Anda di halaman 1dari 32

EVALUASI KEANDALAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

PENYULANG RADAK DI PT. PLN (PERSERO)


ULP RASAU

Proposal Penelitian untuk Skripsi


Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro

Oleh:
CITRA
NIM. D1022151014

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan proprosal ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya tidak akan sanggup menyelesaikan proposal ini dengan baik. Shalawat
serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Baginda kita tercinta yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan proposal ini sebagai proposal penelitian untuk skripsi.
Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Saya juga
menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan
proposal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kami miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk proposal ini menjadi lebih baik lagi.

Pontianak, Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

I. Latar Belakang ................................................ Error! Bookmark not defined.


II. Perumusan Masalah ......................................................................................... 3
III. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 3
IV. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 3
V. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 4
VI. Metodologi Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
VII. Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 27
VIII. Sistematika Penulisan ................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

ii
I. PENDAHULUAN
Saat ini kehidupan masyarakat sangat bergantung pada sumber daya
energi salah satunya energi listrik. Energi listrik merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia, hampir dan setiap pada sektor kehidupan
membutuhkan adanya energi listrik. Energi listrik digunakan mulai dari
untuk penerangan hingga sampai pergerakan roda perekonomian,
ketergantungan akan ketersediaan energi listrik selama ini terus meningkat,
mengingat keberlangsungan berbagai macam aktivitas sehari–hari di
masyarakat maupun sektor industri. Dengan meningkatnya jumlah
konsumen, tuntutan akan penyediaan energi listrik akan semakin meningkat
pula, sehingga yang harus di upayakan para penyedia energi listrik adalah
kontinunitas ketersediaan energi listrik serta dengan harga yang terjangkau
bagi konsumen.
Pada sistem tenaga listrik tingkat keandalan adalah hal sangat penting
dalam menentukan kinerja sistem tersebut dalam memenuhi fungsi yang
dibutuhkan dalam periode tertentu. Pada sistem distribusi, kualitas
keandalan dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan seberapa sering
pemadaman terjadi dalam` satu satuan waktu, misalkan dalam satu tahun
dengan tingkat keandalan yang sesuai dengan standar, agar masyarakat atau
pengguna dapat menikmati energi secara kontinyu. Untuk menyalurkan
tenaga listrik dari Gardu Induk (GI) ke pusat-beban di perlukan sistem
distribusi. Sebuah sistem distribusi tentunya mempunyai nilai keandalan
tertentu, tergantung dari keandalan sistem distribusi, yang diperoleh dengan
menghitung tingkat indeks keandalan sistem distribusi memiliki peran
penting yaitu menyalurkan energi listrik secara andal dan terus menerus ke
konsumen.
Pada penelitian ini membahas tentang SAIDI (System Avarage
Interreption Indek) adalah menginformasikan tentang durasi pemadaman
rata-rata untuk tiap pelanggan dalam kurun waktu pada suatu area yang di
evaluasi sedangkan SAIFI (System Avarage Interreption Frequency Indek)
merupakan indek keandalan yang jumlah perkalian frequensi dan pelanggan
padam dibagi dengan pelanggan yang dilayani dan CAIDI (Customer
Average Interruption Frequency Index).
Di PT. PLN (Persero) area Rasau mempunyai penyulang sebanyak 4
(Empat) buah penyulang yang dipasok dari GI Sungai Raya, GI Sungai
Raya sendiri mempunyai 3 buah transformator yang masingmasing
mempunyai daya sebesar 60 MVA, dan penyulang Durian 1 Radak
mendapat suplai listrik dari Trafo 2 di GI Sungai Raya. Ada beberapa
penyulang yang cenderung mengalami gangguan penyulang yang
mengakibatkan tersebut tidak andal. Penyulang yang cukup banyak
mengalami gangguan, khususnya gangguan hubung singkat adalah
penyulang Durian 1 Radak. Panjang jaringan penyulang Durian 1 radak
adalah 118,2 kms. Penyulang Durian 1 Radak menggunakan jenis konduktor
AAAC-s (All Alumunium Alloy Conductor Safety) dengan diameter 150 mm2
kms.
Dengan menggunakan indeks keandalan SAIDI dan SAIFI dan CAIDI
akan diketahui berapa indeks yang dihasilkan apakah sudah sesuai standar
yang ditentukan oleh PT.PLN (Persero) untuk ditindak lanjuti agar
kedepannya pelayanan dalam distribusi tenaga listrik kepelanggan tidak
banyak mengalami kendala. Oleh karena itu, diperlukan analisa pemadaman
agar dapat pengurangi tingkat pemadaman yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan mutu listrik dan pelayanan konsumen. Ada beberapa faktor
yang harus diketahui dan dihitung sebelum melakukan perhitungan analisis
keandalan sistem distribusi listrik antara lain frekuensi kegagalan dan
lama/durasi kegagalan yang berasal dari kegagalan peralatan-peralatan
jaringan distribusi atau kegagalan pada titik bebannya. SAIDI dan SAIFI
merupakan indeks keandalan suatu sistem tenaga listrik terutama pada
jaringan transmisi dan distribusi. Sistem keandalan pada jaringan distribusi
sangat besar perannya memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada setiap
konsumen. sehingga nilai keandalan suatu sistem turun.
Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi tentang perhitungan
tingkat keandalan di jaringan tegangan menengah penyulang Radak Rasau
untuk mengetahui apakah ULP tersebut sudah memberikan pelayanan yang
memuaskan terhadap konsumen. Ada beberapa teknik analitik yang
digunakan untuk melakukan evaluasi sistem keandalan jaringan distribusi
20 kV, salah satunya adalah menggunakan metode Section Technique, yaitu
metode yang melakukan evaluasi keandalan dengan cara memecah sistem
dalam bagian-bagian yang lebih kecil atau section terlebih dahulu, sehingga
kemungkinan terjadi kesalahan dapat diminimalkan, serta waktu yang
dibutuhkan lebih singkat. Agar tingkat keandalan yang didapatkan akurat
maka hasil perhitungan dari metode Section Technique akan dibandingkan
dengan running sofware ETAP ( Electrical Transient Analisys Progam ),
yaitu software yang dapat melakukan analisa studi tentang keandalan
(reliability).

II. PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara menghitung keandalan pada jaringan tegangan
menengah (JTM) di ULP Rasau Jaya?
2. Meghitung indeks keandalan SAIDI ,SAIFI dan CAIDI
3. Bagaimana tindakan-tindakan untuk meminimalisir gangguan tersebut?

III. TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan yang ingin di capai untuk penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil perhitungan keandalan pada jaringan tegangan
menengah di ULP Rasau Jaya
2. Menentukan keandalan SAIDI , SAIFI dan CAIDI
3. Untuk meminimalisir gangguan yang sering terjadi pada pada JTM.

IV. PEMBATASAN MASALAH


1. Penelitian hanya dilakukan pada disepanjang jaringan tegangan
menengah (JTM) ULP Rasau Jaya pada Penyulang Durian 1 Radak..
2. Perhitungan yang dicari adalah SAIDI, SAIFI dan CAIDI.
3. Evaluasi keandalan jaringan distribusi menggunakan tiga parameter,
yaitu SAIDI, SAIFI dan CAIDI.
4. Metode yang digunakan Section Tecnique dengan berbantuan program
ETAP.

V. TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa kajian terdahulu yang sejenis terkait dengan
terjadinya gangguan distribusi, antara lain adalah
Gheschik Safiur Rahmat, Ontoseno Penangsang, IGN Satryadi
Hernanda Jurnal Teknik Pomits Vol. 2 No. 2,(2013) berjudul Evaluasi
Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distibusi 20 Kv Di Surabaya
Menggunakan Loop Restoration Scheme penelitian ini bertujuan
untuk menghitung nilai indeks keandalan dengan loop Restoration
Scheme pada Etap. Pada simulasi Loop Restoration dengan
menggunakan ETAP dimana system distribusi 20 Kv yang digunakan
yaitu dengan menggabungkan lima penyulang suatu sistem sehingga
membentuk sebuah loop.
Menurut Drajat Wahyudi dalam jurnalnya yang berjudul
Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga listrik Berdasarkan
SAIDI dan SAIFI Pada PT. PLN (Persero) Rayon Kakap dengan
menggunakan metode perhitungan Konvensional. Berdasarkan hasil
analisa Pada kondisi yang ada sekarang ini, dimana masyarakat mulai
kritis tentang menyingkapi masalah permasalahan tentang energi
listrik dan juga tentang berlakunya Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 Tentang Harga Jual Tenaga Listrik
Tahun 2003 yaitu standar mutu pelayanan. Berdasarkan hasil analisa
pemadaman pada PT. PLN (Persero) Rayon Kakap, kontribusi
terbesar penyebab pemadaman adalah gangguan pada saluran udara
TM (SUTM), pemadaman bergilir karena cadangan daya kurang, dan
pemadaman karena pemeliharaan jaringan. Jika diasumsikan
pelanggan terbesar merupakan rumah tangga sesuai tarif dasar listrik,
harga per kWh sebesar Rp.1.467,28. Total beban padam sepanjang
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sebesar 33.573,03 kWh atau
setara Rp. 49.261.028,12. Berdasarkan analisa indeks keandalan
System Average Interruption Duration Indeks (SAIDI) dan System
Average Interuption Frequency Index (SAIFI) pada PT. PLN
(Persero) Rayon Kakap, tahun 2014 masing-masing mencapai angka
284,4128 Jam/pelanggan/tahun dan 464,6200 Kali/pelanggan/tahun.
Pada tahun 2015 masing-masing mencapai angka 195,7928
Jam/pelanggan/tahun dan 357,6137 Kali/pelanggan/tahun. Pada tahun
2016 masing-masing mencapai angka 231,7476 Jam/pelanggan/tahun
dan 266,5262 Kali/pelanggan/tahun. Dengan demikian berdasarkan
indeks keandalan PT. PLN (Persero) Area Pontianak, indeks
keandalan pada PT. PLN (Persero) Rayon Kakap dikategorikan tidak
handal. Hal ini seharusnya menjadi rujukan PT. PLN (Persero) untuk
memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen yang
diatur pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun
2002. Sedangkan berdasarkan indeks keandalan SPLN 68-2: 1986,
IEEE dan WCS indeks keandalan pada PT. PLN (Persero) Rayon
Kakap dikategorikan kurang handal.
Jamilah Husna, Zulfadli Pelawi, Yusniati, dalam jurnalnya yang
berjudul Menentukan Indeks SADFI dan SAIFI Pada Saluran Udara
Tegangan Menengah Di PT. PLN Wilayah Nad Cabang Langsa
dengan menggunakan metode konvensional, menjelaskan bahwa
Suatu sistem daya listrik terdiri tiga komponen yaitu : pusat-pusat
tenaga listrik, saluran-saluran transmisi, dan sistem distribusi. Dalam
penggunaan daya listrik sistem distribusi merupakan bagian yang
penting dalam sistem penyaluran dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan, di mana sistem ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik secara langsung ke masing-masing
beban. Sehingga dalam hal ini perlu ditingkatkan kualitas pelayanan
seperti meningkatkan keadaan sistem jaringan dan mampu
meminimalkan terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik
khususnya pada jaringan distribusi. Melalui pendistribusian tenaga
listrik disalurkan hingga dapat dimanfaatkan pelanggan atau
masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu agar
konsumen/pelanggan dapat menikmati dengan baik, maka sistem
jaringan distribusi itu harus handal di segala bidang, baik dalam
komponen-komponen sistem maupun operatornya. Upaya peningkatan
kinerja pengoperasian jaringan distribusi untuk memperoleh
pendistribusian tenaga listrik yang handal diperlukan beberapa cara.
Salah satu cara yang umum dilaksanakan adalah dengan memperoleh
data-data gangguan berdasarkan jumlah rata-rata gangguan (System
Avarage Interruption Duration Index =SAIDI) dan frekuensi
gangguan (System Avarage Interruption Frequency Index = SAIFI).
Dalam hal ini PT. PLN (Persero) sebagai pemegang satu-satunya
kelistrikan di Indonesia menggunakan metode SAIDI dan SAIFI untuk
memperoleh jumlah rata-rata gangguan dan jumlah frekuensi
gangguan yang digunakan untuk menilai unjuk kerja dimasa lalu
dibandingkan dengan memperkirakan dimasa yang akan datang.
Ahcmad Fatoni, Rony Seto Wibowo, Adi Suprijanto, Jurnal
Teknik ITA Vol. 5 No.2 (2016) yang berjudul Analisa Keandalan
Sistem Distribusi 20 Kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode
FMEA (Failur Modes and Effects Analysis) Tugas akhir ini bertujuan
Saat ini tingkat keandalan dari suatu sistem distribusi adalah sangat
penting guna menjamin kontinuitas supply tenaga listrik kepada
konsumen. Karena itu, disadari pentingnya otomatisasi sistem
distribusi yang salah satunya dapat dicapai dengan menggunakan
sectionalizer. Tugas Akhir ini dibuat dengan tujuan menghitung
indeks keandalan dari sistem distribusi 20 kV Rayon Lumajang.
Metode yang digunakan adalah FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis), di mana indeks kegagalan dari setiap peralatan utama
sistem distribusi diperhitungkan dalam mencari indeks keandalan
sistem secara menyeluruh. Sejumlah studi kasus dilakukan guna
melihat pengaruh dari jumlah serta lokasi penempatan sectionalizer
dan juga fuse di sepanjang jaringan terhadap indeks keandalan sistem.
Pada akhirnya, solusi optimal akan memberikan nilai indeks
keandalan sistem distribusi yang terbaik. Berdasarkan hasil analisa,
dengan penambahan fuse pada penyulang sukodono dapat menaikkan
Indeks Keandalan SAIFI yang semula bernilai 6.6088 menjadi bernilai
5.4176, lalu dengan adanya penambahan sectionalizer pada penyulang
sukodono maka dapat menaikkan indeks keandalan SAIDI yang
awalnya bernilai 7.6737 menjadi bernilai 6.4431.
Ibnu Hajar1, Muhammad Hasbi Pratama, jurnal energy dan
kelistrikan Vol.10 No.1 (2018) yang berjudul Analisa Nilai SAIDI
SAIFI sebagai Indeks Keandalan Penyediaan Tenaga Listrik Pada
Penyulang Cahaya PT.PLN (Persero) Area Ciputan. Permintaan akan
tenaga listrik terus meningkat tiap waktunya, hal ini dikarenakan
jumlah pelanggan yang terus bertambah tiap tahunnya. Oleh karena
itu, hal ini berbanding lurus dengan besarnya tenaga listrik yang harus
dialirkan. Dengan bertambahnya jumlah pelanggan maka pihak
penyedia harus menambah juga jumlah pasokan tenaga listrik. Pada
era globalisasi ini, efisiensi daya listrik selalu menjadi hal utama, baik
dari sisi penyedia maupun pelanggan. Oleh karena itu, keandalan
sistem distribusi tenaga listrik juga akan menjadi hal yang utama
untuk diperhatikan. Indeks yang menunjukan keandalan sistem
distribusi adalah SAIDI (System Average Interruption Duration
Index) dan SAIFI (System Average interuption Frequency Index).
Semakin kecil nilai dari kedua indeks tersebut, maka sistem semakin
handal, yang berarti efisiensinya tinggi. Dalam penelitian ini akan
dibahas tentang analisa nilai SAIDI dan SAIFI pada Penyulang
Cahaya, serta bagaimana usaha untuk menekan nilai SAIDI dan
SAIFI. Indeks keandalan SAIDI dan SAIFI pada penyulang Cahaya
Tahun 2017 diperoleh SAIDI = 2,277 jam/pelanggan/tahun dan SAIFI
= 2,406 kali/pelanggan/tahun. Hal ini dikatakan andal berdasarkan
standar SPLN 59:1985. Kerugian biaya akibat pemadaman pada
penyulang Cahaya tahun 2017 adalah sebesar Rp. 12.794.305,-.
Muchammad Andy Teguh, Tri Rijanto, jurnal Teknik Elektro
Vol 08, No. 02 Tahun 2019 yang berjudul Penentuan Kerugian
Ekonomis Berdasarkan Nilai SAIDI SAIFI dan CAIDI Menggunakan
Metode Section Technique Di PT.PLN Distribusi Area Gresik. Tujuan
penelitian ini memperoleh informasi tingkat keandalan dan kerugian
ekonomis di PT. PLN Distribusi Area Gresik. Metode yang digunakan
adalah Section Technique yaitu suatu metode terstruktur untuk
menganalisis suatu sistem. Metode ini dalam mengevaluasi keandalan
sistem distribusi didasarkan pada bagaimana suatu kegagalan dari
suatu peralatan mempengaruhi operasi sistem. Hasil penelitian pada
penyulang Industri yang dihitung dengan Metode Section Technique
didapatkan indeks keandalan SAIDI = 12,64148632, SAIFI =
3,483063058, CAIDI = 3,62941644, dan hasil nilai kerugian
ekonomis adalah Rp. 157.954.721,90.
Rosade E. Hutasoit* Zuraidah Tharo** Pristisal Wibowo**
Universitas Pembangunan Panca Budi jurnal yang berjudul Analisa
Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero)
Rayon Delitua Berbasis Matlab. Penelitian ini bertujuan Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa keandalan sistem jaringan distribusi PT.
PLN (Persero) Rayon Delitua tahun 2018, mengingat bahwa energi
listrik perlu disalurkan secara kontinu kepada pelanggan tanpa adanya
gangguan. Keandalan jaringan distribusi ini ditetapkan dengan suatu
indeks keandalan yaitu besaran untuk membandingkan penampilan
suatu sistem distribusi. Indeks keandalan yang dihitung dalam
penelitian ini yaitu SAIDI, SAIFI dan CAIDI dengan menggunakan
Matlab dan akan dibandingkan dengan target Rayon Delitua. Dari
hasil penelitian diperoleh nilai SAIDI 162,33 mnt/plg dan CAIDI
113,59 mnt/kali yang artinya berada dibawah target, namun nilai
SAIFI sebesar 1,429 kali/plg sudah berada di atas target yang
ditetapkan. Keandalan dapat ditingkatkan dengan berbagai upaya
perbaikan atau pemeliharaan seperti perampalan pohon.
I Ketut Adi Wicaksana1 , I Wayan Rinas2 , I Wayan Arta
Wijaya3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana jurnal yang berjudul Analisa Keandalan Pada Penyulang
Arjuna Dengan Terpasangnya Recloser Double Six Menggunakan
Metode Section Technique. Jurnal ini bertujuan Penyulang Arjuna
merupakan Jaringan Tegangan Menengah yang di suplai dari GI
Pemecutan Kelod dengan kapasitas daya 60 MVA, dan panjang
saluran 10,202 km. Sebelum terpasang Recloser Double Six, Indeks
Keandalan SAIFI sebesar 0,4001 kali/pelanggan/tahun, SAIDI sebesar
3,9355 jam/pelanggan/tahun. Penyulang Arjuna pernah mengalami 10
kali trip pada tahun 2015, sehingga mempengaruhi tingkat
keandalannya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, di
lakukan pemasangan Recloser Double Six. Analisis keandalan
menggunakan Metode Section Technique. Hasil analisis setelah
pemasangan Recloser Double Six, SAIFI sebesar 0,2240
kali/pelanggan/tahun, SAIDI sebesar 2,0714 jam/pelanggan/tahun.
Dengan menurunnya nilai SAIFI dan SAIDI setelah pemasangan
Recloser Double Six, tingkat keandalan meningkat dan indeks
keandalan memenuhi standar SAIFI dan SAIDI sesuai SPLN No.68-2
Tahun 1986.
Syaipul Rizal1 , Zulfahri2 , Usaha Situmeang3 1,2,3 Program
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang Kuning
Pekanbaru jurnal yang berjudul Optimalisasi Keandalan Jaringan
Distribusi 13.8 kV Pada Bangko Substation PT.Chevron Pacific
Indonesia dengan menggunakan metode Assessment (RIA).
Penelitian ini bertujuan untuk Analisa keandalan sistem distribusi
membutuhkan informasi yang akurat untuk menilai kinerja sistem,
sehingga keandalan dapat ditingkatkan dengan maksimal dan
keinginan pelanggan terpenuhi. Tingkat keandalan sistem distribusi
dapat diukur dari sejauh mana penyaluran tenaga listrik dapat
berlangsung secara kontiniu kepada pelanggan tanpa harus terjadi
pemadaman. Saat ini, perhitungan keandalan sistem distribusi pada
PT. CPI masih menggunakan perhitungan konvensional, sehingga
akan sangat sulit untuk membandingkan keandalan sistem distribusi
PT.CPI dengan industri lainnya karena tidak menggunakan standar
perhitungan yang sama. Beberapa indeks yang sudah banyak
digunakan untuk menghitung kinerja keandalan sistem tenaga listrik
antara lain adalah System Average Interruption Duration Index
(SAIDI), System Average Interruption Frequency Index (SAIFI), dan
Costumer Average Interruption Duration Index (CAIDI). Penelitian
inimengoptimalisasi indeks keandalan penyulang 1 Gardu Induk
Bangko menggunakan pendekatan historical assessment dan
predictive assessment dengan metode Reliability Index Assessment
(RIA). Dari studi ini diketahui bahwa pada Tahun 2019, rata-rata
indeks keandalan SAIDI adalah 6.9358 hour/costumer/year, SAIFI =
2,87 interruption/costumer/year dan CAIDI = 2,4166 hour/costumer
interruption. Sedangkan untuk memperbaiki indeks keandalan
menggunakan metode RIA, dari 5 opsi yang ditetapkan, diperoleh
sistem ke 5 dapat menghasilkan penurunan yang optimal yaitu SAIDI
= 13,8829 hour/costumer/year atau turun 57,0 % jika dibanding
kondisi eksisting, SAIFI = 8,6537 interruption/costumer/year atau
naik 0,5 % dibanding kondisi eksisting, dan CAIDI = 1,6043
hours/costumer interruption atau turun 57,7 % dibanding kondisi
eksisting. Adapun perkiraan Biaya Penambahan Peralatan untuk
sistem ke 5 ini sebesar RP 1,182,150,000.00.
Alen Tri Maliky Teknik Elektro, Teknik, Universitas Negeri
Surabaya jurnal yang berjudul Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20
kV Pada Penyulang Pejangkungan di PT. PLN Pasuruan
Menggunakan Metode RIA (Reliability Index Assesment). Penelitian
ini bertujuan menentukan nilai keandalan dan berbagai indeks yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Oleh
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keandalan sistem
tenaga listrik jaringan distribusi 20 kV pada Penyulang Pejangkungan
Pasuruan. Rumusan Masalah yang ada nilai SAIDI dan SAIFI pada
penyulang pejangkungan, pasuruan menggunakan metode RIA
(Reliability Index Assesment), analisis SAIDI dan SAIFI
menggunakan software ETAP 12.6 pada penyulang pejangkungan
Pasuruan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai SAIDI dan
SAIFI pada penyulang pejangkungan, pasuruan menggunakan metode
RIA (Reliability Index Assesment) dan Untuk mengetahui analisis
SAIDI dan SAIFI menggunakan software ETAP 12.6 pada penyulang
pejangkungan Pasuruan. Hasil dari penelitian didapat nilai SAIFI dan
SAIDI menggunakan metode RIA ialah sebesar 0,295 (fault/tahun)
dan 1,298 (jam/tahun). Setelah dilakukan analisis, nilai SAIFI dan
SAIDI dipengaruhi oleh panjang saluran dan banyaknya trafo pada
penyulang. Dimana semakin panjang saluran dan semakin banyak
trafo pada penyulang tersebut nilai SAIFI dan SAIDI semakin besar.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan metode Section
Technique, yaitu metode yang melakukan evaluasi keandalan
dengan cara memecah sistem dalam bagian -bagian yang lebih
kecil atau section terlebih dahulu, sehingga kemungkinan terjadi
kesalahan dapat diminimalkan, serta waktu yang dibutuhkan lebih
singkat. Indeks keandalan yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah SAIFI dan SAIDI, CAIDI dengan melakukan simulasi
perhitungan keandalan menggunakan software ETAP (Elektrical
Transient Analisys Program)
1.2. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik dewasa ini merupakan kebutuhan tenaga
listrik yang bukan saja monopoli daerah perkotaan, tetapi sudah
merambah ke desa desa terpencil. Untuk melayani daerah perkotaan
dan pedesaan perlu di tingkatkan pula pembangunan jaringan
distribusi sehingga terjadi pemerataan pemakaian energi listrik.
Mengingat pentingnya energi listrik bagi kehidupan masyarakat dan
bagi pembangunan nasional, maka suatu sistem tenaga listrik harus
bisa melayani pelanggan secara baik, dalam arti sistem tenaga listrik
tersebut aman dan andal.
Aman berarti bahwa sistem tenaga listrik tidak membahayakan
manusia dan lingkungannya. Andal berarti sistem tenaga listrik dapat
melayani pelanggan secara memuaskan misalnya, dalam segi
kontinuitas dan kualitas. Hal ini akan terwujud apabila proses
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pengoperasian, dan
pemelihaaraan suatu sistem tenaga listrik senantiasa mengikuti
ketentuan standar teknik yang berlaku. Prinsip kerja sistem tenaga
listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui
sistem jaringan transmisi pada gardu induk dan dari gardu induk di
salurkan serta di bagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran.

1.3. Klarifikasi Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi dapat di kategorikan ke dalam beberapa jenis
sebagai berikut:
1.3.1. Konfigurasi Jaringan Primer
Konfigurasi jaringan distribusi primer pada suatu system jaringan
distribusi sangat menentukan mutu pelayanan yang akan di peroleh
khususnya mengenai kontinyuitas pelayananannya. Adapun jenis
jaringan primer yang biasa di gunakan adalah:
a. Jaringan distribusi pola radial
Pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernya
hanya mampu menyalurkan daya dalam suatu arah aliran
daya. Jaringan ini biasa di pakai untuk melayani daerah
dengan tingkat kerapatan beban yang rendah.
Keuntungannya ada pada kesederhanaan dari segi teknik
dan biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiaanya
apabila terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka
semua beban saluran tersebut akan ikut padam sampai
gangguan tersebut diatasi.

Gambar 1. Jaringan Distribusi Pola Radial


b. Jaringan distribusi pola loop
Jaringan pada loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu
titik pada rel daya yang berkeliling di daerah beban
kemudian kembali ketitik rel daya semula. Pola ini
ditandai pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu
sumber utama dan sebuah sumber cadangan. Jika salah
satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami
gangguan,akan dapat di gantikan oleh sumber pengisian
yang lain (saluran cadangan). Jaringan dengan pola ini
biasa di pakai pada sistem distribusi yang melayani beban
dengan kebutuhan kontinuitas pelayanan yang baik (lebih
baik pada radial).

Gambar 2. Jaringan Distribusi Pola Loop


c. Jaringan pola grid
Pola jaringan ini mempunyai beberapa rel daya dan antara
rel-rel tersebut dihubungkan oleh saluran penghubung
yang disebut tie feeder. Dengan demikian setiap gardu
distribusi dapat menerima atau mengirim daya atau ke rel
lain. Keuntungan jaringan ini adalah:
a) Kontinuitas pelayanan lebih baik pola radial atau
loop
b) Fleksibel dalam menghadapi perkembangan beban
c) Sesuai untuk daerah dengan kerapatan beban yang
tinggi
Adapun kerugiannya terletak pada sistem proteksi yang
rumit dan mahal dan biaya investasi yang juga mahal.
d. Jaringan pola spindle
Jaringan pola spindle merupakan pengembangan dari pola
radial dan loop terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari
gardu induk di arahkan menuju suatu tempat yang di sebut
gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut
di hubungkan dengan satu saluran yang di sebut express
feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat di sepanjang
saluran kerja dan terhubung secara seri. Saluran kerja
yang masuk ke gardu di hubungkan oleh saklar pemisah,
sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan
oleh saklar beban. Jadi sistem ini dalam keadaan normal
bekerja secara secara radial dan dalam keadaan darurat
bekerja secara loop melalui cadangan dan GH.
Keuntungan pola jaringan ini adalah:
a) Sederhana dalam teknis pengoperasiannya seperti pola
radial.
b) Kontinuitas pelayanan lebih baik dari pada pola radial
maupun loop
c) Pengecekan beban masing masing saluran lebih mudah
dibandingkan dengan pola grid.
d) Penentuan bagian jaringan yang terganggu akan lebih
mudah di bandingkan dengan pola grid.
Dengan demikian pola proteksinya akan lebih mudah.
Baik dipakai di daerah perkotaan dengan kerapatan beban
yang tinggi.
1.3.2 Konfigurasi Jaringan Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder pada gambar di bawah merupakan
skema sistem distribusi, yaitu mulai gardu trafo sampai pada
pemakai akhir atau konsumen. Melihat letaknya sistem
distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan konsumen, selain berfungsi menerima daya listrik
dari sumber daya (Trafo Distribusi), juga akan mengirimkan
serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen,
mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan
konsumen, maka kualitas listrik harus sangat di perhatikan.
1.3.3 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Menengah
Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik terdiri dari
pembangkit,gardu induk,jaringan transmisi dan
distribusi.pada system ini setiap gangguan yang terjadi pada
salah satu system tersebut akan mengganggu semua beban
yang ada pad saluran tersebut.
Apabila gangguan tersebut bersifat permanen maka
diperlukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
mengoperasikan kembali sistem tersebut,maka pelanggan
yang mengalami gangguan pelayanan jumlahnya relatif
banyak.
Berdasarkan ANSI (American National Standart Institute)
atau IEEE(Instute of Electrical and Electronics Enggineers)
Std.100-1992 gangguan di definisikan sebagai suatu kondisi
fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen
atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya.
Gangguan hampir selalu di timbulkan oleh hubung singkat
antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan
hampir selalu berupa hubung langsung melalui impedansi .
Gangguan hubung singkat sendiri di definisikan sebagai
gangguan yang terjadi akibat adanya penurunan kekuatan
dasar isolasi antara sesame kawat fasa dengan tanah yang
menyebabkan kenaikan arus secara berlebihan. Analisis
gangguan hubung singkat diperlukan untuk mempelajari
system tenaga listrik baik waktu perencanaan maupun setelah
operasi.
1.4 Penyebab Gangguan
Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara
penghantar phasa atau antara phasa dengan tanah.Secara nyata
kegagalan isolasi dapat menghasilkan beberapa efek pada sitem yaitu
menghasilkan arus yang cukup besar atau mengakibatkan adanya
impedansi diantara konduktor phasa antara penghantar phasa dan
tanah.Penyebab gangguan pada jaringan distribusi di sebabkan karena
a. Kesalahan mekanis
b. Kesalahan thermos
c. Karena tegangan lebih
d. Karena material yang cacat atau rusak
e. Gangguan hubung singkat
f. Konduktor putus
Faktor faktor penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi
adalah karena
a. Suara petir atau suara hubung
b. Burung atau daun- daun
c. Polusi debu
d. Pohon pohon yang tumbuh dekat dengan jaringan
e. Keretakan pada isolator
f. Andongan yang terlalu kendor
Gangguan hubung singkat adalah gangguan yang terjadi karena
adanya kesalahan antara bagian-bagian yang bertegangan. Gangguan
hubung singkat dapat juga terjadi akibat isolasi yang tembus atau
rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal
dari dalam maupun luar (akibat sambaran petir). Bila gangguan
hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan agak lama pada suatu
sistem daya akan banyak pengaruh-pengaruh yang diinginkan yang
akan terjadi. Berikut ini akibat yang ditimbulkan gangguan hubung
singkat antara lain:
a. Berkurang batas-batas ksetabilan untuk sistem daya
b. Rusaknya perlengkapan-perlengkapan yang berada dengan
gangguan yang disebabkan oleh arus-arus tak seimbang,atau
tegangan rendah yang ditimbulkan oleh hubung singkat.
1.5 Jenis-jenis Gangguan
Pada dasarnya gangguan yang terjadi pada sistem distribusi saluran 20
kv dapat digolongkan menjdi dua macam yaitu gangguan dari dalam
sistem atau gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari
luar sistem disebabkan oleh sentuhan daun atau pohon pada
penghantar, sambaran petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain.
Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat berupa
kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan
jaringan, kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada
alat pendeteksi. Klarifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan
distribusi adalah:
a. Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah
b. Gangguan fasa ke fasa
c. Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah
d. Dari lama gangguannya
e. Gangguan permanen
f. Gangguan termporer atau sementara

1.6 Macam macam gangguan berdasarkan jenis gangguannya


1.6.1 Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa
Kemungkinan terjadinya ganggguan 3 fasa adalah putusnya
salah satu kawat fasa yang letaknya paling atas pada
transmisi atau distribusi, dengan konfigurasi antar fasanya
disusun secara vertikal. Kemungkinan terjadinya emang
sangat kecil, tetapi dalam analisa tetap harus
diperhitungkan. Kemungkinan lain akibat pohon yang cukup
tinggi dan berayun sewaktu angim kencang. Kemudian
menyentuh tiga kawat pada transmissi atau distribusi.
Gangguan hubung singkat 3 fasa dapat di hitung dengan
menggunakan rumus hukum ohm.

Gambar.3 Sistem Tenga Listrik 3 Fasa

1.6.2 Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa


Kemungkinan terjadinya gangguan 2 fasa disebabkan oleh
putusnya kawat fasa tengah pada transmissi dan
distribusi.Kemungkinan lainnya adalah dari rusaknya
isolator di trasmissi atau distribusi sekaligus dua fasa.

Gambar.4 Gangguan hubung singkat 2 fasa

1.6.3 Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa Ke Tanah


Kemungkinan terjadi gangguan satu fasa ke tanah adalah
back flashover antara tiang kesalah satu kawat transmissi dan
distribusi.Sesaat setelah tiang tersambar petir yang besar
walaupun tahanan kaki tiangnya cukup rendah namun bisa
juga gangguan fasa ke tanah ini terjadi sewaktu salah satu
kawat fasa transmisi /distribusi tersentih pohon yang cukup
tinggi dan lain-lain.

Gambar 5 . Gangguan hububung singkat 1 fasa ke tanah


1.7 Perhitungan Keandalan Pada Jaringan Distribusi Tegangan
Menengah
Dengan adanya kesalahan pada distribusi daya maka arus yang
mengalir lewat bermacam - macam elemen dalam setiap rangkaian
akan berubah, ini harus di putus dengan alat pelindung. penggunaan
alat pelindung yang berguna mengetahui arus yang mengalir ke
konsumen dapat di atur pada harga arus yang tepat, selain itu dapat
mengetahui tingkat kesalahan dari seluruh rangkaian dan membatasi
tingkat kesalahan yang yang boleh terjadi pada pada peralatan
tersebut. Berdasarkan peralatan di atas maka diketahui data – data dari
kesalahan rangkaian yang terjadi, sebagai berikut:
1) Jumlah pemadaman persemester
2) Lama pemadaman persemester
3) Jumlah konsumen yang dilayani
4) Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman

1.7.1 Keandalan Sistem Distribusi


Keandalan (reliability) menandakan kemampuan suatu sistem untuk
melakukan fungsinya sesuai kondisi operasi yang telah didisain untuk sistem
tersebut selama masa pakainya. Secara ideal, dilihat dari sisi pelanggan atau
konsumen, keandalan suatu sistem tenaga berarti tidak adanya pemadaman
atau tidak terputusnya suplai daya listrik dari seluruh komponen sistem yaitu
sistem pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam kenyataannya, untuk
para pelanggan listrik, indikator utama keandalan sistem tenaga adalah
frekwensi dan durasi dari pemadaman pada titik penggunaan daya listrik
tersebut (atau titik beban pelanggan).
Dilihat dari titik pandang keteknikan, uraian diatas menimbulkan pertanyaan
bagaimana menentukan frekuensi dan durasi dari pemadaman-pemadaman
titik beban (load point interruptions)? Perlu dicatat bahwa sistem distribusi
merupakan link penting antara sumber daya atau gardu induk dan pelanggan-
pelanggan listrik. Dilain pihak, telah juga diketahui bahwa 80% dari seluruh
pemadaman pelanggan terjadi karena adanya kegagalan dalam sistem
distribusi. Hal ini mengakibatkan sistem distribusi menjadi link terlemah
yang menghubungkan sumber daya (atau gardu induk) dan titik beban
pelanggan. Hal inilah yang melatar-belakangi pentingnya mengevaluasi
keandalan suatu sistem distribusi dan menjadi pokok bahasan dalam tulisan
ini. Seperti yang diuraikan sebelumnya, evaluasi keandalan ini akan
dilakukan berdasarkan indikator-indikator keandalan yaitu frekwensi dan
durasi pemadaman yang dialami titik beban pelanggan.
1.7.2 Indeks Keandalan
Indeks keandalan merupakan suatu metode pengevaluasian parameter keandalan
suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap keandalan mutu pelayanan
kepada pelanggan.
Tiga indeks keandalan sistem distribusi yang paling sering digunakan (sehingga
biasa disebut sebagai the big three) adalah: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.
1. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
SAIFI menunjukkan frekwensi atau seberapa sering pelanggan mengalami
pemadaman (biasanya berupa nilai rata-rata dalam setahun).
2. SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
SAIDI menunjukkan durasi atau lamanya pemadaman yang dialami pelanggan
(biasanya berupa nilai rata-rata dalam setahun).
3. CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index)
CAIDI menunjukkan durasi pemadaman rata-rata dari pelanggan yang mengalami
pemadaman.
Perlu dicatat bahwa dalam menyusun data pemadaman untuk menentukan indeks
keandalan diatas, kejadian-kejadian pemadaman yang durasinya dibawah 5 menit
biasanya tidak diikut-sertakan. Tidak diikut-sertakannya kejadian-kejadian
pemadaman yang durasinya dibawah 5 menit tidak akan banyak mempengaruhi
indeks durasi, tetapi akan mempengaruhi indeks frekuensi secara signifikan
1.7.3 Faktor Keandalan
Suatu instalasi yang baru sebelumnya pernah mengalami keadaan
operasional,maka pada permulaan operasinya selalu ada resiko timbulnya
kegagalan atau kerusakan yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga. Pada
instalasi sering merupakan merupakan gangguan dalam operasi.
Istilah keandalan menggambarkan keamanan sistem,penghindaran dari
gangguan-gangguan yang menyebabkan sebagian besar pemadaman system
adalah akibat dari alam(petir,angin,hujan,binatang)dan sebagian lagi kerusakan
material atau peralatan.
Terdapat 4 faktor yang penting dalam keandalan tersebut di atas yaitu:
1 Probabilitas adalah suatu nilai yang menyatakan berapa kali suatu kejadian atau
kemungkinan akan terjadi dari sejumlah operasi tertentu yang dilakukan terhadap
suatu peralatan.
2 Unjuk kerja adalah penampilan untuk menyatakan peralatan atau system bekerja
secara memuaskan.
3 Periode waktu adalah factor yang menyatakan ukuran periode waktu yang
digunakan dalam pengukuran probabilitas.Bila tidak terdapat periode waktu ini
maka nilai keandalan tidak dapat diperoleh secara akurat.
4 Pengoperasian
Faktor ini menyatakan pada kondisi bagaimana percobaan dilakukan untuk
mendapatkan keandalan,kondisi yang dimaksud misalnya
lingkungan,suhu,bencana alam dan sebagainya.
Keandalan suatu sistem distribusi sangat erat hubungannya,dengan
ketersediaan yaitu jumlah waktu system bekerja sesuai dengan fungsinya.
Parameter Keandalan dan ketersediannya.
Parameter-parameter penentu keandalan sistem distribusi adalah:
a. Laju kegagalan
Adalah nilai rata-rata jumlah kegagalan persatuan waktu pada selang waktu
tertentu.Jumlah peralatan yang gagal dalam menjalankan fungsinya berubah
terhadap waktu.

b. Lama kegagalan
Bila perbaikan tiap kegagalan segera dilakukan maka dianggap bahwa waktu
dimana bahwa waktu perbaikan adalah waktu dimana sistem tidak beroperasi
secara normal dikarenakan adanya kegagalan.Waktu perbaikan ini
meliputi:mencari peralatan yang rusak,menganalisi sebab kegagalan,selang
waktu antara saat dimulainya operasi hingga sistem bekerja secara normal.
c. Waktu perbaikan
Merupakan jumlah waktu keseluruhan yang digunakan dari mulai terjadinya
kegagalan hingga perbaikan atau hingga bekerja kembali secara normal.

1.7.4 System Average Interruption Frequency Indek (SAIFI)


SAIFI adalah merupakan indek keandalan yang merupakan jumlah dari
perkalian frequensi pada dan pelanggan padam di bagi dengan jumlah pelanggan
yang di layani.Dengan indek ini gambaran mengenai frekuensi kegagalan rata –
rata yang terjadi pada bagian –bagian dari system bisa di evaluasi sehingga dapat
di kelompokan sesuai dengan tingkat keandalannya.Satuannya adalah pemadaman
per pelanggan. Secara otomatis rumus dapat di tuliskan rumus sebagai berikut.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑓𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚
SAIFI= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛

𝜆𝑖. 𝑆𝑖
SAIFI = ∑𝑚
𝑖=𝐼 (1)
𝑛

Dimana :

𝜆𝑖 = Sustained failure rate dari komponen i (failure/year)


𝑆𝑖 = jumlah konsumen yang mengalami sustained interruption karena
kegagalan komponen i
𝑛 = jumlah total konsumen
𝑚 = jumlah dari komponen

1.7.5 System Averege Interruption Duration Inden (SAIDI)


SAIDI adalah nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap
pelanggan selama satu tahun.Indeks ini di tentukan dengan pembagian jumlah
dan lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan dalam
periode waktu yang telah di tentukan dengan jumlah pelanggan yang di layani
selama setahun. Persamaan SAIDI dapat ditulis sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚
SAIDI= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
.𝑆𝑖. 𝐷𝑖
SAIDI = ∑𝑚
𝑖=𝐼 (2)
𝑛
Dimana :
𝐷𝑖 = durasai sustained interruption yang dialami konsumen karena
kegagalan komponen
𝑆𝑖 = jumlah konsumen yang terganggu
𝑛 = jumlah total konsumen
𝑚= jumlah dari komponen

1.7.6 CAIDI
Menginformasikan tentang durasi pemadaman rata-rata konsumen
untuk setiap gangguan yang terjadi, cara menghitung yaitu SAIDI
dibagi dengan SAIFI. Secara matematis dituliskan sebagai berikut

total jumlah waktu gangguan yang dialami Σ 𝑈𝑖 𝑁𝑖


CAIDI = = (3)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 Σ λi Ni

1.7.7 Standar Nilai Indeks Keandalan


Ukuran keandalan yang mengacu pada SPLN 52-3 (1983:5) disusun
berdasarkan berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghidupkan kembali sistem setelah setelah mengalami pemutusan karena
gangguan. Tingkatan keandalan tersebut adalah :
a. Tingkat 1: Dimungkinkan padam berjam-jam,yaitu waktu yang diperlukan
untuk mencari dan memperbaiki bagian yang rusak karena adanya
gangguan.
b. Tingkat 2: Padam berapa jam,yaitu waktu yang di perlukan untuk mengirim
petugas ke lapangan, melokalisir gangguan dan melakukan manipulasi
untuk menghidupkan sementara dari arah atau saluran yang lain.
c. Tingkat 3: Padam beberapa menit,manipulasi oleh petugas yang stand by di
gardu atau di lakukan deteksi atau pengukuran dan pelaksanaan manipulasi
jarak jauh.
d. Tingkat 4: Padam beberapa detik,pengamanan dan manipulasi secara
otomatis
e. Tingkat 5: Tanpa padam ,di lengkapi instalasi cadangan terpisah dan
otomatis
1.8 Section Technique dan Simulasi ETAP
A. Section Tecnique
Section Technique merupakan suatu metode terstruktur untuk menganalisa
suatu sistem. Metode ini dalam mengevaluasi keandalan sistem distribusi
didasarkan pada bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi
operasi sistem. Efek atau konsekuensi dari gangguan individual peralatan secara
sistematis diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi jika gangguan
terjadi.
Kemudian masing-masing kegagalan peralatan dianalisa dari semua titik beban
(load point). Pendekatan yang dilakukan dari bawah ke atas dimana yang
dipertimbangkan satu mode kegagalan pada suatu waktu.
Dalam metode Section Technique diasumsikan kegagalan peralatan tidak saling
berhubungan, peralatan masing-masing dapat dianalisa secara terpisah. Jika
kegagalan perlatan saling dihubungkan, maka perhitungan keandalan sistem
menjadi lebih kompleks. Maka untuk menyederhanakan perhitungan tersebut
dengan mengasumsikan bahwa setiap kegagalan tidak saling berhubungan.
Indeks keandalan yang dihitung adalah indeks-indeks titik beban (load point)
dan indeks-indeks sistem baik secara section maupun keseluruhan. Indeks load
point antara lain:
a. Frekuensi gangguan (failure rate) untuk setiap load point λLP, merupakan
penjumlahan laju kegagalan semua peralatan yang berpengaruh terhadap load
point, dengan persamaan:
Lama/durasi gangguan tahunan rata-rata untuk load point ULP, dengan
persamaan
Berdasarkan indeks-indeks load point ini, diperoleh sejumlah indeks keandalan
untuk mengetahui indeks keandalan sistem secara keseluruhan yang dapat
dievaluasi dan bisa didapatkan dengan lengkap mengenai kinerja sistem. Indeks-
indeks ini adalah frekuensi dan lama pemadaman ratarata tahunan. Pada metode
Section Technique, ada 3 indeks keandalan yang dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI,
dan CAIDI.
5.9.1 Data single line diagram ulp rasau

DGGGGGGG
Gambar 6. Single line diagram penyulang durian 1

VI METODOLOGI PENELITIAN

6.1 Lokasi dan waktu peneliti

1. Data di peroleh di PT.PLN (Persero)ULP Rasau jaya Pontianak berupa


laporan rekap data dasar laporan pada tahun Januari 2021- Desember
2021
2. Indeks keandalan yang menjadi dasar evaluasi dalam mengetahui
keandalan sistem distribusi di PT.PLN (Persero) dalam laporan ini
adalah SAIDI, SAIFI dan CAIDI dan dihitung dengan metode
technique section Indek keandalan tersebut dipilih berdasarkan
kegunaan dalam analisis keandalan sistem distribusi.
3. Pengumpulan data dilakukan selama dua minggu dan mengambil data
berupa data gangguan,data beban dan data pelanggan selama satu
tahun pada tahun 2019 di daerah PT.PLN (Persero) Area Rasau.

6.2 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian dilakukan dengan studi literatur yang mempelajari
buku referensi, artikel dari jurnal dan internet, dan bahan kuliah yang mendukung
topic penelitian ini, serta menentukan jumlah gangguan-gangguan yang terjadi
pada penyulang Radak dan solusi dalam penanganan yang akan dilakukan dalam
analisa. Diantaranya gangguan yang sering terjadi pada jaringan JTM gangguan
hubung singkat fasa-fasa atau fasa-tanah.
6.3 Data penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa data yang diperlukan diantaranya adalah:
- Single line diagram penyulang radak
- Data gangguan (lama dan jumlah gangguan)
- Data panjang jaringan
- Data jumlah pelanggan

6.4 Tahapan penelitian

Dalam penelitian ini yang dicari ialah menghitung indeks keadalan dasar dan
indeks keandalan sistem penyulang Kumpai. Untuk mendapatkan indeks
keandalan dasar dan indek keandalan sistem adalah sebagai berikut:
1. Salah satu variabel yang harus dihitung terlebih dahulu adalah indeks
keandalan tahunan pada penyulang, nilai indeks keandalan dicari dengan
menggunakan data gangguan jaringan pada penyulang, mulai dari waktu padam
hingga hidup kembali pada tahun 2021. Nilai indeks keandalan yang dihitung
adalah SAIDI, SAIDI dan CAIDI
2. Melakukan perhitungan nilai keandalan load point dengan metode
technique section
3. Mengidentifikasi single line diagram yaitu tahapan pertama untuk mencari
nilai keandalan load point dengan metode technique section
4. menentukan indeks keandalan sistem yaitu SAIFI ,SAIDI dan CAIDI

6.5 Analisa Penelitian


Analisa hasil merupakan pengolahan dari data yang diperoleh,yang
selanjutkan dianalisis dengan data diperoleh dan dilakukan penelitian.adapun
bagian-bagian yang dianalisa adalah:
1. Menghitung indeks keandalan SAIDI dan SAIFI,CAIDI dengan
menggunakan metode Tecnique Sectiont.
2. Menghitung tingkat keandalan dari sistem distribusi 20 kV di PT.PLN
(Persero)ULP Rasau Jaya
6.6 Diagram Alir Penelitian

i MULAI

Data yang diambil :


1. Single line diagram
2. Lama dah jumlah gangguan
3. Panjang Jaringan
4. Jumlah Pelanggan

Perhitungan dengan menggunakan ETAP


.𝑆𝑖. 𝐷𝑖
1. SAIDI = ∑𝑚
𝑖=𝐼 𝑛
𝜆𝑖. 𝑆𝑖
2. SAIFI = ∑𝑚
𝑖=𝐼 𝑛
Σ 𝑈𝑖 𝑁𝑖
3. CAIDI = =
Σ λi Ni

Apakah
sudah
memenuh

Analisa

SELESAI

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian


6.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data berupa:


1. fleshdisk, yang akan digunakan untuk penyimpanan data penelitian.
2. Laptop/Komputer, yang akan digunakan sebagai alat pengolah data dan
penulisan data.
3. Alat tulis, yang akan digunakan untuk pencatatan secara manual terkait
data yang akan diolah.

VII SISTEMATIKA PENULISAN


Agar penelitian ini tersusun secara teratur, maka sistematika dari penulisan ini
adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan masalah,


metode penelitian dan sistematika penelitian

BAB II: LANDASAN TEORI DAN METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang teori-teori dan metedologi yang penelitian penulis
gunakan sebagai dasar pemikiran pada penulisan tugas akhir ini, seperti jaringan
distribusi tenaga listrik, saluran udara tegangan menengah, gangguan pada SUTM.

BAB III: KONDISI PENYULANG RADAK DURIAN RASAU

Berisi tentang kondisi penyulang durian dan bagaimana cara atau proses studi
gangguan JTM dengan melihat variable pemilihan pengolah data, melihat
penyebab dan akibat dari gangguan pada penyulang Durian 1 Radak.

BAB IV: PERHITUNGAN DAN ANALISA

Berisi tentang pengolahan data dari data yang telah dikumpulkan sebelumnya,
didapatkan hasil penelitian faktor penyebab mana yang memiliki akibat yang
paling besar nantinya. Dan juga nantinya akan diberi analisis tindakan yang akan
dilakukan pada setiap penyulang durian.
BAB V: PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran, yaitu merupakan intisari secara keseluruhan
dari persoalan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya serta beberapa saran yang
diusulkan

VIII . JADWAL PENELITIAN


Adapun jadwal penelitian yang dirancang untuk pelaksanaan penelitian ini
dari awal hingga akhir, adalah sebagai berikut :
Jadwal Penelitian Skripsi

N Kegiatan Okt Nov Des Jan


o
1. a. Menyusun proposal 
b.seminar proposal 
c.Perbaikan Proposal 
2. Pelaksanaan Sekripsi
a. Pengumpulan data 
b. Perhitungan 
c. Analisa 
d. Penulisan skrisipsi 
e. Bimbingan Sekripsi 
3. Sidang Skripsi
a. Persiapan Admistrasi 
b. Penyerahan draft sekripsi ke 
penguji
c. Sidang Skrisipsi 
d. Perbaikan,Evaluasi akhir dan 
penyerahan

Anda mungkin juga menyukai