KETENGER GI KALIBAKAL
Disusun oleh:
Bahaudin Al-Azka
H1A018050
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
ii
iii
Ketenger...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................43
iv
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
tahun 1999 dibangun generator ke-3 yang menghasilkan listrik 1,05 MW.
Penambahan generator unit 4 dilakukan pada tahun 2008 dengan kapasitas 0,5
MW. [1]
Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu
Pemakaian sistem transmisi didasarkan atas besarnya daya yang harus disalurkan
yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Saluran transmisi mempunyai
resiko paling besar bila mengalami gangguan. Kontinuitas penyaluran beban akan
listrik dari pusat pembangkitkan ke beban tentu sangat rnerugikan bagi pelanggan
1
2
tetapi ada kalanya gangguan tersebut tidak bisa dihindari. Oleh karena itu
antara lain gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah, gangguan hubung
singkat phasa ke phasa, gangguan antar phasa ke tanah, dan gangguan simestris.
mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sitem jaringan transmisi tiga phasa.
Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang
serius dalam perencanaannya. Relai merupakan salah satu bagian penting dalam
mendeteksi adanya gangguan pada suatu keadaan. Dengan demikian sistem yang
terproteksi dapat memishakna diri dari sistem yang lain sehingga meminimalisir
kerusakan pada bagian yang terganggu dan mencegah meluas ke saluran yang
yang terdapat pada saluran transmisi GI Kalibakal – PLTA Ketenger. Relai DOCR
Ketenger. Proteksi akan bekerja bila terdeteksi adanya gangguan pada daerah
kerjanya. Relai ini dapat merasakan gangguan arus lebih yang terjadi pada suatu
penghantar, 4 DOCR, 4 CT, 4 PT, dan 4 PMT. Relai bekerja sesuai daerah
relai DOCR pada penghantar 1 Kalibakal akan bekerja. Jika terjadi hubung
Tugas Akhir sendiri merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
memahami tujuan dari analisis serta mendapatkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan. Judul penelitian dalam laporan tugas akhir ini adalah ANALISIS
2. Apakah setting proteksi DOCR saat terjadi gangguan petir 2 kali dalam bu-
4. Berdasarkan hasil analisis dan simulasi sistem, solusi apakah yang dapat
diterapkan pada relai DOCR agar berfungsi dengan baik dalam melakukan
sebagai berikut.
Kalibakal.
fasa.
5
Ketenger – GI Kalibakal.
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan Tugas Akhir ini antara lain :
kerja.
Kalibakal.
c. Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai sarana tambahan ref-
Adapun hipotesa awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2. Perhitungan setting DOCR dapat menjadi saran yang lebih baik untuk
2. Perhitungan setting DOCR tidak menjadi saran yang lebih baik untuk salu-
sebagai berikut.
BAB I : Pendahuluan
Bab 2 dalam laporan ini berisi tentang penelitian terdahulu yang disertai
metode penelitian.
ini.
dalam analisis setting DOCR. Pada bab ini juga terdapat hasil simulasi
setting DOCR.
BAB V : Penutup
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
relai terhadap arah arus yang mengalir pada sistem serta melakukan
Situs Gresik ini dengan menambahkan relai DOCR yang diatur dengan
waktu yang cepat. Resetting ini berfungsi untuk membuat sistem menjadi
10
lebih stabil dan lebih selektif dalam melindungi pada daerah yang
bergangguan [4].
yang menuju ke bus, lalu menemukan resetting untuk relai yang tepat.
serta melakukan
TMS.
sebesar 0,3.
ulasikan menggu-
nakan software
ETAP.
pembangkit ke GI. Sistem ini menyalurkan daya yang besar dengan tegangan
tinggi. Hal ini dilakukan agar mengurangi adanya jatuh tegangan akibat losses.
Biasanya sistem transmisi memiliki jarak yang cukup jauh dari pembangkit ke GI.
tinggi, sistem transmisi tegangan ekstra tinggi, dan sistem transmisi ultra tinggi.
digunakan sebesar 30 kV karena jarak yang relatif pendek yaitu sekitar 12,5 km.
13
berubah-ubah secara dinamis sesuai keadaan sistem itu sendiri. Sistem transmisi
transmisi, relai pengaman, PMT, CT, PT, dan lain-lain. Bagian komponen yang
paling sering terkena gangguan ada pada kawat transmisi (70% s.d. 80% dari
seluruh gangguan). Hal ini disebabkan karena Sebagian besar bagian sistem dari
SUTT adalah kawat penghantar yang terbentang dan dalam keadaan berbeban di
udara. Kondisi iklim dan udara juga mempengaruhi banyaknya gangguan pada
Amerika Serikat dan dilaksanakan oleh PLN Region Jawa Tengah dan DIY
tanah seluas 30.800 m2 dengan luas bangunan 238,65 m2. Gedung kontrol
dibangun dengan dua lantai yang terdiri dari ruang panel kontrol, kantor,
switchyard 150 kV, 30 kV, dan 20 kV, baterai, dapur, ruang millennial corner,
kerja dan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) diawasi dan
(PS) yang tersusun atas 2 buah transformator distribusi 1 fasa yang disusun
3 fasa. [6]
Pembangkit Mrica (UP Mrica). Sebagai salah satu Unit Pembangkit di PT.
Baturaden, Purwokerto.
Sumber tenaga air PLTA Ketenger berasal dari sungai Banjaran yang
memiliki luas sekitar 4 hektar. PLTA Ketenger terdiri dari 2 unit yang memiliki
kapasitas 3.2 MW, 1 unit kapasitas 1 MW, dan 1 unit berkapasitas 0.4 MW.
Kapasitas total PLTA Ketenger ini adalah 8.5 MW. Keunggulan pembangkit
Ketenger ini yaitu tidak menghasilkan emisi gas buang ataupun limbah.
Kelebihan dari pembangkit Ketenger ini adalah biaya operasinya yang rendah dan
berikut :
bay transmisi (2 bay transmisi ke arah Rawalo dan 2 bay transmisi ke arah
2. Langsiran 30kV memiliki 2 buah bay incoming dan 2 buah bay transmisi
3. Langsiran 20kV memiliki 1 buah bay kopel, 3 buah bay incoming, dan 13
Ketenger
yang tersusun atas beberapa konfigurasi. Fungsi dari peralatan listrik ini adalah
1. Transformator Daya
ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama. Trafo
magnet yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan.
peralatan indikator dan alat ukur untuk inspeksi. Relai tidak bisa membaca
tegangan pada arus yang besar, untuk itu PT juga digunakan untuk
tegangan memiliki prinsip yang sama seperti trafo tenaga tetapi rancangan
digunakan pada alat-alat ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi
dayanya kecil. PT juga harus memiliki ketelitian yang tinggi agar tidak
dari yang tinggi ke besaran tegangan yang lebih rendah sehingga dapat
pengukuran besaran arus pada instalasi tenaga listrik disisi primer (TET,
besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan
melakukan pengukuran.
PMT dilengkapi dengan media peredam busur api. Berikut ini adalah
5. Busbar
6. Penghantar
listrik terdiri dari bahan isolator dan konduktor. Konduktor terbuat dari
membahayakan sistem.
akibat gangguan. Apabila terjadi suatu keadaan yang tidak normal pada sistem
tenaga listrik, maka diperlukan suatu upaya kerja untuk mengisolir keadaan tidak
normal tersebut secara sesaat. Peralatan pengaman yang dipasang pada sistem
terganggu.
23
Kalibakal, terdapat sisi PLTA Ketenger, sisi transmisi, dan sisi GI Kalibakal.
dan Kalibakal untuk memproteksi adanya hubung singkat. Untuk penelitian kali
ini, penyulang KBL-1 dan KBL-3 menjadi beban untuk Transformator Daya 1
rating 6.3 kV 1.25 MVA dan 6.3 kV 0.5 MVA yang dihubungkan dengan
Kalibakal untuk memproteksi adanya hubung singkat. Untuk penelitian kali ini,
penyulang KBL-2 dan KBL-4 menjadi beban untuk Transformator Daya 2 KBL
Relai Arus lebih (Over Current Relay) adalah relai yang bekerja terhadap
arus lebih. Relai ini akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya
(Iset). Prinsip kerja dari relai arus lebih ini sendiri adalah relai arus lebih atau over
current relay bekerja dengan cara menganalisa input berupa besaran arus yang
kemudian hasil arus yang lewat akan dibandingkan dengan nilai setting, apabila
nilai arus yang terbaca oleh relai melebihi nilai setting maka relai akan mengirim
perintah trip kepada circuit breaker untuk memutus daya setelah tunda waktu
Pada dasarnya prinsip kerja relai ini mendeteksi besaran arus yang
melalui suatu jaringan dengan bantuan transformator arus. Relai ini juga akan
bekerja jika arus yang melebihi batas setting memenuhi waktu setting yang telah
bekerja dengan jangka waktu relai yang dimulai saat relai arus lebih
waktu (20-100 ms), yaitu tanpa penundaan waktu. Relai ini pada
berikut : [11]
tertentu adalah ketika jangka waktu respon oleh relai terhadap nilai
26
besar arus yang melewati relai tersebut. Relai dalam keadaan ini
waktu dari relai dan arus pick up dari operasi dengan besarnya nilai
yang berbanding terbalik dengan arus yang ada. Relai ini bekerja
yang terukur oleh relai. Relai ini mempunyai karakteristik kerja yang
semakin cepat dan ketika arus gangguan bernilai kecil maka waktu
t set =t f +∆ t (2.2)
Dimana :
0 ,14
t= x Tms
(( ) )
0 ,02
I fault (2.3)
−1
I set
(( ) )
0 , 02
I fault
−1 (2.4)
I set
Tms= t
0 , 14
Dimana :
Untuk setting arus dari relai arus lebih dapat dihitung berdasarkan arus
beban yang mengalir di penyulang ataupun di incoming trafo, maka dari itu : [12]
tersebut.
Relai arus lebih ini tidak hanya dialiri oleh arus fasa saja tetapi juga
dialiri oleh arus beban, sehingga I set > I beban. Relai inverse biasa di-set sebesar
29
1,05 – 1,1 x I beban, sedangkan untuk relai definite di-set sebesar 1,2 – 1,3 x I beban .
[12]
Cara penentuan setting relai yang terpasang dengan data yang sudah
tap DOCR :
I set (2.5)
Is=
CTp
Is (2.6)
Tap=
¿
Dimana :
CTp = Rasio CT
(( ) )
0 , 02
I fault
−1 (2.7)
I set
Tms= t
0 , 14
Dimana :
0 ,14 (2.8)
t= x tms
(( ) )
0 ,02
I fault
−1
I set
Dimana :
setting sekunder :
I fault (2.9)
Is2=
CTp
Dimana :
CTp = Rasio CT
Prinsip kerja antara relai arah arus lebih dan relai arus lebih tidak jauh
beda, yang membedakan antara kedua jenis relai ini adalah adanya parameter atau
fungsi yang terdapat didalam pengoperasian relai arah arus lebih. Relai ini
disebabkan oleh gangguan hubung singkat 2 fasa / 3 fasa tetapi hanya bekerja
untuk arah tertentu. Relai arus lebih berarah mempunyai arah tertentu yang
bekerja adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus
gangguan. Relai ini mempunyai dua buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus
yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus
ke belakang. [11]
Prinsip kerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari CT dan
sumber tegangan dari PT. Relai ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi,
membedakan arah tersebut maka salah satu fasa dari arus harus dibandingkan
mendeteksi arus gangguan yang menuju ke F1. Misalkan dalam kondisi normal
arus mengalir kearah F1, maka komponen arah bekerja menutup kontak D,
sedangkan element kerja belum bekerja dan kontak I terbuka. Jika terjadi
gangguan hubung singkat di F1, maka element kerja akan bekerja menutup
digunakan adalah DOCR dari Westinghouse type CR. Directional unitnya adalah
type induction-cup dan over-current unitnya type induction disc yang karakteristik
waktu kerjanya forward dan inverse. Relai arus lebih berarah mempunyai dua
element, yaitu :
1. Lilitan tegangan
2. Lilitan arus
4. Silinder induksi
5. Lilitan utama
6. Shadding coil
7. Piringan induksi
yaitu :
1. Elemen Arah
secara seri dan dipasang saling berlawanan, arus pada lilitan ini
Dimana :
T = Torsi
34
θ = Sudut relai
[12]
T =V . I .Cosθ (2.11)
T =V . I . sin(90−θ) (2.12)
Dimana :
T = Torsi
θ = Sudut relai
2. Elemen Kerja
Terdiri atas lilitan utama yang dapat di-tap, untuk pengaturan setting
dikontrol oleh kontak D, maka elemen kerja hanya bekerja bila arah
Gambar 2.14 Penyambungan arus dan tegangan DOCR untuk gangguan antar
fasa [12]
yang tidak simetris didalam suatu sistem kelistrikan. Sesuai dengan teori
Fostesque jika terjadi ketidakseimbangan dalam sistem tenaga listrik 3 fasa maka
akan selalu dapat diuraikan kembali menjadi tiga buah sistem simetris yang
masing-masing sistem terdiri dari tiga vector. Ketiga sistem simetris yang
Terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, satu dengan yang lainnya
terpisah sebesar 120⁰, dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti
fasor aslinya.
Terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang
lainnya dalam fasa sebesar 120⁰, dan mempunyai urutan fasa yang
Terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan pergeseran
[12]
E
I HS 3 ɸ= (2.13)
Z+ ¿+ Z ¿
f
E √3 (2.14)
I HS 2 ɸ=
Z+¿+ Z +Z ¿ ¿
f −¿
Dimana :
E = Tegangan fasa
rinci. ETAP 12.6.0 ini mampu bekerja secara offline untuk menganalisis load flow,
short circuit, harmonic, maupun pengaman pada motor. Bahkan ETAP 12.6.0
dapat bekerja secara online dan menganalisis data secara real time (seperti
SCADA).
banyak hal hanya dengan diagram satu garis, diantaranya menganalisis load flow,
dengan tiga konsep utama, yaitu: virtual reality operation, total integration data,
dan simplicity in data entry. Dalam ETAP 12.6.0 ini terdapat beberapa standar
baku seperti: standar yang digunakan plant (ANSI atau IEC), frekuensi, maupun
jenis-jenis elemennya (elemen AC, instrumen, maupun elemen DC) terutama pada
lingkungan industri dimana sistem tersebut harus jelas dari suplai sampai beban.
[13]
38
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Kalibakal“ dilaksanakan selama 5 bulan sejak tanggal 14 Januari 2022 hingga Mei
UPT Purwokerto yang berlamat di JL Jenderal Sudirman Timur, No. 914, Berkoh,
Tengah 53146.
Alat dan bahan yang digunakan selama proses penelitian adalah sebagai
berikut.
Alat :
2. Software Etap 12.6.0 sebagai alat bantu untuk melakukan simulasi Load
Bahan :
Ketenger – GI Kalibakal.
Ketenger selama beberapa hari untuk melengkapi data yang kurang. Sete-
jek dan memeriksa kelengkapan data. Setelah itu mencari referensi untuk
Tugas Akhir.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dari GI Kalibakal dan PLTA
data setting DOCR, dan data gangguan. Tahap ini bertujuan untuk mem-
Pada tahap ini penulis merancang simulasi pada aplikasi ETAP 12.6.0
Flow dan analisis kinerja relai pada saat hubung singkat. Tahap ini
nakan rumus dengan persamaan (2.1), (2.2), (2.3), (2.4), (2.5), (2.6), (2.7),
(2.8), dan (2.9). Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui kinerja
yang lebih baik dari setting DOCR secara manual yang lalu disimulasikan
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menulis hasil dari analisis yang telah
software ETAP 12.6.0 juga ditulis dan dijelaskan kedalam Tugas Akhir.
41
14 Januari 2022 hingga Mei 2022 dengan rincian jadwal kegiatan yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
[8] E. Dermawan dan D. Nugroho, “Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan
Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik,” Jurnal TEKNIK ITS, vol. 5, pp. 1-5,
2016.
PADA PT. LINDE INDONESIA SITUS GRESIK JAWA TIMUR,” ITS, pp.
1-6, 2016.
Quality,” Tek. Elektro, Prodi tek. List. Negeri Jakarta, vol. 1, pp. 123-127,
45
2017.