PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
YURA ANUGRAH MURSYD
NIM : 2015-11-133
ii
2.4.2 Sistem Saluran Distribusi Tegangan Rendah .......................... 13
iii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 29
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
tegangan menengah penyulang Dewasa pada Gardu Induk Cikupa agar diketahui
berapa besar rugi yang diakibatkan.
2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitan
1.3.1 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui besarnya rugi daya pada Penyulang Dewasa Area
Cikupa.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat adanya rugi daya.
3
BAB II
SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
4
2.2 Jaringan Tegangan Menengah
Struktur jaringan yang berkembang di suatu daerah merupakan kompromi
antara alasan-alasan teknis di satu pihak dan ekonomis penggunaan di mana
dipersyaratkan batas-batas keandalan, dan stabilitas dari kelangsungan
pelayanan.
Dari segi keandalan yang ingin dicapai, ada 2 pilihan struktur jaringan :
1. jaringan dengan satu sumber pengisian : cara penyaluran ini merupakan
yang paling sederhana. Gangguan yang timbul akan mengakibatkan
pemadaman.
2. Jaringan dengan beberapa sumber pengisian : keandalannya lebih
tinggi. Dilihat dari segi ekonomis investasinya lebih mahal karena
menggunakan perlengkapan penyaluran yang lebih banyak. Pemadaman
akibat gangguan dapat ditiadakan atau setidak-setidaknya dapat
dikurangi.
Selain itu struktur jaringan juga ditentukan oleh aspek-aspek lainnya seperti:
1. Aspek pembumian sistem netral :
a. Netral diisolasikan (undergrounded) atau sistem dengan netral tidak
dibumikan, misalnya JTM lama di Jakarta (6,7 dan 12 kV).
b. Netral dibumikan (grounded).
c. Melalui tahanan (resistance grounding) contohnya JTM 20 kV di Jakarta
(low resistance grounding).
d. Melalui impedansi (impedance grounding).
e. Secara langsung (solidly grounding) : JTM Sukabumi (20kV) yang
disebut sebagai solid-multi grounded system, dan juga pada JTR.
f. Dengan kumparan Peterson : tidak lazim digunakan untuk Jaringan
Tegangan Menengah (JTM).
2. Aspek macam jaringan atau saluran yang digunakan, dengan saluran udara
bawah tanah.
3. Aspek jumlah fasa saluran :
a. Saluran fasa tunggal.
b. Saluran fasa-tiga.
5
c. Saluran fasa-tiga dengan tiga kawat.
d. Saluran fasa-tiga dengan empat kawat.
e. Saluran fasa-tiga satu kawat tanah.
6
pedesaan dan kota-kota kecil. SUTM memiliki jangkauan pelayanan
yang luas, murah dan mudah dibangun, tetapi tingkat keandalan
penyaluran relatif rendah dan tingkat perawatannya tinggi. Jaringan
SUTM dapat dibangun dengan sistem fasa tiga atau fasa tunggal.
Saluran pada SUTM sendiri terjadi menjadi dua jenis yaitu :
1. Saluran kawat udara, yaitu SUTM yang konduktornya tanpa
isolasi pembungkus.
2. Saluran kabel udara, yaitu SUTM yang konduktornya terbungkus
isolasi.
7
1. Sistem Jaringan Distribusi Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial adalah sistem distribusi yang
paling sederhana dan banyak digunakan. Dinamakan radial karena
saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber
dari jaringan itu dan dicabang-dicabangkan ke titik-titik beban yang
dilayani, Seperti yang terlihat pada gambar 2.1
Catu daya berasalh dari satu titik sumber dan karena adanya
pencabangan-pencabangan tersebut, maka arus beban yang mengalir
disepanjang saluran menjadi tidak sama karena arus yang paling besar
mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan gardu induk. Sehingga
saluran yang paling dekat dengan gardu induk ini ukuran penampangnya
relatif besar dan saluran cabang-cabangnya makin keujung dengan arus
beban yang lebih kecil mempuyai ukuran konduktornya lebih kecil pula.
Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah :
a. Bentuknya sederhana dibandingkan dengan bentuk konstruksi yang lain
b. Biaya investasinya paling murah, karena saluran yang menuju ke tiap
beban hanya tersedia satu jalur.
c. Kualitas pelayanan dayanya relatif jelek, karena rugi tegangan dan rugi
daya yang terjadi pada saluran relatif besar.
8
d. Kontinuitas pelayanan daya kurang terjamin sebab antara titik sumber
dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran
tersebut mengalami gangguan maka akan mengalami “black out” secara
total.
9
3. Sistem Jaringan Distribusi Spindel
Jaringan distribusi spindel (dapat dilihat di Gambar 2.3) merupakan
saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) yang penerapannya
sangat cocok di kota-kota besar. Tipe ini memanfaatkan dua komponen
pendukung utama, yaitu gardu induk dan gardu hubung. Merupakan pola
khusus yang ditandai dengan ciri adanya sejumlah kabel keluar dari suatu
gardu induk yang disebut gardu hubung. Pada tipe spindle tidak terdapat
percabangan, sehingga semua saluran dipasang sedemikian rupa agar
dapat mencapai gardu hubung secara langsung. Selain saluran utama,
juga terdapat sebuah saluran cadangan yang biasa disebut saluran
express, berfungsi sebagai cadangan apabila terjadi gangguan pada
saluran utama.
10
sehingga jatuh tegangan tidak akan melampaui batas-batas yang bisa
diterima oleh konsumen. Jaringan distribusi sistem spindle ini banyak
dipakai di kota-kota besar yang kerapatan bebannya mencapai beberapa
MW/km2
11
Gambar 2.5 Gardu Beton
(Sumber : Modul Standar Konstruksi Jaringan Distribusi PT PLN Persero Distribusi
Jawa Timur)
2.3.2 Gardu Kios
Gardu Kios adalah gardu distribusi yang dibangun untuk
kepentingan yang mendesak sehingga dapat dianggap sebagai gardu
sementara sampai ada gardu permanen yang misalanya gardu beton.
Bangunannya terbuat dari bahan metal dengan bentuk menyerupai kios
dan fasilitas yang dapat dipasang adalah :
1. Sebuah pemisah untuk kabel masuk dari gardu induk.
2. Sebuah pemutus arus untuk kabel keluar.
3. Sebuah pengaman trafo.
4. Sebuah transformator
5. Satu set perlengkapan tegangan rendah.
12
Gambar 2.6 Gardu Kios
(Sumber : Jurnal Teknik Elektro Politeknik negeri Sriwijaya)
13
Gambar 2.7 Gardu cantol
(Sumber : Modul diklat PT.PLN Persero Wilayah Maluku Oleh Wisbar
Hidayat)
14
2. Memberikan suplai daya yang tinggi dimana sistem dapat
melayani beban secara efektif.
Waktu layanan yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban
secara efketif.
Beberapa parameter yang harus diperhatikan dalam suatu sistem
sitribusi antara lain adalah:
1. Kualitas tegangan
Suatu sistem distribusi tenaga listrik, khususnya yang memiliki
konfigurasi radial, pembagian beban cenderung tidak seimbang,
sehingga pada ujung-ujung saluran distribusi sering terjadi drop
tegangan. Pada PT PLN (Persero) besarnya drop tegangan tidak
bleh lebih dari 5% dari tegangan normal. Rekonfigurasi jaringan
adalah salah satu cara untuk meminimumkan drop tegangan pada
saluran. Dimana pembebanan pada suatu sistem akan diatur ulang,
guna menjaga kualitas tegangan pada masing-masing saluran.
2. Rugi-rugi daya pada sistem
Beban disetiap gardu distribusi selalu berubah-ubah terhadap
waktu, maka rugi-rugi daya dalam jaringan juga berubah setiap
waktu. Ada gardu distribusi yang beban siang rendah tetapi pada
saat malam hari tinggi yaitu gardu distribusi yang bebannya meliputi
daerah perumahan. Sebaliknya gardu distribusi yang melayani
pelanggan bisnis dan industry bebannya tinggi pada saat siang hari
dan rendah saat malam hari. Mengingat hal itu maka rekonfigurasi
jaringan dapat dilakukan untuk mengurangi rugi-rugi daya dan juga
dapat dimanfaatkan untuk manuver beban. Pad kondisi gangguan
rekonfigurasi jaringan dapat berfungsi untuk meminimalisir daerah
yang padam atau mengisolasi daerah yang tekena gangguan.
3. Keandalan
Kualitas tinggi energi listrik yang diterima konsumen sangat
dipengaruhi oleh keandalan ssitem pendistribusiannya. Keandalan
menggambarkan suatu ukuran tingkat ketersediaan/ pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pelanggan/konsumen.
15
Keandalan sistem ditribusi tenaga listrik sangat dipengaruhi oleh
konfigurasi sistem, alat pengaman yang dipasang dan sistem
proteksinya. Oleh sebab itu konfigurasi yang tepat, peralatan yang
handal serta pengoperasian sistem yang otomatis akan
memberikan unjuk kerja keras sistem ditribusi yang baik.
16
Gambar 2.12 Pengaruh arus netral dalam sistem distribusi
(Sumber : Jurnal Teknik Elektro Vol.6 no.1 oleh Julius Sentosa Setiadji)
17
4. Percabangan untuk sambungan pelayanan.
Besarnya rugi-rugi daya pada sambungan dirumuskan :
∆P = I2 R .................................................................................................. (2.17)
Dimana : ∆P = Losses yang timbul pada konektor (watt)
I = Arus yang mengalir melalui konektro (ampere)
R = Tahanan konektor (ohm)
Sambungan tidak baik juga dapat mengakibatkan adanya kehilangan
kontak , sehubungan antar kawat tidak rapat sehingga terdapat celah udara
yang seharusnya kedap udara sehingga menyebabkan alat cepat rusak.
Pada sistem distribusi, tegangan pada sisi kirim selalu lebih tingi daripada
tegangan pada sisi terimanya, terlebih lagi tegangan ujung jaringan. Begitu
juga arus pada tiap segmennya. Arus yang dekat dengan sisi kirim akan lebih
besar daripada arus pada segmen yang lebih jauh dari sisi kirimnya.
18
Gambar 2.13 Distribusi Besarnya Arus dan Tegangan
(sumber : Jurnal teknik elektro Inna Annisa Ambarwati)
19
𝐼𝑠 = Arus yang mengalir pada saluran (ampere)
𝑅 = Tahanan penghantar (ohm/km)
𝑋 = Reaktansi penghantar (ohm/km)
𝑍 = Impedansi penghantar (ohm/km)
𝑐𝑜𝑠𝜑 = Faktor daya beban
n = tiang ke-n yang ada pada jaringan
20
BAB III
METODE PERHITUNGAN RUGI DAYA
21
3.2.2 Wawancara
Metode wawancara ini yaitu pengumpulan data dengan melakukan
Tanya jawab langsung pegawai jaringan di lingkungan PT.PLN (Persero)
Distribusi Area Cikupa berupa data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
skripsi ini . Berikut adalah rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam
penelitian :
Mulai
Studi Literatur
Tidak
Nilai Rugi-Rugi Daya
pada penyulang
Dewasa
Ya
Kesimpulan
Selesai
22
3.3 Teknik Analisis
3.3.1 Losses Jaringan Distribusi
Losses pada jaringan distribusi adalah perbedaan antara energy listrik
yang disalurkan (Ns) dengan energy listrik yang terpakai (Ni).
𝑁𝑠 −𝑁𝑖
Losses = × 100 % ........................................................................... (3.1)
𝑁𝑠
23
akan bertegangan. Besarnya arus yang mengalir
sepanjang kawat netral akan menyebabkan rugi daya di
sepanjang kawat netral
.
(4) Kontak pada sambungan tidak baik.
(5) Pencurian listrik dan kebocoran listrik.
(6) Variasi tegangan pelayanan.
24
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta : UI – Press
[2] Basri, Hasan. 1997. Sistem Distribusi Daya Listrik, Penerbit ISTN, Jakarta :
sistem pendistribusian daya listrik dan pembangkit hingga ke konsumen.
[3] Wahyudi, Sarimun. 2011. Teori Tentang Jaringan Distribusi, Gardu Distribusi,
Dasar Dasar Listrik, Pemeliharaan JTM, JTR, Gardu Distribusi dan APP.
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 2015-11-133
Agama : Islam
Program Studi : S1
Alamat Rumah : Jl. Panto Daeng Gg.8 no. 1 RT 03/RW 07 Sumbawa Besar
26
Email : yura_akatsuki@yahoo.com
Pendidikan
27