Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut standart PUIL 2011 Instansi pemeriksa dapat menetapkan cara yang harus
dipakai. Selain itu diberlakukan tambahan persyaratan sebagai berikut :
- Bila nilai kebutuhan maksimum, yang diperoleh dari pengukuran, melampaui
nilai yang diperoleh dari perhitungan atau penafsiran, maka nilai hasil pengukuran
inilah yang diambil dari sebagai kebutuhan maksimum.
- Bagi sirkit utama atau sirkit cabang yang menyuplai sirkit akhir, yang diproteksi
dengan pemutus daya arus lebih dengan setelan pada nilai tertentu, kebutuhan
maksimumnya tidak boleh diambil lebih besar dari jumlah nilai setelan arus
pemutus daya yang mengamankan sirkit akhir.
Menurut PUIL, cara pengukuran dilakukan dengan menentukan konsumsi listrik
tertinggi yang direkam atau yang dsapat dipertahankan selama diperiode 15 menit oleh
indikator atau perekam maksimum. Pengukur semacam ini dilaksanakan sesuai dengan
cara yang diizinkan. Demikian cara perhitungan kebutuhan maksimum daya listrik pada
sesuatu instalasi rumah tinggal menurut PUIL. Besarnya kebutuhan daya listrik ini akan
menuntukan berapa rating MCB yang dibutuhkan dan juga daya listrik PLN yang
dibutuhkan.
B. Topik Penelitian
Topik Penelitian Kami adalah “Menganalisis Penginstalasian Listrik Rumah Tinggal 3
Grup Beban MCB”
C. Tujuan Penelitian
- Menganalisis Biaya dan Kebutuhan Beban Terpasang untuk Rumah Tinggal dari 3 Grup
Beban Tersebut.
- Membuat Gambar Single Line Diagram dan Wiring Diagram Instalasi Tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Standarisasi Komponen dalam Pemasangan Instalasi
Standarisasi komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi dapat berbeda-beda
tergantung pada jenis instalasi yang akan dipasang. Namun secara umum, berikut ini adalah
beberapa standar komponen yang sering digunakan dalam pemasangan instalasi:
1. Kabel listrik
Kabel listrik yang digunakan harus memenuhi standar kualitas dan ukuran yang
ditentukan oleh badan standar nasional atau internasional, seperti IEC atau UL. Kabel
listrik harus tahan terhadap beban listrik yang diinginkan dan sesuai dengan lingkungan
pemasangan.
2. Stopkontak
Stopkontak yang digunakan harus memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang
ditentukan oleh badan standar nasional atau internasional, seperti SNI atau CE.
Stopkontak harus tahan terhadap beban arus listrik yang diinginkan dan sesuai dengan
jenis plug atau konektor yang akan digunakan.
3. Saklar
Saklar yang digunakan juga harus memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang
ditentukan oleh badan standar nasional atau internasional, seperti SNI atau CE. Saklar
harus tahan terhadap beban arus listrik yang diinginkan dan sesuai dengan jenis lampu
atau perangkat listrik yang akan dikontrol.
4. Pipa
Pipa listrik merupakan komponen yang sering digunakan dalam instalasi listrik. Nah,
salah satu fungsinya adalah sebagai pelindung kawat penghantar / listrik atau biasanya
disebut juga sebagai pipa listrik atau pipa pelindung kabel
5. Konektor dan Fitting Kabel
Konektor dan fitting kabel harus memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang
ditentukan oleh badan standar nasional atau internasional, seperti SNI atau CE. Konektor
dan fitting kabel harus tahan terhadap beban arus listrik yang diinginkan dan sesuai
dengan jenis kabel yang akan dihubungkan. 4
6. Proteksi
Komponen proteksi seperti MCB, RCD, atau fuse harus digunakan sesuai dengan standar
keselamatan yang berlaku dan sesuai dengan beban listrik yang akan dilindungi.
7. T-dus T-dus adalah kotak atau wadah penyambung yang menyimpan sambungan
instalasi listrik di dalamnya. Selain sambungan dapat lebih terlihat rapi, sambungan listrik yang
disimpan dalam produk tersebut terjamin keamanannya karena tidak terpapar langsung
8. Isolasi
Secara umum, isolasi listrik memiliki fungsi untuk menjaga terjadinya konsleting antar
sambungan kabel listrik
9. Fitting
Fitting memiliki beragam fungsi, salah satunya yakni sebagai dudukan lampu seperti
lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu lainnya. Secara umum, fitting merupakan alat
untuk menghubungkan lampu dengan jaringan listrik secara aman.
B. Persyaratan Dalam Melakukan Instalasi Listrik
Dalam menginstalasi listrik wajib memenuhi tiga persyaratan yang diberikan oleh
pemerintah. Berikut adalah persyaratan dalam instalasi listrik:
1. Syarat Ekonomis Pemasangan perangkat listrik pada hunian harus memenuhi syarat
ekonomis, artinya instalasi listrik dibuat sederhana sehingga biaya pemasangan dan
pemeliharaan yang dikeluarkan tidak terlalu besar
2. Syarat Keamanan Instalasi listrik yang dilakukan jangan sampai membahayakan
keselamatan penghuni rumah, perangkat listrik, bangunan, dan benda-benda lain yang mungkin
terkena bahaya listrik. Pada syarat keamanan, terdapat dua macam yang harus Anda pahami: 5
(a) Syarat Keamanan Perencanaan Kerja Perangkat listrik yang dipasang harus dibuat seaman
mungkin sehingga tidak menimbulkan kecelakaan sekecil apapun. Tidak menyebabkan kematian
pada manusia. Selain itu juga wajib menggunakan alat-alat yang sesuai peraturan dan terjamin
kelayakannya. Tidak menimbulkan kerusakan pada benda-benda di sekitarnya jika terjadi
gangguan seperti tegangan tinggi, arus pendek, beban lebih, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu,
sikring dan pemutus daya listrik harus terpasang di rangkaian instalasi listrik.
(b) Syarat Keamanan Kelangsungan Kerja Maksud dari syarat ini adalah pengaliran arus listrik
pada konsumen wajib terpenuhi dan terjamin dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
perangkat listrik, instalasi listrik yang terpasang harus dapat memutus aliran listrik yang konslet.
Kemudian, perangkat yang mengalami gangguan juga wajib segera diperbaiki sesuai keandalan
beban
3. Syarat Keandalan Perangkat listrik yang terpasang wajib berfungsi baik dan optimal,
sehingga tidak mendatangkan bahaya dan mencelakai pengguna listrik
C. Cara Mencari Arus dan Daya Listrik
Daya listrik merupakan besarnya usaha listrik yang dapat dilakukan oleh sumber
tegangan setiap sekonnya. Untuk menghitung besar daya listrik, ada beberapa rumus yang dapat
digunakan, antara lain: P = V x I. P = W/t Arus listrik adalah laju aliran muatan listrik melewati
suatu titik. Arus listrik dikatakan ada ketika ada aliran bersih muatan listrik melalui suatu bagian.
Muatan listrik dibawa oleh partikel bermuatan, sehingga arus listrik adalah aliran partikel
muatan. Partikel yang bergerak disebut pembawa muatan, dan dalam konduktor yang berbeda
mungkin jenis partikel yang berbeda. Di sirkuit listrik, pembawa muatan sering kali elektron
yang bergerak melalui kawat. Dalam elektrolit pembawa muatan adalah ion, dan dalam gas
terionisasi (plasma) adalah ion dan elektron. Rumusnya I = Q/t atau Q = I x t. Tegangan yang
diberikan PLN untuk masig masing rumah bernilai 220 Volt sehingga jika ingin mengetahui nilai
arusnya maka nilai daya dibagi dengan nilai tegangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Grub MCB 1
Komponen Jumlah
Kabel Fasa 38 Meter
Kabel Netral 38 Meter
Kabel Grounding 20 Meter
Lampu 24 Watt 2 Buah
Lampu 18 Watt 2 Buah
Lampu 30 watt 4 Buah
Stop Kontak 100 Watt 4 Buah
Saklar Seri 4 Buah
Grub MCB 2
Komponen Jumlah
Kabel Fasa 37 Meter
Kabel Netral 24 Meter
Kabel Grounding 14 Meter
Lampu 24 Watt 2 Buah
Lampu 18 Watt 5 Buah
Lampu 30 watt 2 Buah
Lampu 20 Watt 1 Buah
Stop Kontak 100 Watt 4 Buah
Saklar Seri 1 Buah
Saklar Tunggal 6 Buah
Grub MCB 3
Komponen Jumlah
Kabel Fasa 36 Meter
Kabel Netral 26 Meter
Kabel Grounding 14 Meter
Lampu 20 Watt 2 Buah
Lampu 18 Watt 3 Buah
Lampu 30 watt 2 Buah
Stop Kontak 100 Watt 4 Buah
Saklar Seri 1 Buah
Saklar Tunggal 5 Buah
1.4 Rekap Daya dan Rekap Arus Keseluruhan
Mencari Rekap Daya Mencari Rekap Arus
P=VxI I=P/V
Ket : Ket:
P = Daya Listrik ( Watt ) I = Arus ( Ampere )
V = Tegangan ( Volt ) P = Daya Listrik ( Watt )
I = Arus ( Ampere ) V = Tegangan ( Volt )
Rekap Daya
Komponen Besar Daya Listrik Total
10 Buah Lampu 18 Watt 180 Watt
3 Buah Lampu 20 Watt 60 Watt
6 Buah Lampu 30 Watt 180 Watt
4 Buah Lampu 24 Watt 96 Watt
12 Buah Stop Kontak 100 Watt 1.200 Watt
Total Keseluruhan : 1.716 Watt
Rekap Arus :
Dari rekap daya diatas maka kita dapat mencari rekap arus menggunakan rumus
yang sudah ditentukan , dengan tegangan yang diberikan adalah 220 Volt sehingga
kita dapat mengerjakannya menjadi :
I=P/V
I = 1.716 Watt / 220 Volt
I = 7,8 Ampere
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rating MCB yang digunakan adalah sebesar
10 Ampere dan Besar Daya Kwh yang dipakai sebesar 2.200 VA.
Sekian kesimpulan dari hasil laporan projek kami kelompok 2 . Kami ucapkan terimkasih kepada
ibu Mega Silfia Dewi S.Pd.M,Pd.T , Selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Instalasi
Listrik Komersial.