x r
a
O
I
P
µ0 .i.N
B B0 =
2a
a
µ0 .i k.i Sedangkan, besarnya medan magnet di titik
Bp = =
2π.a a P adalah:
329
• JARI TELUNJUK menunjukkan ARAH
Bo = µ0 . i . n
L MEDAN MAGNET (B).
• JARI TENGAH menunjukkan ARAH GAYA
Sedangkan besarnya medan magnet DI
LORENTZ (F)
UJUNG SOLENOIDA adalah:
• i-B-F SALING TEGAK LURUS.
µ0 .i.N
Bo =
2.L i
B
Keterangan:
N : jumlah lilitan solenoida
F
L : panjang solenoida (m)
Keterangan:
B. Gaya Lorentz i : arah kuat arus
B : arah medan magnet
Gaya Lorentz atau Gaya Magnet adalah gaya yang
F : arah gaya Lorentz
terjadi akibat interaksi antara medan magnet
dan arus listrik atau muatan yang bergerak. Gaya c. Gaya Interaksi Antara Dua Kawat Sejajar
Lorentz ini dapat terjadi pada: Berarus Listrik
1. Kawat lurus berarus listrik di dalam medan Jika kedua kawat berarus listrik ARAH
magnetik. ARUSNYA SEARAH maka akan muncul GAYA
2. Dua kawat sejajar berarus listrik. interaksi TARIK-MENARIK.
3. Muatan yang bergerak di dalam medan magnet. Sebaliknya, jika ARAH ARUSNYA
a. Gaya Lorentz pada Kawat Lurus Berarus BERLAWANAN ARAH maka akan muncul
Listrik GAYA interaksi TOLAK-MENOLAK.
I
F12
B
q F21 F12 F21
i1 i2 i1 i2
330
d. Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak f. Lintasan Partikel Bermuatan di dalam
di dalam Medan Magnet Medan Magnet
v v +
B (masuk)
F
B +
q
F
v
F
q v
+
Jika muatan q bergerak dengan kecepatan v
Jika muatan positif q bergerak di dalam
membentuk sudut terhadap medan magnet
medan magnet B maka muatan tersebut
B maka akan muncul gaya Lorentz dengan per-
akan membuat lintasan berupa lingkaran
samaan:
dengan jari-jari R.
F = B.q.v.sin q Akibat lintasan melingkar ini maka gaya Lo-
rentz yang terjadi akan berperan sebagai
Keterangan: gaya sentripetal, jika dibuat persamaan akan
F : gaya Lorentz (N) menjadi:
q : muatan listrik ( C) F = Fsp
v : kecepatan gerak muatan q (m/s) m ⋅ v2
q ⋅ v ⋅ B = = m ⋅ ω2 ⋅ R
q : sudut yang dibentuk antara v dan B R
F
B (medan magnet)
θ
Keterangan:
v : arah kecepatan muatan positif
B : arah medan magnet
F : arah gaya Lorentz
A (luas bidang)
331
v : kecepatan gerak kawat (m/s)
φ = B ⋅ A ⋅ Cosθ
R : hambatan (ohm)
Keterangan:
I : kuat arus pada loop (A)
f : fluks magnetik (Weber)
B : kuat medan magnet (Tesla) d. GGL Induksi karena Perubahan Sudut
A : luasan yang ditembus garis gaya (m2) Antara Medan Magnet dan Garis Normal
q : sudut antara B dengan garis normal
Pada generator, GGL induksi yang dihasilkan
b. Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi pada outpunya dirumuskan dengan:
GGL induksi terjadi karena perubahan jumlah ε = N ⋅ B ⋅ A ⋅ ω ⋅ Sinθ
garis-garis gaya magnet yang menembus εmaks
= N ⋅ B ⋅ A ⋅ ω
suatu kawat loop. GGL induksi dirumuskan:
GGL induksi diri dirumuskan dengan:
−N ⋅ dφ −N ⋅ ∆φ ∆I
ε= = ε = −L
dt ∆t ∆t
Keterangan: Sedangkan, koefisien induksi diri dirumus-
e : GGL induksi (V) kan dengan:
N : jumlah lilitan kumparan
dφ N⋅φ
: turunan f terhadap waktu t L=
dt I
Df : perubahan fluks magnetik (Wb)
Besarnya energi yang tersimpan di dalam
∆t : selisih waktu (sekon)
induktor/kumparan tersebut adalah:
1 2
c. GGL Induksi karena Perubahan Luasan W= L ⋅I
2
B′
C B Keterangan:
L : koefisien induksi diri (H)
R V ∆I : perubahan kuat arus dalam induktor (A)
∆t : perubahan waktu (sekon)
A′
D A
W : energi yang tersimpan (joule)
Jika sebuah loop kawat ABCD ditembus
oleh medan magnet B secara tegak lurus e. Transformator (Trafo)
dan salah satu sisinya digeser sehingga • Transformator adalah sebuah alat yang
terjadi perubahan luasan loop kawat yang terdiri atas susunan lempeng-lempeng
ditembus maka akan terjadi GGL induksi besi yang dililit oleh dua kumparan, yaitu
yang dirumuskan: kumparan primer (input) dan kumparan
sekunder (output), dan inti besi lunak.
∆A
ε = −N ⋅ B ε =B⋅⋅v
∆t
Inti besi
Sehingga terjadi arus listrik pada loop
ABCD karena terdapat hambatan R yang
ke rangkaian
Sumber
dirumuskan: biasa
tegangan
ε bolak-balik
I=
R
Keterangan:
∆A : perubahan luasan (m2) kumparan primer kumparan sekunder
333