Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PROYEK

TEKNIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL


“INSTALASI RUMAH BERTINGKAT”

KELOMPOK 6

Nama Anggota :1. Cindi Amelia Br Ujung (5203131016)


2. Josep Bintang Sanjaya S. (5203131018)
Prodi : PTE C
Mata Kuliah : Teknik Instalasi Listrik Komersial
Dosen Pengampu : Drs.Dadang Mulyana,M.Pd,

FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNUVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini .
makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Teknik Instalasi
Listrik Komersial

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi teman teman sekalian. makalah ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena
itu kami mengharapkan kepada teman-teman sekalian untuk memberikan
masukan-masukan, kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini dan kepada bapak dosen pengampu mata kuliah ini kami ucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semuanya dan
perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.

Medan,Mei 2021

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 1


BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1 latar belakang ............................................................................................ 3
1.2 tujuan ........................................................................................................ 3
1.3 manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 4
2.1 peraturan umum instalasi listrik ................................................................. 4
2.2 syarat-syarat instalasi listrik ...................................................................... 5
2.3 komponen pokok ....................................................................................... 5
2.4 Cara Menghitung Penerangan Pada Suatu Ruangan .............................. 11
2.4 rekapitulasi listrik rumah .......................................................................... 12
2.5 pengaman dalam instalasi listrik ............................................................. 13
BAB III .................................................................................................................. 14
PEMBAHASAN .................................................................................................... 14
3.1 desain rumah .............................................................................................. 14
3.2 Perhitungan dan Analisis ............................................................................ 16
3.2 biaya pekerja .............................................................................................. 16
3.3 Langkah Kerja ............................................................................................ 17
BAB IV .................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 18
4.2 Saran .......................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Instalasi yang diatur dalam PUIL 2000 adalah semua instalasi
tenaga listrik dalam bangunan dan sekitar sampai dengan tegangan
menengah arus bolak-balik 35 kV dan tegangan 1500 V arus searah, baik
mengenai perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pegujian,
pelayanan, pemeliharaan, maupun pengawasannya, kecuali untuk
keadaan khusus yang diatur dalam peraturan lain.
Rancangan instalasi listrik adalah berkas gambar rancangan dan
uraian teknis yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan
pemasangan suatu instalasi listrik. Dalam proposal ini penulis akan
merencanakan instalasi pada rumah bertingkat. Rancangan yang dibuat
harus jelas dan mudah dipahami, sehingga tidak menemukan kesulitan
dalam pemasangan.

1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan proposal ini adalah:
1) Sebagai pemenuhan tugas akhir pada mata kuliah Teknik Instalasi
Listrik
2) Mahasiswa dapat membuat rancangan instalasi pada rumah
bertingkat
3) Mahasiswa dapat memasang instalasi listrik dua grup sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya
4) Mahasiswa dapat memasang instalasi sesuai dengan ketentuan
PUIL dan mengutamakan keselamatan kerja

1.3 MANFAAT
Manfaat proposal ini adalah sebagai acuan atau pedoman dalam
memasang instalasi listrik rumah bertingkat.Sehingga mahasiswa tidak
hanya mampu memasang tetapi juga merencanakan serta mengitung
kebutuhan bahan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK


Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di
Indonesian harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan
umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi
tahun 1987 dan terakhir tahun 2000. Tujuan dari Peraturan umum Instalasi
Listrik di Indonesia adalah:
1) Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
2) Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
3) Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan
listrik.
4) Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
Agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan efisien,
maka ada syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh pengguna energi listrik.
Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku Peraturan Umum Instalasi
Listrik atau yang sering disingkat dengan PUIL. Di mulai dari tahun 2000,
kemudian direviri tahun 1987, dan terakhir tahun 2000. Sistem instalasi
listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan
listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diataur
dalam PUIL. Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana),
Operator, pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan
memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL). PUIL tidak berlaku bagi
beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
a. Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
b. Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
c. Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan
yang digerakan secara mekanis.
d. Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
e. Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100W.
f. Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya :
Instalasi untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi,
distribusi tenaga listrik untuk daerah wewenang instansi kelistrikan
tersebut).
Pada ayat 103 A1 dari PUIL merupakan peraturan lain yang
berkaitan dengan instalasi listrik, yakni :
a) Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b) Peraturan Bangunan Nasional
c) Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik
Negara
d) Peraturan lainnya mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan
PUIL.

4
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
 Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.
 Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang
(ayat 202 A2)

2.2 SYARAT-SYARAT INSTALASI LISTRIK

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan


mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat
dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :
a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan
dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan
pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil
mungkin.

b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan
jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari
kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:
gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.

c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)


Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin
secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

2.3 KOMPONEN POKOK INSTALASI LISTRIK


Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling
pokok dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam
pemasangan instalasi listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada
dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut:
a) Bahan penghantar listrik;
b) Bahan Isolasi (Isolator Rol);
c) Pipa Instalasi;
d) Kotak Sambung;
e) Sakelar;
f) Fitting;
g) Perlengkapan Bantu.

5
A. Penghantar Listrik

Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik


penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah
keras (BCC ½ H = Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan
jenis 0,0185 ohm mm²/m degangan tegangan tarik putus kurang dari 41
kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper
Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemuaian tembaga
sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan
suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak.
Penghantar yang dibuat oleh pabrik yang dibuat oleh pabrik terdapat
beraneka ragamnya. Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Penghantar pejal (solid); yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk
memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.
b) Penghantar berlilit (stranded); penghantarnya terdiri dari beberapa urat
kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm² – 500 mm².
c) Penghantar serabut (fleksibel); banyak digunakan untuk tempat yang sulit
dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik 11 dan pada kendaraan
bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².
d) Penghantar persegi (busbar); penampang penghantar ini berbentuk persegi
empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-
rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.

Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar
dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Penghantar simplex; ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu mecam
penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh penghantar
simplex ini antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan sebagainya.

b) Penghantar duplex; ialah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua
fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya diisolasi
kemudian diikat menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar jenis ini
contohnya NYM 2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².

Gambar 5. Kabel NYM

6
c) Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang dapat
menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan arde. Contoh
kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5 mm² dan sebagainya.

d) Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar untuk mengalirkan


arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan pentanahan. Susunan hantarannya ada
yang pejal, berlilit ataupun serabut. Contoh penghantar quadruplex misalnya
NYM 4x2,5 mm², NYMHY 4x2,5mm² dan sebagainya. Jenis penghantar yang
paling banyak digunakan pada instalasi rumah tinggal yang dibangun permanen
saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel NYM.

B. Bahan Isolasi (Isolator Rol)


Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang
sedrajat. Misalnya PVC, dengan diameter yang besar ¾”. Pemasangan isolator
ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang
ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung, bahan ini sering disebut dengan rol
isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas. Pemasangan rol isolator
ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran yang berlainan
fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik tumpunya tidak
lebih dari 1 meter.

Gambar 6. Rol isolator.

C. Pipa Instalasi

Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi


instalasi. Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang
dicat meni (sering disebut pipa union); pipa PVC; pipa fleksibel. Di pasaran,
pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat meter dengan diameter
yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap
tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain
itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa
baja yang berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus
ditanahkan dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan untuk
menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM. Tindakan ini dimaksudkan
sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan kegagalan isolasi pada
hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi selubung
masuk (tule). Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara
lain:
a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

7
gangguan tanah;
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat;
c) Tidak menjalarkan nyala api;
d) Mudah penggunaannya.

Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja
normal 60°C. Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus
dilindungi dari kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan
lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik
mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu
meter untuk pemasangan lurus.

Gambar 7. Pipa PVC


D. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa
harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan.
Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah
sambungan ekor babi (pig tail), kemudian
setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Selain itu, pada
hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung lurus (kotak tarik)
setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran.
Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong
kemudian disambung lagi.

Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.


a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai
tempat sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak
kontak,
b) Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap
20 m) yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun

8
tempat penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda
yaitu dipasang pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat
cabang sejajar.

Gambar 7. Macam-macam kotak sambung


E. Sakelar
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik
dari sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung
dari cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya.

Gambar 8. Bentuk Sakelar

F. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan
kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, di antaranya fitting
duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti
tampak gambar 10. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit atau
porselen. Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut fitting duduk
dan fitting gantung.

9
Gambar 10. Fitting

G. Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)


Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang
berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban
yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat
komponen antara lain rel (busbar), sakelar utama, pengaman, pengaman, alat-
alat ukur dan lampu indikator.
H. Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang
digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk
pengaman tiap kelompok beban dan pemutus
rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban. Besarnya
rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau
dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

10
2.4 Cara Menghitung Penerangan Pada Suatu Ruangan
Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI
o Untuk Ruang Kantor/ Industri adalah 15 watt / m2
o Untuk Rumah tak melebihi 10 watt / m2
o Untuk Toko 20-40 watt / m2
o Untuk Hotel 10-30 watt / m2
o Untuk Sekolah 15-30 watt / m2
o Untuk Rumah sakit 10-30 watt / m2
Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu
menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas
yang diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan
berdasarkan bentuk ruangan.
Untuk mendapatkan Jumlah Lampu pada suatu ruang dapat dihitung dengan
metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut :
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )
Dimana :
N = Jumlah armature
1.25 = Faktor Perencanaan
E = Intensitas Penerangan ( Lux )
L = Panjang Ruang ( meter )
W = Lebar Ruang ( meter )
Φ = Flux Cahaya ( Lumen )
η LB = Efisiensi armature ( % )
ηR = Factor Utilisasi Ruangan ( % )
Flux Cahaya sendiri bisa diketahui melalui rumus berikut :
Ø = W x L/w
Dimana :
Ø = Flux Cahaya ( Lumen )
W = daya lampu ( Watt )
L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt )
Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu
Faktor Ruangan ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya
sebagai berikut :
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
Dimana :
A = lebar ruangan ( meter )
B = panjang ruangan ( meter )
H = tinggi ruangan ( meter )
h = H – 0.85 ( meter )

11
2.4 REKAPITULASI LISTRIK RUMAH
Rekapitulasi adalah perhitungan daya, beban dan pengamanan pada
suatu instalasi contoh : instalasi rumah. Fungsi rekapitulasi adalah untuk
mengetahui total beban, daya dan pengaman yang dibutuhkan dalam suatu
instalasi, untuk menghindari terjadinya kesalahan perhitungan dalam suatu
instalasi dan juga dapat mengetahui batas daya dan juga pengaman yang
ada dalam suatu instalasi

CONTOH TABEL REKAPITULASI DAYA DAN PENENTUAN PENGAMAN/SEKERING

LAMPU PIJAR KOTAK KONTAK/STOP KONTAK BEBAN

JUMLAH JUMLAH DAYA


BANYAK WATT BANYAK WATT ARUS LISTRIK (A)
(VA) (VA) (VA)

1 40 40 3 100 300 460


𝟒𝟔𝟎
= 𝟐, 𝟎𝟗𝐀
𝟐𝟐𝟎
2 60 120 = 𝟒𝐀

1 40 40 2 100 200 480

𝟒𝟖𝟎
4 60 240 =2,18A=4A
𝟐𝟐𝟎

12
2.5 PENGAMAN DALAM INSTALASI LISTRIK
Pengaman Listrik biasa disebut dengan sekering atau fuse, adalah adalah
suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian
listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus
pendek. Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau
terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan
memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada
komponen yang lain. Hubungan arus pendek / korsleting adalah suatu
hubungan dengan tahanan listrik (Ω) yang sangat kecil akan
mengakibatkan aliran listrik (I) yang sangat besar dan bila tidak ditangani
dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.
Hal ini terjadi apabila terjadi antara sumber listrik Phase (+) yang bertemu
atau sumber listrik negatif. Dimana menghasilkan Tahanan listrik sangat
kecil atau sama dengan 0 Ohm (Ω). Untuk menghindari terjadinya hubung
singkat, kita perlu untuk memasang pengaman yang dapat membatasi arus
Listrik agar tidak terjadi kelebihan arus. Dalam dunia kelistrikan ada
bermacam - macam pengaman listrik antara lain MCB (Miniature Circuit
breaker), MCCb (Moulded Case Circuit Breaker), ACB (Air Circuit
Breaker), Fuse Tabung, Sekring dll. Dibawah ini adalah gambar beberapa
contoh pengaman listrik yang paling sering digunakan dalam dunia
kelistrikan :
MCB
Cara kerja MCB dalam memutuskan arus listrik berbeda dengan Fuse /
sekering. Hal ini dikarenakan MCB mempunyai 2 cara pemutusan arus listrik
yaitu :
 Berdasarkan panas Pemutusan arus listrik berdasarkan panas, dikarenakan
MCB mempunyai plat Bimetal (perpaduan dua buah logam yang berbeda
koefisien muai logamnya). Bimetal ini akan melengkung apabila terjadi panas
yang terus meningkat yang di akibatkan oleh kelebihan arus listrik. Kemudian
Plat bimetal ini akan menggerakkan tuas pemutus untuk memutuskan arus
listrik.
 Berdasarkan elektromagnetik Pemutusan arus listrik berdasarkan
elektromagnetik dilakukan oleh Coil yang terdapat pada MCB. Apabila terjadi
Hubung Singkat maka Coil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan
terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan
tuas pemutus.
Caranya sederhana kita pastikan terlebih dahulu instalasi kita sudah benar dan
tidak ada lagi hubung singkat dan beban lebih, kemudian kita tunggu sampai
MCB dingin, lalu kita naikkan kembali tuas pemutus MCB. Hal ini sangat
berbeda dengan Fuse / sekring, bila MCB trip / turun (istilah di dunia
kelistrikan), kita tidak usah mengganti dengan yang baru. Cukup menaikkan
tuas pemutus dan listrik kita kembali hidup.
Adapun fungsi - fungsi dari MCB adalah :
 Membatasi Penggunaan Listrik
 Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
 Mengamankan Instalasi Listrik
 Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrikBAB III

13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DESAIN RUMAH

TERAS
X
DEPAN KWh

KAMAR
TIDUR
R.TAMU

X
X
KAMAR
TIDUR

R.MAKAN
KAMAR
TIDUR

X X

X
X
DAPUR KAMAR
MANDI

Lantai 1

14
X
TERAS ATAS

KAMAR
TIDUR
R.BERKUMPUL
X
X
KAMAR
TIDUR

KAMAR
TIDUR

X X
KAMAR
MAND KAMAR
MANDI

Lantai 2

15
Dari gambar instalasi penerangan rumah diatas, pemasangan segera dapat
dilaksanakan setelah gambar rencana tersebut diajukan kePLN dan mendapat
pengesahan. Untuk pemasangan instalasi listriktersebut dapat dilaksanakan oleh
Instalatir atau Biro Teknik Listrik (BTL).Disamping gambar rencana, seorang
perencana Biro Teknik Listrik atau Instalatir harus membuat analisis kebutuhan
bahan-bahan instalasilistrik yang diperlukan serta ongkos-ongkos lainnya yang
nantinya akan diajukan kepada konsumen (pelanggan).

3.2 Perhitungan dan Analisis


Gambar instalasi listrik tersebut dibutuhkan komponen-komponen, antara
lain;
1) Dari desain instalasi rumah diatas terdapat 9 buah saklar tunggal, 4 buah
saklar seri.
2) Dari desain diatas terdapat 6 buah AC
3) Instalasi yang dipasang direncanakan sistem 1 fasa, 1 group maka hanya
dibutuhkan kotak sekering yang lengkap dari 6 Ampere.
4) Kabel NYA, NYM biasanya dari tembaga berada pada pipa PVC. Untuk ini
dihitung menurut panjangnya pipa PVC ditambahkan 10 cm pada
sambungan-sambungan, saklar, kotak-kontak dan kotak sekering.
5) Pipa PVC instalasi. Pemasangan instalasi listrik dengan pipa PVC, menurut
peraturan PUIL adalah pemasangan saklar pada dinding paling rendah
1,5meter dari lantai, juga dengan kotak kontak. Sedangkan kotak sekering
1,7 meter dari lantai.
6) Dalam perdagangan1 batangpipa PVC panjangnya 4 m, sehingga diperlukan
pipa PVC sebanyak 30 : 4 = 7.5 batang.

7) Pada setiap ujung pipa harus dipasang tule , sehingga diperlukan 11 x 2 =


22 tule.

8) 10 cm dari saklar, kotak kontak, kotak sekering harus dipasang klem-klem.


Satu batang pipa PVC memerlukan 4 klem, sehingga dibutuhkan sebanyak
4 x 8= 32 buah klem. Setiap klem membutuhkan 2 buah sekrup, sehingga
dibutuhkan sekrup sebanyak 2x 32 buah = 64 buah. •

9) Kabel NYA, NYM biasanya dari tembaga berada dalam pipaPVC. Untuk ini
dihitung menurut panjangnya pipa PVCditambah untuk 10 cm pada
sambungan-sambungan darisaklar-saklar, kotak kontak dan kotak sekering

3.2 biaya pekerja


Untuk biaya pekerja atau buruh dapat ditentukan dari 30% dari biaya
material yang sudah estimasi.
30% x 3.778.285 = 1.133.485
Biaya Keseluruhan Proyek
Berikut biaya – biaya yang tercantum diestimasi dan di taksir :
Biaya material = Rp. 3.778.285

16
Biaya pekerja = Rp. 1.133.485
Biaya peralatan ditaksi = Rp.500.000
Jumlah = Rp.5.411.770
Biaya tak terduga ditaksi 10% = Rp.541.177
Total Biaya = Rp.5.952.947

3.3 Langkah Kerja

Adapun tata cara atau langkah kerja yang biasa dilakukan dalam
penginstalasian rumah sederhana yaitu :
 Melakukan survey ketempat pemasangan instalasi rumah.
 Melakukan Infentarisasi
 Buat gambar single line dan wiring diagram agar lebih mudah pada
perhituna an kabel dan bahan yang digunakan.
 Buat diagram pemipaan untuk membantu menghitung penggunaan pipa,
elbow, T-DOSS, dll.
 Lakukan pemasangan alat dan bahan sesuai dengan Peraturan Umum
Instalasi Listik 2000.
 Lakukan pemasangan kabel (cabling) sesuai dengan pipa yang telah
terlebih dahuluterpasang.
 Berilah label-label pada kabel tersebut, yang mana kabel fasa keluar, fasa
ke lampu 1dan fasa ke lampu 2. Agar pada saat pemuntiran tidak terjadi
kesalahan. ( untuk memperjelas kabel – kabel yang digunakan).
 Uji instalsi (kabel) yang digunakan dengan menggunakan alat ukur
multimeter ataudengan alat ukur megger (alat pengukur tahanan) dengan
satu mega.
 Lakukan pemasangan bahan pada titik – titik yang sudah ditentukan.
(Fitting, saklar tunggal, saklar seri, dan stop kontak).
 Periksa pada setiap stop kontak apakah arus listrik sudah mengalir
denagan tespen.Jika ada stop kontak yang tidak hidup periksa sambungan
pada kontak – kontak sertadalam kotak sambung.
 Periksalah pembagian group apakah sudah sesuai dengan gambar
perencanaaninstalasi
 12.Menunggu antrian dari PLN untuk di uji dan masukkan sumber arus ke
proyek rumah itu.
 13. Ceklah semua lampu, saklar, dan kotak-kontak apakah sudah
terpasang dengan baik.Serta lakukan pengecekan secara keseluruhan
pada instalasi.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

dalam memasang instalasi listrik satu fasa terlebih dahulu yang


harusdipersiapkan diantaranya adalah gambar rangkaian atau denah instalasi yang
akan dipasang, serta alat dan bahan. Selain itu, juga spesifikasi dan syarat-syarat
pekerjaan harus diterima dan dilaksanakan oleh baik dari pemilik bangunan/rumah
maupun yang akan memasang instalasi listrik tersebut, dan syarat tersebut tidak
terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang
mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Juga pada pemasangan instalasi
listrik, harus sesuai dengan PUIL ( Peraturan Umum Instalasi Listrik ). Agar dalam
pemakaian daya listrik tidak boros yang tentunya akan berdampak pada
pembayaran listrik yang tinggi, maka yang harus dilakukan dalam penghematan
daya listrik diantaranya yaitu :
1. Cek apakah kapasitas daya listrik dari PLN dirumah Anda sudah tepat sesuai
dengan kebutuhan. Apakah termasuk golongan 900-1300VA, 1300 2200VA
atau > 2200VA. Jika ternyata pemakaian berada dibawah kapasitas daya
listrik, Anda dapat meminta PLN untuk menurunkannya. Dengan demikian
penghematan dapat dilakukan.
2. Mulailah menghitung berapa kebutuhan daya listrik yang Anda perlukan per
hari. Perhatikan pemakaian peralatan listrik dirumah Anda apakah sesuai
kebutuhan dan tidak berlebihan. Pahami perhitungan tagihan pemakain
listrik secara rinci.
3. Selalu memilih peralatan listrik hemat energi atau ber-daya listrik yang
secukupnya seperti: lampu, AC, lemari es, TV/radio , komputer, mesin cuci,
microwave, vacuum cleaner, water heater, pompa air, dan lainlain.
4. Selalu merawat dengan baik dan memperhatikan pemakaian peralatan listrik
secara benar. Hal ini membantu pemakaian listrik lebih efisien. Poin-poin
dibawah adalah hal-hal yang perlu diperhatikan.
5. Jangan biarkan “colokan” peralatan listrik yang tidak digunakan selalu
terpasang pada stop kontak. Lebih baik dicabut dari stop kontak. Jika hal ini
secara konsisten dilakukan, Anda bisa menghemat pemakaian listrik hingga
5% dari tagihan.
6. Yang terakhir dan yang terpenting adalah selalu bergaya hidup hemat
termasuk hemat energi. Seperti misalnya jangan pernah lupa mematikan
lampu apabila tidak lagi diperlukan, matikan TV jika tidak sedang ditonton,
matikan AC jika ruangan dalam keadaan kosong/tidak terpakai dan lain
sebagainya.

4.2 Saran
Kami sebagai penulis dari makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan ataupun kekurangan yang mungkin
terjadi karena kurangnya referensi bacaan ataupun dari kesalahan kami sendiri.
Olehnya itu kepada para pembaca, kritik dan saran yang sifatnya membangun
kami siap terima agar kedepannya dapat diperbaiki

18
DAFTAR PUSTAKA

https://bagasaryaa.wordpress.com/2019/02/04/instalasi-listrik-rumah-sederhana-
satu-tingkat/
https://pengetahuan-listrik.blogspot.com/2019/05/persyaratan-umum-instalasi-
listrik.html
https://superthowi.wordpress.com/2013/09/05/rekapitulasi-listrik-rumah/
http://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/pengaman-dalam-instalasi-
listrik.html?m=1#:~:text=Pengaman%20Listrik%20biasa%20disebut%20dengan,h
ubungan%20arus%20pendek%2C%20maka%20secara

19

Anda mungkin juga menyukai