Anda di halaman 1dari 17

Makalah Perencanaan Sistem Tenaga Listrik

Perencanaan Sistem Tenaga Listrik menggunakan sistem yang dianut


di Indonesia (Standar PLN)

Oleh:
Nabila Isnaini Putri
1910953012

Dosen Pengampu:
Muhammad Nasir, Ph.D.

Fakultas Teknik
Departemen Teknik Elektro
Universitas Andalas
Padang
2022
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengerjakan soal ujian ini
secara mandiri tanpa bantuan orang lain atau bekerjasama dengan orang
lain ataupun mencontek jawaban ujian teman.

(Nabila Isnaini Putri)


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Perencanaan
Sistem Tenaga Listrik tepat pada waktu. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal
dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Perencanaan Sistem Tenaga Listrik. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa
bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya..

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Perencanaan Sistem Tenaga
Listrik ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami
juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini
hingga akhir.

Padang, 10 Juli 2022

(Nabila Isnaini Putri)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I ................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang .......................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ..................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ................................................................. Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Prinsip Perencanaan .................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Kriteria Perencanaan ................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Peramalan Beban Listrik ........................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Keandalan Sistem dan Keterjaminan SuplaiError! Bookmark not defined.
2.5 Bentuk (Topologi) Jaringan yang Dipakai Error! Bookmark not defined.
2.6 Aspek Teknis dan Ekonomi ...................... Error! Bookmark not defined.
2.7 Studi Aliran Daya ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.8 Studi Hubung Singkat ............................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ................................................................ Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ........................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Sistem tenaga listrik merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia, listrik menunjang berbagai kebutuhan kita selama
24 jam, mulai dari kebutuhan rumah tangga, transportasi, industri, telekomunikasi
dan masih banyak aspek lainnya. Sistem tenaga listrik terdiri atas komponen-
komponen peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator,
motor,transformator, beban dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan
membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan, menyalurkan
dan menggunakan energi. Untuk itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi
primer harus bisa menanggung beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu
disesuaikan dengan perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari
kapasitas trafo daya, kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian
tegangan yang diijinkan antara sisi kirim dan sisi terima saluran.

Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik
tersebar dimana perkembangannya cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di
samping itu masih banyak sistem non PLN khususnya dari industri yang iuga
cenderung beralih menjadi langganan PLN. Dalam sistem tenaga listrik perlu
dilakukan terlebih dahulu suatu perencanaan yang meliputi peralatan-peralatan
sistem tenaga listrik berupa pembangkit, transmisi, distribusi, konsumen dan
komponen-komponen proteksi sistem tenaga.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa prinsip dan kriteria perencanaan sistem tenaga listrik?
2. Bagaimana peramalan beban listrik pada perencanaan sistem tenaga
listrik?
3. Bagaimana keandalan sistem dan keterjaminan suplai pada perencanaan
sistem tenaga listrik?
4. Apa saja bentuk (topologi) jaringan yang digunakan pada perencanaan
sistem tenaga listrik?
5. Apa aspek teknis dan ekonomi yang berkaitan perencanaan sistem tenaga
listrik?
6. Apa studi aliran daya yang berkaitan dengan perencanaan sistem tenaga
listrik?
7. Apa studi hubung singkat yang berkaitan perencanaan sistem tenaga
listrik?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prinsip perencanaan dan kriteria perencanaan sistem tenaga


listrik.
2. Mengetahui cara peramalan beban listrik.
3. Mengetahui keandalan sistem dan keterjaminan suplai yang direncanakan.
4. Mengetahui bentuk (topologi) jaringan yang dipakai.
5. Menganalisa aspek teknis dan ekonomi yang dipertimbangkan.
6. Mengetahui studi aliran daya dan studi hubung singkat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Perencanaan

Perencanaan Sistem Tenaga Listrik merupakan Tujuan untuk melayani kepentingan


konsumen dalam memperoleh pasokan tenaga listrik secara memadai. Parameter dasarnya
adalah daya aktif dan reaktif dari area catu daya yang diharapkan selama periode
perencanaan jangka panjang. Untuk menentukan konfigurasi sistem tenaga listrik: kriteria
teknis, operasional, ekonomi, hukum dan ekologi, prinsip-prinsip perencanaan harus
ditetapkan dan diterapkan. Prioritas harus diberikan kepada konsumen listrik yang memiliki
kebutuhan yang jelas akan keandalan pasokan, yang dapat dicapai jika ada data yang cukup
tentang gangguan sistem (gangguan, terencana dan tidak terencana). pemadaman listrik) atau
melalui kriteria kuantitatif dan, jika perlu, tambahan kualitatif.
Keandalan sistem catu daya listrik (pembangkit listrik, transmisi) dan sistem distribusi,
switchgear, dll.) dipengaruhi oleh:
1. Struktur dasar konfigurasi sistem tenaga (topologi)
2. Pemilihan peralatan
3. Mode operasional sistem tenaga
4. Pembumian titik netral
5. Kualifikasi karyawan
6. Perawatan rutin
7. Keseragaman perencanaan, desain dan operasi
8. Standar keselamatan untuk pengoperasian

2.2 Kriteria Perencanaan


2.2.1 Pita Tegangan Menurut IEC 60038
Kriteria perencanaan dipahami sebagai kondisi, parameter, dan data yang
dapat diverifikasi secara objektif, yang ditentukan secara kuantitatif untuk

3
perencanaan dan pengoperasian peralatan dan sistem tenaga listrik yang
ditentukan dalam standar atau dokumen lain yang disepakati.
2.2.2 Kriteria Tegangan
Kriteria toleransi tegangan harus ditentukan untuk sistem tenaga dalam
kondisi operasi normal dan dalam kondisi pemadaman tunggal, dalam beberapa
kasus juga untuk pemadaman ganda.
2.2.3 Kriteria Beban
Kriteria beban yang diizinkan untuk peralatan dalam sistem tenaga dapat
ditentukan dalam kondisi operasi normal dan/atau selama pemadaman tunggal
atau ganda.
1. Beban peralatan sesuai standar, norma dan peraturan, lembar data pabrikan
atau melalui program komputer selama kondisi operasi normal.
2. Dalam kasus pemadaman peralatan apapun, pembebanan yang tersisa (masih
beroperasi di sistem tenaga) tidak boleh melebihi nilai yang ditentukan untuk
jangka waktu tertentu.
3. Untuk penentuan kriteria beban seperti durasi dan tinggi beban, kondisi pra-
pembebanan dan sebagainya, standar berorientasi aplikasi ditentukan, yang
akan digunakan dalam perencanaan dan operasi.
2.2.4 Kriteria Stabilitas
Sistem tenaga harus beroperasi secara stabil dengan adanya gangguan
transien tanpa gangguan berikutnya. Gangguan tersebut dapat mencakup
pelepasan beban dari relai frekuensi, pemutusan generator, isolasi subsistem, dll.
Frekuensi sistem tenaga listrik harus memenuhi kriteria toleransi. Sebagian besar
osilasi daya dalam skenario yang ditentukan tidak boleh menyebabkan
ketidakstabilan:
1. Gangguan tiga fasa atau gangguan satu fasa pada peralatan apa pun dengan
pemutusan berikutnya (pembersihan gangguan) peralatan yang rusak dalam
waktu tertentu yang ditentukan oleh waktu pengoperasian proteksi.
2. Kesalahan tiga fasa pada saluran udara mana pun dengan pembersihan
kesalahan berikutnya yang berhasil dengan penutupan otomatis dengan urutan
3. waktu yang ditentukan.

4
4. Gangguan tiga fasa pada saluran udara mana pun dengan pembersihan
gangguan yang gagal berikutnya dengan menutup otomatis dengan urutan
waktu yang ditentukan.
5. Gangguan satu fasa pada saluran udara mana pun dengan pembersihan
gangguan berikutnya yang berhasil dengan penutupan otomatis tiga fasa atau
satu fasa dengan urutan waktu yang ditentukan.
6. Gangguan tiga fasa pada saluran udara mana pun dengan pembersihan
gangguan tiga fasa atau fasa tunggal yang tidak berhasil berikutnya dengan
penutupan otomatis dengan urutan waktu yang ditentukan.
7. Kehilangan beban dalam sistem, misalnya, dengan mematikan transformator
HV atau kesalahan lainnya
8. Hilangnya pembangkitan dalam sistem, misalnya, dengan mematikan
pembangkit listrik atau generator apa pun
2.3 Peramalan Beban Listrik

Tenaga listrik yang sudah dibangkitkan pada pusat pembangkit, kalau tidak digunakan
akan terbuang begitu saja karena tidak bisa disimpan. Di sisi lain, jika beban listrik lebih
besar dari pembangkitan tenaga listrik akan menyebabkan pemadaman secara bergilir. Oleh
karena itu, perlu dilakukan peramalan beban tenaga listrik dalam jangka waktu tertentu,
sehingga kebutuhan tenaga listrik bisa terpenuhi secara tepat.
Peramalan beban daya adalah pilar dasar dari manajemen waktu nyata dan operasi
kontrol dari sistem operasi daya. Rencana sistem tenaga didasarkan pada perkiraan beban
daya.

Peramalan beban dapat dilakukan dalam jangka pendek dan jangka Panjang.

1. Peramalan beban jangka pendek

Peramalan beban jangka pendek dipengaruhi oleh kondisi cuaca, keadaan


lingkungan, dan sebagainya. Dalam memperkirakan beban jangka pendek akan
dilakukan prediksi beban dalam beberapa jam kedepan, beberapa hari ke depan,
beberapa minggu kedepan, hingga beberapa bulan ke depan.

4
2. Peramalan beban jangka Panjang

Peramalan beban jangka Panjang dilakukan prediksi beban untuk beberapa tahun
ke depan. Beban jangka Panjang dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, perkembangan
suatu daerah, dan bertambahnya pembangunan di suatu daerah.

2.4 Keandalan Sistem dan Keterjaminan Suplai


Keandalan suatu sistem tenaga listrik dapat didefinisikan sebagai kemampuan
sistem untuk menyediakan suplai daya yang cukup dan bekerja secara stabil ketika terjadi
gangguan. Faktor yang sangat mempengaruhi kualitas daya yang digunakan adalah
kestabilan tegangan, frekuensi, kontinuitas pelayanan dan faktor daya. Namun dari
faktor-faktor di atas yang sangat dirasakan oleh pelanggan adalah kontinuitas pelayanan
energi listrik, karena banyak keluhan dari pelanggan yang mengalami pemadaman listrik
jangka panjang dan sering. Sehingga pelanggan listrik, baik besar maupun kecil, akan
merasakan akibatnya.

Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik, menuntut suatu sistem


tenaga listrik yang mempunyai keandalan dalam penyediaan dan penyaluran dayanya
pada suatu jaringan distribusi. Indeks-indeks yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keandalan suatu sistem distribusi antara lain adalah SAIFI (System Average Interruption
Frequency Index), SAIDI (System Average Interruption Duration Index), CAIFI
(Consumer Average Interruption Frequency Index) dan CAIDI (Customer Average
Interruption Duration Index).
Selain keandalan keterjaminan suplai juga merupakan factor penting dalam
perencanaan sistem tenaga listrik. Keterjaminan suplai dapat ditentukan dengan
melakukan analisa kebutuhan dari pelanggan, dengan mengumpulkan berbagai data
seperti data system, jenis komponen, penyebab gangguan serta data-data yang pendukung
lainnya yaitu data dari total pelanggan, lama padam atau lamanya gangguan yang terjadi,
jumlah gangguan yang terjadi, jumlah pelanggan yang padam atau yang terkena
gangguan dan juga nilai dari Saidi dan Saifi yang sudah ditetapkan di PT. PLN (Persero).

2.5 Bentuk (Topologi) Jaringan yang Dipakai


1) Sistem Radial

4
Biasanya terdapat pada tegangan menengah dan rendah

2) Sistem Mesh
Sistem network/mesh ini merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang dilakukan
secara terus-menerus oleh dua atau lebih feeder pada gardu-gardu induk dari beberapa
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik yang bekerja secara paralel. Sistem ini merupakan
pengembangan dari sistem-sistem yang terdahulu dan merupakan sistem yang paling baik
serta dapat diandalkan, mengingat sistem ini dilayani oleh dua atau lebih sumber tenaga
listrik. Selain itu junlah cabang lebih banyak dari jumlah titik feeder.
Keuntungannya
a. Penyaluran tenaga listrik dapat dilakukan secara terus-menerus (selama 24 jam) dengan
menggunakan dua atau lebih feeder
b. Merupakan pengembangan dari sistem-sistem yang terdahulu
c. Tingkat keterandalannya lebih tinggi
d. Jumlah cabang lebih banyak dari jumlah titik feeder
e. Dapat digunakan pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi
f. Memiliki kapasitas dan kontinuitas pelayanan sangat baik
g. Gangguan yang terjadi pada salah satu saluran tidak akan mengganggu kontinuitas
pelayanan

Kelemahannya
a. Biaya konstruksi dan pembangunan lebih tinggi
b. Setting alat proteksi lebih sukar

4
Sistem ini dapat digunakan pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan tinggi dan
mempunyai kapasitas dan kontinuitas pelayanan yang sangat baik. Gangguan yang terjadi
pada salah satu saluran tidak akan mengganggu kontinuitas pelayanan. Sebab semua titik
beban terhubung paralel dengan beberapa sumber tenaga listrik.

3) Sistem ring
Keuntungannya
a. Dapat menyalurkan daya listrik melalui satu atau dua saluran feeder yang saling
berhubungan
b. Menguntungkan dari segi ekonomis
c. Bila terjadi gangguan pada salauran maka saluran yang lain dapat menggantikan untuk
menyalurkan daya listrik
d. Konstinuitas penyaluran daya listrik lebih terjamin
e. Bila digunakan dua sumber pembangkit, kapasitas tegangan lebih baik dan regulasi
tegangan cenderung kecil
f. Dalam kondisi normal beroperasi, pemutus beban dalam keadaan terbuka
g. Biaya konstruksi lebih murah
h. Faktor penggunaan konduktor lebih rendah, yaitu 50 %
i. Keandalan relatif lebih baik

Kelemahannya
a. Keterandalan sistem ini lebih rendah

4
b. Drop tegangan makin besar
c. Bila beban yang dilayani bertambah, maka kapasitas pelayanan akan lebih jelek

Sistem rangkaian tertutup pada jaringan distribusi merupakan suatu sistem


penyaluran melalui dua atau lebih saluran feeder yang saling berhubungan membentuk
rangkaian berbentuk cincin.
Sistem ini secara ekonomis menguntungkan, karena gangguan pada jaringan
terbatas hanya pada saluran yang terganggu saja. Sedangkan pada saluran yang lain
masih dapat menyalurkan tenaga listrik dari sumber lain dalam rangkaian yang tidak
terganggu. Sehingga kontinuitas pelayanan sumber tenaga listrik dapat terjamin dengan
baik. Yang perlu diperhatikan pada sistem ini apabila beban yang dilayani bertambah,
maka kapasitas pelayanan untuk sistem rangkaian tertutup ini kondisinya akan lebih
jelek. Tetapi jika digunakan titik sumber (Pembangkit Tenaga Listrik) lebih dari satu di
dalam sistem jaringan ini maka sistem ini akan benyak dipakai, dan akan menghasilkan
kualitas tegangan lebih baik, serta regulasi tegangannya cenderung kecil.

2.6 Aspek Teknis dan Ekonomi


Dalam perencanaan sistem tenaga listrik terdapat dua buah aspek yang harus
direncanakkan dengan matang yaitu aspek teknis dan ekonomi. Secara garis besar
perencanaan teknis diperlukan agar pada saat sudah masuk pada tahap pelaksanaan tidak
terjadi kesalahan yang dapat berpengaruh neatif kepada konsumen. Sedangkan dalam aspek

4
ekonomi tidak dipungkiri bahwa listrik merupakan suatu industri sehingga bertujuan untuk
mencapai keuntungan. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang matang antara biaya dan
pendapatan agar perusahaan tidak rugi.
Aspek ekonomi berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis, tetapi dengan
tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya. Didalam pelaksanaan pengendalian operasi
sistem tenaga listrik, urutan prioritas dari sasaran diatas bisa berubah-ubah tergantung pada
kondisi real time. Pada saat terjadi gangguan, maka keamanan adalah prioritas utama
sedangkan mutu dan ekonomi bukanlah hal yang utama. Demikian juga pada saat keamanan
dan mutu sudah bagus, maka selanjutnya ekonomi harus diprioritaskan. Efisiensi produksi
tenaga listrik diukur dari tingkat biaya yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Salah satu contoh dari aspek teknis yaitu pada perencanaan penggunaan panel surya.
Ketidakstabilan daya yang didapat oleh panel surya diakibatkan oleh faktor bergantungnya
sel surya pada intensitas radiasi matahari yang diterima oleh sel surya dan juga suhu
lingkungan di sekitarnya Namun, telah ada penelitian mengenai cara memaksimalkan
performance sel surya untuk mengatasi masalah ketidakstabilan daya tersebut. Melalui
analisis teknik dengan memperhitungkan sudut kemiringan panel yang paling tepat dalam
menerima radiasi matahari tertinggi dapat memberikan efisiensi maksimal modul dalam
menerima radiasi matahari.

2.7 Studi Aliran Daya

Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya
aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan
operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang (Stevenson,1996). Terdapat beberapa tujuan dari studi aliran daya
(Sulasno,1993):
a. Untuk mengetahui tegangantegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik
magnitude maupun sudut fasa tegangan.
b. Untuk mengetahui daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran
yang ada dalam sistem.

4
c. Untuk mengetahui kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas batas yang
ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan.
d. Untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru.
e. Untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya seperti studi hubung
singkat, stabilitas, dan pembebanan ekonomis.

2.8 Studi Hubung Singkat

Short-circuit study adalah eksaminasi atau analisis atau evaluasi terhadap sistem
kelistrikan untuk menentukan besarnya arus yang dapat mengalir saat terjadi gangguan
listrik dan membandingkan nilai tersebut dengan peringkat peralatan dan proteksi
hubung singkat yang dipasang. Studi hubung-singkat berkaitan dengan analisa atau
evaluasi yang membahas hubung singkat, pertimbangan saat pembuatan desain untuk
sistem baru, studi analitik untuk sistem eksisting, serta validasi operasional dan model
sistem tenaga untuk industri maupun komersial. Studi gangguan dan proteksi hubung
singkat sangat penting dalam sistem tenaga.
Studi analisis hubung singkat sangat penting, karena gagguan hubung-singkat
tidak selalu dapat dicegah, kita hanya dapat berusaha menguranginya dan menahan efek
yang berpotensi merusak sampai batas tertentu. Di tahap awa pembangunan, studi
hubung-singkat diperlukan untuk merancang sistem kelistrikan sehingga kemungkinan
terjadinya korsleting menjadi kecil. Namun, jika korsleting terjadi maka perlu dilakukan
sesuatu untuk mengurangi efeknya dengan

1. Mengelola besarnya arus gangguan yang tidak diinginkan, dan


2. Mengisolasi bagian terkecil yang mungkin dari sistem di sekitar area gangguan
untuk mempertahankan layanan ke sisa sistem.
Studi hubung singkat diperlukan untuk setiap sistem tenaga seperti studi sistem
fundamental lainnya seperti studi aliran daya, studi stabilitas transien, studi analisis
harmonik, dll. Studi sirkuit pendek dapat dilakukan pada tahap perencanaan untuk
membantu menyelesaikan sistem tata letak, menentukan level tegangan, dan ukuran
kabel, transformator, dan konduktor.

4
BAB III

PENUTUP
Dalam sistem tenaga listrik terdapat beberapa elemen yaitu elemen pembangkitan tenaga
listrik, transmisi, distribusi, dan beban. Tujuan perencanaan sistem tenaga listrik adalah untuk
melayani sepenuhnya kepentingan konsumen yang akan disuplai tenaga listrik. Perencanaan
sistem tenaga listrik dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang.

Untuk membangun sistem tenaga listrik diperlukan perencanaan yang matang, dimana
kita harus tau prinsip dan kriteria perencanaan yang baik, peramalan beban litrik yang tidak
melebihi daya yang dibangkitkan oleh pembangkit, keandalan sistem dan ketersedian suplai,
memahami bentuk (topologi) jaringan yang akan dipakai, mempertimbangkan aspek teknis dan
ekonomi, dan mempertimbangkan studi aliran daya dan studi hubung singkat pada sistem
tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA

Jurgen Schlabbach and Karl-Heinz Rofalski. 2008. Power System Engineering: Planning,
Design, and Operation of Power Systems and Equipment. Germany: Wiley-VCH.
Hasanah, W. Aas, dkk. 2015. Perencanaan Pengembangan Sistem Pembangkit Listrik di Pulau
Jawa. Jurnal Sutet. Institut Teknologi PLN: Jakarta Barat.
Tambunan, B. Handrea, dkk. 2021. Review Proses Perencanaan Jangka Panjang Sistem Tenaga
Listrik. EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control). Universitas
Pamulang: Tangerang Selatan.
Sulasno, Ir. “Analisis Sistem tenaga”, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1993

Anda mungkin juga menyukai