KELOMPOK 6
FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNUVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini .
makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Teknik Instalasi
Listrik Komersial
Medan,Mei 2021
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan proposal ini adalah:
1) Sebagai pemenuhan tugas akhir pada mata kuliah Teknik Instalasi
Listrik
2) Mahasiswa dapat membuat rancangan instalasi pada rumah
bertingkat
3) Mahasiswa dapat memasang instalasi listrik dua grup sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya
4) Mahasiswa dapat memasang instalasi sesuai dengan ketentuan
PUIL dan mengutamakan keselamatan kerja
1.3 MANFAAT
Manfaat proposal ini adalah sebagai acuan atau pedoman dalam
memasang instalasi listrik rumah bertingkat.Sehingga mahasiswa tidak
hanya mampu memasang tetapi juga merencanakan serta mengitung
kebutuhan bahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.
Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang
(ayat 202 A2)
b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan
jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari
kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:
gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
5
A. Penghantar Listrik
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar
dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Penghantar simplex; ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu mecam
penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh penghantar
simplex ini antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan sebagainya.
b) Penghantar duplex; ialah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua
fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya diisolasi
kemudian diikat menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar jenis ini
contohnya NYM 2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².
6
c) Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang dapat
menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan arde. Contoh
kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5 mm² dan sebagainya.
C. Pipa Instalasi
7
gangguan tanah;
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat;
c) Tidak menjalarkan nyala api;
d) Mudah penggunaannya.
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja
normal 60°C. Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus
dilindungi dari kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan
lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik
mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu
meter untuk pemasangan lurus.
8
tempat penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda
yaitu dipasang pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat
cabang sejajar.
F. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan
kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, di antaranya fitting
duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti
tampak gambar 10. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit atau
porselen. Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut fitting duduk
dan fitting gantung.
9
Gambar 10. Fitting
10
2.4 Cara Menghitung Penerangan Pada Suatu Ruangan
Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI
o Untuk Ruang Kantor/ Industri adalah 15 watt / m2
o Untuk Rumah tak melebihi 10 watt / m2
o Untuk Toko 20-40 watt / m2
o Untuk Hotel 10-30 watt / m2
o Untuk Sekolah 15-30 watt / m2
o Untuk Rumah sakit 10-30 watt / m2
Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu
menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas
yang diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan
berdasarkan bentuk ruangan.
Untuk mendapatkan Jumlah Lampu pada suatu ruang dapat dihitung dengan
metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut :
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )
Dimana :
N = Jumlah armature
1.25 = Faktor Perencanaan
E = Intensitas Penerangan ( Lux )
L = Panjang Ruang ( meter )
W = Lebar Ruang ( meter )
Φ = Flux Cahaya ( Lumen )
η LB = Efisiensi armature ( % )
ηR = Factor Utilisasi Ruangan ( % )
Flux Cahaya sendiri bisa diketahui melalui rumus berikut :
Ø = W x L/w
Dimana :
Ø = Flux Cahaya ( Lumen )
W = daya lampu ( Watt )
L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt )
Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu
Faktor Ruangan ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya
sebagai berikut :
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
Dimana :
A = lebar ruangan ( meter )
B = panjang ruangan ( meter )
H = tinggi ruangan ( meter )
h = H – 0.85 ( meter )
11
2.4 REKAPITULASI LISTRIK RUMAH
Rekapitulasi adalah perhitungan daya, beban dan pengamanan pada
suatu instalasi contoh : instalasi rumah. Fungsi rekapitulasi adalah untuk
mengetahui total beban, daya dan pengaman yang dibutuhkan dalam suatu
instalasi, untuk menghindari terjadinya kesalahan perhitungan dalam suatu
instalasi dan juga dapat mengetahui batas daya dan juga pengaman yang
ada dalam suatu instalasi
𝟒𝟖𝟎
4 60 240 =2,18A=4A
𝟐𝟐𝟎
12
2.5 PENGAMAN DALAM INSTALASI LISTRIK
Pengaman Listrik biasa disebut dengan sekering atau fuse, adalah adalah
suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian
listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus
pendek. Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau
terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan
memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada
komponen yang lain. Hubungan arus pendek / korsleting adalah suatu
hubungan dengan tahanan listrik (Ω) yang sangat kecil akan
mengakibatkan aliran listrik (I) yang sangat besar dan bila tidak ditangani
dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.
Hal ini terjadi apabila terjadi antara sumber listrik Phase (+) yang bertemu
atau sumber listrik negatif. Dimana menghasilkan Tahanan listrik sangat
kecil atau sama dengan 0 Ohm (Ω). Untuk menghindari terjadinya hubung
singkat, kita perlu untuk memasang pengaman yang dapat membatasi arus
Listrik agar tidak terjadi kelebihan arus. Dalam dunia kelistrikan ada
bermacam - macam pengaman listrik antara lain MCB (Miniature Circuit
breaker), MCCb (Moulded Case Circuit Breaker), ACB (Air Circuit
Breaker), Fuse Tabung, Sekring dll. Dibawah ini adalah gambar beberapa
contoh pengaman listrik yang paling sering digunakan dalam dunia
kelistrikan :
MCB
Cara kerja MCB dalam memutuskan arus listrik berbeda dengan Fuse /
sekering. Hal ini dikarenakan MCB mempunyai 2 cara pemutusan arus listrik
yaitu :
Berdasarkan panas Pemutusan arus listrik berdasarkan panas, dikarenakan
MCB mempunyai plat Bimetal (perpaduan dua buah logam yang berbeda
koefisien muai logamnya). Bimetal ini akan melengkung apabila terjadi panas
yang terus meningkat yang di akibatkan oleh kelebihan arus listrik. Kemudian
Plat bimetal ini akan menggerakkan tuas pemutus untuk memutuskan arus
listrik.
Berdasarkan elektromagnetik Pemutusan arus listrik berdasarkan
elektromagnetik dilakukan oleh Coil yang terdapat pada MCB. Apabila terjadi
Hubung Singkat maka Coil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan
terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan
tuas pemutus.
Caranya sederhana kita pastikan terlebih dahulu instalasi kita sudah benar dan
tidak ada lagi hubung singkat dan beban lebih, kemudian kita tunggu sampai
MCB dingin, lalu kita naikkan kembali tuas pemutus MCB. Hal ini sangat
berbeda dengan Fuse / sekring, bila MCB trip / turun (istilah di dunia
kelistrikan), kita tidak usah mengganti dengan yang baru. Cukup menaikkan
tuas pemutus dan listrik kita kembali hidup.
Adapun fungsi - fungsi dari MCB adalah :
Membatasi Penggunaan Listrik
Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
Mengamankan Instalasi Listrik
Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrikBAB III
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DESAIN RUMAH
TERAS
X
DEPAN KWh
KAMAR
TIDUR
R.TAMU
X
X
KAMAR
TIDUR
R.MAKAN
KAMAR
TIDUR
X X
X
X
DAPUR KAMAR
MANDI
Lantai 1
14
X
TERAS ATAS
KAMAR
TIDUR
R.BERKUMPUL
X
X
KAMAR
TIDUR
KAMAR
TIDUR
X X
KAMAR
MAND KAMAR
MANDI
Lantai 2
15
Dari gambar instalasi penerangan rumah diatas, pemasangan segera dapat
dilaksanakan setelah gambar rencana tersebut diajukan kePLN dan mendapat
pengesahan. Untuk pemasangan instalasi listriktersebut dapat dilaksanakan oleh
Instalatir atau Biro Teknik Listrik (BTL).Disamping gambar rencana, seorang
perencana Biro Teknik Listrik atau Instalatir harus membuat analisis kebutuhan
bahan-bahan instalasilistrik yang diperlukan serta ongkos-ongkos lainnya yang
nantinya akan diajukan kepada konsumen (pelanggan).
9) Kabel NYA, NYM biasanya dari tembaga berada dalam pipaPVC. Untuk ini
dihitung menurut panjangnya pipa PVCditambah untuk 10 cm pada
sambungan-sambungan darisaklar-saklar, kotak kontak dan kotak sekering
16
Biaya pekerja = Rp. 1.133.485
Biaya peralatan ditaksi = Rp.500.000
Jumlah = Rp.5.411.770
Biaya tak terduga ditaksi 10% = Rp.541.177
Total Biaya = Rp.5.952.947
Adapun tata cara atau langkah kerja yang biasa dilakukan dalam
penginstalasian rumah sederhana yaitu :
Melakukan survey ketempat pemasangan instalasi rumah.
Melakukan Infentarisasi
Buat gambar single line dan wiring diagram agar lebih mudah pada
perhituna an kabel dan bahan yang digunakan.
Buat diagram pemipaan untuk membantu menghitung penggunaan pipa,
elbow, T-DOSS, dll.
Lakukan pemasangan alat dan bahan sesuai dengan Peraturan Umum
Instalasi Listik 2000.
Lakukan pemasangan kabel (cabling) sesuai dengan pipa yang telah
terlebih dahuluterpasang.
Berilah label-label pada kabel tersebut, yang mana kabel fasa keluar, fasa
ke lampu 1dan fasa ke lampu 2. Agar pada saat pemuntiran tidak terjadi
kesalahan. ( untuk memperjelas kabel – kabel yang digunakan).
Uji instalsi (kabel) yang digunakan dengan menggunakan alat ukur
multimeter ataudengan alat ukur megger (alat pengukur tahanan) dengan
satu mega.
Lakukan pemasangan bahan pada titik – titik yang sudah ditentukan.
(Fitting, saklar tunggal, saklar seri, dan stop kontak).
Periksa pada setiap stop kontak apakah arus listrik sudah mengalir
denagan tespen.Jika ada stop kontak yang tidak hidup periksa sambungan
pada kontak – kontak sertadalam kotak sambung.
Periksalah pembagian group apakah sudah sesuai dengan gambar
perencanaaninstalasi
12.Menunggu antrian dari PLN untuk di uji dan masukkan sumber arus ke
proyek rumah itu.
13. Ceklah semua lampu, saklar, dan kotak-kontak apakah sudah
terpasang dengan baik.Serta lakukan pengecekan secara keseluruhan
pada instalasi.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami sebagai penulis dari makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan ataupun kekurangan yang mungkin
terjadi karena kurangnya referensi bacaan ataupun dari kesalahan kami sendiri.
Olehnya itu kepada para pembaca, kritik dan saran yang sifatnya membangun
kami siap terima agar kedepannya dapat diperbaiki
18
DAFTAR PUSTAKA
https://bagasaryaa.wordpress.com/2019/02/04/instalasi-listrik-rumah-sederhana-
satu-tingkat/
https://pengetahuan-listrik.blogspot.com/2019/05/persyaratan-umum-instalasi-
listrik.html
https://superthowi.wordpress.com/2013/09/05/rekapitulasi-listrik-rumah/
http://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/pengaman-dalam-instalasi-
listrik.html?m=1#:~:text=Pengaman%20Listrik%20biasa%20disebut%20dengan,h
ubungan%20arus%20pendek%2C%20maka%20secara
19