Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
Hukum Ampere
Suatu pernyataan yang menggambarkan hubungan antara induksi magnet dengan
kuat arus listrik, pertama kali dikemukakan oleh Andre M. Ampere (1775-1836). Andre
M. Ampere (1775-1836) menemukan suatu pernyataan universal yang menggambarkan
hubungan antara induksi magnetik dengan kuat arus listrik. Bunyi hukum ampere sebagai
berikut untuk semua bentuk lintasan tertutup yang mengelilingi pengkantar berarus I di
dalam vakum, medan magnetik yang di timbulkan selalu sedemikian sehingga berlaku B
dl cos q = mo I dengan dl adalah elemen panjang dari lintasan tertutup, q adalah sudut
antara arah induksi magnetik B dengan elemen dengan lintasan dl, dan I adalah total kuat
arus yang di lingkupi oleh lintasan tertutup
Jika persamaan induksi magnet digunakan pada penghantar berarus , besar induksi
magnet untuk titik berjarak
B dl cos q = mo I
Dengan òdl adalah keliling lingkaran maka persamaan dapat ditulis menjadi
( B ) ( 2 πa )=μ 0 i
μ0 i
B=
2 πa
1. Induksi Magnetik di Sumbu Toroida

Toroida adalah kumparan yang di tekuk sehingga berbentuk lingkaran. Jika


toroida di aliri arus listrik, akan timbul garis-garis medan magnetik berbentuk lingkaran
di dalam toroida. Salah satu garis medan ini kita andaikan memiliki jari-jariyang
besarnya a.

Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah toroida yang dapat digambarkan


sebagai sebuah solenoida yang dibengkokkan menjadi bentuk sebuah donat
Pada setiap titik sepanjang garis medan magnetik itu induksi magnetik B sama
besar, dan arahnya merupakan garis singgung pada lingkaran. Pada setiap panjang dl dari
lintasan tertutup, induksi magnetik B berhimpit dengan dl sehingga sudut antara dl
dengan B adalah q yang besarnya 0°. Jika banyak lilitan toroida adalah N, arus listrik
totsl di dalam lintasan tertutup menjadi NI.Oleh karena itu sesuai persamaan hokum
ampere diperoleh sebagai berikut
∮ B d cosθ❑=B ∮ μ0 ∋¿ ¿
∮ B d ℓ cos θ = ∮μ_0 NI
B cos 00 ∮d ℓ = ∮μ0 NI
∮d ℓ = 2 πa sehingga persamaan B cos 0 0 ∮dℓ = ∮μ0 NI menjadi B 2 πa = μ0 NI.
Adapun besar induksi magnet di sumbu toroid ditentukan berikut

μ0 i
B=
2 πa
Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Besar Induksi magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
r = jari-jari (m)
2. Induksi Magnetik di Pusat dan di Ujung solenoid
Penghantar yang membentuk banyak lilitan sehingga menyerupai lilitan pegas di
sebut kumparan atau solenoida. Solenoida yang di aliri arus listrik menghasilkan garis
medan magnetik yang polanya sama dengan yang dihasilkan oleh magnet batang. Saat
arus listrik mengaliri solenoida, solenoida tersebut akan memiliki sifat medan magnet.
Posisi dari kutub – kutub medan magnet pada solenoida dipengaruhi oleh arah arus di tiap
lilitan tersebut. Karena garis – garis medan magnet akan meninggalkan kutub utara
magnet.
Perhatikan sebuah solenoid serta penampangannya jika kumparan tersebut diiris secara
membujur seperti gambar diatas
Gambar(a) sebuah solenoid yang dialiri arus listrik I menghasilkan garis medan magnet,
(b) Penampang irisan membujur solenoid dengan lintasan tertutup PQRS berupa segiempat, (c)
Bentuk geometri untuk menentukan induksi magnet dititik P didalam solenoid oleh magnet
batang
Penampang irisan membujur solenoid dengan M lilitan dan dialiri arus I tampak pada
gambar diatas. Untuk solenoid ideal, induksi magnet B didalam solenoid nilainya 0.
Marilah sekarang kita lihat penampang selenoida yang akan kita deskripsikan seperti
gambar di bawah ini sebuah selenoida dengan panjang l.

Perhatikan gambar di atas sebuah selenoida dengan besar jari-jari lingkaran kawat a, titik
P adalah titik tengah selenoida. Penurunan rumus medan magnet dalam selenoida akan kita coba
menghitung besar medan magnet di titik P tersebut. Secara analitik bisa kita bayangkan besar
medan magnet di titik P adalah merupakan jumlah medan magnet yang berasal dari masing-
masing kawat melingkar yang membentuk sebuah selenoida, maka dari itu kita harus sudah
mengetahui besar medan magnet di titik P yang dihasilkan oleh satu buah kawat melingkar yaitu
B=μoi2a(ar)3
Jika belum mengetahui dari mana besar medan magnet di titik P yang berasal dari satu
kawat melingkar, anda bisa baca Penurunan Medan Magnet pada Kawat Melinkar di Sumbu
Pusat Lingkaran.
Kemudian untuk mempermudah proses penurunan rumus, kita akan potong selenoida
tersebut menjadi setengahnya seperti pada gambar di bawah ini

Seperti sudah ditulis di atas besar medan magnet ditik P adalah jumlah total medan
magnet di titik P yang dihasilkan dari seluruh kawat melingkar yang membentuk selenoida,
berarti kita harus mengintegralkan persamaan medan magnet di titik P yang berasal dari satu
kawat melingkar sepanjang dl, secara matematika bisa ditulis sebagai berikut

B=μo2a∫(ar)3Nildl
sinβ=rdβdl, maka dl=rdβsinβ
B=μoiN2la∫(ar)3rdβsinβ
B=μoiN2l∫(ar)2dβsinβ
sinβ=ar
B=μoiN2l∫sinβdβ
B=μoiN2l∫900βsinβdβ
B=μoiN2l(−cosβ)|900β
Besar medan magnet di pusat selenoida akibat pengaruh setengah panjang selenoida
adalah
B=μoiN2lcosβ
Jika kita hitung untuk seluruh panjang selenoida maka besarnya akan seperti persamaan
di bawah ini

B=μoiN2l(cosβ+cosγ)

Persamaan di atas merupakan persamaan yang bisa menentukan besar medan magnet di
sepanjang sumbu tengah selenoida, tidak hanya di pusat selenoida dan di ujung selenoida tetapi
bisa juga di luar selenoida asal masih di sepanjang garis tengah sumbu selenoida.
Dalam persoalan menghitung besar medan magnet dalam selenoida untuk selenoida yang
jari-jari selenoida sangat kecil maka besar sudut 𝛾 dan 𝛽 akan mendekati nol.
B=μoiN2l(cos00+cos00)
B=μoiNl
 Induksi magnet pada ujung solenoid

μ0 NI
B=
2ℓ
 Induksi magnet dipusat solenoida
μ0 NI
B=

Keterangan:
l =panjangsolenoida (m)
μ0 = permeabilitas ruang hampa (4x 10−7 m/a ¿
I = aruspadasolenoida (A)
N = banyaknyalilitan
n = banyaknyalilitanpersatuanpanjang (N/ l )
Pada rumus tersebut, dapat diketahui bahwa B hanya bergantung pada jumlah lilitan per
satuan panjang, n, dan arus I. Medan tidak bergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga
nilai B seragam. Hal ini hanya berlaku pada solenoidatakhingga, tetapi merupakan pendekatan
yang baik untuk titik – titik yang sebenarnya yang tidak dekat dengan ujung solenoida.1
Untuk mencari medan magnet yang disebabkan oleh distribusi arus yang sangat simetris,
kita disarankan untuk menggunakan hukum Ampere. Hukum Ampere mirip dengan hukum gauss
pada medan listrik, hanya saja sekarang kita tidak menggunakan integral permukaan tertutup,
melainkan kita gunakan integral garis tertutup. Hukum Ampere dirumuskan bukan dalam Hukum
Ampere fluks magnetik, tetapi dalam integral garis dari B yang mengelilingi sebuah lintasan
B∙ ⃗
tertutup, dinyatakan oleh ⃗ dl=Bl 2
Penerapan Solenoida dalam Kehidupan Sehari-Hari
Banyak alat-alat listrik yang bekerjanya atas dasar kemagnetan listrik. Misalnya bel
listrik, telepon, telegraf, alat penyambung atau relai, kunci pintu listrik, detektor logam dan
loudspeaker. Alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter dan galvanometer dapat dijelaskan
dengan prinsip kemagnetan listrik.
1. Bel Listrik

Gambar 2.7 : Cara Kerja Bel Listrik


Solenoida digunakan dalam banyak perangkat elektronika seperti bel pintu atau pengeras
suara. Untuk bel pintu ketika rangkaian di tutup dengan menekan tombol, kumparan secara
efektif menjadi magnet dan memberikan gaya pada batang besi. Batang tersebut ditarik ke dalam
kumparan dan mengenai bel.3
Bel listrik terdiri atas dua elektromagnet dengan setiap solenoida dililitkan pada arah
yang berlawanan. Apabila sakelar di tekan, arus listrik akan mengalir melalui solenoid. besi
akan menjadi magnet dan menarik kepingan besi lentur dan pengetuk akan memukul bel. Tarikan
kepingan besi lentur oleh electromagnet akan memisahkan titik sentuh dan sekrup pengatur yang

3
berfungsi sebagai interuptor. Arus listrik akan putus dan teras besi hilang kemagnetannya.
Kepinganbesi lentur akan kembali ke posisi semula. Proses ini akan terjadi secara berulang ulang
dengan sangat cepat.
Bagian-bagian utama bel listrik:
a. Sebuah magnet listrik (A dan B), berupa magnet listrik berbentuk U
b. Pemutusan arus atau interuptor: C
c. Sebuah pelat besi lunak: D yang dihubungkan dengan pegas E dan pemukul bel
2. Telepon
Telepon terdiri dari 2 bagian yaitu bagian mikrofon dan bagian pendengar telepon.
Prinsip kerja bagian mikrofon adalah mengubah gelombang suara menjadi getaran getaran listrik.
Pada bagian mikrofon ketika seseorang berbicara akan menggetarakan diafragma alumunium.
Serbuk serbuk karbon yang terdapat pada mikrofon mengecil. Getaran yang berupa sinyal listrik
akan mengalir melalui rangkaian listrik. Prinsip kerja bagian pendengar telepon adalah
mengubah sinyal listrik yang diterima menjadi gelombang bunyi.
Bagian utama Telepon:
a. Pesawat pengirim, yang biasa disebut mikrofon
b. Pesawat penerima, biasanya disebut telepon.
3. Speaker
Proses speakercoil bergerak dan kembali keposisi semula sebagai berikut. Elektromagnet
di posisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang diciptakan oleh sebuah magnet
permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu
sama lain seperti 2 magnet yang berhubungan pada umunya. Kutub positif pada elektromagnet
tertarik dengan kutub negatif magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak
oleh kutub negative magnet permanen. Ketika orientasi kutub electromagnet bertukar, bertukar
pula arah gaya tarik menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak balik secara konstan
membalikakkan dorongan magnet antara voicecoil dengan magnet permanen
4. Kunci Pintu Listrik
Kunci pintu listrik bekerja didasarkan pada elektromagnetik. Kunci ini mempunyai
kumparan dari jenis solenoida yang dihubungkan ke saklar di dalam rumah. Jika menekan
sakelarnya, arus akan mengalir ke solenoid. Elektromagnetik yang terjadi akan menarik
solenoida sehingga orang yang berada di luar dapat membukannya.

Anda mungkin juga menyukai