Anda di halaman 1dari 13

Magnet dan InduksiElektromagnet

Magnet dibedakan menjadi dua yaitu magnet tetap (permanen) dan magnet sementara (remanen).
Magnet tetap adalah magnet yang kemagnetannya tetap untuk waktu yang lama. Magnet tetap terbuat
dari besi/baja, ada juga yang terbuat dari campuran baja dengan logam lain, seperti nikel, kromium,
kobalt dan lain – lain. Magnet tetap dapat dibuat dengan berbagai bentuk sesuai keperluannya.

A. Magnet

Gambar : Bentuk – bentuk magnet

Setiap magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Bila sebuah magnet dapat
berputar dengan bebas maka akan menunjukkan arah utara selatan ini merupakan pedoman kompas.

Bahan Magnetik dan Non-magnetik

Bahan Magnetik (feromagnetik) :

Bahan yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet dan dapat dimagnetkan. Contoh : besi, baja, nikel,
kobalt

Bahan Non-magnetik, terdiri dari :


Bahan paramagnetik,
Bahan yang ditarik dengan lemah oleh magnet dan tidak dapat dimagnetkan.. Contoh : alumunium,
platina

Bahan diamagnetik,
Bahan yang ditolak dengan lemah oleh magnet dan tidak dapat dimagnetkan
Contoh : seng, bismuth, emas

Sifat-sifat Kutub Magnet


Kutub tidak senama tarik menarik
Kutub senama tolak menolak

Cara Membuat Magnet

1. Dengan gosokan
2. Dengan menggunakan arus listrik (elektromagnetik )

3. Dengan Induksi

6. Cara menghilangkan sifat kemagnetan

Magnet dipukul pukul


Maka terjadi perubahan susunan magnet elementer. Sehingga susunan magnet elementernya tidak
tersusun teratur lagi.
Magnet di Bakar
Maka akan terjadi penambahan energi. Sehingg susunan magnet elemnternya tidak tersusun teratur lagi.
Magnet di aliri arus AC
Maka akan terjadi perubahan letak dan arah. Sehingga susunan magnet elementernya tidak tersusun
teratur lagi

Medan Magnet

Medan magnetik adalah ruang di sekitar suatu magnet di mana magnet lain atau benda lain yang mudah
dipengaruhi magnet akan mengalami gaya magnetik jika diletakkan dalam ruang tersebut.
Garis-garis gaya magnet atau fluks magnetik adalah garis-garis yang menggambarkan adanya medan
magnetik.

8. Sifat garis-garis gaya magnetic

Garis-garis gaya magnet tidak pernah saling berpotongan.

Garis-garis gaya magnet selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet.

Tempat yang garis-garis gaya magnetnya rapat menunjukkan medan magnetnya kuat, sebaliknya tempat
yang garis-garis magnetiknya renggang menunjukkan medan magnetnya lemah.

Sudut Deklinasi dan Inklinasi

Sudut deklinasi adalah sudut yang dibentuk antara arah utara-selatan geografi dengan arah utara-selatan
kompas.
Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk medan magnetik (garis gaya magnetik) disembarang titik
dengan horisontal permukaan bumi.

MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK

Di sekitar penghantar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet.
Arah medan magnet bergantung pada arah arus listrik yang mengalir.

Garis-garis Gaya Magnetik di Sekitar Penghantar Lurus

Medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus yang dilalui arus listrik berbentuk lingkaran, dan
dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.
Arah ibu jari = arah arus listrik
Arah keempat jari = arah medan magnetik

Induksi Magnet di Sekitar Penghantar Lurus Berarus

besar induksi magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus yang berjarak a dari kawat berarus
listrik I dinyatakan dalam persamaan:

Keterangan :

B = kuat medan magnetik (Wb/m2 = tesla)

a = jarak titik dari penghantar (m)

I = kuat arus listrik (A)

µ0 = permeabilitas vakum

Contoh Soal 1 :

Tentukan besar induksi magnetik pada jarak 15 cm dari pusat sebuah penghantar lurus yang berarus
listrik 45 A!

Penyelesaian:

Diketahui:

jarak ke penghantar, a = 15 cm = 15 × 10-2 m

kuat arus listrik, I = 45 A

permeabilitas vakum, μo = 4π × 10-7 Wb/A.m

Ditanya: Besar induksi magnetik oleh penghantar lurus (B)… ?

Pembahasan :

Induksi Magnetik yang Ditimbulkan Penghantar Melingkar Berarus

Sebuah kawat yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari a dan dialiri arus listrik I, ditunjukkan pada
Gambar di bawah.
Induksi magnetik akan bernilai maksimum ketika x = 0 atau titik terletak di pusat lingkaran, maka akan
berlaku:

Untuk penghantar melingkar yang terdiri atas N lilitan, maka induksi magnetik yang terjadi di pusat
lingkaran adalah:

Keterangan :

Bx = induksi magnetik (Wb/m2)

I = kuat arus listrik (A)

a = jari-jari lingkaran (m)

N = jumlah lilitan

Contoh Soal 2 :

Sebuah kumparan kawat melingkar berjari-jari 10 cm memiliki 40 lilitan. Jika arus listrik yang mengalir
dalam kumparan tersebut 8 ampere, berapakah induksi magnetik yang terjadi di pusat kumparan?

Penyelesaian:

Diketahui:

kuat arus, I = 8 A

jari-jari, r = 10 cm = 0,1 m

jumlah lilitan, N = 40

Ditanya: Induksi magnetik, B … ?

Pembahasan :

Induksi magnetik di pusat kumparan kawat melingkar berarus ditentukan dengan persamaan:
13. Induksi Magnetik pada Sumbu Solenoida

Solenoida didefinisikan sebagai sebuah kumparan dari kawat yang diameternya sangat kecil dibanding
panjangnya. Apabila dialiri arus listrik, kumparan ini akan menjadi magnet listrik. Medan solenoida
tersebut merupakan jumlah vektor dari medan-medan yang ditimbulkan oleh semua lilitan yang
membentuk solenoida tersebut.

Pada Gambar di atas memperlihatkan medan magnetik yang terbentuk pada solenoida. Kedua ujung pada
solenoida dapat dianggap sebagai kutub utara dan kutub selatan magnet, tergantung arah arusnya. Kita
dapat menentukan kutub utara pada gambar tersebut adalah di ujung kanan, karena garis-garis medan
magnet meninggalkan kutub utara magnet.

Jika arus I mengalir pada kawat solenoida, maka induksi magnetik dalam solenoida (kumparan panjang)
berlaku:

B = µ0.I.n

Persamaan (5.18) digunakan untuk menentukan induksi magnet di tengah solenoida. Sementara itu,
untuk mengetahui induksi magnetik di ujung solenoida dengan persamaan:

B = (µ0 .I.n) / 2

Induksi magnetik (B) hanya bergantung pada jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I ). Medan
tidak tergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga B seragam. Hal ini hanya berlaku untuk
solenoida tak hingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik-titik yang sebenarnya tidak
dekat ke ujung.

“Kumparan adalah sejumlah gulungan kawat berarus yang dibuat dengan melilitkan kawat tersebut pada
sepotong bahan yang terbentuk (former), contohnya adalah kumparan datar dan solenoida.

Contoh Soal 3 :

Suatu solenoida yang panjangnya 2 m memiliki 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Jika solenoida dialiri arus
0,5 A, tentukan induksi magnetik:

a. di pusat solenoida,

b. di ujung solenoida!

Penyelesaian:

panjang solenoida, l = 2 m

banyak lilitan, n = 800

arus listrik, I = 0,5 A


Pembahasan :

14. Induksi Magnet pada Sumbu Toroida

Solenoida panjang yang dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran dinamakan toroida, seperti yang
terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Toroida.

Induksi magnetik tetap berada di dalam toroida, dan besarnya dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Perbandingan antara jumlah lilitan N dan keliling lingkaran 2 π a merupakan jumlah lilitan per satuan
panjang n, sehingga diperoleh:

B = µ0. I. n

Contoh Soal

Sebuah toroida berjari-jari 20 cm dialiri arus sebesar 0,8 A. Jika toroida mempunyai 50 lilitan, tentukan
induksi magnetik pada toroida!

Penyelesaian:

jari-jari, a = 20 cm = 2×10-1 m

arus listrik, I = 0,8 A


banyak lilitan, N = 50

Pembahasan :Induksi magnetik pada toroida adalah:

15. Pengertian GGL Induksi

Gaya gerak listrik induksi adalah beda potensial yang timbul pada ujung-ujung kumparan karena
pengaruh induksi elektromagnetik.

Ada empat cara untuk membangkitkan GGL induksi. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menggerak-gerakkan magnet keluar masuk kumparan


b. Memutar magnet di dekat kumparan
c. Memutar kumparan dalam medan magnet
d. Memutus-sambungkan arus listrik searah yang melalui kumparan untuk menginduksi kumparan yang
ada di dekatnya.

Besarnya GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan bergantung pada 3 faktor.

1. Jumlah lilitan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin besar GGL induksi yang timbul.

2. Kecepatan keluar-masuk magnet dari dan ke dalam kumparan. Makin cepat magnet dimasukkan
dan dikeluarkan dari kumparan, makin besar GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung
kumparan.

3. Kekuatan magnet batang yang digunakan. Makin kuat magnet batang yang digunakan, makin
besar GGL induksi yang timbul.

Jika antara bidang dan medan magnet saling tegak lurus, maka fluks magnetik dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan seperti berikut.

Keterangan:
Φ = fluks magnetik dengan satuan Weber (Wb)
B = induksi atau kuat medan magnet dengan satuan Tesla (T)
A = luas bidang dengan satuan m2 (m pangkat 2)

Makin cepat perubahan garis gaya magnet, makin besar fluks magnetiknya dan kekuatan magnetnya juga
makin besar. Pernyataan Michael Faraday lebih dikenal dengan hukum Faraday, secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Ei = GGL induksi dengan satuan volt (V)
N = banyak lilitan
ΔΦ = perubahan garis gaya magnet dengan satuan weber (Wb)
Δt = selang waktu dengan satuan sekon (s)

Tanda ( – ) menunjukkan arah arus induksi berlawanan dengna arah penyebabnya.

1.) Sebuah kumparan dengan 3.000 lilitan , terjadi perubahan fluks magnetik 1.500 wb selama selang
waktu 2 sekon. Hitunglah besarnya ggl induksi!

Penyelesaian:

Diketahui:
N = 3000
ΔΦ = 1.500 wb
Δt = 2 Sekon

Ditanya: Ei …..?

Jawab:

Ei = – N . ΔΦ

Δt

Ei = – 3.000 . 1.500/2

= -2,25 . 106

Jadi di dalam kumparan tersebut timbul ggl induksi sebesar 2,25 × 106 volt (tanda – menunjukkan arah
ggl).

17. Hukum Lentz

PERNYATAAN HUKUM LENZ

“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan sedemikian rupa
sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus
induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”

Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b) magnet menjauhi
kumparan.
Untuk lebih memahami hukum Lenz, perhatikan gambar diatas. Ketika kedudukan magnet dan
kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet
digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik. Dengan demikian pada
kumparan akan timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik yang menembus
kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik. Dengan
demikian fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu juga pada saat magnet digerakkan
menjauhi kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada
kumparan timbul fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks
totalnya konstan. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari
menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.

Apabila magnet digerakkan mendekati kumparan, ke mana arah arus listrik yang terjadi pada hambatan
R? Karena magnet digerakkan mendekati kumparan, maka pada kumparan akan timbul ggl induksi yang
menyebabkan timbulnya arus induksi pada kumparan, sehingga menyebabkan timbul medan magnet
yang menentang medan magnet tetap, maka arah arus dalam kumparan/hambatan dari B ke A seperti
dalam pernyataan hukum lenz tersebut.

Besar tegangan dan kuat arus listrik yang dikeluarkan pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar
tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin
besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan
sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan seperti berikut:

Trafo dikatakan ideal (baik itu trafo step up dan step down) jika tidak ada energi yang hilang menjadi
kalor, yaitu ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang
keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer
dan sekunder dirumuskan

Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus

Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator. Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan
antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan
sebagai

Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut.


Dengan:

Vp = tegangan primer (V)

Vs = tegangan sekunder (V)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Ip = kuat arus primer (A)

Is = kuat arus sekunder (A)

Namun kenyataannya apakah ada tranformasi (trafo) yang ideal? Trafo yang ideal itu hanya ada dalam
teori fisika saja, sesungguhnya trafo seperti itu tidak pernah ada. Belum tentu energi yang masuk ke
dalam trafo akan keluar 100%, karena masih ada energi yang masuk ke dalam trafo diubah menjadi
energi lain. Untuk lebih jelasnya silahkan baca pada postingan Mafia Online yang berjudul ”Efisiensi
Transformator”

Setelah Anda mempelajari materi transformator yang ideal maka sekarang kami berikan beberapa
contoh soal tentang Tansformator ideal.

Contoh Soal 1

Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 4:10. Jika kuat arus
primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder?

Iklan

Penyelesaian:

Diketahui:

NP : NS = 4 : 10,

IP= 5 A.

Ditanyakan: IS = ?

Jawab:

IS = (NP / NS) x IP

IS = (4/10) x 5

IS = 2 A

Jadi kuat arus sekundernya 1 Ampere.

Contoh Soal 2

Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V. Hitunglah kuat arus
primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer
300.

Penyelesaian:
Diketahui:

Vp = 12 V

Is = 0,6 A

Vs = 120 V

Np = 300

Ditanya: IP = … ? dan Ns= … ?

Jawab:

Vp/Vs = Is/Ip

Ip = (Vs/Vp) x Is

Ip = (120 V/12 V) x 0,6 A

Ip = 6 A

Vp/Vs = Np/Ns

Ns = (Vs/Vp) x Ns

Ns = (120 V/12 V) x 300

Ns = 3000

Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas 3.000 lilitan.

Contoh Soal 3

Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada
kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah tegangan
pada kumparan sekunder dan kuat arus pada kumparan sekunder.

Penyelesaian:

Diketahui:

Vp = 100 V

Ip = 10 A

Np : Ns = 1 : 25

Ditanya: Vs = … ? dan Is= … ?

Jawab:

Vp/Vs = Np/Ns

Vs = (Ns/Np) x Vp

Vs = (25/1) x 100 V

Vs = 2.500 V

Np/Ns = Is/Ip

Is = (Np/Ns) x Ip
Is = (1/25) x 10 A

Is = 0,4 A

Jadi, tegangan sekundernya 2.500 V dan kuat arus sekundernya 0,4 A.

Tugas :

1. Tentukan besar induksi magnetik pada jarak 0,2 cm dari pusat sebuah penghantar lurus yang
berarus listrik 10 A!

2. Sebuah kumparan kawat melingkar berjari-jari 20 cm memiliki 80 lilitan. Jika arus listrik yang
mengalir dalam kumparan tersebut 4 ampere, berapakah induksi magnetik yang terjadi di pusat

3. Suatu solenoida yang panjangnya 20 cm memiliki 400 lilitan dan jari-jari 1 cm. Jika solenoida
dialiri arus 0,5 A, tentukan induksi magnetik: a. di pusat solenoida b. ujung solenoida!

4. Sebuah toroida berjari-jari 10 cm dialiri arus sebesar 0,4 A. Jika toroida mempunyai 40 lilitan,
tentukan induksi magnetik pada toroida!

5. Sebuah kumparan dengan 2.000 lilitan , terjadi perubahan fluks magnetik 1.0 00 wb selama
selang waktu 2 sekon. Hitunglah besarnya ggl induksi!

6. Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 2:8. Jika kuat
arus primer 4 ampere, berapakah kuat arus sekunder?

Anda mungkin juga menyukai