonPin = 3;

// setup initializes serial and the button pin


void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(buttonPin, INPUT);
}

// loop checks the button pin each time,


// and will send serial if it is pressed
void loop()
{
if (digitalRead(buttonPin) == HIGH)
Serial.write('H');
else
Serial.write('L');
delay(1000);
}
 Values.
Berisi variable atau konstanta sesuai dengan type data yang didukung oleh Arduino.
 Function.
Segmentasi kode ke fungsi memungkinkan programmer untuk membuat potongan-
potongan modular kode yang melakukan tugas yang terdefinisi dan kemudian
kembali ke asal kode dari mana fungsi itu “dipanggil”. Umumnya menggunakan
fungsi adalah ketika salah satu kebutuhan untuk melakukan tindakan yang sama
beberapa kali dalam sebuah program.
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1.Diagram Blok Sistem

Sensor Tegangan
Driver Relay
ARDUINO UNO

LCD Interface

LCD Display

DCS/ Ac to Dc converter Suply Relay omr 8 kaki

AC suply

Gambar 3.1 Diagram blok system


Dapat dilihat pada Gambar 3.1. Sensor tegangan diprogram ke Arduino
diberikan Supplay / Adaptor sebagai sumber tegangan ,Maka muncul data besaran
tegangan di Display setelah itu diprogramlah driver relay sebagai pengatur terhubung
atau tidaknya beban dengan sumber tegangan.
3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok
Fungsi-fungsi diagram blok dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Blok sensor.
Dalam blok sensor ini terdapat sensor tegangan yang berfungsi untuk
mendeteksi kondisi tegangan saluran yang diamankan apakah normal ,terjadi
kenaikan atau penurunan tegangan melebihi toleransi yang dijinjakn.
2. Blok proses
Unit proses yang digunakan adalah arduino sebagai pengolah data dari
keseluruhan sistem yang akan mengendalikan relay dalam pemutus tegangan
apabila terjadi over voltage. Pada arduino harus dibuat setting batasan
tegangan over voltage dan setting batas waktu dalam gangguan .Dalam aturan
distribusi tegangan listrik dijelaskan bahwa untuk over voltage batas toleransi
sebesar 5% dari tegangan normal.Dan batasan waktu yang dibuat pada proyek
ini adalah 5 detik .
3. Blok keluaran/ output
 Relay akan berkerja ketika output dari arduino tegangan yang dibaca terjadi
lonjakan tegangan berlebih melebihi nilai toleransi yang diijinkan.
 lampu indikator sebagai indikator bahwa alat berjalan normal.
 LCD sebagai tamilan dari pembacaan tegangan yang masuk.
3.2.Perancangan Rangkaian Display
LCD berfungsi untuk menampilkan karakter dan nilai. Dalam perancangan
ini menggunakan sebuah layar LCD jenis BC 1602A yang merupakan LCD dua
baris dengan setiap barisnya terdiri dari 16 karakter. Masukan yang diperlukan untuk
mengendalikan modul ini berupa jalur data yang masih termultiplek dengan jalur
alamat. Berikut gambar koneksi pin LCD dengan arduino ditunjukkan pada Gambar
3.3.

Gambar 3.3. koneksi pin lcd

Konfigurasi pin-pin LCD yang terhubung ke arduino adalah sebagai berikut:


1. GND tersambung langsung dengan ground.
2. VCC diberi tegangan sumber 5 Volt.
3. VEE digunakan untuk rangkaian potensiometer yang berfungsi
mengatur kecerahan LCD.
4. RS dihubungkam ke pin PD 8. Pin 4 LCD untuk memberitahu bahwa
sinyal yang dikirim adalah data, jika pin 4 ini di setting ke logika 1 (high,
+5V) memberitahu bahwa sinyal yang dikirim adalah perintah.
5. R/W di hubungkan ke pin ground. Pin ini digunakan untuk mengatur
fungsi LCD. Jika disetting ke logika 1 (high, +5V) maka LCD berfungsi
untuk menerima data (membaca data). Dan berfungsi untuk mengeluarkan
data, jika pin ini disetting ke logika 0 (low, 0V). Namun pada aplikasi ini
hanya digunakan untuk menerima data, sehingga dihubungkan ke ground.
6. E dihubungkan ke pin PD 6 arduino. Merupakan terminal enable LCD,
logika 1 setiap pengiriman atau pembacaan data.
7. DB4-DB7 dihubungkan ke pin PD7-PD3 arduino. Merupakan pin data,
pada aplikasi ini hanya menggunakan 4 bit MSB, sehingga hanya
digunakan 4 pin saja.
8. Anoda dihubungkan ke input V+.
9. Katoda dihubungakan ke ground.

3.3.Perancangan Driver Relay


Transistor bipolar adalah komponen yang bekerja berdasarkan ada tidaknya
arus pemicuan pada kaki basisnya. Pada aplikasi driver relay transistor bekerja
sebagai saklar yang pada saat tidak menerima arus pemicuan, maka transistor akan
berada pada posisi Cut-off dan tidak menghantarkan arus, Ic=0. Dan saat kaki basis
menerima arus pemicuan, maka transistor akan berubah keadaan saturasi dan
menghantarkan arus. Berikut adalah gambar rangkaian driver relay. Tegangan output
dari ardunio menjadi input untuk rangkaian driver relay. Jika tegangan output
arduino high maka rangkaian driver relay akan men-drive relay on, sebaliknya jika
tegangan output arduino low maka relay akan off.
3.4.Rangkaian keseluruhan

Gambar.3.4 Rangkaian keseluruhan

3.5.Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan dan pembuatan perangkat lunak dalam pembuatan under/over
voltage relay berbasis mikrokontroler ATmega 328 menggunakan bahasa
pemograman C yang digunakan untuk merancang program pada arduino. Dimulai
dari pemograman LCD yang akan digunakan untuk menampilkan kondisi rangkain
lisrik apakah over voltage, under voltage dan kondisi normal. Relay akan bekerja
apabila tegangan melebihi batas nominal dan maksimal yang ditetapkan.
Pejelasan flow chart sistem (Gambar 3.5):
 Tegangan masuk.
 Setting batas maksimal tegangan yang masuk.
 Apabila tegangan masuk maka arduino akan membaca apakah
ada lonjakan tegangan.
 Jika ada tegangan lebih relay tidak akan langsung aktif
karena bekerja sesuai dengan settingan waktu pada arduino.
 Lampu indikator on ketika ada gangguan over voltage.
 Relay akan memutus tegangan ketika over voltage melebihi
settingan pada arduino.

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Mulai

Inisialisasi , Tegangan waktu

reset

Baca tegangan

tidak
Tegangan melebihi batas

ya

Tunggu selama
Waktu setting

tidak Tegangan masih melebihi batas

ya

Aktifkan relay Lampu indikator on

selesai

Gambar 3.5 Flow chart sistem.

Berikut adalah program simulasi kontrol relay over voltage berbasis


mikrokontroler ATmega 328.

#include <LiquidCrystal.h> // include lcd library

float tegangan; //

int relay =9; // mengaktifkan pin arduino

34
int teganganPin =A4; // dan menentukan pin I/O

int merah = 10; //

LiquidCrystal lcd (8, 7, 4, 3); //

void setup() {

pinMode(relay, OUTPUT); //

pinMode(Merah, OUTPUT); // inisialisasi pin mode sebagai I/O

Serial.begin(9600); //

lcd.begin(16, 2); //

lcd.print("VOLTASE"); //

void loop() {

tegangan = analogRead(teganganPin); // pembacaan nilai sensor

tegangan tegangan = ((tegangan*0.00489)*4.9605); // kalibrasi sensor

tegangan lcd.setCursor(8,0); // pengaturan tampilan pada LCD

lcd.print(tegangan); // tampilkan nilai kalibrasi sensor

lcd.print( "V"); // tampilkan tulisan “volt”

Serial.print ( "="); // tampilkan “=” pada serial monitor

Serial.print(tegangan); // tampilkan nilai kalibrasi sensor

Serial.print( "Volt"); // tampillkan tulisan pada serial monior

Serial.println(); //

if(tegangan>11.50) // pengaturan kondisi over tegangan

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{

digitalWrite(relay,LOW); // relay keadaan mati

digitalWrite(Merah,HIGH); // lampu indikator mati

lcd.setCursor(0,1); // atur tulisan di LCD

lcd.print("TEGANGAN OVER"); // tapilkan tegangan

over Serial.println("Tegangan over"); //

else{ // kondisi normal

digitalWrite(relay,HIGH); // relay keadan hidup

digitalWrite(Merah,LOW); // lampu indikator hidup

lcd.setCursor(0,1); // atur tulisan LCD

lcd.print(“TEGANGAN AMAN"); // Menampilkan Tulisan

Tegangan

Aman

Serial.println("Tegangan aman"); //

delay(5000); // waktu tunda 5 detik

}
BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN

4.1. Pengujian

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat yang dirancang


sudah bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapakan. Dalam pengujian ini
dilakukan pengujian hardware yang digunakan dalam rangkaian maupun perangkat
lunak .

4.1.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino 328


Pengujian pada rangkaian Mikrokontroler Arduino 328 ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan rangkaian ini dengan 3 Pin output rangkain pembagi
tegangan yang terdiri dari VCC, GND, dan Analog. VCC dari sensor dihubungkan ke
Pin 5V (VCC) dari Arduino 328 , GND dari sensor dihubungkan ke Pin (GND) dari
Arduino 328, dan Analog dari sensor dihubungkan ke Pin(A0) dari Arduino 328.
Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler
Arduino 328, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

int sensorPin = A0;


void setup() {
// declare the ledPin as an OUTPUT:
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
// read the value from the sensor:
sensorValue = analogRead(sensorPin);
delay(1000);
Serial.print("sensor = " );
Serial.println(sensorValue);

4.1.2 Pengujian LCD

Tujuan pengujian LCD adalah untuk mengetahui apakah tampilan LCD dapat
menampilkan data atau karakter tulisan sesuai dengan perencanaan. Peralatan yang
digunakan dalam pengujian LCD adalah: Mikrokontroler ATmega 328 dan LCD 16
x 2. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa rangkaian tampilan LCD dapat bekerja dengan
baik, yaitu dapat menampilkan karakter/data sesuai dengan program yang dibuat
pada mikrokontroler.

#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd (8, 7, 6);
void setup()
{ Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
}
void loop()
{ lcd.setCursor
(0,0);
lcd.print("LCD TES DULU");
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print("oke sip");
delay(8000)
}

Gambar 4.1 pengujian LCD

4.1.3 .Penggujian driver relay


Tujuan pengujian driver relay adalah untuk mengetahui apakah rangkaian
relay berfungsi sesuai dengan perancangan, yaitu jika tegangan output arduino high
maka rangkaian driver relay akan men-drive relay on, sebaliknya jika tegangan
output arduino low maka relay akan off.

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd (8, 7);


int relay =8;
void setup() {
pinMode(relay,OUTPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
}
void loop()
{ digitalWrite(relay
,HIGH);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("RELAY ON");
delay (5000);

digitalWrite(relay ,LOW);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("RELAY OFF");
delay (5000);
}

Gambar.4. 2 Pengujian relay dalam keadaan HIGH


Gambar.4.3 Pengujian relay dalam keadaan LOW

4.1.4. Pengujian Sensor Tegangan


Tujuan pengujian sensor tegangan adalah untuk mengetahui hasil tegangan output
dari sensor tegangan. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan suplai
terhadap rangkaian, kemudian tegangan input dinaikkan atau diturunkan dengan
variasi tegangan

Berikut adalah tabel hasil pengujian rangkaian sensor tegangan.

Tabel 4.1.Hasil pengukuran sensor tegangan

No Tegangan tetapan Pembacaan Multimeter Pembacaan sensor


(V) (V) (V)
1 1 1 0,97
2 2 2.01 2,01
3 3 3.00 2,98
4 4 4.01 4,05
5 4 5.01 5,02
6 6 6.01 6,04
7 7 7.01 7,08
8 8 8.04 8,08
9 9 9.07 9,24
10 10 10.04 10,31
11 11 11.07 11,35
12 12 12.07 12,37
16

tegangan sensor(v)
14
12
10
8
6
4
2
0

0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tegangan tetapan (V)

Gambar.4.4 . linearitas sensor tegangan

4.2. Analisa Sistem


Tujuan analisa sistem adalah menganalisa hasil pengukuran dan pengujian
rangkaian terhadap data yang dihasilkan dari pengujian rangkaian.

4.2.1. Sensor tegangan


Dari hasil pengujian dan pengukuran sensor tegangan, hasil yang diukur pada
batas tegangan batas kemampuan daya baca normal voltage yaitu pada tegangan
sensor sebesar 25Vdc.Pada pengukuran input sensor tengangan,tegangan yang
diperoleh sebesar 12,07 Vdc selanjutnya hasil tegangan pada output sensor tegangan
didapat hasil sebesar 12,37 Vdc pembacaan sensor.

4.2.1.1 Kalibrasi
Kalibrasi sesnsor bertujuan untuk menentukan kebenaran nilai ukur sensor
dan juga penyimpangan nilai ukurnya itu sendiri.Dalam kalibrasi sensor tegangan
membandingkan pembacaan analog bit senor dengan tegangan pembacaan yang
terukur pada alat sebenarnya menggunakan multimeter.
Rentang resolusi daya baca analog maksimal hanya 10 bit yang menghasilkan angka
digital 0-1023. Selanjutnya tegangan maksimal output sensor maksimal sebesar 5
Vdc dibagi dengan nilai angka digital tersebut tersebut yang akan menghasilkan
nilai kalibrasi sebesar 0,00488. Selanjutnya nilai tersebut dikalikan dengan nilai
tegangan analog dari sensor tersebut .Agar sesuai nilai pembacaan sensor dengan
pembacaan multimeter ataupun acuan standar ukur maka dilakukanlah kalibrasinilai
tegangan dengan cara nilai tegangan yang dibaca multimeter dibagi dengan nilai
tegangan yang dibaca sensor ,lalu hasil tersebut dikalikan lagi dengan nilai tegangan
sensor yang awal .

4.2.2. Analisa Keseluruhan Rangkaian


Pada hasil pengujian keseluruhan dapat disimpulkan bahwa alat sudah
mampu memproteksi adanya gangguan tegangan berlebih (over voltage) dan
gangguan. Pengujian terhadap beban tidak ada masalah yang dihadapi,pada saat relay
kondisi over voltage rangkaian beban terhadap suplai listrik langsung terputus.
Dalam pemilihan sensor tegangan hendaknya harus lebih selektif supaya
mendapatkan output yang sangat akurat .

4.2.3. Persen Deviasi Sensor


Persen deviasi didapat dari selisih dari tegangan tetapan dengan tegangan
pembacaan sensor dibagi nilai tegangan tetapan .Nilai didapat dengan menetapkan
range pengukuran tertentu dengan metode eksperimen ataupun ujicoba langsung.
Berikut adalah tabel selisih pembacaan sensor dengan multimeter untk mencari
derajat kesalahan pembacaan.
Tabel 4.2.Persen deviasi pembacaan Pembacaan

No Tegangan Pembacaan Pembacaan sensor Persen


tetapan (V) Multimeter (V) (V) Deviasi
1 1 1 0,97 3
2 2 2.01 2,01 0,5
3 3 3.00 2,98 0,67
4 4 4.01 4,05 1,25
5 5 5.01 5,02 1
6 6 6.01 6,04 0,67
7 7 7.01 7,08 1,14
8 8 8.04 8,08 1
9 9 9.07 9,24 2,7
10 10 10.04 10,31 3,1
11 11 11.07 11,35 3,18
12 12 12.07 12,37 3,08
Jumlah 21,29
% Deviasi = x 100%

= 3%

% Deviasi = x 100%

= 0,5%

% Deviasi = x 100%

= 0,67%

% Deviasi = x 100%

= 1.25%

% Deviasi = x 100%

= 1%

% Deviasi = x 100%

=0,67%

% Deviasi = x 100%

= 1,14%

% Deviasi = x 100%

= 1%
% Deviasi = x 100%

= 2,7%

% Deviasi = x 100%

= 3,1%

% Deviasi = x 100%

= 3,18%

% Deviasi = x 100%

= 3,08%
Rata-rata % deviasi =

=
= 1,77
Dapat disimpulkan bahwa %Deviasi pembacaan sensor adalah 1,77%. ,dan pada
setiap pembacaan tegangan lebih besar maka derajat kesalahan pembacaan semakin
besar pula.Derajat kesalahan juga dapat menjadi tolak ukur dalam pengkalibrasian
sensor tegangan tersebut .
BAB 5

KEIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari hasil perancangan, pembuatan, pengujian dan analisis Sistem Simulasi Kontrol
Relay Proteksi Over Voltage maka dapat disimpulkan, antara lain:

1. Telah berhasil dirancang sebuah Sistem Simulasi Proteksi Kontrol Relay


Over Voltage.Alat ini dapat mendeteksi adanya over voltage dari tegangan
tetapan nominal dan ditampilkan memalui display LCD .Dapat diaplikasikan
pada pengaman listrik rumah tangga yang menggunakan tegangan searah
agar menghindari dari terjadi rusaknya isolator pada komponen yang
berakibat rusak dan terbakarnya komponen maupun peralatan rumah tangga
tersebut akibat over tegangan.
2. Derajat toleransi pembacaan sensor adalah 0,105 dan dapat juga digunakan
sebagai faktor kalibrasi. Pembacan sensor semakin besar tegangan yang
akan diukur maka derajat kesalahan pembacaan akan semakin besar .

5.2.Saran
1. Untuk Sistem Simulasi Kontrol Relay Proteksi Over Voltage yang lebih baik
lagi, adapun dengan penambahan keypad eksternal untuk merubah
konfigurasi batasan tegangan over voltage yang digunakan.
2. Sebaiknya sistem dapat dikembangkan untuk tegangan arus bolak balik (AC).
DAFTAR PUSTAKA

Eko,Istiyanto.2014.Pengantar Elektronika dan Instrumentasi.


Yogyakarta:Andi Halaman:46-47
http://bagusrizal.blogspot.co.id/2015/06/sensor-arus-dengan-prinsip-pembagi.html

http://sentroino.blogspot.co.id/2015/12/pembacaan-tegangan-ac-menggunakan.html

http://saptaji.com/2016/11/09/belajar-arduino-bagi-pemula/

https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

http://www.rustamaji.net/id/arduino/voltage-divider-dan-senasor-analog

http://zonaelektro.net/adc-analog-to-digital-converter/

http://tentang-ilmuku.blogspot.com/2017/02/pengertian-tegangan-listrik-ac-dan-
dc.html
LAMPIRAN
#include <LiquidCrystal.h> // include lcd library

float tegangan; //

int relay =10; // mengaktifkan pin arduino

int teganganPin =A1; // dan menentukan pin I/O

int hijau = 11; //

LiquidCrystal lcd (8, 7,); //

void setup() {

pinMode(relay, OUTPUT); //

pinMode(hijau, OUTPUT); // inisialisasi pin mode sebagai I/O

Serial.begin(9600); //

lcd.begin(16, 2); //

lcd.print("Tegangan PLN"); //

void loop() {

tegangan = analogRead(teganganPin); // pembacaan nilai sensor

tegangan tegangan = ((tegangan*0.00489)*44); // kalibrasi sensor tegangan

lcd.setCursor(5,1); // pengaturan tampilan pada LCD

lcd.print(tegangan); // tampilkan nilai kalibrasi sensor

lcd.print( "volt"); // tampilkan tulisan “volt”

Serial.print ( "="); // tampilkan “=” pada serial monitor

Serial.print(tegangan); // tampilkan nilai kalibrasi sensor

Serial.print( "Volt"); // tampillkan tulisan pada serial monior


Serial.println(); //

if(tegangan>200)//200 // pengaturan kondisi over tegangan

digitalWrite(relay,LOW); // relay keadaan mati

digitalWrite(hijau,LOW); // lampu indikator mati

lcd.setCursor(0,1); // atur tulisan di LCD

lcd.print("OVER"); // tapilkan OVER

Serial.println("OVER"); //

else{ // kondisi normal

digitalWrite(relay,HIGH); // relay keadan hidup

digitalWrite(hijau,HIGH); // lampu indikator hidup

lcd.setCursor(0,1); // atur tulisan LCD

lcd.print("_OKE"); // tampilkan _OKE

Serial.println("_OKE"); //

delay(1000); // waktu tunda 1 detik

Anda mungkin juga menyukai