Anda di halaman 1dari 7

MEDAN MAGNET

(Pertemuan 1)
Pengetahuan awal
1. Magnet adalah ………
2. Medan magnet adalah ….
3. Induksi magnet adalah ………

A. Fluks Magnet (𝞥)


Fluks magnet adalah jumlah garis gaya medan magnet (B) yang menembus luas penampang
tertentu.

Dengan konsep jumlah garis-garis gaya listrik tersebut Gauss mengemukakan pernyataan yang
dikenal dengan Hukum Gauss, berbunyi:
“ Jumlah garis-garis gaya listrik (fluks listrik) yang menembus suatu permukaan
tertutup, sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan
tertutup itu.”
B. Medan magnet
Dari ilustrasi gambar dapat disimpulkan:
1) Arah garis gaya magnet dari kutup U ke kutup S
magnet dan tidak akan berpotongan satu dengan
yang lain.
2) Saat kutub yang sama berdekatan maka akan saling
tolak menolak dan sebaliknya, Saat kutub yang
berbeda berdekatan maka akan saling tarik menarik.

Arah medan magnet yang terdapat disekitar


kawat berarus sesuai dengan kaidah tangan
kanan seperti gambar.

a. Ibu jari : menunjukkan arah arus (i)


b. Lipatan 4 jari : menunjukkan arah medan magnet (B)
a. Medan magnet pada kawat lurus
1) Kawat lurus pendek

𝛍ₒ .𝐢
Bp = (cos 𝝷1 - 𝝷₂)
𝟒𝛑.𝐚

Keterangan :
Bp = medan magnet dititik P (Tesla)
I = kuat arus ( A)
a= jarak antara titik P terhadap kawat (m)
μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10⁻⁷ Wb/Am
2) Kawat lurus panjang

𝛍ₒ .𝐢
Bp = 𝟐𝛑.𝐚

b. Medan magnet pada kawat melingkar

c. Medan magnet pada solenoida atau kumparan


1) Medan magnet ditengah selonoida dengan
panjang L dan jumlah lilitan N
𝛍ₒ 𝐢
Bp = B = medan magnet di
tengah solenoida (Tesla)

2) Medan magnet di salah satu ujung Solenoida


𝛍ₒ 𝐢
Bp = B = medan magnet di ujung
𝟐
solenoida (Tesla)

I = kuat arus ( A)
L = panjang solenoida (m)
N = Jumlah lilitan
μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10⁻⁷ Wb/Am
d. Medan magnet pada toroida
Toroida adalah kumparan yang berbentuk lingkaran.

𝛍ₒ 𝐢
Bp =
𝟐𝛑 𝐚
B = medan magnet pada pusat toroida (Tesla)
I = kuat arus ( A)
a = r = jari-jari (m)
N = Jumlah lilitan
μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10⁻⁷ Wb/Am

C. GAYA MAGNET ( GAYA LORENTZ)


Gaya lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh medan magnetik pada arus listrik.
Gaya lorentz pada kawat berarus dapat ditentukan arahnya dengan kaidah tangan kanan. Kaidah
tersebut menyatakan ,“ jika tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjukkan arah arus I dan
keempat jari lainnya yang merapat menunjukkan arah medan magnet B, arah keluar dari tapak tangan
menunjukkan arah gaya lorentz. Arah gaya lorentz ini ditunjukkan seperti pada gambar.

Jika kuat arus I dan induksi magnet B membentuk sudut 90o terhadap arah arus serta panjang kawat
lurus yang panjang ℓ, besar gaya Lorentz adalah:
F = BI ℓ
Jika kawat penghantar berarus membentuk sudut antara arah arus dan arah medan magnetik, gaya Lorentz
sebagai berikut.
F = BI ℓ sin 𝛂

Keterangan :
F = gaya Lorentz (N)
I = kuat arus melalui penghantar (A)
ℓ = ℓpanjang kawat penghantar ( m)
B = medan magnet (Wb/m2)
𝛂 = sudut terkecil antara I dan B

a. Gaya pada muatan yang bergerak dalam medan magnet


Jika muatan sebesar q bergerak dengan kecepatan v dalam sebuah medan magnet homogin (B)
dengan arah v tegak lurus terhadap arah B, gaya yang bekerja pada muatan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
FL = Bqv
Jika arah v dan arah B membentuk sudut 𝛂, persamaan diatas menjadi:
FL = Bqv sin 𝛂
b. Gaya antara dau kawat sejajar berarus
Medan magnet dapat timbul disekitar kawat berarus
listrik. Kawat berarus yang diletakkan didaerah medan
magnet akan timbul suatu gaya yang biasa disebut
dengan gaya magnet ( gaya lorentz). Gaya lorentz
dapat ditimbulkan dengan menggunakan dua kawat
penghantar yang dipasang sejajar dan dialiri arus listrik.
Jika dua buah kawat diletakkan sejajar dengan jarak a
dan dialiri arus sebesar I1 dan I2, akan menimbulkan
Induksi magnetik B1 dan B2. Dengan demikian kawat bararus I1 akan berada dalam medan
magnet B2, sedangkan kawat berarus I2 akan berada akan berada dalam medan magnet B1
Ketika kedua kawat arusnya searah, keduanya akan saling mendekat. Namun, ketika arusnya
berlawanan, kedua kawat akan saling menjauh. Mengapa hal ini bisa terjadi? Perhatikan gambar.

Besar gaya yang ditimbulkan dapat dirumuskan sebagai berikut.


𝛍ₒ ₂ Keterangan:
F= μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10⁻⁷
𝟐𝛑 𝐚
Jadi besar gaya setiap satuan panjang: Wb/Am
𝛍ₒ ₂ I 1 = kuat arus pada kawat 1 (A)
= I2 = kuat arus pada kawat 2 (A)
𝟐𝛑 𝐚 a= jarak kedua kawat (m)
ℓ = panjang kawat (m)
F = gaya tarik menarik atau tolak menolak antar
kawat (N)

D. PENERAPAN KONSEP GAYA MAGNET ( GAYA LORENTZ) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI
Beberapa penerapan konsep gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada
bel listrik, saklar listrik, telepon kabel, motor listrik, galvanometer, relai, speaker, kereta
Maglev, generator, dan transformator.

1. Bel listrik
Bel listrik merupakan alat yang digunakan sebagai pertanda mulai atau berakhirnya suatu
kegiatan. Prinsip kerjanya yaitu, ketika aliran arus listrik mengalir pada kumparan maka
besi di dalamnya menjadi elektromagnet yang mampu mengggerakkan lengan pemukul
untuk memukul bel sehingga berbunyi.

2. Saklar listrik/ relai

Relay adalah alat untuk memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian. Hampir sama
seperti saklear, hanya saja relay bekerja otomatis dan dapat dipakai sebagai alat kontrol
jarak jauh. Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan
logika switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70-an, merupakan ‘otak’ rangkaian
pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisinya oleh PLC, Programmable Logic
Controller. PLC adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat mengerjakan berbagai
fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. Relay yang paling sederhana yaitu
relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listik.

Relay terdiri atas coil dan contact. Coil adalah kumparan yang mendapat arus listrik,
sedangkan contact adalah sejenis sakelar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya
arus listrik di coil. Jika kumparan yang berinti besi dialiri arus listrik, relay akan bekerja.
Setelah kumparan dialiri arus listrik, timbullah gaya magnet yang akan menggerakan
sakelar. Seandainya arus listrik yang mengaliri kumparan terlalu kecil atau bahkan tidak ada
sama sekali, maka relay akan memutuskan arus listrik

3. Motor listrik
Motor listrik merupakan alat untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin
ini tidak bising, bersih, dan memiliki efisiensi
tinggi (sekitar 75%-95%. Motor listrik bekerja
dengan prinsip bahwa arus yang mengalir
melalui kumparan di dalam medan magnet
akan mengalami gaya yang digunakan untuk
memutar kumparan. Induksi arus bolak-balik
diberikan pada kumparan tetap (stator) yang
menimbulkan medan magnet sekaligus menghasilkan arus di dalam kumparan berputar
(rotor) yang mengelilinginya.

Keuntungan motor jenis ini adalah arus tidak harus diumpankan melalui komutator ke
bagian mesin yang bergerak. Pada motor serempak, arus bolak balik yang hanya
diumpankan pada stator, akan menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci
dengan medan rotor. Dalam hal ini, magnet bebas sehingga menyebabkan rotor berputar
dengan kelajuan yang sama dengan putaran medan stator. Rotor dapat berupa magnet
permanen atau magnet listrik yang diumpani arus searah melalui cincin geser.
Pada motor universal, arus diberikan pada stator dan rotot melalui komutator. Pada motor
dengan gulungan-shunt keduanya terhubung paralel, sedangkan pada motor dengan
gulungan seri, keduanya terhubung seri. Motor-motor ini dapat digunakan dengan arus
bolak-balik atau arus searah, namun beberapa motor kecil menggunakan magnet permanen
sebagai stator dan memerlukan arus searah untuk rotor.

4. Galvano meter
Galvanometer berperan sebagai komponen dasar
pada beberapa alat ukur, antara lain amperemeter,
voltmeter, serta ohmeter. Alat ini digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur arus listrik lemah.

Galvanometer berupa kumparan bergerak, terdiri


atas sebuah kumparan dari kawat tembaga dan dapat
berputar pada sumbunya yang mengelilingi sebuah inti
besi lunak tetap yang berada di antara kutub-kutub suatu
magnet permanen. Interaksi antara medan magnet permanen dengan sisi-sisi kumparan
akan dihasilkan bila arus mengalir melaluinya, sehingga akan mengakibatkan torsi pada
kumparan. Kumparan bergerak memiliki tongkat penunjuk atau cermin yang membelokkan
berkas cahaya ketika bergerak; tingkat pembelokan tersebut merupakan ukuran kekuatan
arus. Dewasa ini, peralatan elektronik digital semakin banyak digunakan menggantikan jenis
kumparan bergerak.

5. Kereta Maglev
(Kata ‘Maglev’ berarti magnetic levitation)
Prinsip kerja Kereta Maglev yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi
gerak menggunakan induksi magnet.
Kereta ini dipasangi magnet listrik di
bawahnya yang bergerak pada jalur
bermagnet listrik. Magnet tolak-menolak
sehingga kereta api melayang tepat di
atas jalur lintasan. Gesekan kereta api
dengan jalur lintasan berkurang sehingga
kereta api bergerak lebih cepat.

Kereta Maglev adalah alat transportasi yang berjalan melayang di lintasan dengan
menggunakan kekuatan elektromagnetik antara magnet superkonduktor yang terdapat di
kertea dan ciol yang berada di lintasan.

Berikut ini adalah penjelasan umum dari prinsip levitasi magnetik, kumparan levitasi
dipasang pada dinding samping lintasan. Ketika magnet superkonduktro lewat dengan
kecepatan tinggi sekitar beberapa centimeter di bawah pusat kumparan, arus listrik
diinduksi dalam kumparan yang kemudian bertindak sebagai elektromagnet sementara.
Akibatnya ada kekuatan yang mendorong dan yang menarik secara bersamaan, sehingga
kereta maglev melayang.
6. Speaker
7. Telepon kabel
8. Generator
9. Transformator
10. Dll
E. SIFAT KEMAGNETAN BAHAN
Bahan magnetik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu bahan ferromagnetik, bahan para
magnetik, dan bahan diamagnetik.
1. Bahan Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh medan magnet.
Bahan jenis ini dapat dijadikan sebagai magnet permanen. Contoh bahan ferromagnetik
adalah: besi, baja, nilel dan kobal.
2. Bahan Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan yang tidak mudah dipengaruhi oleh medan magnet.
Bahan jenis ini tidak dapat dijadikan sebagai magnet permanen. Contoh bahan para
magnetik adalah: mangan, platina, aluminium, dan timah.
3. Bahan Diamagnetik

Bahan diamagnetik adalah bahan yang tidak dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Contoh bahan
diamagnetik adalah: bismuth, timbal, perak, emas, dan tembaga.

Anda mungkin juga menyukai