Anda di halaman 1dari 33

RINGKASAN MATERI

Magnet Statics

Disusun Oleh:

Muhammad Hidayat Polanunu

D041171311

Teknik Elektro

Universitas Hasanuddin
Gaya dan Torsi Magnet

Torsi magnetic akan bekerja pada sebuah dipol magnet yang berada
didalam medan magnet. Torsi magnetic adalah besaran vektor yang memegang
peranan penting di dalam teknik kelistrikan. Misalkan sebuah loop berbentuk
persegi panjang diletakkan di dalam medan magnet yang serba sama B searah
dengan sumbu – z. posisi loop tersebut terhadap arah medan magnet digambarkan
oleh gambar 1

Gambar 1

Dua gaya yang masing – masing bekerja pada dua sisi yang panjangnya a
besarnya sama, arahnya berlawanan (saling menjauh), dan posisinya pada satu
garis kerja sehingga saling meniadakan ( resultannya nol) dan tidak menimbulkan
torsi. Sedangkan dua gaya yang masing – masing bekerja pada sisi yang
panjangnya b besarnya juga sama dan arahnya berlawanan, tetapi lokasinya tidak
pada satu garis kerja sehingga kedua gaya tersebut menghasilkan torsi ( Gambar
1.b), besar torsinya adalah

𝑁 = 𝑎 𝐹 sin 𝜃 𝑥̂

Besarnya gaya yang bekerja pada sisi b adalah

𝐹 =𝐼𝑏𝐵

Sehingga besarnya torsi menjadi


𝑁 = 𝐼 𝑎𝑏 𝐵 sin 𝜃 𝑥̂ = 𝑚 𝐵 sin 𝜃 𝑥̂

Atau

𝑁=𝑚𝑥𝐵

Dimana m = I ab adalah besarnya momen dipol dari loop. Persamaan diatas


menyatakan torsi yang bekerja pada dipole yang berada di dalam medan magnet
serba sama. Torsi tersebut menyebabkan momen dipol berotasi sehingga sejajar
dan searah dengan arah medan magnet. Persamaan diatas juga berlaku untuk
dipole di dalam medan magnet yang tidak serba sama, jika ukuran dipolenya
sangat kecil.

Mekanisme tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan proses


magnetisasi pada bahan paramagnetic, yaitu proses pensejajaran (penyearahan)
momen dipole dari spin electron dengan arah medan magnet luar.

Didalam medan magnet serba sama, resultan gaya yang bekerja pada loop berarus
listrik adalah nol. Secara matematik dinyatakan sebagai

𝐹 = 𝐼 ∮ 𝑑𝑙 𝑥 𝐵 = 𝐼 (∮ 𝑑𝑙 ) 𝑥 𝐵 = 0

Sebagai tambahan pembahasan bahwa didalam medan magnet yang tidak


serba sama persamaan tersebut tidak berlaku. Sebagai contoh, sebuah kawat
berbentuk lingkaran berjari – jari R dan berarus listrik I diletakkan di dalam
medan magnet di ujung selenoida (Gambar 2).

Gambar 2
Di daerah tersebut, medan magnet B memiliki komponen arah radial,
sehingga resultan gaya yang bekerja pada kawat lingkaran tersebut memiliki
komponen pada arah vertical ke bawah yang besarnya

𝐹 = 2𝜋 𝐼𝑅𝐵 𝑐𝑜𝑠 𝜃

Untuk loop yang sangat kecil dari suatu momen dipole m didalam medan magnet
B, gayanya adalah

𝐹 = ∇(𝑚. 𝑩)

Dengan menggunakan aturan

∇(𝐴. 𝐵) = 𝐴 𝑥 (∇𝑥𝐵) + 𝐵 𝑥 (∇𝑥𝐴) + (𝐴. ∇)𝐵 + (𝐵. ∇)𝐴

Gaya tersebut dapat dijabarkan menjadi

𝐹 = 𝑚 𝑥 (∇𝑥𝐵) + (𝑚. ∇)𝐵

Sesuai hukum Ampere ∇𝑥𝐵 = 𝜇0 𝑱 persamaan diatas dapat dirubah menjadi

𝐹 = 𝑚 𝑥 (𝜇0 𝑱) + (𝑚. ∇)𝑩

Karena B adalah medan magnet luar yang dihasilkan oleh suatu rapat arus
J yang berada diluar dipole ( berarti didalam dipole J tersebut nol), maka gaya
yang bekerja pada dipole m adalah

𝐹 = (𝑚. ∇)𝑩
Hukum Biot-Savart

Medan magnetik akan timbul pada penghantar yang dialiri arus listrik.
Konsep ini telah diteliti oleh ilmuwan asal Denmark, yaitu Hans Christian
Oersted (1777-1851). Dari hasil penelitiannya, Oersted mengemukakan bahwa
jika sebuah magnet didekatkan pada suatu penghantar yang dialiri arus listrik,
maka magnet tersebut akan menyimpang (terjadi simpangan). Penyimpangan ini
dibuktikan dengan bergeraknya jarum kompas saat didekatkan pada sebuah kawat
yang berarus.
Medan magnetik merupakan besaran vektor, sehingga memilki besar dan
arah. Vektor medan magnetik diberi simbol B, sedangkan besar medan magnetik
diberi simbol B. Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan, yaitu ibu jari menunjukkan arah arus listrik dan keempat jari lainnya
menunjukkan arah medan magnetik. Satuan medan magnetik adalah Tesla (T),
dengan 1 T = 1 N.s/C.m.

`
Lalu, bagaimana kalian menghitung besar medan magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik tersebut? Penelitian Oersted tentang medan
magnetik dilanjutkan oleh ilmuwan lain yang bernama Jean Baptiste
Biot dan Felix Savart. Keduanya dapat menentukan besarnya medan magnetik
yang ditimbulkan oleh kawat berarus pada suatu jarak tertentu. Temuan ini
dikenal sebagai hukum Biot-Savart. Hukum Biot-Savat merupakan persamaan
yang digunakan untuk menghitung medan magnetik yang dihasilkan oleh kawat
berarus listrik. Berikut ini merupakan beberapa penggunaan hukum Biot-Savart.
Hukum Biot-Savart untuk medan magnetik yang ditimbulkan oleh elemen
arus. Hukum ini digunakan untuk menentukan medan magnetik B di sembarang
titik P pada sebuah kawat. Biot dan Savart menyatakan bahwa besar medan
magnetik:
• berbanding lurus dengan arus listrik (I);
• berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar (dl);
• berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik itu ke elemen kawat
penghantar (r2);
• berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis
penghubung titik itu ke elemen kawat penghantar.

Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Dalam bentuk vektor, persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:

Keterangan:
dB = perubahan medan magnet dalam tesla ( T );
μo = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A.m);
I = kuat arus listrik (A);
dl = perubahan elemen panjang (m);
θ = sudut antara elemen berarus dan jarak ke titik yang ditentukan besar
medan magnetiknya; dan
r = jarak titik P ke elemen panjang (m).
Untuk menghitung medan magnetik total di sembarang titik yang
ditimbulkan oleh kawat berarus listrik, kalian dapat mengintegralkan
persamaan di atas yang mencangkup semua elemen kawat dl, sehingga:

Hukum Biot-Savart untuk medan magnetik yang ditimbulkan oleh


kawat lurus panjang berarus listrik
Besarnya medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik,
dipengaruhi oleh besarnya kuat arus listrik dan jarak titik tinjauan
terhadap kawat. Semakin besar kuat arus, semakin besar kuat medan
magnetiknya. Sebaliknya, semakin jauh jaraknya terhadap kawat,
semakin kecil kuat medan magnetiknya. Berdasarkan hukum Biot-Savart,
besarnya medan magnetik di sekitar kawat lurus yang panjang dan
berarus listrik dirumuskan sebagai berikut.

Jika terdiri dari N lilitan kawat, maka medan magnetiknya adalah

Keterangan:
B = medan magnetik dalam tesla (T);
μ0 = permeabilitas ruang hampa;
I = kuat arus listrik (A); dan
a = jarak titik P dari kawat (m)
Gaya Magnet Antara Dua Konduktor

Dua kawat lurus sejajar dan terpisah sejauh a satu sama lain masing-
masing dialiri arus listrik i1 dan i2. P dan Q adalah titik tembus kawat pada
bidang V yang tegak lurus kawat seperti gambar di bawah ini

Kawat berarus I1 akan menimbulkan induksi magnetik B1 di titik P. Sesuai


dengan kaidah tangan kanan pertama, arah B1 adalah tegak lurus dengan i1 dan
besarnya sesuai dengan persamaan berikut:

 0 i1
B1 =
2a

Sekarang kita tinjau kawat 2 yang mana terlihat bahwa kawat 2 ini dialiri
oleh arus i2 yang terletak dalam medan magnetik B1. Akibatnya, pada kawat 2
akan bekerja gaya Lorentz (F2). Arah gaya F2 ini dapat diketahui dengan kaidah
tangan kanan. Arahkan jempol sesuai dengan i2 (ke atas) dan arahkan keempat
jari yang dirapatkan sesuai dengan arah induksi magnet B1, Kita peroleh arah
telapak tangan adalah horizontal ke kiri. Jadi arah Gaya F2 adalah ke kiri. Besar
gaya F2 kita hitung dengan persamaan berikut:

F = iLB sin θ
Pada gambar di atas terlihat θ merupakan sudut antara arah arus i2 dan B1
 0 i1
adalah 900, B1 = dan L2 = panjang kawat i2. Jadi dapat kita tuliskan sebagai
2a
berikut:

 0 i1
F2 = i2 L2 B1 sin 90 0 = i2 L2 x1
2a
 0 i1i2
F2 = .L2
2a

F2
Biasanya yang ditentukan adalah besar gaya per satuan panjang ,
L2

sehingga persamaan diatas menjadi:

F2  0 i1i2
=
L2 2a

Apabila kawat melalui kedua kawat sama (i1 = i2 = i), maka besar gaya
tarik-menarik antar kedua kawat lurus adalah

F2  0 i1i2 F  i2
=  = 0
L2 2a l 2a

Dengan:

F
= gaya per satuan luas (Nm-1)
l

i1, i2 = kuat arus melalui penghantar 1, penghantar 2 (A)

a = jarak antara kedua penghantar (m)

µ0 = 4π x 10-7 Wb A-1m-1
Persamaan MagnetStatis Maxwell

Gelombang yang telah dijelaskan di depan adalah gelombang mekanik, yaitu


gelombang yang penjalarannya memerlukan medium atau adanya gangguan pada
medium yang akan dijalarkan gelombang. Gelombang ini diantaranya gelombang
air, gelombang tali dan gelombang suara.

Gelombang elektromagnetik yang selanjutnya disingkat gelombang EM


adalah gelombang yang menjalarnya tak perlu medium. Dasar dari gelombang
EM adalah teori-teori listrik dan megnet yang kemudian diringkas menjadi
sekumpulan persamaan yang disebut persamaan Maxwell. Salah satu persamaan
Maxwell memprediksi bahwa perubahan waktu terhadap medan listrik akan
menghasilkan medan magnet, seperti halnya adanya perubahan medan magnet
yang menghasilkan medan listrik (hukum Faraday). Dari dasar ini Maxwell
mengawali suatu konsep bahwa arus displacement merupakan sumber dari
medan magnet. Dengan demikian teori Maxwell menyediakan hubungan penting
antara medan listrik dengan medan magnet.

Pada awalnya Maxwell memprediksi bahwa gelombang EM menjalar


dengan kecepatan jalar seperti kecepatan jalar cahaya. Penaksiran ini dibuktikan
oleh Hertz secara eksperimen, dan dia merupakan orang pertama yang meneliti
gelombang EM. Penemuan ini telah mengawali beberapa ilmu tentang sistem
komunikasi seperti radio, televisi dan radar. Pada tingkat konseptual, Maxwell
menggabungkan masalah cahaya dan gelombang EM, kemudian membangun ide
bahwa cahaya adalah bentuk dari radiasi elektromagnetik. Gelombang EM
dibentuk oleh muatan listrik yang dipercepat. Gelombang diradiasi terdiri dari
medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus dan juga kedua duanya
tegak lurus arah penjalarannya. Dengan demikian gelombang EM adalah
gelombang transversal. Oleh Maxwell ditunjukkan bahwa amplitudo-
amplitudo medan listrik dan medan magnet ( E & B) dalam gelombang EM
mempunyai hubungan E = c B, dengan c adalah kecepatan cahaya.

Pada jarak yang cukup jauh dari sumber gelombang, amplitudo dari getaran
medan akan mengecil terhadap jarak, sebagai perbandingan (1/r). Gelombang
EM juga mempunyai momentum dan energi sehingga dapat menghasilkan
tekanan terhadap materi yang dijumpai. Gelombang EM mempunyai banyak
frekwensi. Sebagai contoh gelombang radio adalah gelombang EM yang
dihasilkan oleh osilasi arus di menara antena radio. Pemancaran gelombang
cahaya adalah bentuk frekwensi tinggi dari radiasi EM yang dihasilkan oleh
osilasi elektron dalam sistem atom. Hukum hukum dasar dari medan listrik
dan magnet mendasari persamaan-persamaan Maxwell. Persamaan ini
merupakan unified teori dari EM.
Persamaan tersebut adalah :

𝑄
∮ 𝐸. 𝑑𝐴 =
𝜀0
∮ 𝐵. 𝑑𝐴 = 0
𝑑𝜙𝐵
∮ 𝐸. 𝑑𝐿 = −
𝑑𝑡
𝑑𝜙𝐵
∮ 𝐵. 𝑑𝑙𝐿 = 𝜇0 𝐽 + 𝜇0 𝜀0
𝑑𝑡

Penggabungan dari persamaan-persamaan diatas dapat diturunkan suatu


bentuk persamaan gelombang EM. Untuk ruang hampa (Q = 0, i = 0) , solusi
persamaan gelombang tersebut menghasilkan kecepatan jalar gelombang sebesar
(μoεo)1/2 , yang mana nilai ini sama dengan kecepatan jalar cahaya. Hasil ini
mengawali Maxwell untuk memprediksi bahwa gelombang cahaya adalah
bentuk radiasi gelombang EM
Potensi Magnet Vektor

Pada medan listrik, fungsi potensial skalar ditulis sebagai

Tidak ada fungsi potensial skalar untuk medan magnet, namun dalam
magnetostatis terdapat besaran potensial vektor, A, seperti ditunjukkan dalam

Terdapat analogi antara potensial skalar listrik dan potensial vektor magnetisic.
Makna fisis dari potensial skalar listrik adalah potensial energi per satuan muatan.
Makna fisis dari potensial vektor magnetis sangat mirip dengan potensial skalar
listrik; yakni potensial energi per unit elemen arus listrik. Yang dimaksud dengan
'elemen arus listrik' adalah kuantitas dengan satuan arus dikali panjang; arus yang
melewati sebuah kawat dikali dengan panjang kawat, dengan arah dari arus
konvensional. Satuan dari potensial vektor magnetis dalam SI adalah joule per
ampere meter.
Potensial vektor didefinisikan konsisten dengan hukum Ampere dan dapat
diperoleh dari baik arus i ataupun densitas arus j (yang menjadi sumber medan
magnet). Untuk arus yang mengalir pada permukaan:

Lebih mudah untuk menghitung potensial vektor dibanding menghitung langsung


medan magnet dari geometri sumber arus. Apilkasi paling umumnya adalah
deskripsi dari gelombang elektromagnetik.
Karena medan magnetik B didefinisikan sebagai curl dari A, dan secara definisi
curl dari sebuah gradien adalah nol, maka fungsi apapun yangd apat ditulis
sebagai gradien dari fungsi skalar dapat ditambahkan ke dalam A tanpa
mengubah nilai B yang diperoleh darinya. Dengan demikian A dapat digantikan
dengan

Transformasi semacam ini disebut sebagai transformasi gauge.

Jika kita memiliki sistem dari muatan stasioner dan arus yang stabil mengalir
melalui kabel stasioner, kita dapat mencari berapa energi potensial total dalam
sistem ini.
Energi potensial listrik diketahui dari formula
Ue=12∫ρϕdV

Formula ini diasumsikan pada kondisi dimana potensial skalar listrik adalah
energi per satuan muatan di dalam sistem. ρdV adalah bagian sangat kecil dari
elemen muatan, dikalikan dengan ϕ agar diperoleh energi, kemudian dijumlahkan
untuk seluruh muatan di dalam sistem.
Ini juga menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan
distribusi muatan tidak ditentukan dari bagaimana muatan itu sampai disana
(diandaikan tidak terdapat gaya gesek). Pernyataan ini benar karena energi adalah
kekal, tapi formula ini menggambarkannya secara eksplisit.
Ada juga energi potensial magnetis. Dibutuhkan energi untuk menggerakkan arus
dalam kawat dikarenakan induktansi kawat itu sendiri.
Formula untuk menghitung energi potensial magnetis seperti U e di atas, tidak
bergantung dari bagaimana muatan sampai disana, melainkan bergantung pada
konfigurasi akhir. Ingat bahwa energi potensial megnetis pada konfigurasi final
bergantung pada tidak hanya jumlah arus tapi juga arah alirannya. Sebagai
contoh, jika diambil dua loop kabel dengan ukuran yang sama persis, kemudian
diatur agar parallel dan koaksial, sehingga:

Diketahui bahwa terdapat gaya tarik di antaranya, jadi jika loop yang di atas
digeser dari tak terhingga, ketika mencapai loop bawah, akan kehilangan energi
potensial. Di sisi lain, jika loop atas memiliki arus dengan arah yang berlawanan,
gaya akan menjadi tolak menolak, dan energi potensial akan meningkat jika
dibawa dari tak terhingga. Jadi , kedua konfigurasi dibedakan hanya oleh arah
arus, akan memiliki energi yang berbeda.
Sekarang kita memiliki elemen arus yang sangat kecil, yang dapat ditulis sebagai
I dl atau JdV, secara elektrodinamis sama dengan superposisi dari tiga elemen
sejajar :
J dV=Jx x dV+Jy y dV+Jz z dV

dan jumlah dari energi yang dibutuhkan untuk membawa elemen arus sejajar dari
tak hingga dapat bervariasi bergantung pada arahnya, jadi pada setiap titik,
daripada konstanta tunggal seperti potensial skalar listrik, kita membutuhkan tiga
konstanta, satu untuk setiap arah, sehingga

dUm=a Jx dV + b Jy dV + c Jz dV

Kita dapat menggabungkan tiga konstanta dalam satu vektor dan menggambarkan
hasilnya menggunakan produk dot. Karena vektor ini merupakan analogi pada
medan magnet dari potensial skalar listrik, yang memberikan energi potensial per
elemen arus, vektor ini dapat dianggap sebagai awal dari potensial vektor
magnetis. Hasil akhirnya adalah

dan energi total dari konfigurasi tersebut adalah

Seperti disebutkan sebelumnya, sama halnya dengan potensial skalar listrik


adalah energi potensial per unit muatan, potensial vektor magnetisis merupakan
energi potensial per satuan muatan. Namun arus memiliki arah, sehingga
potensial vektor magnetisis harus memiliki tiga komponen. Itulah mengapa
fungsi ini adalah vektor juga.

Magnetostatic Boundary Condition

Jika perilaku dari medan listrik dan potensial pada permukaan muatan dapat
ditelaah, maka demikian juga medan magnet yang melewati permukaan arus. Jika
kita memiliki permukaan arus K, pada titik tertentu arus mengalir dalam arah +x.
Bayangkan suatu luasan kecil dan buat sebuah kotak di atas permukaan ini. Jika
kita membuat ketebalan kotak ini menjadi sangat kecil, maka integral permukaan
pada dasarnya di atas dari dua sisi kotak pada kedua sisi dari permukaan arus.
Karena , maka Hukum Gauss menyatakan bahwa
Kini , maka integral kedua menyatakan bahwa

Oleh karena itu, komponen normal dari adalah kontinu melewati permukaan
arus.
Untuk komponen paralel, anggaplah komponen pertama dari B sejajar dengan
permukaan tapi tegak lurus dengan arus. Kita dapat mendefinisikan loop kecil
yang menutupi permukaan, dimana wilayah yang dikelilingi dari loop ini tegak
lurus dengan arus. Jika kita membuat sisi vertikal dari loop menjadi sangat kecil
dan sisi horizontal dengan panjang 1, maka kita dapat menggunakan teorema
stokes untuk menyatakan

Akhirnya, jika kita mengambil loop yang tegak lurus dengan permukaan namun
sejajar dengan arus, loop tersebut kemudian melingkupi arus nol, jadi
dan komponen dari bidang ini adalah kontinu.

Maka komponen satu satunya dari yang memiliki diskontinuitas adalah satu
satunya yang sejajar dengan permukaan, namun tegak lurus dengan arus, Ini
merupakan diskontinuitas yang tegak lurus dengan normal dari permukaan dan
arus , maka perbedaan dapat digambarkan sebagai produk cross dari kedua
vektor:

Untuk memperoleh arah dari dikontinuitas, dimisalkan kita melihat pada arah
(yang mana merupakan arah dari arus). Maka bidang di atas arus mengarah ke
kanan (yang mana merupakan arah ) dan di bawahnya mengarah ke kiri (arah
). Dengan demikian selisih dari mengarah ke kiri. Ini berlaku jika
K mengarah pada arah , dan mengarah pada arah .

Untuk potensial vektor, dengan asumsi berarti bahwa adalah kontinu


(menggunakan penjelasan yang sama dengan di atas). Karna , kita dapat
menggunakan kembali teorema Stokes untuk mengintegrasikan di sekitar
permukaan di atas loop:

Dimana integral kedua adalah di atas wilayah yang dilingkupi loop. Tidak seperti
integral di atas, meskipun, fluks dari yang dikelilingi loop berkurang
hingga nol ketika kita membuat loop semakin tipis. Tidak ada lapisan medan
magnet yang sangat tipis yang selalu dikelilingi oleh loop sebagaimana pada
kejadian arus tertutup. Dengan demikian pada limit pada orientasi apapun
dari loop tersebut melewati permukaan, dan semua komponen dari adalah
kontinu melewati permukaan muatan.

Turunan dari juga memiliki diskontinuitas. Untuk melihat ini, dimisalkan kita
menyiapkan sistem dengan normal pada area potongan dan arah untuk arus
.
Kemudian
Dengan menulis diperoleh

Karena adalah kontinu melewati permukaan, turunan pada arah sejajar dengan
permukaan (yaitu dan ) akan sama pada kedua sisi, jadi dan yang
merupakan turunan dari akan sama dengan nol. Ini memberi kita

Untuk menghilangkan turunan ketiga, digunakan , yang memberikan

Dengan demikian, komponen dari turunan normal memiliki diskontinuitas


Multipole Expansion Of Vector Potential

Dalam banyak cara yang sama sebagai potensi listrik, kita dapat menulis potensi
magnetik sebagai ekspansi multipole. Karena potensi magnetik adalah vektor,
ekspansi adalah serangkaian integral vektor daripada integral volume.
Bentuk yang paling umum dari potensi vektor

Untuk saat ini jalur stabil {} Aku, ini menjadi terpisahkan garis di sekitar loop
arus:

Kami dapat memperluas integran dalam hal Legendre polinomial dengan cara
yang sama seperti untuk potensial listrik:

Pertama tiga istilah dalam jumlah ini disebut monopole, dipole dan quadrupole
hal. Istilah monopole adalah

karena integrasi elemen garis vektor sekitar setiap loop tertutup adalah nol. Untuk
dipol:

adalah sudut di antara dan , maka dapat ditulis sebagai


Karna adalah konstan selama bentuk integral ini tetap, integral dapat ditulis
dalam konteks sebagai vektor luas yang dikelilingi oleh loop.

Kuantitas

didefinisikan sebagai momen dipol magnetik dari loop arus, sehingga potensi
dipol

Medan magnet mengacu pada kutub adalah

Kita dapat menggunakan vektor identitas untuk mengembangkan curl, dan


menggunakan fakta bahwa adalah konstan pada loop arus yang diberikan,
maka seluruh turunannya adalah nol. Didapat

Dan dapat digunakan


Sifat Magnetik Material

Medan magnetic magnet batang

Garis medan magnetik yang dihasilkan loop berarus sama dengan garis
medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu magnet batang.
Elektron yang bergerak mengelilingi inti dapat dianggap sebagai simpal-simpal
mini berarus listrik yang menimbulkan medan magnetik.

Momen magnetik
Suatu simpal kawat berarus akan memiliki momen magnetik.

 = IA
Momen magnetik disebut juga momen dipol magnet.
Energi potensial dipol magnet diberikan oleh :

U = −   B = −  B cos 
(θ adalah sudut antara μ dan B)

Momen Magnetik Orbital

Arah arus

Arah
gerak
elektron

 e 
 = IA = −  L
 2me 
“Momen magnetik elektron sebanding dengan momentum sudut orbitalnya
tetapi arahnya berlawanan”
Dalam teori kuantum,momentum sudut berniali diskrit,yakni merupakan
perkalian suatu bilanagan dengan h sehingga :
h
= = 1, 05 10−34 J.s
2
 e L L
 = −  = −B
 2me 
 B = 9, 27 10−24 J T. (Magneton Bohr)

Momen magnetic spin


Selain memiliki momentum sudut orbital, elektron juga memiliki momentum
sudut spin.
Arah momen magnetik spin elektron berlawanan arah terhadap arah momentum
sudut spin elektron.
Momen magnetik spin elektron :

S
spin = −2 B
Kondisi batas magnet

Boundary condition atau yang dalam Bahasa indonesia adalah syarat batas
merupakan kondisi kontinuitas pada suatu bidang berdasarkan persamaan
Maxwell. Kondisi ini dapat berasal dari penerapan Persamaan Maxwell,
Teorema Stokes dan Teorema Gauss

Komponen normal dan tangensial


Medan listrik yang terletak pada suatu bidang dapat diuraikan menjadi
komponen “normal” dan komponen “tangensial”.
Komponen normal : komponen yang tegak lurus bidang
Komponen tangensial : komponen yang menyinggung bidang

• EN : Komponen Normal
• ET : Komponen Tangensial

Oleh karena vector pada suatu permukaan dapat diuraikan menjadi komponen
NORMAL dan TANGENSIAL, maka analisis lebih mudah diakukan pada
komponen NORMAL dan TANGENSIALnya.

Syarat batas medan MAGNET komponen normal


Komponen normal
Mengetahui sifat perubahan vector medan pada batas dua medium atau bahan.
Pandangan dua buah bahan medium yang mempunyai permeabilitas berbeda
(salah satu boleh hampa udara)

Pada umumnya jika mediumnya berlainan, maka medan magnetnya juga


berbeda.
Syarat batas medan Magnet komponen tangensial
Komponen tangensial
Induktansi

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl .

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan


timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya
berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah
terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu
sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan
oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.
Induktansi Diri (GGL Induksi Pada Kumparan)

Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi


perubahan fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada
arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan
fluks. Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan
menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk
memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε
sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L
disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry
(H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan
besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt
bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu
ampere per detik.

Induksi Diri Pada Selenoida Dan Toroida


Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk
silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila
arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di
dalam kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah solenoida
yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah
kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan disebut induktor.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan dibawah. Medan magnet di dalam solenoida adalah :
B= μ .n.I

dengan n = sehingga diperoleh

karena B Φ = B.A =
Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar

Sehingga

dengan:

L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)


μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)

Energi Yang Tersimpan Dalam Induktor

Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk


medan magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L yang
dilewati arus I, adalah :
Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya. Berdasarkan
persamaan induktansi diri selenoida atau toroida, bahwa

besar induktansi solenoida setara dengan dan medan magnet di dalam

solenoida berhubungan dengan kuat arus I dengan B = Jadi,

Maka, dari persamaan diatas diperoleh:

Apabila energi pada persamaan diatas tersimpan dalam suatu volume yang
dibatasi oleh lilitan Al, maka besar energi per satuan volume atau yang disebut
kerapatan energi, adalah :

Induktansi Bersama

Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka
sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks
magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada
kumparan tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke
kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang
melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus
sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai


M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak
pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang
fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika
perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta
pembanding akan bernilai sama, yaitu :

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan


hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis
fluks melewati kedua kumparan tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga
kestabilan aliran darah pada jantung pasien merupakan salah satu contoh alat
yang menerapkan induktansi bersama.
Energi magnet

Kata magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani magnesia yang memiliki artis
batu Magenisia. Umumnya Magnesia adalah nama sebuah wilayah yang ada du
Yunani yang pada saat ini bernama Manisa. Di mana di wilayah tersebut batu
magnet pertama kali ditemukan. Batu magnet pertama yang ditemukan
merupakan magnet tetap atau magnet alam. Dan saat ini magnet yang ada di
pasaran kebanyakan adalah magnet buatan.

Magnet sendiri merupakan sebuah benda yang dapat menarik benda di sekitarnya
dan setiap magnet pastinya memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan adalah
kemampuan benda untuk menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya.

Inilah sifat-sifat dari magnet


▪ Magnet dapat menarik benda

Sifat magnet yang pertama adalah magnet dapat menarik benda lain yang berasal
dari bahan logam. Akan tetapi tidak semua logam dapat ditarik oleh magnet.
Bahan logam yang memiliki daya tarik yang tinggi oleh magnet dalah besi dan
juga baja.

▪ Medan magnet membentuk gaya magnet

Tahukah Anda bahwa gaya magnet tidak hanya berada di kutub-kutubnya. Akan
tetapi gaya magnet juga timbul di sekitar magnet. Daerah yang di sekitar magnet
yang memiliki gaya magnet disebut juga medan magnet.

▪ Magnet memiliki dua kutub

Sifat-sifat magnet selanjutnya adalah magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub
utara dan kutub selatan.

▪ Kutub magnet tidak sesama tarik menarik dan sesama akan menolak

Sama halnya dengan gaya listrik, gaya magnet juga berupa tarikan dan tolakan.
Jika kutub yang sama didekatkan maka akan saling tolak-menolak dan jika kutub
yang berbeda yaitu utara dan selatan di didekatkan maka akan saling tarik
menarik.

▪ Sifat magnet dapat hilang

Sifat-sifat magnet juga akan menghilang atau melemah karena beberapa


penyebab, seperti terbakar, jatuh secara terus menerus dan lainnya.

Jenis-jenis magnet

Setelah mengetahui pengertian, sifat-sifat magnet, kali ini akan menjelaskan


tenang jenis-jenis magnet. Secara garis besar jenis magnet dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

▪ Magnet alam

Sama seperti namanya, magnet alam merupakan salah satu jenis magnet yang
sudah memiliki sifat magnet secara alami dan tanpa adanya campur tangan
manusia. Sebagai contoh yaitu gunung ida di Magnesia yang sudah terbukti
mampu menarik benda-benda yang ada disekitarnya.

▪ Magnet buatan

Kebalikannya dari magnet alam, magnet buatan adalah magnet yang dibuat oleh
manusia dengan menggunakan bahan magnetik kuat, seperti besi dan baja.
Magnet buatan juga dibedakan menjadi dua macam yaitu:

▪ Magnet sementara (remanen). Magnet ini merupakan magnet yang memiliki


sifat kemagnetan hanya sementara, yaitu hanya terjadi selama proses
pembuatannya.
▪ Magnet tetap (permanen). Adalah magnet yang sifat kemagnetannya bersifat
permanen, meskipun proses pembuatan sudah dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai