Anda di halaman 1dari 36

Instalasi Penerangan 1 Fasa Sesuai PUIL 2011

4
KEGIANTAN PEMBELAJARAN I

“Instalasi Penerangan 1 Fasa Sesuai PUIL 2011”

Kompetensi Dasar (KD) :

3.1 Memahami Instalasi Penerangan 1 fasa sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2011.

Materi Pokok :

 Peraturan-peraturan dalam pemasangan instalasi penerangan bangunan gedung


berdasarkan PUIL 2011.
 Syarat-syarat pemasangan instalasi penerangan bangunan gedung.
 Komponen-komponen pokok instalasi penerangan bangunan gedung.
 Langkah-langkah pemasangan instalasi penerangan bangunan gedung.

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik mengetahui Peraturan-peraturan dalam pemasangan instalasi penerangan


bangunan gedung berdasarkan PUIL 2011.
2. Peserta didik dapat mengetahui syarat-syarat pemasangan instalasi penerangan listrik
pada bangunan gedung.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi Komponen-komponen pokok instalasi
penerangan bangunan gedung.
4. Peserta didik dapat memahami langkah-langkah pemasangan instalasi penerangan
bangunan gedung.

4
URAIAN MATERI

Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada Pembelajaran 1 ini, diharapkan
kepada peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menyimak dan memahami
setiap materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian pembelajaran Kegiatan
belajar 1 ini. Silakan para peserta didik pelajari beberapa materi berikut ini.

Materi awal berikut menjelaskan tentang isi PUIL 2011 yang menyangkut instalasi
penerangan 1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari PUIL 2011 yang
berhubungan dengan instalasi listrik.

A. Peraturan PUIL Pemasanan Instalasi


1. Keselamatan Kerja
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus
atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Berikut
gambar yang menampilkan pekerja menggunakan safety lengkap untuk keselamatan kerja
dapat di lihat pada (gambar 1)

Gambar 1. Pekerja Menggukan Safety Lengkap


Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya :
 Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
 Jaringan dengan hantaran telanjang.
 Peralatan listrik yang rusak.

5
 Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body.
 Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
 Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
 Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak
tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
Contoh langkah-langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,
tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi lisrik menurut standar
yang diatur dalam PUIL 2011 dapat diikuti pentunjuk berikut :
1) Ketentuan Peralatan Listrik diantaranya,
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah
tangga seperti sakelar, fiting, kotak-kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat
mengakibatkan kecelakaan listrik.
b) Tidak diperbolehkan :
 Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar.
 Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar.
 Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya.
c) Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-
terminal sambungan kabel, dan lain-lain.
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan.
2) Ketentuan kerja berkaitan dengan tempat kerja diantaranya,
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”.
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan peralatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik
3) Pelaksanaan Pekerjaaan Instalasi Listrik yang mendukung pada keselamatan kerja, antara
lain :
a) Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan bersangkutan standar
operational prosedur pemasangan instalasi dan keselamatan dalam bekerja..
b) Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan),
Sepatu, Helm, Sarung tangan.

6
c) Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai dengan
PUIL.
d) Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik.
e) Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk.
f) Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara
memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

2. Peraturan
Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang
diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987, direvisi lagi tahun 2000 dan terakhir
direvisi tahun 2011. Tujuan dari Peraturan umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah :
 Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
 Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
 Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
 Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien
Agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan efisien, maka ada syarat-
syarat yang harus dipatuhi oleh pengguna energi listrik. Peraturan instalasi listrik terdapat
dalam buku Peraturan Umum Instalasi Listrik atau yang sering disingkat dengan PUIL. Di
mulai dari tahun 1977, kemudian direviri tahun 1987, direvisi lagi tahun 2000 dan terakhir
direvisi tahun 2011. Sistem instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan,
frekwensi), peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diataur
dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik. Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir
(pelaksana), Operator, pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami
Peraturan Umum Instalasi listrik.
PUIL 2011 tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
 Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
 Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
 Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.
 Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
 Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.

7
 Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi
untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga listrik
untuk daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).
Peraturan lain yang berkaitan dengan instalasi listrik, yakni :
 Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
 Peraturan Bangunan Nasional.
 Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik Negara.
 Peraturan lainnya mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan PUIL 2011.
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
 Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2011.
 Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan PUIL 2011 ayat 202 B1 : Semua instalasi yang selesai dipasang
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu. Menurut ayat 110 T16,
tegangan dibagi menjadi :
 Tegangan rendah ( sampai 1000 V).
 Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV).
 Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV).

3. Pengujian Peralatan Listrik


Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus
melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 PUIL 2011 semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji
oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah
Kelistrikan disingkat LMK. Tanda Persetujuan Pungujian dari LMK dapat di lihat pada
(gambar 2).

Gambar 2. Tanda Persetujuan Pengujiam dari LMK


Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk
memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung
PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar kabel.

8
Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM.
Sedangkan unruk kabel yang kcelil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa
kartu yang ditunjukan pada (gambar 3).

Gambar 3. Kartu Tanda Persetujuan Pengujian dari LMK

B. Syarat Instalasi Penerangan Bangunan Gedung


Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung
terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh
perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu
juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan
syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah
yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.
1. Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung
1) Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang
serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
2) Gambar Instalasi
Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung bagi, data
teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
3) Rekapitulasi
Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain :
 Rekapitulasi material dan harga.
 Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya.
 Rekapitulasi tenaga dan biaya.
Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan instalasi
listrik dan tenaga, antara lain :
 Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi listrik rumah/gedung
adalah sumber tegangan 1 phase, 220 volt yang bersumber dari PLN.
Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah
penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming) dengan

9
menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara
pemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke dalam pipa
instalasi.
Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan penghantar jalur
cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan penghantar yang
sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan apabila instalasi akan
diperluas masih dalam batas kemampuannya.
Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde karena untuk
instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar bagian yang terbuat
dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung singkat aliran arus akan segera
ke tanah.
 Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan
ukuran ⅝" agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga penghantar
akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan.
 Saklar dan Kotak Kontak
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi dengan
pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan
cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar
menjadi lebih kecil.
Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan saklar
tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok).
Berikut beberapa contoh gambar dan keterangan mengenai saklar tunggal, saklar
seri, saklar tukar dan jenis inbow terlihat pada gambar dibawah ini :
a. Saklar Tunggal

Gambar 4. Saklar Tunggal

10
Saklar Tunggal berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus
pada suatu penghantar. Saklar Seri digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan satu buah lampu pada suatu ruangan.
b. Saklar Seri

Gambar 5. Saklar Seri


Saklar Seri memiliki fungsi yang sama dengan saklar seri yakni sebagai
penghubung dan pemutus arus pada hantaran namun pada saklar seri
penghubung dan pemutus yang ada pada penghantar lebih dari satu dan pada
saklar seri ini dapat menghidupkan dan mematikan dua buah lampu pada
suatu ruangan yang sama ataupun ruangan yang berbeda.
c. Saklar Tukar

Gambar 6. Saklar Tukar


Saklar tukar/hotel ini digunkaan apabila kita menghendaki melayani satu
lampu dari dua tempat atau lampu menyala secara berurutan
d. Inbow

Gambar 7. Inbow

11
Inbow adalah terminal penghubung listrik antara steker alat elektronik
dengan instalasi listrik, ada juga yang menyebut alat ini dengan nama
"lubang colokan". ada dua jenis stopkontak yaitu: inbow dan
outbow, inbow adalah jenis stopkontak yang dipasang atau ditanam di dalam
dinding sedangkan stopkontak outbow.
Aturan pemasangan saklar :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung
beban dengan sumber listrik.
Aturan pemasangan stop kontak :
1) Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
2) Mudah dicapai tangan.
3) Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan
atau di sebelah bawah.
 Kotak Pembagi Daya Listrik/ PHB/ Distribusi Panel (DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang
berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang
memerlukan agar merata dan seimbang.

Gambar 8. PHB atau Distribusi Panel


Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), saklar utama,
pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

12
2. Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar
dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB)
untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk
pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul
atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

C. Komponen Instalasi Penerangan Bangun Gedung


Setelah para peserta didik memahami tentang isi Peraturan Umum Instalasi Listrik
yang menyangkut instalasi penerangan 1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari
PUIL 2011 yang berhubungan dengan instalasi listrik. Selanjutnya peserta didik mempelajari
materi Komponen Instalasi Penerangan Bangunan Gedung.
Mari peserta didik untuk mempelajari materi ini dengan baik, agar melalui materi ini
peserta didik akhirnya dapat memahami apa saja Komponen Instalasi Penerangan Bangunan
Gedung.
1. Pengenalan Komponen Peralatan Instalasi Listrik
a. Penghantar/Kabel
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan
beban.Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam.Dalam instalasi listrik
ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari
kegunaannya. Macam – macam kabel tersebut diantaranya :
1) Kabel NYA

Gambar 9. Kabel NYA

13
Jenis kabel NYA digunakan untuk instalasi rumah dan system tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat
penandaan dari kabel NYA:
 NYA: berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar / kabel
udara.
 Kode warna isolasi ada warna abu-abu, hitam, coklat dan biru.
 Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah.
 Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA
adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Untuk memahami kabel NYA peserta didik harus memahami kode dan arti yang
ada pada tabel 1, yakni :
Tabel 1. Kode huruf komponen kabel NYA

Instalasi kabel listrik dipasang dalam bangunan gedung selalu


mempertimbangkan factor keamanan. Agar aman memakai kabel tipe ini, persyaratan
yang haris dipenuhi dalam pemasangan diantaranya adalah: kabel harus dipasang
dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.
Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang secara langsung.
2) Kabel NYM

Gambar 10. Kabel NYM

14
Jenis kabel NYM ini digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung
dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua
lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih
mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam. Berikut penjelasan kode Kabel NYM pada tabel 2, yakni :
Tabel 2. Kode huruf komponen kabel NYM

3). Kabel NYY

Gambar 11. Kabel NYY


Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau
4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki
lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).
Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus. Berikut
penjelasan kode Kabel NYM pada tabel 3, yakni :
Tabel 3. Kode huruf komponen kabel NYY
Huruf Kode Komponen
N Kabel Inti
Y Isolator PVC
Y Selubung Luar Isolator PVC

15
4). Tanda Kabel Warna
Instalasi listrik dalam bangunan gedung perlu memperhatikan warna kabel yang
digunakan dalam instalasi tersebut. Menurut PUIL 2000 dan PUIL 2011, masing-
masing warna kabel memiliki fungsi kegunaan sebagai yang dijelaskan pada tabel 4.
berikut.
Tabel 4. Tanda Warna Kabel
Penghantar PUIL 2000 PUIL 2011
FASA 1 (L1/R) MERAH HITAM
FASA 2 (L2/S) KUNING COKLAT
FASA 3 (L3/T) HITAM ABU-ABU
NETRAL (N) BIRU BIRU
PEMBUMIAN (PE) HIJAU-KUNING HIJAU-KUNING

2. Macam – macam saklar


Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
listrik.Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi
penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai pada
kehidupan sehari – hari dirumah maupun dimana saja. Ada saklar yang dipasang dalam
tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow)
Instalasi penerangan umumnya menggunakan saklar untuk menyalakan dan
mematikan lampu. Berikut beberapa Saklar dapat dibedakan menjadi :
1) Saklar Kutub Satu
Saklar Kutub Satu memiliki fungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
arus listrik dari sumber ke pemakaian atau beban.

Saklar Kutup
Satu

Gambar 12. Saklar Kutub Satu

16
2) Saklar Kutub Ganda
Saklar Kutub Ganda memiliki fungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama-sama

Saklar Kutup
Ganda

Gambar 13. Saklar Kutub Ganda


3) Saklar Kutub Tiga
Saklar Kutub Tiga memiliki fungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber listrik 3 fasa.

Saklar Kutup
Tiga

Gambar 14. Saklar Kutub Tiga


4) Saklar Kelompok
Saklar Kelompok memiliki fungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan
tidak dapat menyala bersamaan. Umumnya sakelar ini dipakai sebagai
penghubung yang hemat pada kamar-kamar hotel, asrama, dan tempat-tempat
yang memerlukan.

Saklar
Kelompok

Gambar 15. Saklar Kelompok

17
5) Saklar Deret Seri
Saklar Deret Seri memiliki fungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-
sama.

Saklar Deret
Seri

Gambar 16. Saklar Deret Seri


6) Saklar Tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai
dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau
dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula
digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau satu
golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.

Saklar Tukar

Gambar 17. Saklar Tukar


7) Saklar Silang
Saklar Silang berfungsi untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu
agar dapat dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan sakelar silang.Yang
harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah sakelar tukar sedangkan
sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

Saklar Silang

Gambar 18. Saklar Silang

18
3. Macam – macam Fitting

Gambar 19. Macam-macam Fitting


1) Fiting langit-langit
Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang
menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).
2) Fiting gantung
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit.Pada bigian atas
fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga
kedudukannya menjadi kuat.

4. Stop Kontak

Gambar 20. Tipe-tipe Stop Kontak

19
Stop Kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan. Tegangan ini
diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan dengan kontak-kontak
stopkontak. Stop kontak dipasang untuk memudahkan mendapatkan tegangan yang
diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat dipindahkan.

5. Pipa (Conduit)

Gambar 21. Pipa (Conduit)


Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan sebagai
pelindung kabel atau hantaran dari gangguan. Dengan pipa pemasangan hantaran atau
kabel lebih rapi. Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa union atau bisa juga pipa PVC
dengan ukuran 5/8”.

6. Klem

Gambar 22. Klem


Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada
dinding atau langit-langit. Klem ini dibuat dari pelat besi atau plastic dengan ukuran
disesuaikan dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem satu dengan lainny maksimal 80
cm.

20
7. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak
sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam pipa
terdapat sambungan, karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Berikut macam-macam kotak sambung:
1) Kotak Sambung Cabang Satu.
Digunakan untuk menyambungkan kabel didalamnya yang hanya ada satu pipa
masukan dalam kotak sambung. Contoh kotak sambung cabang satu pada (gambar
23) berikut ini :

Gambar 23. Kotak Sambung Cabang Satu


2) Kotak Sambung Cabang Dua.
Digunakan untuk menyambung lurus dan terdapat dua buah pipa yang masuk dalam
kotak sambung ini. Contoh Kotak Sambung Dua pada (gambar 24) diberikut ini :

Gambar 24. Kotak Sambung Cabang Dua


3) Kotak Sambung Cabang Tiga (T-Dos).
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar,
stop kontak dan terdapat tiga buah pipa yang masuk kedalam kotak sambung ini.
Contoh kotak sambung cabang tiga pada (gambar 25) berikut ini :

21
Gambar 25. Kotak Sambung Cabang Tiga
4) Kotak sambung cabang empat (Cross Dos).
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat. Dan pada
sambungan cabang empat ini terdapat empat buah pipa yang masuk kedalam kotak
sambung ini. Contoh kotak sambung cabang empat pada (gambar 26) berikut ini :

Gambar 26. Kotak Sambung Cabang Empat

8. Rol Isolator
Pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa digunakan rol
isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm.
Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar
hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan
kerja untuk kepentingan peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah. Berikut
contoh rol isolator pada (gambar 27).

Gambar 27. Rol Isolator

22
9. MCB (Miniature Circuit Breaker)

Gambar 28. MCB (Miniature Circuit Breaker)


Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat.Bila
terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber.
Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkan untuk
mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung singkat
atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan memerintahkan kontak
jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB dipakai sampai 50 A.

10. KWH Meter


Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara praktisnya KWH Meter
digunakan untuk mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam pemakaian
beban listrik dalam jangka waktu tertentu. KWH meter yang ada pada konsumen saat ini
dibagi menjadi dua bagian, pertama KWH Meter lama yang menggunakan sistem
pembayaran pasca penggunaan dan yang kedua KWH Meter yang menggunakan sistem
pembayaran pra penggunaan atau token. Perbedaan KWH Meter ini ada pada sistem
pembayarannya dimana KWH pasca bayar membayar setelah konsumen menggunakan
sedangkan KWH pra bayar/token konsumen harus mengisi Pulsa token agar bisa
menggunakan listrik di rumah. Berikut contoh KWH Meter Pasca dan Pra Bayar/Token
pada (gambar 29).

(A) (B)
Gambar 29. KWH Meter (A) Pasca Bayar dan (B) Pra Byar/Token

23
D. Langkah Pemasangan Instalasi Penerangan Bangunan Gedung
Sebelum memasang jaringan instalasi listrik penerangan bangunan gedung pada
sebuah rumah, yang harus di lakukan adalah memahami bentuk rumah yang akan di pasang
instalasi listrik. Yang ke dua memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di
instalasi seperti Box MCB, Stop Kontak, Switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian
membuat perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah. Agar lebih jelasnya untuk
langkah Pemasangan Instalasi Penerangan Rumah peserta didik harus mengetahui terlebih
dahulu bentuk instalasi penerangan bangunan gedung pada sebuah rumah berikut ini :

Gambar 30. Denah Rumah

24
Setelah peserta didik memahami bentuk dari denah rumah sebuah bangunan gedung,
maka langkah selanjutnya peserta didik harus memahami diagram satu garis (single line
diagram) agar peserta didik dapat memahami posisi stop kontak, saklar dan posisi lampu.
Berikut ini gambar diagram satu garis (single line diagram) rumah sebuah bangunan gedung
pada (gambar 31).

Kamar Tidur

Ruang Tamu
Kamar Tidur

Ruang Makan/Dapur

WC

Gambar 31. Diagram Satu Garis (Single Line Diagram)


Tahapan selanjutnya peserta didik perlu memahami diagram pengawatan pada
rumah sebuah bangunan gedung. Diagram pengawatan ini menjelaskan beberapa kabel yang
akan digunakan setiap bebannya. Berikut ini gambar diagram pengawatan rumah sebuah
bangunan gedung pada (gambar 32).

25
Kamar Tidur

Ruang Tamu
Kamar Tidur

Ruang Makan/Dapur
WC

Gambar 32. Diagram Pengawatan

Selain mehamai diagram pengawatan yang bertujuan agar peserta didik mengetahui
seberapa banyak kabel yang dibutuhkan, peserta didik juga perlu mengetahui Diagram
Pemipaan diamana pemipaan ini sebagai tempat kabel pada sebuh jaringan instalasi
penerangan rumah pada bangunan gedung, berikut gambaran pemipaan instalasi rumah pada
sebuh gedung pada (gambar 33).

26
Kamar Tidur

Ruang Tamu
Kamar Tidur

Ruang Makan/Dapur
WC

Gambar 33. Diagram Pemipaan

Setelah memahami Denah Rumah, Diagram Satu Garis (Single Line Diagram),
Diagram Pengawatan (Wiring Diagram) dan Diagram Pemipaan. Peserta didik perlu
mencermati langkah-langkah pemasangan instalasi yang akan dilakukan pada sebuah rumah.
Berikut langkah-langkah pemasangan instalasinya :

Langkah 1. Cara Memasang Kabel Instalasi Listrik Rumah - Stop Kontak, Saklar
Tunggal dan Lampu Kamar Tidur

a. Sebelum memulai penarikan kabel instalasi listrik rumah pasangkan terlebih dahulu Box
MCB dan pasang ke tiga unit MCB yang telah di sediakan.
b. Pasangkan pula Box Stop Kontak dan Box Switch di sertai pipa pelindung kabel instalasi
di semua titik instalasi listrik

27
c. Tarik kabel phase, netral dan kabel grounding ukuran 2,5 mm dari Box MCB ke posisi
Stop Kontak di tempatkan kemudian jumper kabel phase ke saklar tunggal masih
menggunakan kabel 2,5 mm kemudian dari saklar kabel phase (Arus listrik positif) di
tarik ke posisi fitting lampu menggunakan kabel 1,5 mm
d. Kabel netral untuk fitting lampu jumper dari kabel netral stop kontak ke fitting lampu
menggunakan kabel instalasi ukuran 1,5 perhatikan gambar instalasi kamar tidur pada
(gambar 32) di atas.
Agar Peserta didik lebih memahami Instalasi Kamar dalam memasang Stop Kontak,
saklar dan fitting Lampu, peserta didik dapat melihat gambar pengawatan (wiring
diagram) pada (gambar 34) berikut ini :

Gambar 34. Pengawatan Stop Kontak, Saklar dan Lampu (Instalasi kamar tidur)

Langkah 2. Cara Memasang Stop Kontak, Saklar Seri dan Lampu Ruang Tamu

a. Pada diagram instalasi listrik ruang tamu terdapat dua buah lampu, satu saklar seri dan
satu stop kontak. Untuk diagram pengawatan nya dapat dilihat pada gambar berikut ini
(gambar 35).
b. Tarik kabel netral, phase dan grounding dari Box MCB ke posisi stop kontak dan jumper
kabel phase stop kontak ke switch sama dengan langkah instalasi listrik kamar tidur yang
membedakannya adalah unit lampu pada ruang tamu ada dua, satu lampu untuk ruang
tamu dan satu lampu lagi untuk teras diluar.

28
c. Tarik kabel phase ukuran 1,5 mm dari switch ke fitting lampu ruang tamu. Dan
begitupula untuk lampu teras diluar.
d. Sedangkan kabel netral di jumper dari stop kontak langsung dari stop kontak ke fitting
lampu ruang tamu dan jumper ke fitting lampu teras luar menggunkan kabel 1,5 mm.
e. Untuk warna kabel instalasi listrik rumah di atas ada tiga warna dimana Merah dan
Hitam adalah phase (Arus Listrik Positif), Buru adalah Netral (Arus Listrik Negatif), dan
Hijau sebagai kabel Grounding (Pembumian).
Agar Peserta didik lebih memahami Instalasi Ruang dalam memasang Stop Kontak,
dua buah saklar seri dan dua buah fitting Lampu, peserta didik dapat melihat gambar
pengawatan (wiring diagram) pada (gambar 35) berikut ini :
Lampu Teras Luar

Lampu Ruang Tamu

Gambar 35. Pengawatan Stop Kontak, Saklar Seri dan 2 Lampu (Instalasi Ruang Tamu)

Langkah 3. Cara Memasang Stop Kontak, Dua Saklar Tunggal, Satu Lampu Ruang
Makan dan Satu Lampu WC

a. Tarik kembali ketiga kabel 2,5 mm yaitu netral, phase dan grounding dari Box MCB ke
posisi stop kontak dapur dan jumper phase stop kontak ke switch / saklar lampu sama hal
nya dengan instalasi kamar tidur dan instalasi ruang tamu. (gambar 34 & 35).
b. Untuk ruang makan tidak perlu menarik kabel dari Box MCB cangkok / jumper saja dari
jalur kabel netral, phase dan ground untuk dapur untuk menghemat penggunaan kabel

29
c. Hubungkan kabel phase, netral dan ke stop kontak ruang makan dan selesaikan instalasi
lampu ruang makan/dapur dan wc sama dengan cara memasang lampu untuk kamar tidur
dan ruang tamu.
d. Langkah Terakhir Instalasi Listrik Rumah. Pasang ketiga kabel Aspan ukuran 6 mm
yaitu Phase, Netral dan Ground dari Box MCB ke KWH Meteran Listrik. Pemasangan
kabel aspan pada instalasi listik rumah sengaja di lakukan di akhir pekerjaan instalasi
untuk menghindarkan seorang electrical dari sengatan listrik (Kesetrum).
Berikut Diagram Pengawatan untuk pemasang Stop Kontak, Dua Saklar Tunggal,
Satu Lampu Ruang Makan dan Satu Lampu WC, seperti pada (gambar 36).
Ruang WC
Makan/
Dapur

Gambar 36. Pengawatan Stop Kontak, Dua Saklar Tunggal dan 2 Lampu (Instalasi Ruang
Makan dan WC)
Berikut rekapitulasi daya pada Tabel 5. dibawah ini :
Tabel 5. Rekapitulasi Daya
Lampu Pijar Kotak Kontak Beban

Banyak Watt Jumlah Banyak Watt Jumlah Daya


Arus Listrik (A)
(VA) (VA) (VA)
2 40 80 3 100 300 560 560/220 = 2,54 A
3 60 180 = 4 Amper

30
Penempatan Lampu Penerangan

Di dalam Menggambar instalasi listrik penerangan, lampu penerangan merupakan


bagian yang sangat penting, pemilihan lampu disesuaikan dengan penggunaan ruang,
perhitungan iluminasi yang teliti tidak terlalu diperlukan dalam penerangan rumah
(gedung), namun (tabel 6.) sangat membantu dalam menentukan tata letak pemasangan
lampu yang tidak menyilaukan.
Tabel 6. dibawah ini menunjukkan kebutuhan pencahayaan menurut area kegiatan.
Tabel 6. Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Fungsi Ruangan Tingkat pencahayaan (Lux)
Teras 60
Ruang Tamu 120-150
Ruang Makan 120-150
Kamar Tidur 120-150
Ruang Kerja 120-150
Kamar Mandi 250
Dapur 260
Garasi 60
Sumber : SNI 03-6197-2000 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di rumah
tinggal

Instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan atau motor-motor, akan tetapi untuk
kedua-duanya. Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai
lokasi/situasi dimana rencana bangunan atau gedung akan dipasang instalasi listriknya.
Dalam gambar rencana kita buat gambar denah ruangan (seperti gambar 30), gambar
pengawatan (seperti gambar 34, 35, dan 36) secara lengkap serta skema beban listrik
(seperti tabel 5). Dan kelengkapan perhitungan material (komponen) dan tafsiran harga, bila
perlu dilengkapi dengan tenaga dan biaya (pembahasan ini akan dibahas pada Kegiatan
Pembelajaran 3 - Jumlah Bahan dan Biaya Instalasi Penerangan).

31
Syarat-Syarat Instalasi Listrik

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang
berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :
a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin,
kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
b. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia
dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari
adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan
sebagainya.
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
d. Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi
instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

Ketentuan Terkait

Di samping PUIL 2011, harus pula diperhatikan ketentuan terkait dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
a) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan
Pelaksanaannya.
b) Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, beserta Peraturan
Pelaksanaannya.
c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
beserta Peraturan Pelaksanaannya.
d) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta Peraturan
Pelaksanaannya.
e) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah beserta
Peraturan Pelaksanaannya.

32
Penjelasan Tentang Ketentuan Terkait :
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan telah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku oleh Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan. Peraturan pelaksanaan menurut UU No. 15 Tahun 1985 tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau diganti berdasarkan UU No. 30 Tahun
2009.
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
 Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2011.
 Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan PUIL 2011 ayat 202 B1 : Semua instalasi yang selesai dipasang
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu. Menurut ayat 110 T16,
tegangan dibagi menjadi :
 Tegangan rendah ( sampai 1000 V).
 Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV).
 Teangan Tinggi ( di atas 20 kV)
Pengujian Peralatan Listrik
Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus
melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 PUIL 2011 semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan Peraturan Umum Instalasi Listrik. Di
Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara,
yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.

33
RANGKUMAN PEMBELAJARAN 1

 Peraturan umum instalasi penerangan listrik 1 fasa dalam PUIL 2011menyangkut hal-
hal keselamatan kerja dan peraturan pemasangan instalasi penerangan listrik.
 Pengujian peralatan instalasi penerangan listrik 1 fasa
Menurut ayat 202 A2 PUIL 2011 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan
instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL 2011. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh
suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah
Kelistrikan disingkat LMK.
 Tujuan dibuat PUIL:
- Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
- Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
- Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
- Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
 Peralatan Instalasi Listrik dalam instalasi penerangan listrik 1 fasa yang digunakan:
a. Penghantar / kabel
b. saklar
c. fitting
e. Pipa (Conduit)
f. Klem
g. Kotak Sambung
h. Rol Isolator
i. MCB (Miniature Circuit Breaker)
j. KWH Meter
 Prosedur pemasangan instalasi penerangan listrik
Memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Setelah memahami
tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti Box MCB, Stop Kontak,
Switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian membuat perencanaan instalasi listrik
yang aman untuk rumah. Lalu Kemudian menuangkan perencanaan instalasi listrik
tersebut pada sebuah kertas.

34
LATIHAN PEMBELAJARAN 1

Para peserta didik yang smart dan penuh semangat. Semoga peserta didik sudah
semakin bertambah ilmu pengetahuannya dari hasil materi yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya. Untuk mereview pengetahuan para peserta didik tentang
peraturan dan prosedur pemasangan instalasi penerangan listrik 1 fasa, maka ada
baiknya para peserta didik melatih kemampuan dan pengetahuan yang telah dipelajari
dengan soal latihan :
1. Coba anda amati instalasi penerangan listrik diruangan belajar/ kelas anda.
Analisislah pemasangan instalasi penerangan listrik tersebut apakah sudah sesuai
dengan peraturan dan prosedur PUIL 2011. Jika sudah sesuai buat dengan tanda
centang, jika belum buatlah penjelasan yang seharusnya/ sebenarnya.
2. Gambarkanlah system instalasi penerangan listrik diruangan kelas anda tersebut
dengan gambar Diagram Satu Garis (Single Line Diagram) dan gambar
pelaksanaanya.

Petunjuk Jawaban Latihan 1

Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul
pembelajaran 1 . Lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat Setelah itu,
rumuskan jawaban yang paling tepat.

“Kejujuran adalah Kesederhanaan Paling Mewah”

-Anonim

35
TES FORMATIF 1

Setelah ananda mempelajari modul dan mengerjakan latihan diatas, saya yakin
anak didik sudah semakin memahami tentang instalasi penerangan instalasi 1 fasa
dengan baik. Oleh sebab itu, yuuk… diuji kemampuan pemahamannya. Kerjakan
dengan jujur dan percaya diri ya.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.

1. Pada peraturan tentang keselamatan kerja di PUIL, bagaimanakah penyambungan


peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan listrik?
a. Di pasang kurang dari dua sambungan
b. Dipasang dengan 1 satu sambungan
c. Dipasang tidak bertumpu
d. Dipasang bertumpu
2. Berdasarkan PUIL berapakah tinggi pemasangan saklar dan kotak kontak yang dipasang
didinding jika diukur dari lantai?
a. 125 cm
b. 150 cm
c. 175 cm
d. 165 cm
3. Dalam pemasangan instalasi penerangan listrik 1 fasa, berapakah jarak pemasangan antar
klem pada pipa?
a. 150 cm
b. 75 cm
c. 80 cm
d. 90 cm
4. Pada prosedur pemasangan instalasi penerangan instalasi listrik, setelah memahami
bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik langkah selanjutnya adalah….
a. membuat perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah
b. memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti Box
MCB, Stop Kontak, Switch dan posisi lampu ruangan
c. menuangkan perencanaan instalasi listrik tersebut pada sebuah kertas
d. memasang langsung instalasi penerangan listriknya

36
5. Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau hantaran dari gangguan. Dengan pipa
pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi.Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa
union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran..
a. 5/9”
b. 4/8”
c. 3/4”
d. 5/8”
6. Dalam pemasangan instalasi rumah, berdasarkan PUIL kabel yang digunakan dalam
instalasi penerangan adalah:
a. NYA 3,5 mm2
b. NYM 1,5 mm2
c. NYA 2,5 mm2
d. NYM 2,5 mm2
7. Dari gambar pelaksanaan instalasi listrik dibawah ini, jenis saklar tersebut adalah…

a. Saklar seri
b. Saklar silang
c. Saklar tukar
d. Saklar paralel
8. Berapakah nilai Ampere MCB yang digunakan pada rumah tinggal menggunakan 1 fasa
dengan kebutuhan daya 1300 watt?
a. 2 A
b. 3 A
c. 5 A
d. 6 A

37
9. Dalam pemasangan instalasi penerangan listrik 1 fasa urutan kabel fasa, netral dan
gound. Maka kode warna yang sesuai dengan PUIL adalah
a. Biru, kuning roleng hijau, merah
b. Merah , biru, kuning roleng hijau
c. Kuning roleng hijau, biru, hitam
d. Merah, Hitam, kuning roleng hijau
10. Perhatikan gambar dibawah ini, berapakah jumlah kabel yang seharusnya dipasang?

a. 2 b. 3

c. 4 d. 5

38

Anda mungkin juga menyukai