Anda di halaman 1dari 21

A.

Medan Magnet
Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi
bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.
Macam-macam bentuk magnet, antara lain :

Gambar 1.1
Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok dengan sebuah
magnet, dan cara menggosoknya dalam arah yang tetap, maka baja itu akan
menjadi magnet. Baja atau besi dapat pula dimagneti oleh arus listrik.

Gambar 1.2
Baja atau besi itu dimasukkan ke dalam kumparan kawat, kemudian ke dalam
kumparan kawat dialiri arus listrik yang searah. Ujung-ujung sebuah magnet disebut
Kutub Magnet. Garis yang menghubungkan kutub-kutub magnet disebut sumbu
magnet dan garis tegak lurus sumbu magnet serta membagi dua sebuah magnet
disebut garis sumbu.

Gambar 1.3
Sebuah magnet batang digantung pada titik beratnya. Sesudah keadaan setimbang
tercapai, ternyata kutub-kutub batang magnet itu menghadap ke Utara dan Selatan.
Kutub magnet yang menghadap ke utara di sebut kutub Utara. Kutub magnet yang
menghadap ke Selatan disebut kutub Selatan. Hal serupa dapat kita jumpai pada
magnet jarum yang dapat berputar pada sumbu tegak ( jarum deklinasi ). Kutub
Utara jarum magnet deklinasi yang seimbang didekati kutub Utara magnet batang,
ternyata kutub Utara magnet jarum bertolak. Bila yang didekatkan adalah kutub
selatan magnet batang, kutub utara magnet jarum tertarik.

Gambar 1.4
Kesimpulan : Kutub-kutub yang sejenis tolak-menolak dan kutub-kutub yang tidak
sejenis tarik-menarik. Jika kita gantungkan beberapa paku pada ujung-ujung sebuah
magnet batang ternyata jumlah paku yang dapat melekat di kedua kutub magnet
sama banyak. Makin ke tengah, makin berkurang jumlah paku yang dapat melekat.
Kesimpulan : Kekuatan kutub sebuah magnet sama besarnya semakin ke tengah
kekuatannya makin berkurang.

Medan magnet adalah ruangan di sekitar kutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya
masih dirasakan oleh magnet lain.
Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya pada
suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet m adalah kuat kutub
yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter. R jarak dari kutub magnet
sampai titik yang bersangkutan dalam meter dan H = kuat medan titik itu dalam :
N Webber
A.m atau m2 .
Garis gaya adalah : Lintasan kutub Utara dalam medan magnet atau garis yang
bentuknya demikian hingga kuat medan di tiap titik dinyatakan oleh garis
singgungnya.
Sejalan dengan faham ini, garis-garis gaya keluar dari kutub-kutub dan masuk ke
dalam kutub Selatan. Untuk membuat pola garis-garis gaya dapat dengan jalan
menaburkan serbuk besi disekitar sebuah magnet. Gambar pola garis-garis gaya.

Gambar 1.5
Rapat Garis-Garis Gaya ( B)
Definisi : Jumlah garis gaya tiap satuan luas yang
tegak lurus kuat medan.
φ
B=
A
Kuat medan magnet di suatu titik sebanding dengan rapat garis-garis gaya dan
berbanding terbalik dengan permeabilitasnya.
B
H=
μ
B = rapat garis-garis gaya.
μ = Permeabilitas zat itu.
H = Kuat medan magnet.
catatan : rapat garis-garis gaya menyatakan kebesaran induksi magnetik.
Medan magnet yang rapat garis-garis gayanya sama disebut : medan magnet serba
sama ( homogen ).
Gambar 1.6
Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba sama B, maka banyaknya
garis-garis gaya ( φ) yang menembus bidang seluar A m 2 dan mengapit sudut θ
dengan kuat medan adalah : φ = B.A Sin θ Satuanya : Weber.

B. Medan Magnet Sekitar Arus Listrik


1) Hukum Biot-Savart
Tak lama setelah penemuan Oersted pada tahun 1819 bahwa jarum kompas dapat
dipengaruhi oleh konduktor yang dialiri arus, Jean-Baptiste Biot (1774-1862) dan
Felix Savart (1791-1841) melakukan banyak percobaan mengenai gaya yang
diberikan oleh arus listrik pada magnet di dekatnya. Dari hasil percobaan mereka,
Biot dan Savart menemukan suatu persamaan matematika yang memberikan nilai
medan magnet pada suatu titik dalam ruang dengan bentuk arus yang menghasilkan
berikut untuk medan magnet dB di titik P pada elemen panjang ds seutas kawat
berarus tetap I :

Gambar 2.1
 Vektor dB tegak lurus ds (yang mengarah pada arah arus) dan vector satuan
r yang mengarah dari ds ke P.]
 Besar nilai dB berbanding terbalik dengan r2, dimana r adalah jarak dari ds ke
P.
 Besar nilai dB sebanding dengan arus dan besar nilai ds dari elemen panjang
ds
 Besar nilai dB sebanding dengan sin θ , dimana θ adalah sudut antara vector
ds dengan r.
Pengamatan-pengamatan ini disimpulkan dalam persamaan matematik yang
sekarang dikenal sebagai Hukum Biot-Savart

μ 0 I dl sin θ
⃗=
dB
4π r2
………(1)

Dimana
μ0 adalah konstanta yang disebut permeabilitas ruang bebas :

-7
μ0 =4 π x 10 T. m/A

2) Hukum Ampere
Metode lain untuk menghitung induksi magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik
adalah dengan menggunakan Hukum Ampere, yang menyatakan bahwa :
Untuk semua bentuk lintasan tertutup yang memiliki penghantar berarus I di dalam
vakum, medan magnetik yang ditimbulkan selalu memenuhi hubungan

∮ B dlcosθ=μ0 I ……(2)
Dengan dl adalah panjang lintasan tertutup, θ adalah sudut antara arah induksi
magnetik B dengan dl, dan I adalah kuat arus listrik total yang dilingkupi lintasan
tertutup.

Gambar 2.2
3) Induksi Magnet Di Sekitar Penghantar Lurus Berarus
Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus dapat
diperoleh dari Hukum Biot-Savart maupun Hukum Ampere, sedangkan arah induksi
magnetik ditentukan berdasarkan kaidah tangan kanan.
Gambar 2.3
Dari Gambar 2.3 diperoleh bahwa
a
sin θ=
r
r=a cos ecθ

a
tan θ=
−l
l=−a cotan θ
dl=a cosec 2 θdθ
Apabila nilai r dan dl di atas disubtitusikan ke dalam persamaan (1), maka diperoleh
μ0 I dl sin θ
d B⃗ =
4 πr 2
μ0 I (a cosec2 θdθ) sin θ
d B⃗ =
4 π ( a2 cos ec 2 θ )
μ I dθ sin θ
⃗ 0
d B=
4 πa

Nilai B ditentukan dengan metode integral sebagai berikut,


θ
B=∫θ2 d ⃗B
1

μ 0 I sin θ
θ2
B=∫θ dθ
1 4 πa

μ0 I θ 2
B= ∫ sin θ dθ
4 πa θ 1

[−cos θ ]
θ
μ0 I 2

B= θ1
4 πa
μ I
B= 0 (−cos θ2 +cos θ1 )
4 πa

Untuk penghantar yang sangat panjang, θ1=0˚ dan θ2=180˚. Dengan demikian,

besar induksi magnetik di sekitar penghantar lurus berarus yang sangat panjang

adalah

μ0 I
B= (−cos θ2 +cosθ1 )
4 πa
μ0 I
B= (−cos 180 °+cos 0 °)
4 πa
μ0 I
B= (1+1)
4 πa
μ0 I
B=
2 πa ………(3)

Persamaan (3) juga dapat diperoleh melalui Hukum Ampere dengan cara yang relatif

sederhana.
Gambar 2.3.a

Perhatikan Gambar 2.3.a yang menunjukkan lintasan tertutup berbentuk lingkaran

dengan jari-jari a yang melingkupi penghantar berarus I. Karena B sejajar dl, maka

θ=0˚ sehingga cosθ=1. Sedangkan dl=2πa, yaitu keliling lingkaran. Oleh karena itu,

dengan menerapkan persamaan (2) diperoleh

∮ B dlcosθ=μ0 I
B cos θ∮ dl=μ0 I
B 2 πa=μ 0 I
μ0 I
B=
2 πa

Arah induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus ditentukan

berdasarkan kaidah tangan kanan sebagai berikut.

Gambar 2.3.b
Apabila kita menggenggam penghantar lurus berarus dengan tangan kanan

sedemikian rupa sehingga ibu jari menunjukkan arah arus listrik, maka arah

lengkungan keempat jari lainnya menyatakan arah induksi magnetik.

4)
Induksi Magentik Akibat Penghantar Melingkar Berarus

Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar melingkar berarus akan

diturunkan melalui Hukum Biot-Savart, sedangkan arah induksi magnetik ditentukan

berdasarkan kaidah tangan kanan.

Perhatikan Gambar 2.4 yang menunjukkan penghantar melingkar dengan jari-jari a

yang dialiri arus listrik I. Besar induksi magnetik di titip P yang berjarak r dari elemen

penghatar dl berdasarkan Hukum Biot-Savart dalam persamaan (1) adalah

Gambar 2.4
μ 0 I dl sin θ
⃗=
dB
4π r2
Karena r tegak lurus terhadap dl, maka θ=90˚ sehingga sinθ=1. Persamaan Bio-

Savart di atas dapat ditulis menjadi

μ 0 I dl
dB=
4 πr 2

Induksi magnetik dB dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu dB sinα sebagai

komponen yang sejajar dengan sumbu lingkaran dan dB cosα sebagai komponen

yang tegak lurus dengan sumbu lingkaran. Karena sifat simetri, komponen dB cosα

akan saling meniadakan. Dengan demikian, induksi magnetik di titik P adalah

μ0 I dl sin α
dB sin α =
4 πr 2

Mengingat panjang penghantar sama dengan keliling lingkaran, l = 2πa, maka

diperoleh
μ 0 I dl sin α
dB sin α =
4 πr 2
l
μ0 I sin α
B=∫ 2
dl
0 4 πr
μ0 I sin α l
B=
4 πr 2
∫ dl
0
μ0 I sin α 2 πa
B= 2 ∫ dl
4 πr 0
μ0 I sin α 2 πa
B= [ l ]0
4 πr 2
μ0 I sin α
B= (2 πa−0)
4 πr 2
2 πaμ 0 I sin α
B=
4 πr 2
μ0 I a sin α
B= 2
2r
a a
sin α= r=
Dari Gambar 2.4 diperoleh bahwa r atau sin α . Apabila nilai r
disubtitusikan ke persamaan sebelumnya, maka diperoleh besar induksi magnetik di
titik P sebagai berikut
μ0 I a sin α
B=
a
2( )2
sin α
μ0 I sin α 3
B=
2a
Apabila P digeser sehingga menjadi pusat lingkaran, maka α = 90˚ sehingga sin α =
1. Dengan demikian, besar induksi magnetik di pusat lingkaran adalah
μ0 I
B=
2a ……(4)

Untuk penghantar melingkar yang terdiri atas N lilitan, maka besar induksi magnetik
di pusat lingkaran adalah

μ0 I N
B=
2a …….(5)
Arah induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar prinsipnya sama dengan
arah induksi magnetik pada penghantar lurus berarus.

Gambar 2.4.a

C. Gaya Magnetik (Gaya Lorentz)


Alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik adalah motor
listrik. Motor listrik jika kita hubungkan dengan sumber tegangan akan berputar.
Bagaimana prinsip motor listrik tersebut bekerja, dapatkah kalian menjelaskannya?
Apabila kita perhatikan di dalam motor listrik terdapat sebuah kumparan kawat dan
magnet tetap. Motor listrik tersebut dapat berputar karena timbulnya gaya Lorentz
atau gaya magnetik yang terjadi pada kumparan kawat penghantar beraliran arus
listrik yang berada dalam medan magnet. Marilah sekarang kita mempelajari
timbulnya gaya magnet yang dialami oleh sebuah kawat penghantar berarus listrik
yang berada di dalam medan magnet!

1) Gaya Magnetik pada Kawat Berarus dalam Medan Magnetik


Perhatikan Gambar di bawah ini, di sebuah kawat penghantar AB yang
dibentangkan melalui medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet tetap. Apabila
pada ujung kawat A kita hubungkan dengan kutub positif baterai dan ujung B kita
hubungkan dengan kutub negatif baterai, maka pada kawat AB mengalir arus dari A
ke B. Pada saat itu kawat AB akan bergerak ke atas.
Sebaliknya jika arus listrik diputus (dihentikan), kawat kembali ke posisi semula.
Sebaliknya jika ujung A dihubungkan dengan kutub negatif dan ujung B
dihubungkan dengan kutub positif baterai, kembali kawat bergerak ke bawah
(berlawanan dengan gerak semula). Gerakan kawat ini menunjukkan adanya suatu
gaya yang bekerja pada kawat tersebut saat kawat tersebut dialiri arus listrik. Gaya
yang bekerja pada tersebut disebut gaya magnetik atau gaya Lorentz.
Berdasarkan hasil percobaan yang lebih teliti menunjukkan bahwa besarnya gaya
magnetik gaya Lorentz yang dialami oleh kawat yang beraliran arus lisrik :
a. Berbanding lurus dengan kuat medan magnet/induksi
b. magnet (B).
c. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik yang mengalir
d. dalam kawat (I).
e. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar ( l ).
f. Berbanding lurus dengan sudut (θ) yang dibentuk arah
g. arus (I) dengan arah induksi magnet (B).
Besarnya gaya magnetik/gaya Lorentz dapat dinyatakan dalam persamaan :
F=B I lsin θ

Arah gerakan kawat menunjukkan arah


gaya magnetik/ gaya Lorentz.
Untuk mengetahui arah gaya Lorentz
dapat digunakan kaidah tangan kanan
(gambar disamping).

Aturan/kaidah tangan kanan


Apabila tangan kanan dalam keadaan terbuka (jari-jari dan ibu jari diluruskan). Arah
dari pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan arah induksi magnet dan arah
ibu jari menyatakan arah arus listrik, maka arah gaya magnetiknya dinyatakan
dengan arah telapak tangan menghadap.
Atau dapat juga ditentukan dengan aturan tangan kiri yaitu sebagai berikut :

Aturan/kaidah tangan kiri


Apabila antara ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah pada tangan kiri direntangkan
saling membentuk sudut 90o, maka di sini arah jari telunjuk menyatakan arah
induksi magnet, arah jari tengah menunjukkan arah arus, dan arah ibu jari
menyatakan arah gaya Lorentz.

2) Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar Berarus


Gaya magnet juga dialami oleh dua buah kawat sejajar yang saling berdekatan
yang beraliran arus listrik. Timbulnya gaya pada masing-masing kawat dapat
dianggap bahwa kawat pertama berada dalam medan magnetik yang ditimbulkan
oleh kawat kedua dan sebaliknya kawat kedua berada dalam medan magnetik yang
ditimbulkan oleh kawat pertama.

Gambar 1. Arah gaya magnetik di antara dua kawat sejajar berarus.

Arah gaya magnetik yang terjadi pada kedua kawat dapat dilihat pada Gambar (1).
Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat akan terjadi gaya
tarik-menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua kawat berlawanan, maka
akan tolak-menolak. Gaya tarik-menarik atau gaya tolakmenolak pada kedua kawat
merupakan akibat adanya gaya magnet pada kedua kawat tersebut.
Besarnya gaya magnet pada masing-masing kawat dapat dinyatakan
F 1=B 2 I 1 l sin θ atau F 2=B 1 I 2 l sin θ

Karena arah B dan I saling tegak lurus atau θ =90o maka

F 1=B 2 I 1 l atau F 2=B1 I 2 l

dengan :
F = gaya magnet pada kawat
I1 = arus listrik pada kawat 1
I2 = arus listrik pada kawat 2
B1 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 1
B2 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 2
l = panjang kawat penghantar

Pada awal bab telah dihitung bahwa besarnya induksi magnet di sekitar kawat lurus
berarus listrik adalah :
μo I μ I μ I
B= makanilai B1 = o 1 dan B 2= o 2
2 πa 2 πa 2 πa

jika harga ini dimasukkan dalam nilai F, menjadi

μo I 1 I 2 l
F 1=F2=
2 πa

Gaya magnetik di antara kedua kawat sejajar sering dinyatakan sebagai gaya per
satuan panjang yaitu :
F μo I 1 I 2
=
l 2 πa

dengan a adalah jarak antara kedua kawat tersebut.

3) Gaya Magnetik yang Dialami oleh Muatan Listrik yang Bergerak dalam Medan
Magnetik
Sebuah benda bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnetik juga akan
mengalami gaya magnetik. Besarnya gaya magnetik yang dialami oleh benda
bermuatan listrik dinyatakan :
F=B I lsin θ
q
F=B l sinθ
t

l
F=B q sin θ
t

F=B q v sin θ

q l
Dimana kuat arus I = dan kecepatan v=
t t

F = gaya magnetik (N)


B = induksi magnet (T)
q = besarnya muatan listrik (C)
v = kecepatan muatan listrik (m/s)
θ = sudut yang dibentuk oleh arah I dan v
Gambar 2. Benda
bermuatan masuk medan
magnet dengan arah tegak
Apabila benda bermuatan listrik memasuki medan
lurus terhadap medan
magnet dengan arah tegak lurus medan magnet, magnet menghasilkan
lintasan berupa lingkaran.
maka benda bermuatan listrik tersebut akan bergerak
dalam medan dengan lintasan yang berbentuk lingkaran. Hal tersebut dikarenakan
gaya magnetik yang timbul akan berfungsi sebagai gaya sentripetal (Fs). Besarnya
jari-jari lintasan yang ditempuh oleh muatan listrik dapat dihitung sebagai berikut :
F=B q v

2
v
F s=m
R

Jadi

2
v
B q v =m
R

2
mv
R=
Bq

R = jari -jari lintasan muatan listrik (m)


m = massa benda bermuatan listrik (kg)
v = kecepatan benda bermuatan listrik (m/s)
B = induksi magnet (T)
q = muatan listrik benda (C)

D. Penerapan Gaya Magnetik

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan peralatan-peralatan listrik


yang didukung oleh motor listrik, antara lain pompa air, mesin cuci, kipas angin,
mesin jahit, dan sebangainya. Sedangkan untuk mengukur arus listrik digunakan
amperemeter, untuk mengukur tegangan listrik digunakan voltmeter. Motor listrik,
ampermeter, dan voltmeter adalah suatu alat listrik yang bekerja menggunakan
prinsip gaya Lorentz. Prinsip kerja alat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Motor Listrik
Motor listrik adalah alat listrik yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik atau energi gerak. Pada prinsipnya sebuah motor listrik terdiri atas
dua bagian, yaitu bagian stator dan bagian rotor. Bagian stator yaitu bagian dari
motor listrik yang tidak bergerak, pada umumnya terdiri atas magnet tetap. Bagian
rotor yaitu bagian motor listrik yang bergerak, pada umumnya terdiri atas kumparan
kawat yang dibelitkan pada jangkar. Pada prinsipnya sebuah motor listrik memiliki
kumparan yang berada dalam medan magnet tetap. Apabila pada kumparan
tersebut dialiri arus listrik, maka pada kumparan tersebut akan bekerja gaya
magnetik (gaya Lorentz). Arah gaya magnet pada sisi kumparan antara kanan dan
kiri mempunyai arah yang berbeda sehingga membentuk momen gaya (torsi).
Dengan demikian akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. (Lihat Gambar
3) berikut ini.
Gambar 3. Susunan dasar motor listrik

2) Alat-Alat Ukur Listrik


Pada prinsipnya cara kerja antara alat ukur listrik
dengan motor listrik sama, yaitu pemanfaatan dari
gaya magnet. Perbedaannya pada ampermeter
dan voltmeter, jangkar tempat kumparan dibelitkan
ditaruh sebuah pegas yang berfungsi untuk
meredam putaran dari kumparan, sehingga
kumparan hanya akan terpuntir saja, di mana
sudut puntiran kumparan akan sebanding dengan besarnya kuat arus yang mengalir
pada kumparan tersebut. Besarnya sudut puntiran inilah yang dikalibrasikan untuk
menentukan besaran yang akan diukur yang kemudian dibuatkan jarum penunjuk
dan skala untuk hasil pengukuran.

E. Model Pembelajaran Yang Akan Diimplementasikan


Materi medan magnet adalah materi yang hampir menurut kebanyakan siswa
adalah sedikit abstrak. Untuk menjelaskan besar dan arah pada medan magnet
sangat dibutuhkan sekali peran guru agar pada siswa tidak terjadi respon
menyimpang dari siswa, namun disini siswa juga perlu dimotivasi agar bisa
berpartisipasi aktif selama pelajaran. Mereka juga butuh bantuan secara visual
untuk memahami adanya medan magnet pada benda magnetik, apa yang
disebabkan apabila di dekatkan dengan konduktor berarus listrik serta bagaimana
arah dan besarnya gaya magnetik.
Sehingga model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi medan
magnet adalah ‘multiple models instruction’ , model pembelajaran yang berupaya
untuk menggabungkan beberapa metode pembelajaran. Dalam prakteknya tidak
hanya menggunakan satu metode pembelajaran. Namun , model pembelajaran
pokok harus masih jelas. Selain itu pada jaman sekarang tidak ada lagi sebutan
‘kelas unggulan’ dan ‘kelas regular’, sehingga dalam kelas terdapat siswa yang
heterogen baik potensi maupun karakteristik belajarnya. Nah, dengan menerapkan
‘multiple models instruction’ memberikan jaminan bahwa setiap siswa akan belajar
sesuai dengan potensinya. Dalam satu atau beberapa episode pembelajaran
menghasilkan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran dinilai efektif adalah dinilai
dari siswa mampu mencapai KKM.
Pada materi medan magnet ini sangat dibutuhkan sekali bantuan visual dari
kejadian sehari-hari sehingga siswa lebih paham tentang adanya medan magnet
maupun fenomena gaya magnetik, selain itu siswa juga diajak untuk berfikir kritis
tentang peristiwa ataupun aplikasi yang menerapkan medan magnetik. Nah untuk
mencapai satu tujuan tersebut perlu diterapkan model pembelajaran diskusi
kelompok sebagai model pembelajaran utamanya. Jadi, guru atau fasilitator
menerapkan model pembelajaran ‘multiple models instruction’ dengan ‘diskusi
kelompok’ sebagai pembelajaran pokoknya.

Penyaji Pertama
1. Membuka pelajaran
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa berbicara tentang
fenomena Medan Magnet yang telah dibahas sebelumnya. Pembicaraan
itu merambat ke fenomena medan magnet yang didekatkan dengan
konduktor berarus, kemudian guru memberikan contoh-contoh medan
magnet pada kehidupan sehari-hari.
 Agar lebih jelas, guru memberikan video masing-masing contoh dari
medan magnet dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian menyuruh siswa
untuk berpendapat tentang fenomena apakah yang dapat diamati pada
video yang telah disajikan.
 Guru menampung berbagai pendapat siswa dan tidak menyalahkan
maupun membenarkannya terlebih dahulu.
2. Diskusi
 Guru memberikan video ilustrasi medan magnet yang lebih sederhana
yaitu menggunakan gambar-gambar bola seperti yang ada di buku agar
fenemona yang diamati dapat lebih jelas terlihat oleh siswa.
 Guru membentuk kelompok diskusi kecil.
 Selanjutnya guru kembali bertanya tentang fenomena yang terjadi secara
garis besar. Setelah siswa selesai berpendapat, guru memberikan clue-
clue untuk didiskusikan agar siswa lebih terarah.
3. Menjelaskan materi Hukum Biot-Savart dan Kegunaan Hukum tersebut
 Setelah berdiskusi, siswa diminta mengutarakan apa saja hasil diskusi
masing-masing kelompok.
 Setelah itu, guru menjelaskan pengertian Hukum Biot-Savart dan
kegunaannya dalam menurunkan persamaan dalam pengaruh pada kawat
lurus dan melingkar serta memberikan apresiasi kepada semua kelompok
yang telah mengutarakan pendapatnya terutama kepada kelompok yang
hasil diskusinya mendekati benar atau benar.
 Guru juga menggunakan media papan tulis yaitu untuk mengajak siswa
menurunkan rumus matematis masing-masing tumbukan berdasarkan
Hukum Biot-Savart dan Hukum Ampere.
 Selanjutnya guru memberikan contoh soal agar siswa lebih paham tentang
materi.
4. Menjelaskan materi Gaya Megnetik
 Guru memperagakan di depan kelas tentang penentuan arah gaya
magnetik dengan kaidah tangan kanan.
 Guru meminta satu siswa untuk mencontohkan di depan.
5. Menutup kelas
 Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan.
 Kemudian guru juga memberikan tugas kepada siswa terkait dengan
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. Dengan
mengucapkan ucapan terimakasih atas kerjasama siswa, dan
mengucapkan salam perpisahan.

Anda mungkin juga menyukai