Pertemuan 4 BJT
Pertemuan 4 BJT
com
ELEKTRONIKA DASAR
Pertemuan Ke-4
Bipolar Junction Transistor (BJT)
1
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 4: Profil pembawa muatan minioritas pada base dan emitter pada
transistor npn yang bekerja pada mode aktif.
n p 0 n p 0 e v BE / V T
4
hendroagungs.blogspot.com
dx
n ( 0 )
A E qD n p
W
Tanda (-) menunjukkan bahwa arah arus In adalah dari kanan ke kiri (arah x
negatif).
iC I S e v BE / V T
IS
Arus Collector A E qD n n p 0 W
n p 0 n i
2
N A
2
A qD n
I S E n i
N A W
Arus jenuh IS berbanding terbalik dengan lebar base W. IS sebanding dengan luas
penampang EBJ → scale current.
IS mempunyai harga antara 10-18 A sampai 10-12 A.
IS sebanding dengan ni2 yang merupakan fungsi suhu, kira-kira menjadi dua kali
setiap kenaikan suhu 5°C
Arus Base
Terdiri dari iB1 yang disebabkan oleh holes yang disuntikkan dari base ke emitter
dan iB2 yang disebabkan oleh holes yang dicatu dari rangkaian luar untuk
menggantikan holes yang hilang akibat proses rekombinasi
2
A qD n
i B 1 E p i
e v BE / V T
N D L p
6
hendroagungs.blogspot.com
Q
i n
B 2
b
2 N A
2
1 A qWn
i E i
e v BE / V T
B 2
2 b N A
D N W 1 W 2
i I p A
e v BE / V T
B S D N L 2 D n
n D p b
iC
i
B
IS
i e v BE / V T
B
D N W 1 W 2
1 p A
D N L 2 D n
n D p b
7
hendroagungs.blogspot.com
iE iC iB
Arus Emitter
1
i iC
E
1
i I e v BE / V T
E
S
iC i E
1
i E IS e v BE / V T
1
8
hendroagungs.blogspot.com
α≈1
Perubahan yang kecil pada α menyebabkan perubahan yang besar pada β.
α disebut penguatan arus common-base.
Gambar 5: Model rangkaian pengganti sinyal besar untuk BJT npn yang bekerja
pada mode forward active.
10
hendroagungs.blogspot.com
Struktur Transistor
Divais tidak simetris berarti jika collector dan emitter ditukar dan transistor
bekerja pada mode reverse active, α = αR dan β = βR yang mempunyai
harga yang berbeda dengan αF dan βF.
Karena divais dirancang untuk bekerja optimum pada mode forward active,
αR << αF dan βR << βF.
αR berkisar antara 0,01 – 0, 5 dan βR berkisar antara 0,01 – 1.
11
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 7: Model transistor npn yang bekerja pada mode reverse active.
Struktur pada gambar (6) terlihat bahwa CBJ mempunyai luas yang lebih
besar dari EBJ.
Pada gambar 7 dioda DC menunjukkan CBJ yang mempunyai arus skala ISC
>> arus skala ISE dari dioda DE. Kedua arus ini berbanding lurus dengan luas
junction
.
αFISE = αRISC = IS
ISC yang besar mempunyai dampak bahwa untuk arus yang sama, CBJ
mempunyai penurunan tegangan yang lebih kecil jika di-bias maju daripada12
penurunan tegangan maju pada EBJ, VBE.
hendroagungs.blogspot.com
Model Ebers-Moll
iE = iDE – αRiDC
IC = - IDC + αFiDE
IB =(1 – αF) iDE + (1 – αR) iDC
13
hendroagungs.blogspot.com
i DE I SE e v BE V T
1
i DC I SC e v BC V T
1
i
I
S
e v BE V T
1 I e v BC V T
1
E S
F
iC I e v BE V T
1 I
S
e v BC V T
1
S
R
i
I
S
e v BE V T
1 I
S
e v BC V T
1
B
F R
F
1
F
F
R
1
R
R
14
hendroagungs.blogspot.com
I 1
i S
e v BE V T
I 1
E S
F F
1
iC I e v BE V T
I 1
R
S S
I 1 1
i S
e v BE V T
I
F
B S
F R
Selama ini, kondisi untuk cara kerja mode forward active adalah vCB ≥ 0
agar CBJ dalam keadaan reverse bias. Pada kenyataannya, sebuah pn
junction tidak dalam keadaan forward bias jika tegangannya tidak
melebihi kira-kira 0,5 V.
Jadi cara kerja transistor npn pada mode forward active masih tetap bisa
dicapai bila vCB turun sampai mencapai – 0.4 V.
15
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 9: Karakteristik iC – vCB dari transistor npn yang dicatu dengan arus
IE yang tetap.
Pada gambar 9 terlihat, arus iC tetap konstan pada αFiE untuk vCB sampai –
0,4 V
Di bawah harga ini,CBJ akan ‘on’ dan meninggalkan mode forward active
memasuki daerah kerja mode jenuh, di mana iC menurun.
16
hendroagungs.blogspot.com
Pada gambar 9 terlihat jika vCB berkurang sampai di bawah –0,4 V, BJT memasuki
cara kerja mode jenuh.
Pada keadaan ideal, dalam mode forward active, vCB tidak mempengaruhi iC, tetapi
pada mode jenuh, dengan meningkatnya vCB ke arah negatif, iC berkurang.
I
iC I e v BE V T
S
e v BC V T
S
R
Suku pertama adalah hasil dari forward-biased EBJ, dan suku kedua
adalah hasil dari forward-biased CBJ.
Jika vBC melebihi 0,4 V, iC akan berkurang dan akhirnya mencapai nol.
17
hendroagungs.blogspot.com
18
hendroagungs.blogspot.com
Transistor pnp
Gambar 11: Aliran arus pada transistor pnp untuk bekeja pada mode forward
active.
19
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 12: Model sinyal besar untuk transistor pnp yang bekerja pada
mode aktif.
Transistor pnp dapat bekerja pada mode jenuh seperti pada transistor npn
20
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 14: Polaritas tegangan dan aliran arus dalam transistor yang di bias
dalam mode aktif
21
hendroagungs.blogspot.com
iC I S e v BE V T
I S v BE V T
iC
i e
B
iC I
iE S e v BE V T
Catatan: untuk transistor pnp, gantilah vBE dengan vEB
iC i i 1 iE
i E
E B
1
iC iB i E 1 i B
1 1
22
hendroagungs.blogspot.com
Konstanta n
23
hendroagungs.blogspot.com
Contoh soal 1:
Transistor pada gambar (15.a) mempunyai β = 100 dan vBE = 0,7 V pada iC
=1mA.
Rancanglah rangkaian sehingga arus 2 mA mengalir melalui collector dan
tegangan pada collector = +5 V
24
hendroagungs.blogspot.com
Jawab:
VC = 5 V → CBJ reverse bias → BJT pada mode aktif
VC = 5 V → VRC = 15 – 5 = 10 V
IC = 2 mA → RC = 5 kΩ
0 , 717 15
7 , 07 k
2 , 02
25
hendroagungs.blogspot.com
28
hendroagungs.blogspot.com
Dalam daerah aktif, vCB ≥ –0,4 V, kurva iC – vCB berbeda dengan yang diharapkan karena:
– Kurva tidak tidak datar tapi menunjukkan koefisien arah yang positif. Hal ini
disebabkan adanya ketergantungan iC terhadap vCB
– Pada harga vCB yang relatif besar, iC meningkat dengan cepat, karena terjadinya
‘breakdown’
Pada gambar (18.b), setiap kurva karakteristik memotong sumbu vertikal pada harga
arus = αIE (IE konstan untuk setiap kurva).
α untuk sinyal besar = iC/iE yang merupakan penguatan arus common-base.
α untuk sinyal kecil ≡ ∆iC/∆iE.
1
iC I I e v BC V T
R
E E S F
CBJ lebih besar dari EBJ, penurunan tegangan vBC akan lebih kecil dari
vBE, sehingga menghasilkan tegangan vCE jenuh pada vCE = 0,1 V – 0,3 V.
29
hendroagungs.blogspot.com
30
hendroagungs.blogspot.com
Koefiisien arah dari kurva iC – vCE yang tidak nol menunjukkan bahwa
resistansi keluaran dilihat ke arah collector mempunyai harga tertentu (≠∞)
1
i
r C
v CE
o
v BE kons tan
V A V
r o CE
IC
IC dan vCE adalah koordinat titik kerja BJT pada kurva iC – vCE .
V
r o '
A
I C
I C
'
I S e v BE V T
31
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 20: Model rangkaian pengganti sinyal besar dari BJT npn yang
bekerja di daerah aktif dalam konfigurasi common-emitter.
32
hendroagungs.blogspot.com
Karakteristik Common-Emitter
33
hendroagungs.blogspot.com
Pada gambar 21, sebuah transistor bekerja pada daerah aktif di titik Q yang
mempunyai arus collector ICQ, arus base IBQ dan tegangan collector –
emitter VCEQ. Perbandingan
I CQ
arus collector dan arus base adalah β sinyal
dc
besar atau dc. I BQ
Pada gambar 21 terlihat, dengan tegangan vCE tetap perubahan iB dari IBQ
menjadi (IBQ + ∆iB) menghasilkan kenaikan pada iC dari ICQ menjadi (ICQ +
∆iC)
iC
iB
ac
v CE kons tan
35
hendroagungs.blogspot.com
Perhatikan titik kerja X di daerah jenuh → arus base IB, arus collector ICsat
dan tegangan collector – emitter VCEsat.
ICsat < βFIB
36
hendroagungs.blogspot.com
forced F
37
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 24. (a) transistor npn beroperasi pada mode jenuh dengan arus
base yang tetap IB.
(b) Kurva karakteristik iC – vCE pada iB = IB dengan koefisien arah 1/RCEsat.
(c) Rangkaian ekivalen transistor jenuh
(d) Model rangkaian ekivalen yang disederhanakan dari transistor jenuh
38
hendroagungs.blogspot.com
i
I
S
e v BE V T
1 I
S
e v BC V T
1
B
F R
39
hendroagungs.blogspot.com
I
iC I e v BE V T
S
e v BC V T
S
R
Ini adalah persamaan kurva karakteristik iC – vCE yang diperoleh jika base
dipaksa dengan arus tetap IB.
40
hendroagungs.blogspot.com
Gambar 25: Plot iC (normalisasi) terhadap vCE untuk transistor npn dengan
βF = 100 dan αR = 0,1
41
hendroagungs.blogspot.com
Kurva dapat didekati dengan garis lurus pada titik βforced/βF = 0,5. Koefisien
arah pada titik ini kira-kira
10 V-1, tidak tergantung dari parameter transistor.
RCEsat = 1/10βFIB
Transistor breakdown
42
hendroagungs.blogspot.com
43
hendroagungs.blogspot.com
Kondisi:
1. EBJ forward biased:
npn: vBE > VBEon; VBEon ≈ 0,5 V
biasanya vBE = 0,7 V
pnp: vEB > VEBon; VEBon ≈ 0,5 V
biasanya vEB = 0,7 V
44
hendroagungs.blogspot.com
v V
npn: i C arus
I S e –v tegangan:
V
Hubungan BE T
pnp: iC I S e EB T
i B iC iC iB
i E iC iC iC
1 1
npn:
IS
i e v BE V T
B
v
iC I S e v BE V T
1 CE
V A
r o V A I S e v BE V T
45
hendroagungs.blogspot.com
pnp
IS
i e v EB V T
B
v
iC I S e v EB V T
1 EC
V A
r o V A I S e v EB V T
Model Ebers-Moll
npn pnp
i DE I SE e v BE V T
1 i DE I SE e v EB V T
1
i DC I SC e v BC V T
1 i DC I SC e v CB V T
1
F I SE R I SC I S
I luas CBJ
SC
F
46
I SE R luas EBJ
hendroagungs.blogspot.com
βforced ≤ βF
F
Overdrive factor
forced 47
hendroagungs.blogspot.com
Rangkaian ekivalen
npn pnp
1 forced 1
V V ln F
1 forced
CEsat T
F
48