Anda di halaman 1dari 8

Materi 5

MATERI 5
PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI PHB LAMPU PENERANGAN

1. Konstruksi Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)

Perangkat Hubung Bagi menurut definisi PUIL 2011 adalah suatu perlengkapan untuk
mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindung sirkit dan
pemanfaat tenaga listrik.  Adapun bentuknya berupa box, panel, atau lemari. Di dalam memilih
PHB yang akan dipakai dalam sistem terdapat empat katagori, diantaranya arus, proteksi dan
instalasi, cara pemasangan komponen PHB, serta bentuk kontruksinya dan aplikasi yang
pengggunaannya. Bentuk konstruksi PHB dan penggunaannya diringkas dalam bentuk tabel
berikut.

Tabel 5.1 Rekomendasi Kontruksi PHB Berdasarkan Penempatannya

Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020

Sebelum menentukan jenis PHB yang akan dipakai perlu diperhatikan cara pemasangannya.  
Ada beberapa cara dalam pemasangan PHB, di antaranya:

1. Dilantai dekat dinding.


2. Dilantai berdiri bebas di ruangan.
3. Menempel tetap di dinding.
4. Digantung di langit-langit.
5. Dipasang di rak.

Di dalam instalasi kelistrikan, PHB memiliki fungsi yang berlainan terhadap fungsi pelayanan
dan komponen kelistrikan yang dipasang di dalamnya. PHB menurut fungsinya dibedakan
menjadi 3 (tiga) sebagai berikut:
1. PHB daya adalah menyalurkan tenaga listrik dari pusat listrik ke PHB
2. PHB distribusi daya adalah tempat menyalurkan tenaga listrik dari PHB daya ke beban
(pemakai) instalasi tenaga dan instalasi penerangan.
3. PHB kontaktor adalah PHB yang khusus dibuat untuk menempatkan komponen-
komponen utama maupun pengendali dari instalasi tenaga.

Berdasarkan fungsi pelayanannya dapat dikatakan bahwa pembuatan PHB sangat penting dalam
sebuah instalasi listrik.  Secara spesifik, tujuan pembuatan PHB untuk

1. Pembagian pengaturan tenaga listrik secara merata;


2. Pengaman instalasi; dan
3. Memudahkan perbaikan dan perbaikan.

 Sebagai salah satu komponen instalasi listrik yang penting, pembuatan PHB harus
memperhatikan aspek keselamatan agar jangan sampai terjadi masalah apapun bahaya akibat
kesalahan dan kecerobohan pada saat pembuatannya.  Oleh karena itu, ditentukan syarat
minimal pembuatan PPHB, diantaranya:

1. Aman bagi pelayanan.


2. Tidak mudah terbakar.
3. Tahan lembab.
4. Konstruksiny kuat.
5. Tidak masuk debu.
6. Tempat hemat.
7. Mudah untuk melakukan perluasan.
8. Tidak memerlukan Pemeliharaan Khusus.

Penempatan PHB agar dapat melayani instalasi listrik kepada konsumen maksimal
penempatannya harus memperhatikan posisi PHB di antaranya :

1. Harus mudah dilayani.


2. Dipasang ditempat yang mudah dicapai.
3. Didepan, di belakang, dan di atas panel harus bebas.
4. Dipasang di tempat yang aman (hindari tempat lembab, tempat mudah kebakaran).

 Teknis pemasangan instalasi panel/PHB juga harus diperhatikan dengan syarat:

1. Pemasangan penghantar harus disusun rapi;


2. Pemasangan komponen harus disusun rapi;
3. Pemasangan bagian yang bertegangan harus terlindung;
4. Jika terjadi gangguan tidak meluas;
5. Mudah diperluas; dan
6. Mempunyai keandalan yang tinggi,

2. Panel Distribusi Tenaga Listrik

Panel Distribusi Tenaga Listrik adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik
dari panel daya ke beban (konsumen), baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi
penerangan.
Gambar 5.1 Panel Distribusi Daya
Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020

Gambar 5.2 Diagram Tunggal Distribusi Tenaga Listrik


Sumber: Kurnia, 2012

1. Macam-Macam Kompenen dan Fungsi Panel Komponen Distribusi Tenaga Listrik

Komponen panel distribusi dibagi menjadi komponen utama dan komponen bantu. 

1. Komponen utama

 Peralatan pengaman tegangan rendah berfungsi merusak sistem, dengan cara mendeteksi
kesalahan/gangguan dan pemutusan bagian sistem yang terganggu.
 Sakelar dipakai untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian dalam keadaan tidak
berarus (tidak berbeban).
 Penopang rel berfungsi sebagai dudukan rel, mengikat rel tersebut agar tidak bergerak
sebagai isolator antara rel dan bagian-bagian konduktif yang terdapat pada panel.

2. Komponen bantu

 Rel penyambung berfungsi menyambungkan secara listrik beberapa MCB satu atau tiga
fasa.
 Penopang terminal digunakan untuk menempatkan terminal untuk pencabangan pada
PHB.
 Terminal berfungsi sebagai tempat percabangan.
 Rel Omega dan Rel C berfungsi sebagai dudukan komponen-komponen utama dari PHB,
meliputi MCB, sekering terminal kontaktor dan sebagainya.

Penutup akhir dan pengunci terminal blok berfungsi sebagai penutup akhir untuk menutup
bagian terminal akhir dari suatu susunan beberapa terminal agar bagian yang bertegangan tidak
tersentuh, sedangkan pengunci berfungsi untuk mencegah terminal blok tidak bergerak-gerak.
Pengunci ditempatkan di samping kiri dan kanan suatu susunan terminal,

2. Tata letak komponen panel Distribusi Tenaga Listrik

Tata letak komponen pada panel harus diatur sedemikian rupa sehingga dalam pengerjaan,
pemeliharaan, dan perawatan panel tersebut mudah dilaksanakan.
Gambar 5.3 Panel Tata Letak Kormponen Distribusi Daya
Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020

Secara garis besar, pemasangan komponen, pengawatan, dan sambungan rangkaian harus dibuat
rapi, kokoh, dan aman, baik rangkaiannya maupun pemasangan dan posisi terminalnya tidak  
boleh terbalik agar panel distribusi dapat berfungsi dengan aman dan berfungsi sebagaimana
mestinya.

3. Prosedur Pemasangan (Pembagian Kelompok)

Apabila suatu instalasi yang terdiri atas 18 titik pasang termasuk stop kontak, jumlah/ banyaknya
titik pasang tidak boleh dipasang hanya dalam 1 kelompok instalasi.  Jumlah titik pasang tidak
dibolehkan lebih dari 12 titik pasang setiap kelompok.  Setiap instalasi paling sedikit harus
terdiri atas 2 kelompok, kecuali jika jumlah titik hubungnya tidak lebih dari 6.

Keuntungan membagi titik pasang menjadi 2 kelompok atau lebih, yaitu jika pengaman terputus
hanya sebagian dari penerangan yang terputus hubungannya.  Oleh karena itu, disarankan untuk
membuat pembagian kelompok tidak sembarangan.  Pembagian kelompok harus memperhatikan
besarnya daya yang ada agar setiap kelompok atau fasa menerima beban yang seimbang.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada faktor khusus sebagai berikut:

1. Pada bangunan bertingkat sebaiknya untuk tingkat atas dan tingkat bawah dihubungkan
pada satu kelompok.
2. Untuk dua buah kamar yang saling berhubungan satu sama lain yang sebaiknya
dihubungkan pada dua kelompok yang berlainan.
3. Untuk titik penerangan dan stop kontak dinding yang terdapat dalam satu ruangan
sebaiknya tidak ditentukan pada kelompok yang sama.

Berikut ini contoh penentuan banyaknya titik pasang dalam kelompok:

Sebuah instalasi rumah mengurung 8 buah lampu 40 watt, 5 buah lampu 25 watt dan 8 buah stop
kontak 100 watt.

1. Langkah pertama, pastikan jumlah titik pasang dan total daya dari instalasi. Jumlah titik
pasang = 8 + 5 + 8 = 21 titik.
2. Langkah kedua, tentukan jumlah kelompok beban. Karena jumlah kelompok maksimal
12 titik pasang maka:

Dibulatkan menjadi 2 kelompok

3. Langkah ketiga, perkirakan jumlah daya setiap kelompok untuk mendapatkan beban
yang seimbang.

Perkiraan daya masing-masing kelompok =

jika total daya = (8x40)+(5x25)+(8x100) =1245 watt

Maka perkiraan daya masing-masing kelompok

4. Langkah keempat, distribusikan beban pada setiap kelompok.

Berdasarkan perkiraan daya setiap kelompok, beban yang ada berdasarkan didistribusikan sesuai
dengan perkiraan atau mendekati watt untuk mendapatkan hasil yang seimbang.

Tabel 5.2 Distribusi Kelompok Beban Instalasi


Sumber: Wahyu Tribudianti, 2020

5. Langkah kelima, tentukan ukuran pengaman

Sebagai perlengkapan rencana pembagian kelompok, setiap kelompok ditentukan  ukuran


pengaman yang akan dipasang.

 Pengaman untuk kelompok 1

RANGKUMAN

Perangkat Hubung Bagi adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga
listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik.

Panel Distribusi Tenaga Listrik adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik
dari panel daya ke beban (konsumen), baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi
penerangan.

Apabila suatu instalasi yang terdiri dari 18 titik pasang termasuk stop kontak, jumlah/banyak
titik pasang tidak boleh dipasang hanya dalam 1 kelompok instalasi. Pembagian kelompok harus
memperhatikan besarnya daya yang ada agar setiap kelompok atau fasa menerima beban yang
seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Ttibudianti, Wahyu. 2020. Instalasi Penerangan Listrik. Malang: PT. Kuantum Buku Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai