1. Kabel Listrik
Kabel adalah bagian dari instalasi listrik yang berfungsi menghantarkan arus listrik hingga ke
peralatan listrik. Kabel listrik memiliki 2 (dua) bagian yang sama penting.
Bagian dalam terbuat dari bahan konduktor sebagai penghantar arus listrik, sedangkan bagian
luar terbuat dari bahan isolator yang berfungsi sebagai pelindung.
Bagian kabel yang menghantarkan arus listrik adalah bagian konduktor yang terbuat dari
tembaga atau alumunium. Kemampuan Hantar Arus (KHA) penghantar penghantar bergantung
pada bahan pembuatnya, luas penampang, atau diameter konduktor. Biasanya semakin besar
diameter suatu kabel KHA-nya akan semakin tinggi.
Untuk memastikan KHA suatu kabel Kita dapat menggunakan rumus rumus:
P=VXI
Contoh 1:
Apabila kabel terdapat keterangan KHA 10 Ampere, sumber tegangan listriknya 220 Volt, Daya
yang dapat mengalirkan kabel 220 V x 10 A = 2.200 Watt.
Artinya, segala benda elektronik yang memakai daya hingga 2.200 Watt dapat menggunakan
kabel yang memiliki KHA 10 Ampere.
Contoh 2:
Berdasarkan tabel, KHA yang memenuhi syarat sebesar 6 A, luas penampang kabel minimal
yang digunakan adalah 1,5 mm.
Pada saat pemasangan instalasi listrik, warna pada selubung penghantar harus diperhatikan.
Tujuan identifikasi warna kabel ini adalah mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat
kesalahan pemasangan instalasi listrik.
Gambar 4.1 Perubahan Identifikasi Warna Kabel Lama (PUIL 2000) ke Warna Kabel Baru
(PUIL 2011)
Sumber: Amanitekno, t.t.
Berdasarkan gambar perubahan identifikasi warna kabel berdasarkan PUIL 2011 maka kabel
instalasi penerangan listrik untuk sistem 1 fasa sebagai berikut.
5. Kabel NYA
Kabel NYA merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal. Warna isolasinya
adalah merah, kuning, biru, dan hitam. Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam
tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, hal itu mudah terkena luka karena gesekan, gigitan
tikus, atau gencetan. Dalam pemasangan kabel NYA harus dimasukkan ke dalam pipa PVC,
pipa union, atau pipa fleksibel sebagai pelindungnya.
N =Penghantar tembaga
Y=Isolator PVC
A = Berinti tunggal
6. Kabel NYM
Kabel ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara mengenalinya dengan melihat
warna yang khas putih) dengan selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang
jumlahnya antara 2 sampal 4 inti dan setiap inti mempunyal isolasi masing-masing dengan
berbeda. Jadi, seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan satu dengan ditambahkan isolasi putih
dan selubung karet.
Kode yang digunakan untuk jenis kabel ini adalah contoh: 3C x 2.5 mm 2. 3C menandakan
jumlah inti (3 inti kabel), 2,5 mm 2 menandakan ukuran penampang kabel dalam milimeter
persegi.
Kabel ini relatif lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet. Pemasangannya pada
instalasi listrik dalam rumah dapat dilakukan tanpa conduit (kecuali dalam tembok), tetapi bukan
untuk tipe "outdoor". Harganya lebih mahal dari tipe kabel NYA.
N = Penghantar tembaga
Y = Isolator PVC
a. Boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam langsung
pada plesteran, termasuk di ruang lembab dan basah, ditempat kerja, atau gudang dengan
bahaya kebakaran atau ledakan.
b. Boleh dipasang langsung pada bagian bangunan konstruksi, rangka, dan Namun, cara
pemasangannya tidak merusak selubung luar.
c. Tidak boleh dipasang di dalam tanah.
7. Kabel NYY
Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat. Karena lebih
kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya dapat dilakukan outdoor, terutama ditanam
di dalam tanah. Kabel untuk lampu taman dan diluar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis
ini. Harganya tentu lebih mahal dari pada NYA dan NYM.
Gambar 4.4 Kabel NYY
Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020
8. Sakelar
Sakelar adalah komponen instalasi listrik yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus
listrik dari sumber ke beban.
a. Sakelar tunggal adalah saklar yang terdiri dari satu buah tuas
b. Sakelar seri adalah sakelar yang biasanya digunakan untuk menyalakan lampu yang
berada di ruangan berbeda. Sebagai contoh, satu lampu ditempatkan di dapur dan kamar
mandi.
Gambar 4.6 Bentuk Fisik Sakelar Seri<
Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020
c. Sakelar tukar adalah sakelar untuk menyalakan dan mematikan satu lampu dari dua
tempat. Penempatan sakelar tukar biasanya ada di lorong tangga.
9. Stop Kontak
Stop kontak adalah bagian terminal akhir dari instalasi listrik rumah yang terpasang permanen
sebagai penghubung yang menyalurkan energi listrik ke beban atau peralatan listrik. Disebut
permanen karena letaknya yang terpasang di dinding. Perpanjangan stop kontak ini bisa disebut
"extension outlet" yang dapat berupa kabel rol atau bentuk lainnya.
Agar beban atau peralatan Isitrik dapat terhubung dengan stop kontak ini maka diperlukan steker
atau “colokan listrik” yang ditancapkan pada stop kontak. Steker ini juga memerlukan kabel,
Stop kontak ini mempunyai kapasitas maksimum arus listrik antara 10A-16A (setara dengan
2200VA-3300VA untuk listrik 220V). Namun, maksimum pemakaian tentu dibatasi oleh
besarmya daya listrik PLN dan juga material dari stop kontak ini. Semakin baik kualitas
materialnya tentu harganya semakin mahal.
Berdasarkan tempat pemasangannya, ada 2 (dua) tipe stop kontak sebagai berikut:
a. Stop kontak in-bow yang ditanam permanen dalam tembok atau dinding.
b. Sakelar out-bow yang dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Stop kontak out-
bow ini kadang juga bersifat portable.
Dalam instalasi listrik rumah, jumlah stop kontak terpasang minimal satu titik dalam satu
ruangan. Hal itu diperlukan untuk menghindari penggunaan stop kontak yang berlebihan dengan
banyak steker yang ditancap. Steker yang ditancap harus sesuai dengan ukuran stop kontak dan
tidak kendor saat ditancap dengan stop kontak. Banyak kasus yang terjadi dengan steker atau
stop kontak yang meleleh karena kurang rapatnya posisi steker yang terpasang dengan stop
kontak.
10. Fitting
Fitting adalah dudukan lampu yang menghubungkan lampu dengan kawat hantaran.
Gambar 4.9 Bentuk Fisik Fiting Duduk<
Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020
Pada saat melakukan rancangan gambar instalasi, setiap komponen dibedakan simbolnya dalam
diagram garis tunggal (single line diagram)dan diagram pengawatan.
11. Pengaman
a. Pengaman lebur
Pengaman terdiri atas rumah sekring, pengepas pelindung, dan patron lebur. Pengaman lebur
bekerja dengan cara meleburkan kawat apabila dilewati arus hubung singkat tertentu.
Gambar 4.10 Pengaman Lebur
Sumber: Guru listrik keren, t.t.
Kawat lebur terbuat dari perak karena memiliki daya hantar listrik yang tinggi dan tidak
berkarat. Diameter luar ujung patron lebur berbeda beda bergantung pada arus nominalnya,
semakin tinggi arus nominalnya, semakin besar diameter ujung patronnya.
Hampir sama dengan prinsip kerja pengaman lebur, pengaman otomatis bekerja jika terjadi
kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian listrik. Keuntungan menggunakan pengaman
otomatis ulir dibandingkan dengan pengaman yang lebur adalah pengaman dapat digunakan
kembali setelah pemutusan arus.
Gambar 4.11 Pengaman Otomatis Ulir
Wahyu Tribudianti, 2020
Pada pengaman otomatis ulir terdapat dua tombol. Tombol besar berfungsi menghubungkan
sirkuit, sedangkan tombol kecil yang ada di pinggir dipergunakan untuk membuka sirkuit.
MCB adalah rangkaian pengaman yang dilengkapi komponen elektromagnetik untuk pengaman
hubung singkat dan komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih. MCB akan
memutuskan dan mengamankan rangkain secara otomatis jika arusnya melebihi suatu nilai
tertentu yang tertera pada MCB dan dalam jangka waktu yang disebabkan oleh hubung
singkat/konsleting dan beban lebih.
Gambar 4.12 MCB
Wahyu Tribudianti, 2020
ELCB berfungsi sebagai pengaman yang mampu mendeteksi arus bocor sehingga dapat
mencegah bahaya akibat sengatan listrik kepada manusia. Prinsip kerja ELCB adalah dengan
mendeteksi adanya perbedaan arus yang mengalir pada penghantar listrik.
Jika instalasi bekerja normal, arus yang mengalir pada kawat fasa dan netral adalah sama
sehingga tidak ada perbedaan arus. Namun, jika seseorang tersengat listrik, penghantar fasa
akan mengalirkan arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat menuju tanah.
Perbedaan sebesar 3 mA cukup untuk mengaktifkan ELCB sehingga orang tersengat listrik akan
terlindungi dari bahaya yang lebih besar, seperti cacat tubuh.
Gambar 4.14 ELCB
Wahyu Tribudianti, 2020
Penggunaan pipa instalasi dalam pemasangan rangkalan instalasi memiliki tujuan melindungi
penghantar dan agar instalasi yang dipasang terlihat lebih rapi.
a. Klem/sengkang
Klem atau sengkang berfungsi memasang, menahan, dan menguatkan pipa yang dipasang parda
permukaan tembok, dinding kayu, atau plafon. Ukuran klem ini disesuaikan dengan ukuran pipa
yang digunakan, sedangkan jarak pemasangan antar klem maksimal 100 cm.
Sambungan pipa atau sock digunakan untuk menyambung pipa pada sambungan lurus.
Elbow digunakan untuk menyambung pipa pada lokasi belokan dengan sudut 90 o.
Gambar 4.17 Elbow
Wahyu Tribudianti, 2020
1. Kotak sambung cabang satu disebut juga inbouw doos digunakan sebagai tempat
penyambungan penghantar dengan komponen sakelar atau stop kontak dan sekaligus
untuk dudukan pemasangan sakelar dan stpo kontak.
2. Kontak sambung sabang dua desbut juag treck doos digunakan untuk sambungan lurus
atau untuk memudahkan penarikan penghantar.
3. kotak sabang tiga disebut juga T-doos digunakan untuk penyambungan penghantar pada
perkabangan tiga jalur pipa .
4. kotak cabang empat disebut juga kruis doos digunakan untuk penyambungan penghantar
pada percabangan empat jalur pipa.
Gambar 4.18 Kotak Sambung
Sumber: Indra Dramali, 2018
2. Besaran-Besaran Penerangan
Setiap ruangan pada bangunan rumah, kantor, sekolah, apartemen, gudang, pabrik membutuhkan
penerangan yang berbeda beda bergantung pada kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan
pada ruangan serta lama waktu melakukan kegiatan tersebut. Perbedaan Intensitas penerangan
yang besar antara bidang kerja dengan sekitamya juga dapat menyebabkan mata menjadi mudah
lelah. Selain itu, secara ekonomis memasang lampu melebihi kebutuhan yang menyebabkan
pemborosan dari segi biaya instalasi, biaya pemakaian energi, dan pemeliharaan. Dalam teknik
penerangan dikenal besaran penerangan fluks cahaya, iluminasi, intensitas cahaya, dan luminasi.
Untuk menentukan jumlah titik penerangannya perlu diketahui tinggi ruang, lebar ruangan dan
panjang ruang.
Keterangan:
p = panjang ruang
l = lebar ruang
Step 1 banyaknya titik penerangan yang membentang panjang (X) = p/t (titik)
Step 2 banyaknya titik penerangan yang membentang melebar (Y) = l/t ( titik)
Contoh:
Sebuah ruangan bengkel dengan panjang 20 meter, lebar 16 meter dan tinggi 4 meter. Tentukan
jumlah titik lampu yang akan dipasang.
Penyelesalan:
Untuk menentukan jumlah titik lampu yang dibutuhkan dalam hal ini jenis lampunya telah
ditentukan dan tingkat refleksi ruangan yang telah diketahui (biasanya berdasarkan warna cat
ruangan).
Faktor refleksi adalah pemantulan cahaya sejajar yang mengenai permukaan suatu medium
pantul. Medium pantul dalam sistem penerangan suatu ruang adalah dinding, langit-langit, dan
lamtai. Besarnya faktor refleksi sebagal berikut:
Untuk rumus yang digunakan
n=
Contoh:
Sebuah ruangan dengan ukuran panjang ruangan 10 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 3 meter.
Intensitas penerangan standar untuk ruangan tersebut sebesar 120 lux dengan faktor refleksi
0,65 dan faktor depresiasi (penyusutan) 0,8. Berapakah Jumlah lampu yang harus dipasang jika
menggunakan lampu TL 40 watt dengan fluks lampu 2200 lumen?
Penyelesaian:
A = p x l = 10m x 5m = 50m
E = 120 lux
n = 0,65
d = 0,8
maka:
n=
n=
Jadi, jika ruangan tersebut menggunakan lampu TL 40 watt, jumlah lampu yang harus dipasang
sebanyak 5(lima) buah lampu.
Contoh:
Sebuah gudang dengan panjang 15 meter lebar 10 meter dengan target lux rata rata 300 lux.
Tentukan Jumlah lampu yang harus dipasang.
Penyelesaian:
= 90.000 lumen
Setelah didapatkan total lumen, tentukan titik lampu berdasarkan jenis lampu yang akan
digunakan.
Contoh dari kemasan box lampu tersebut 23 watt/1600 lumen maka dibutuhkan lampu sebanyak
90.000 / 1600 = 56 titik lampu.
Apabila dalam suatu perhitungan titik lampu ternyata mengalami kendala dalam instalasi
sehingga tidak memungkinkan dipasang sebanyak hasil perhitungan, terdapat beberapa solusi
untuk mengusahakan agar pencahayaan dapat mendekati yang dinginkan, dengan cara:
RANGKUMAN
Rangkuman
Tata letak atau penempatan komponen-komponen instalasi listrik, seperti sakelar, fitting
(dudukan lampu), dan stop kontak merupakan hal yang harus diperhatikan pada pemasangan
instalasi penerangan.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengawatan instalasi listrik terutama pada penyambungan
antar kawat penghantar adalah sambungan antar kawat penghantar harus dilindungi atau ditutup
dengan lasdop dan ditempatkan dalam kotak sambung.
Pengawatan pada instalasi penerangan dilakukan dalam pipa dan hanya pada bagian atas langit-
langit rumah yang tidak menggunakan pipa. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan pipa
adalah aman dan rapi. Pipa dapat dipasang dengan cara ditempel pada dinding atau ditanam
dalam tembok. Hindari tekukan atau belokan yang tajam pada pemasangan pipa. Jangan
membuat belokan- belokan dengan jarak yang pendek karena hal tersebut akan menyulitkan
dalam pengawatan (ketika memasukkan kabel dalam pipa). Sebaiknya, pipa dipasang lurus.
Untuk menghindari terjadinya belokan-belokan yang berdekatan dapat digunakan kotak
sambungan.
Perhitungan pemasangan titik penerangan harus memperhatikan jenis kegiatan, pekerjaan yang
akan dilakukan pada ruangan, serta lama waktu melakukan kegiatan tersebut. Pemasangan
lampu yang melebihi kebutuhan menyebabkan pemborosan dari segi biaya instalasi, biaya
pemakaian energi, dan juga biaya pemeliharaan.