TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK
Oleh:
DONNY FEBRIANTO
NIM. 160150062
ABSTRAK................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.4. Tujuan........................................................................................................2
1.5. Manfaat......................................................................................................2
2.2. Transformator............................................................................................5
4.3 Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral Pada Penghantar Netral.....34
5.2 SARAN...................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56
DAFTAR GAMBAR
Sesuai dengan judul diatas maka penulis hanya akan membahas serta
menganalisa hal–hal berikut :
a. Membahas mengenai pengaruh kesetidakseimbangan beban terhadap arus
netral.
b. Membahas mengenai rugi-rugi penghantar pada trafo distribusi dan proses
pemerataan beban.
1.4. Tujuan
1.5. Manfaat
Pada bab ini dikemukakan hal yang menjadi latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat serta sistematika
penulisan laporan tugas akhir ini.
Pada bab ini di bahas mengenai metode penelitian yang di gunakan secara
keseluruhan beserta penjelasan dari diagram alir penelian yang di gunakan.
Pada bab ini memaparkan hasil pengumpulan data dari hasil penelitian
yang di lakukan, hasil dari data yang di dapat akan di paparkan secara mendetail.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian dengan tujuan
dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa
mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan distribusi tenaga listrik adalah bagian dari sistem tenaga listrik
yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Sistem ini terdiri dari sistem
distribusi tegangan menengah dan sistem distribusi tegangan rendah. Sistem
distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, Transmisi Tenaga Listrik dan
Gardu Induk dengan konsumen [1].
Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk
keperluan yang berbeda-beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti
trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan
distribusi dan transmisi tenaga listrik. [3].
Arus netral pada sistem distribusi merupakan arus yang mengalir pada
penghantar netral pada sistem tiga fasa empat kawat. Munculnya arus netral dapat
disebabkan karena ketidakseimbangan beban dan juga karena adanya arus
harmonisa sebagai akibat banyaknya penggunaan beban non linier [6].
Gambar 2. Fasor Tegangan dan Arus Untuk Beban Terhubung Bintang [6]
Dari gambar fasor di atas dapat dilihat bahwa jumlah arus–arus fasa adalah:
IR + IS + IT = 0 ...............................................................................(2.1)
IN + IR+ IS + IT = 0 .......................................................................(2.2)
Maka,
IN = -( IR+ IS + IT ) = 0................................................................ .(2.3)
Jadi untuk beban seimbang arus netral sama dengan nol. Sistem 3 fasa 4
kawat yang terhubung bintang, karena adanya ketidakseimbangan beban maka,
akan ada arus yang mengalir pada penghantar netralnya. Pada keadaan tak
seimbang terdapat komponen urutan nol pada penghantar netralnya. Persamaan
arus netralnya dapat ditulis sebagai berikut :[6].
IN = IR + IS + IT = 3I0 ....................................................................(2.4)
2
P = IN RN.....................................................................................................................................(2.5)
IR + IS + IR
I rata−rata = ......................................................................(2.6)
3
Setelah mencari arus rata-rata kemudian mencari koofesein dari tiap-tiap
phasa dengan menggunakan persamaan berikut:
IR
a= = ...........................................................................................(2.7)
I
IS
b= = .............................................................................. (2.8)
I
IT
c= = ..............................................................................(2.9)
I
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%.....................................(2.10)
2.9.2 Perhitungan analisa losses akibat adanya arus netral pada penghantar
netral
Akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi
sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T), maka mengalir arus di netral trafo. Arus
yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi).
Maka persamaan untuk losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral di
tuliskan sebagai berikut:
P N = I N 2. R N .......................................................................................(2.11)
V N =V ¿
RN +¿
V SN +¿ V
TN
¿ ............................................................................(2.13)
3
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada tahapan ini penulis membuat diagram alir yang dapat memudahkan
untuk menganalisa dan mengimplementasikan sebuah pengaruh
ketidakseimbangan beban terhadap arus netral dan losses pada trafo distribusi di.
Berikut diagram alir penelitian ini.
No Alamat Daya(kVA)
2 Trans Skp-C 50
3 Sikelang 50
4 Sikelang Pessantren 50
5 Ds Ds Skpc II 50
6 Sikelang Ii 50
7 Cepu Penanggalan 25
8 Jontor 50
10 Kodim 50
Tabel 4.1 adalah tabel yang berisi informasi tentang lokasi transformator
dan daya yang terdapat pada transormator distribusi yang telah dikumpulkan dari
Pt.Gardu Hubung Subulussalam.
Tabel 4. Tabel Data Arus Pada Arus Trafo Distribusi
Arus(A)
No Alamat Jurusan
R S T N
Induk 35 54 36 66
1 Kampung baru Jontor 21 39 11 29
Penanggalan 14 15 25 37
Induk 1,9 1 1,1 2,4
Arah barat dan
2 Trans skp-c timur 1,9 1 1,1 2,4
Arah selatan
skp-c 0 0 0 0
Induk 29 35 29 40
3 Sikelang Subulussalam 20 6 13 13
Medan 19 29 16 27
Induk 31 27 27 22
Sikelang Kiri jontor 31 27 27 22
4
pesantren Kanan
subulussalam 0 0 0 0
Induk 51 45,8 51,3 47,6
5 Ds ds skpc II Kiri 9,4 16,9 33,2 27
Tengah 41,6 28,9 18,1 20,6
Induk 48 38 15 45
6 Sikelang II Medan 23 15 11 19
Subulussalam 25 23 24 26
Induk 30 32 16 58
Cepu
7 Arah lae ikan 0 32 14 28
penanggalan
Arah kota 30 0 12 30
Induk 42 61 30 51
8 Jontor Arah lae ikan 6 21 30 20
Arah kota 36 40 15 21
Induk 12,7 18,7 13,5 19,8
Desa
9 Kiri 4,7 4 3,2 6,4
penuntungan
Kanan 8 14,7 10,14 13,4
Induk 11 17 17 21
10 Kodim Kiri 8 10 3 10
Kanan 3 7 14 11
Tabel 4.2 adalah tabel yang berisi informasi tentang arus dari setiap
transformator dan jurusan atau ouput arus dari setiap trasnformstor yang di dapat
dari Pt.Gardu Hubung Subulussalam.
Tabel 4. Tegangan Phasa Ke Phasa Dan Tegangan Phasa Ke Netral
sikelang
4 403 406 401 233 232 228
pesantren
Tabel 4.4 adalah table yang berisi informasi tentang tegangan ujung pada
setiap jurusan yang ada pada setiap transformator.
a. Jurusan induk
35+54+ 66
I rata−rata=
3
125
I rata−rata =
3
I rata−rata = 111 A
IR 35
a= =a=
I 111
= 0,31
IS 54 A
b= =b=
I 111
= 0,48
IT 66 A
c=
I
= c = 111
= 0,59
Pada keadaan seimbang ,besarnya koefisien a,b dan adalah 1, dengan
demikian rata- rata ketidakseimbangan beban (%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
= {∨0,31−1¿ ¿×100%
= 54 % A
b. jurusan Jontor
21+ 39+ 29
I Rata−rata ¿
3
89
I Rata−rata =
3
I Rata−rata = 29,67 A
IR 21
a= =a=
I 29,67
= 0,707
IS 39
b= =b=
I 29,67
= 1,314
IT 29
c= =c=
T 29,67
= 0,977
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
= {∨0.707−1 ¿ ¿× 100%
= 0,02 % A
c. Jurusan Penanggalan
14+15+25
I Rata−rata ¿
3
54
I Rata−rata =
3
I R ata−rata = 18 A
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan
perhitungan yang menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 14
a= =a=
I 18
= 0,77
IS 15
b= = b=
I 18
= 0,833 A
IT 25
c= =c=
T 18
= 1,388 A
Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a, b dan c adalah 1,dengan
demikian rata- rata ketidakseimbangan beban (%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨0,777−1 ¿ ¿ × 100%
= 5,545% A
IR 1,9
a= =a =
I 4
= 0,475
IS 1
b= =b=
I 4
= 0,25
IT 1,1
c= =c=
T 4
= 0,275
Pada keadaan seimbang, besarnya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata- rata ketidakseimbangan beban (%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨0,475−1¿ ¿ × 100%
= 18,3% A
1,9+1+1,1 4
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=4
3 3
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 1,9
a= =a=
I 4
= 0,475
IS 1
b= =b=
I 4
= 0,25
IT 1,1
c= =c=
T 4
= 0,275
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨0,475−1¿ ¿ × 100%
= 18,3% A
Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka di peroleh hasil rata-rata
ketidakseimbangan beban pada transformator desa trans skp-c arah barat dan
timur sebesar 18,3 % A.
c. Jurusan selatan
Pada jurusan selatan ini tidak dapat di lakukan perhitungan dikarenakan
data yang di dapat tidak memiliki nilai pada tiap-tiap phasa nya.
29+35+29 93
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=31
3 3
IR 29
a= =a=
I 31
= 0,935
IS 35
b= =b=
I 31
= 1,129
IT 29
c= =c=
T 31
= 0,935
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%), dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨0,935−1¿ ¿ × 100%
= 0,03 % A
20+6+ 13 39
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=13
3 3
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 20
a= =a=
I 13
= 1,538
IS 6
b= =b=
I 13
= 0,461
IT 13
c= =c=
T 13
=1
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,538−1¿ ¿ × 100%
= 17,948% A
19+29+16 64
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=21,3
3 3
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 19
a= =a=
I 21,3
= 0,89
IS 29
b= =b=
I 21,3
= 1,36
IT 16
c= =c=
T 21,3
= 0,75
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨0,89−1¿ ¿ × 100%
= 0% A
31+27+27 85
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=28,3
3 3
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 31
a= =a=
I 28,3
= 1,095
IS 27
b= =b=
I 28,3
= 0,95
IT 27
c= = c=
T 28,3
= 0,95
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,095−1¿ ¿ × 100%
= 0,13% A
31+27+27 85
I rata−rata= I rata−rata= I rata−rata=28,3
3 3
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 31
a= =a=
I 28,3
= 1,095
IS 27
b= =b=
I 28,3
= 0,95
IT 27
c= = c=
T 28,3
= 0,95
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) adalah
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,095−1¿ ¿ × 100%
= 0,13% A
51+45,8+51,3 148,1
I rata−rata= I rata−rata= I =49,36
3 3 rata−rata
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 51
a= =a=
I 49,36
= 1,03
IS 45,8
b= =b=
I 49,36
= 0,92
IT 51,3
c= =c=
T 49,36
= 1,03
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,03−1¿ ¿ × 100%
= 4,667% A
94 +16,9+33,2 144,1
I rata−rata= I rata−rata= I =48,03
3 3 rata−rata
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 94
a= =a=
I 48,03
= 1,95
IS 16,9
b= =b=
I 48,03
= 0,33
IT 33,2
c= = c=
T 48,03
= 0,69
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,95−1¿ ¿ × 100%
= 1% A
Dengan demikian koofesein a,b dan c dapat di tentukan dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9.
IR 41,6
a= =a=
I 29,5
= 1,41
IS 28,9
b= =b=
I 29,5
= 0,97
IT 18,1
c= = c=
T 29,5
= 0,61
Pada keadaan seimbang besar nya koofesien a,b dan c adalah 1, dengan
demikian rata-rata ketidakseimbangan beban(%) dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 2.10
¿
={∨a−1∨+¿ b−1∨+ ¿ c−1∨}¿ 3 × 100%
={∨1,41−1 ¿ ¿ × 100%
= 0,01% A
Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka di peroleh hasil rata-rata
ketidakseimbangan beban pada transformator desa skpc II pesantren jurusan
tengah adalah sebesar 0,01% A.
Ketidakseimbangan
No Alamat Jurusan
beban
Induk 54%
Ds. Kampung
1 Jontor 0,02%
baru
Penanggalan 5,55%
Total 60%
Induk 18,30%
Arah barat & timur
2 Ds. Trans skpc
skpc 18,30%
Arah selatan skpc 0,00%
Total 36,60%
Induk 0,03%
3 Sikelang I Subulussalam 17,95%
Medan 0,00%
Total 17,98%
Sikelang Induk 0,13%
4 pesantren Kiri jontor 0,13%
perbatasan Kanan sbs 0,00%
Total 0,26%
Induk 4,67%
Ds. Ds. Trans
5 Kiri 1%
skpc II
Tengah 0,01%
Total 5,68%
Tabel 4.5 Adalah tabel ketidakseimbangan beban dimana terlihat dari tabel
yang ada pada desa kampung baru jurusan induk memiliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 54%, jurusan jontor mimiliki nilai
ketdiakseimbangan beban sebesar 0,02%, dan jurusan penanggalan memiliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 5,55%. Sehingga ketidakseimbangan total pada
desa kampung baru memiliki nilai ketidakseimbangan beban sebesar 60%. Pada
desa trans skpc jurusan induk memiliki nilai ketidakseimbangan beban sebesar
18,30%, jurusan barat dan timur skpc memiliki nilai ketidakseimbangan beban
sebesar 18,30%, dan jurusan selatan skpc memiliki nilai ketidakseimbangan beban
sebesar 0,00%, sehingga ketidakseimbangan total pada desa trans skpc memiliki
nilai 36,60%. Pada desa sikelang I jurusan induk memiliki nilai
ketidakseimbangan sebesar 0,03%, pada jurusan subulussalam memliki nilai
ketidakseimbangan sebesar 17,95%, dan jurusan medan memiliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 0,00% . sehingga ketidakseimbangan total pada
desa sikelang I memiliki nilai 17,98%. Pada desa Sikelang pesantren perbatasan
jurusan induk memiliki nilai 0,13%, jurusan kiri jontor memiliki nilai
ketidakseimban beban sebesar 0,13%, dan jurusan kanan sbs memliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 0,00%. Sehingga ketidakseimbangan total pada
desa sikelang pesantren perbatasan memiliki nilai ketidakseimbangan memiliki
nilai sebesar 0,26%. Pada desa trans skpc II jurusan induk memliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 4,67%, jurusan kiri memliki nilai
ketidakseimbangan sebesar 1%, dan jurusan tengah memiliki nilai
ketidakseimbangan beban sebesar 0,01%. Sehingga ketidakseimbangan total pada
desa trans skpc II memiliki nilai ketidakseimbangan sebesar 5,68%. Maka grafik
ketidakseimbangan beban dapat di lihat pada gambar 4.1.
70%
60%
50%
20%
10%
0%
4.3 Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral Pada Penghantar Netral
Untuk mencari nilai losses pada penghantar netral perlu diketahui arus
netral pada trafo dan tahanan penghantar netral pada trafo, maka untuk
mengetahui nilai arus dan tahanan penghantar dapat di cari dengan menggunakan
persamaan 2.11.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 66, dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
66
R N = 3,31 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 662 .3,31
P N = 14.418Watt
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 29, dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12 untuk mencari nilai dari RN atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
29
R N = 7,55 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 292.7,55
P N = 6.349Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan jontor sebesar 6.349 Watt.
c. Jurusan Penanggalan
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 219, Vsn 219, dan
Vtn 219. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan penanggalan dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai VN atau tegangan rata rata
dari jurusan penanggalan.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 37, dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
37
R N = 5,91 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 372 .5,91
P N = 8.090 Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan penanggalan sebesar 8.090 Watt.
4.3.2 Trafo Distribusi 50 kVA di Trans Skp-c
Pada transformasi distribusi 50 kVa di Trans Skp-C mempunyai tiga
jurusan yaitu jurusan induk sebagai incoming atau masukan, jurusan barat dan
timur, dan jurusan selatan skpc sebagai outgoing atau keluaran.
a. Jurusan Induk
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 212, Vsn 212, dan
Vtn 387. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan induk dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai VN atau tegangan rata rata
dari jurusan induk.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
212+212+387
V N=
3
811
V N=
3
V N = 270, 33
VN
RN =
IN
270 ,33
RN =
2,4
R N = 112, 63 Ω
Diketahui nilai RN sebesar 112, 63 Ω dari hasil perhitungan yang di
lakukan dan nilai IN sebesar 2,4. Maka dapat di lakukan perhitunngan mencari
nilai losses pada jurusan induk dengan mengunakan persamaan 2.11.
P N = I N 2. R N
P N = 2,4 2.112,63
P N = 648,74Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan induk sebesar 64, 87 Watt.
b. Jurusan Barat Dan Timur
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 217, Vsn 217, dan
Vtn 392. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan barat dan timur dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai VN atau tegangan rata rata
dari jurusan barat dan timur.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
217+217+ 392
V N=
3
826
V N=
3
V N = 275,33
VN
RN =
IN
275,33
RN =
2,4
R N = 114, 72 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 2,4 2.114,72
P N = 660, 78Watt
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
206+206+ 381
V N=
3
793
V N=
3
V N = 264,33
VN
RN =
IN
264,33
RN =
0
P N = I N 2. R N
Pada jurusan kanan selatan skpc, tidak dapat di lakukan perhitungan losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral karena arus pada netral bernilai
nol atau tidak memiliki nilai.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+217
V N=
3
465
V N=
3
V N = 155
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 155 dan diketahui nilai I N
sebesar 40 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
155
RN =
40
R N = 3,875 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 40 2.3,875
P N = 6.200 Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan induk sebesar 6, 200 Watt.
2. jurusan subulussalam
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 219, Vsn 219, dan
Vtn 219. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan subulussalam dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai V N atau tegangan rata rata
dari jurusan jontor.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 13 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
13
R N = 16, 84 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 132 x 16,84
P N = 2.845Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan subulussalam sebesar 2,845 Watt.
3. jurusan medan
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 219, Vsn 219, dan
Vtn 219. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan medan dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai VN atau tegangan rata rata dari
jurusan penanggalan.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 37 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
37
R N = 5,91 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 372 .5,91
P N = 8.090 Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan medan sebesar 4,286 Watt
4.3.4 Trafo Distribusi 50 kVA di sikelang pesantren
Pada transformasi distribusi 50 kVa di Sikelang pesantren mempunyai tiga
jurusan yaitu jurusan induk sebagai incoming atau masukan, jurusan kiri jontor,
dan jurusan kanan subulussalam sebagai outgoing atau keluaran.
1. jurusan induk
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 226, Vsn 225, dan
Vtn 224. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan induk dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai V N atau tegangan rata rata
dari jurusan induk.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
226+225+ 224
V N=
3
675
V N=
3
V N = 225
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 225 dan diketahui nilai I N
sebesar 22 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
225
RN =
22
R N = 10,22 Ω
P N = 222.10,22
P N = 4.946Watt
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
226+225+ 224
V N=
3
675
V N=
3
V N = 225
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 225 dan diketahui nilai I N
sebesar 22 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
225
RN =
22
R N = 10,22 Ω
Diketahui nilai RN sebesar 10,22 Ω dari hasil perhitungan yang di lakukan
dan nilai IN sebesar 22 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitunngan mencari
nilai losses pada jurusan induk dengan mengunakan persamaan 2.11.
P N = I N 2. R N
P N = 222 x 10,22
P N = 4.946Watt
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
219+219+219
V N=
3
657
V N=
3
V N = 219
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 219 dan diketahui nilai I N
sebesar 0 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
219
RN =
0
RN = Ω
P N = I N 2. R N
216+214 +213
V N=
3
643
V N=
3
V N = 214,33
Diketahui nilai VN dari hasil perhitungan sebesar 214,33 dan diketahui
nilai IN sebesar 47,6 dari tabel 4.2. Maka dapat di lakukan perhitungann dengan
menggunakan persamaan 2.12. Untuk mencari nilai dari R N atau tahanan
penghantar netral.
VN
RN =
IN
214,33
RN =
47,6
R N = 4,50 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 47,62.4,50
P N = 10.195Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan induk sebesar 10,195 Watt.
2. jurusan kiri
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 213, Vsn 212, dan
Vtn 210. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan kiri dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai V N atau tegangan rata rata
dari jurusan kiri.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
213+212+210
V N=
3
635
V N=
3
V N = 211,66
VN
RN =
IN
211,66
RN =
27
R N = 7,83 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 272.7,83
P N = 5.708 Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan kiri sebesar 5,708 Watt.
3. jurusan tengah
Berdasarkan nilai dari data tabel 4.4 diketahui nilai Vrn 218, Vsn 216, dan
Vtn 215. Maka dapat dilakukan perhitungan pada jurusan tengah dengan
menggunakan persamaan 2.13. Untuk mencari nilai V N atau tegangan rata rata
dari jurusan tengah.
V N =V V SN +¿ V ¿
RN +¿ TN
¿
3
218+216+ 215
V N=
3
649
V N=
3
V N = 216,33
VN
RN =
IN
216,33
RN =
20,6
R N = 10,50 Ω
P N = I N 2. R N
P N = 20,62.10,50
P N = 4.455Watt
Dari hasil perhitungan yang di lakukan di peroleh nilai losses akibat adanya
arus netral pada penghantar netral pada jurusan tengah sebesar 4,455 Watt.
Losses Akibat Adanya Arus
No Alamat Jurusan Netral Pada Penghantar
Netral (Watt)
Induk 14.418
Ds. Kampung
1 Jontor 6.349
baru
Penanggalan 8.090
Total 28.857
Induk 648,74
Arah barat &
2 Ds. Trans skpc timur skpc 660, 78
Arah selatan
skpc 0
Total 29.506
Induk 6.200
3 Sikelang I Subulussalam 2.845
Medan 8.090
Total 17.135
Sikelang Induk 4.946
4 pesantren Kiri jontor 4.946
perbatasan Kanan sbs 0
Total 9.892
Induk 10.195
Ds. Ds. Trans
5 Kiri 5.708
skpc II
Tengah 4.455
Total 20.358
Tabel 4. Tabel nilai losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral
Tabel 4.6 adalah tabel losses akibat adanya arus netral pada penghantar
netral pada tiap desa dan dapat di lihat dari tabel 4.6 Pada desa kampung baru
jurususan induk memiliki nilai losses sebsar 14.418 Watt, jurusan jontor memiliki
nilai losses sebesar 6.349 Watt, dan jurusan penanggalan memiliki nilai losses
sebesar 8.090 Watt. Sehingga desa kampung baru ini memliki nilai total losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral sebesar 28.857 Watt. Pada desa
trans skpc jurusan induk memliki nilai losses sebesar 648,74 Watt, jurusan barat
dan timur skpc memiliki nilai 660, 78 Watt. Dan jurusan selatan skpc memiliki
nilai losses sebesar 0 atau tidak memiliki nilai. Sehingga desa trans skpc memiliki
nilai total losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral sebesar 29.506
Watt. Pada desa sikelang I jurusan induk memiliki nilai losses sebesar 6.200 Watt,
jurusan Subulussalam memiliki nilai losses sebesar 2.845 Watt, dan jurusan
Medan memiliki nilai losses sebesar 8.090 Watt. Sehingga desa sikelang memiliki
nilai total losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral sebesar 17.135
Watt. Pada desa sikelang perbatasan jurusan induk memiliki nilai losses sebesar
4.946 Watt, pada jurusan Kiri jontor memiliki nilai losses sebesar 4.946 Watt,
dan jurusan kanan sbs memiliki nilai losses sebesar 0 atau tidak memiliki nilai.
Sehingga desa sikelang pesantren perbatasan memiliki nilai total losses akibat
adanya arus netral pada penghantar netral sebesar 9.892 Watt. Pada desa trans
skpc II jurusan induk memiliki nilai losses sebesar 10.195 Watt, pada jurusan kiri
memiliki nilai losses sebesar 5.708 Watt, dan pada jurusan tengah memiliki nilai
losses sebesar 4.455 Watt. Sehingga desa trans skpc II memiliki nilai total losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral sebesar 20.358 Watt. Maka grafik
losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dapat di lihat pada grafik
4.2.
35,000
30,000
25,000
Desa Kampung Baru
20,000 Desa Trans Skpc
Desa Sikelang
Desa Sikelang Pesantren
15,000 Perbatasan
Desa Trans Skpc II
10,000
5,000
Gambar 4. Gambar grafik losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral
Grafik 4.2 Adalah grafik losses akibat adanya arus netral pada penghantar
netral total pada tiap transformator yang terdapat pada setiap desa, dan dapat di
lihat dari grafik bahwa kampung baru memiliki nilai losses total sebesar 28.857
Watt. Desa trans skpc memiliki nilai losses total sebesar 29.506 Watt. Desa
sikelang memliki nilai losses sebesar 17.135 Watt. Desa sikelang pesantren
perbatasan memiliki nilai losses total sebesar 9.892 Watt. Desa trans skpc II
memiliki memiliki nilai 20.358 Watt.
Dari grafik 4,2 dapat dilihat bahwa nilai losses akibat adanya arus netral
pada penghantar netral total terbesar adalah Desa Trans Skpc yang memiliki nilai
losses sebesar 29.506 Watt. Dan nilai lossses akibat adanya arus netral pada
penghantar netral total terkecil trdapat pada desa sikelang pesantren perbatasan
yang memiliki nilai sebesar 9.892 Watt.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan dari skripsi ini adalah
sebagai berikut: