Anda di halaman 1dari 24

NAMA : SANIA TAFRYDA

NIM : 4201417071

JUDUL : MEDAN MAGNET


TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SUB JUDUL : 1.1 SEJARAH MAGNET
Lebih dari 2000 tahun yang lalu, orang yunani yang hidup di magnesia menemukan batu
yang istemewa. Batu tersebut dapat menarik benda-benda yang mengandung logam.
Ketika batu itu digantung sehingga dapat berputar, salah satu ujungnya selalu
menunjukkan arah utara. Karena batu itu ditemukan di magnesia, orang yunani
menamainya magnetit.
Gambar 1.1. Peta Wilayah Magnesia

Bahan-bahan magnetik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu ferromagnetik, paramagnetik


dan diamagnetik.
Bahan ferromagnetik merupakan bahan yang dapat ditarik magnet dengan kuat,
contohnya besi, baja, nikel dan kobal (Gambar 1 dan 4). Bahan paramagnetik
merupakan bahan yang ditarik magnet dengan gaya magnet yang lemah, contohnya
aluminium, platina, mangan (Gambar 2). Sedangkan bahan diamagnetik adalah bahan
yang sulit dipengaruhi medan magnet luar, contohnya: bismuth, timbelantimon, air
raksa, emas, air, fosfor dan tembaga (Gambar 3).
Gambar tidak usah disertakan.
Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet, dan
digambarkan oleh garis gaya magnet yang menyebar dari kutub-kutub magnet (Gambar
di atas). Pada dasarnya sumber medan magnet tidak hanya magnet permanen tetapi dapat
juga berupa elektromagnet yaitu magnet yang dihasilkan oleh arus listrik atau muatan-
muatan listrik yang bergerak.
Terjadinya medan magnet oleh arus listrik pertama kali dikemukakan oleh Hans
Christian Oersted (1777 – 1851) fisikawan dari Denmark yang mengemukakan bahwa
sebuah jarum magnet dapat disimpangkan oleh suatu arus listrik yang mengalir melalui
seutas kawat konduktor.
Sesuai dengan gambar di atas, Oersted menemukan bahwa jika kawat tidak dialiri arus
listrik (I = 0) maka jarum listrik tidak menyimpang. Jika kawat dialiri arus listrik dari A
ke B maka jarum magnet akan meyimpang ke kiri, sedangkan jika kawat dialiri listrik B
ke A maka magnet akan menyimpang ke kanan.
Oersted menjelaskan bahwa penyimpangan jarum magnet tersebut disebabkan oleh
adanya medan magnet disekitar arus listrik yang dapat mempengaruhi medan lain
disekitarnya. Dalam hal ini, magnet yang dihasilkan oleh arus listrik disebut dengan
elektromagnetik.
Medan magnet yang dihasilkan oleh eketromagnetik mempunyai arah. Untuk
menentukan arah medan magnet dapat digunakan kaidah tangan kanan, yaitu arah ibu
jari menunjukkan arah arus listrik (I), sedangkan arah lipatan jari menunjukkan arah
medan magnet (B). perhatikan gambar berikut.
1.3 Induksi Magnet
Pengertian induksi magnet

1.3.1 Induksi Magnet di dekat kawat lurus panjang berarus


Besarnya induksi magnetik di titik P yang berjarak a dari penghantar kawat lurus yang sangat
panjang dan dialiri arus I dapat diketahui melalui persamaan berikut.

Dimana :
B = induksi magnetik (weber/m2)
µ0 = peremeabilitas udara/vakum (weber/Amperemeter)
= 4πx10-7 Wb/A.m
i = kuat arus (Ampere)
a = jarak titik ke penghantar (meter)
π= 22/7 = 3,14
1.3.2 Induksi Magnetik pada pusat arus melingkar

Besarnya induksi magnetik pada pusat arus melingkar dapat diketahui melalui persamaan berikut.

dengan :
B = induksi magnetic (BELUM ADA SATUAN)
i= kuat arus (BELUM ADA SATUAN)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (BELUM ADA SATUAN)
a = jari-jari lingkaran (BELUM ADA SATUAN)
Jika jumlah kawat lilitan lebih dari satu, maka besarnya induksi magnetik dapat diketahui melalui persamaan berikut.
dengan :
N = jumlah lilitan kawat

1.3.3 Induksi Magnetik pada Solenoida


Sebuah solenoida adalah kawat penghantar beraliran listrik yang digulung menjadi sebuah
kumparan panjang. Medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah kumparan yang dialiri arus
listrik lebih kuat daripada medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah lingkaran.
Spektrum magnet yang dihasilkan oleh sebuah solenoida sama dengan spektrum yang
dihasilkan oleh sebuah magnet batang. Jadi sebuah solenoida berkelakuan sama dengan
magnet batang. Jika pada tiap ujung kumparan ditempatkan sebuah magnet jarum maka
kutub utara salah satu magnet akan ditarik oleh ujung kumparan yang satu sedangkan kutub
utara magnet yang lain ditolak oleh ujung kumparan yang lainnya.
Jika di dalam kumparan ditempatkan inti besi lunak, maka kemagnetannya menjadi jauh
lebih besar, dimana susunan seperti itu disebut elektromagnet.
Besar induksi medan magnet di tengah-tengah solenoida memenuhi persamaan:

dimana :
B = induksi magnetik di pusat kumparan
(BELUM ADA SATUAN)
I = kuat arus (BELUM ADA SATUAN)
N = jumlah lilitan(BELUM ADA SATUAN)
l = panjang solenoid (BELUM ADA SATUAN)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (BELUM ADA SATUAN)
Sedangkan di ujung solenoida:

dimana : (BELUM ADA SATUAN)


B = induksi magnetic (Diletakkan di akhir karena yang dicari)
I = kuat arus
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida
µ0 = permeabilitas udara/vakum
B = induksi magnetic

1.3.4 Induksi Magnetik pada Toroida

Toroida adalah kawat yang dililitkan pada inti yang berbentuk lingkaran atau solenoida yang dilengkungkan
sehingga sumbunya membentuk sebuah lingkaran. Jadi pada prinsipnya toroida merupakan solenoida yang
intinya dibengkokkan sehingga berbentuk lingkaran.
Sesuai dengan persamaan induksi magnetik di tengah solenoida maka besarnya induksi magnetik pada
sumbu toroida akan menjadi persamaan berikut.

Dengan n adalah jumlah lilitan kawat (N) per satuan panjang kawat. Dalam hal ini panjang kawat adalah sama dengan keliling
lingkaran ( 2pa ), sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
dimana :
B = induksi magnetic (Diletakkan di akhir karena yang ingin dicari)
µ0 = permeabilitas udara/vakum
N = jumlah lilitan
 = 22/7=3,14
a = jari-jari efektif toroida
B = induksi magnetic
(BELUM ADA SATUAN)

DILETAKKAN SESUDAH SEJARAH MAGNET


1.2 Gaya Lorent’z
Penghantar yang berarus listrik ataupun muatan listrik yang bergerak berada dalam medan magnet homogen yaitu diantara kaki magnet
dalam akan mendapatkan suatu gaya yang disebabkan pengaruh medan magnet yang disebut sebagai gaya Lorentz.
Jika kawat panjang (l) yang dialiri arus listrik (I) berada dalam medan magnet (B), maka kawat tersebut akan mengalami gaya Lorentz.
Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh kawat berarus listrik dalam medan magnet dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut.

dimana: (BELUM ADA SATUAN)


F = gaya Lorentz
B = induksi magnetik
i = kuat arus pada kawat
l = panjang kawat
 = sudut antara kawat dengan medan magnet
Arah gaya Lorent’z dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan sebagai berikut.
Berdasarkan aturan tangan kanan, maka arah ibu jari menyatakan arah arus (I), arah jari
telunjuk menyatakan arah medan magnet (B) dan arah jari tengah menyatakan arah gaya
(F). Untuk menyatakan ketiga besaran tersebut dalam bidang dapat digunakan tanda silang
(x) untuk arah yang masuk bidang gambar dan tanda titik (•) untuk arah yang keluar dari
bidang.
Sedangkan untuk muatan listrik yang bergerak dengan medan magnet homogen, maka
besarnya gaya Lorentz untuk muatan tersebut dapat diketahui dengan persamaan berikut.

dimana :
F = gaya Lorentz untuk muatan bergerak
q= muatan listrik
v= kecepatan muatan listrik
B= induksi magnetik
Ѳ = sudut antara kawat dengan medan magnet
(BELUM ADA SATUAN)

1.2.1 Gaya Lorent’z pada Dua Kawat Sejajar yang Berarus


Dua buah kawat lurus yang dialiri arus listrik dan dipasang sejajar akan terjadi gaya
Lorentz menarik (kedua kawat akan saling tarik-menarik) bila kedua arusnya searah
dan terjadi gaya tolak menolak jika kedua arusnya berlawanan arah). Hal ini
menunjukkan bahwa antara kedua kawat tersebut timbul gaya Lorentz.
Gaya Lorentz yang terjadi pada dua kawat sejajar yang berarus yang berlawanan dapat
dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.
dimana :
(TIDAK ADA KETERANGAN)

1.2.2 Gaya Lorent’z pada partikel yang bergerak pada medan magnet homogen
Arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel-partikel bermuatan listrik yang bergerak dapat
ditentukan berdasarkan aturan tangan kanan berdasarkan analogi arah kecepatan (v) dengan arah arus
listrik pada kawat berarus. Jika muatannya positif, maka arah v sama dengan arah arus listrik, dan jika
muatannya negatif maka arah v kebalikan dari arah arus listrik. jika sebuah partikel bermuatan listrik
bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhinya, maka lintasan partikel
tersebut akan berupa partikel lingkaran.
Besarnya gaya yang dialami medan magnet dapat diketahui melalui persamaan berikut.

dengan :
F = gaya (Newton)
q = muatan partekel (Coulomb)
v = kecepatan partikel (m/s2)
B = induksi magnetik (weber/m2)
Soal dan Pembahasan
Sahabat fisikawan, untuk lebih memahami materi fisika serta untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi UAS, UN, SBMPTN,
berikut akan diberikan contoh soal beserta tips dan trik pembahasannya. Bagaimana sudah siap? Ayo kita mulai!

PETA KONSEP DILETAKKAN DI AWAL


Materi: Magnet
Contoh Soal.

Anda mungkin juga menyukai