Medan Magnet
Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi
bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.
Macam-macam bentuk magnet, antara lain :
Gambar 1.1
Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok dengan sebuah
magnet, dan cara menggosoknya dalam arah yang tetap, maka baja itu akan
menjadi magnet. Baja atau besi dapat pula dimagneti oleh arus listrik.
Gambar 1.2
Baja atau besi itu dimasukkan ke dalam kumparan kawat, kemudian ke dalam
kumparan kawat dialiri arus listrik yang searah. Ujung-ujung sebuah magnet disebut
Kutub Magnet. Garis yang menghubungkan kutub-kutub magnet disebut sumbu
magnet dan garis tegak lurus sumbu magnet serta membagi dua sebuah magnet
disebut garis sumbu.
Gambar 1.3
Sebuah magnet batang digantung pada titik beratnya. Sesudah keadaan setimbang
tercapai, ternyata kutub-kutub batang magnet itu menghadap ke Utara dan Selatan.
Kutub magnet yang menghadap ke utara di sebut kutub Utara. Kutub magnet yang
menghadap ke Selatan disebut kutub Selatan. Hal serupa dapat kita jumpai pada
magnet jarum yang dapat berputar pada sumbu tegak ( jarum deklinasi ). Kutub
Utara jarum magnet deklinasi yang seimbang didekati kutub Utara magnet batang,
ternyata kutub Utara magnet jarum bertolak. Bila yang didekatkan adalah kutub
selatan magnet batang, kutub utara magnet jarum tertarik.
Gambar 1.4
Kesimpulan : Kutub-kutub yang sejenis tolak-menolak dan kutub-kutub yang tidak
sejenis tarik-menarik. Jika kita gantungkan beberapa paku pada ujung-ujung sebuah
magnet batang ternyata jumlah paku yang dapat melekat di kedua kutub magnet
sama banyak. Makin ke tengah, makin berkurang jumlah paku yang dapat melekat.
Kesimpulan : Kekuatan kutub sebuah magnet sama besarnya semakin ke tengah
kekuatannya makin berkurang.
Medan magnet adalah ruangan di sekitar kutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya
masih dirasakan oleh magnet lain.
Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya pada
suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet m adalah kuat kutub
yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter. R jarak dari kutub magnet
sampai titik yang bersangkutan dalam meter dan H = kuat medan titik itu dalam :
N Webber
A.m atau m2 .
Garis gaya adalah : Lintasan kutub Utara dalam medan magnet atau garis yang
bentuknya demikian hingga kuat medan di tiap titik dinyatakan oleh garis
singgungnya.
Sejalan dengan faham ini, garis-garis gaya keluar dari kutub-kutub dan masuk ke
dalam kutub Selatan. Untuk membuat pola garis-garis gaya dapat dengan jalan
menaburkan serbuk besi disekitar sebuah magnet. Gambar pola garis-garis gaya.
Gambar 1.5
Rapat Garis-Garis Gaya ( B)
Definisi : Jumlah garis gaya tiap satuan luas yang
tegak lurus kuat medan.
φ
B=
A
Kuat medan magnet di suatu titik sebanding dengan rapat garis-garis gaya dan
berbanding terbalik dengan permeabilitasnya.
B
H=
μ
B = rapat garis-garis gaya.
μ = Permeabilitas zat itu.
H = Kuat medan magnet.
catatan : rapat garis-garis gaya menyatakan kebesaran induksi magnetik.
Medan magnet yang rapat garis-garis gayanya sama disebut : medan magnet serba
sama ( homogen ).
Gambar 1.6
Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba sama B, maka banyaknya
garis-garis gaya ( φ) yang menembus bidang seluar A m 2 dan mengapit sudut θ
dengan kuat medan adalah : φ = B.A Sin θ Satuanya : Weber.
Gambar 2.1
Vektor dB tegak lurus ds (yang mengarah pada arah arus) dan vector satuan
r yang mengarah dari ds ke P.]
Besar nilai dB berbanding terbalik dengan r2, dimana r adalah jarak dari ds ke
P.
Besar nilai dB sebanding dengan arus dan besar nilai ds dari elemen panjang
ds
Besar nilai dB sebanding dengan sin θ , dimana θ adalah sudut antara vector
ds dengan r.
Pengamatan-pengamatan ini disimpulkan dalam persamaan matematik yang
sekarang dikenal sebagai Hukum Biot-Savart
μ 0 I dl sin θ
⃗=
dB
4π r2
………(1)
Dimana
μ0 adalah konstanta yang disebut permeabilitas ruang bebas :
-7
μ0 =4 π x 10 T. m/A
2) Hukum Ampere
Metode lain untuk menghitung induksi magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik
adalah dengan menggunakan Hukum Ampere, yang menyatakan bahwa :
Untuk semua bentuk lintasan tertutup yang memiliki penghantar berarus I di dalam
vakum, medan magnetik yang ditimbulkan selalu memenuhi hubungan
∮ B dlcosθ=μ0 I ……(2)
Dengan dl adalah panjang lintasan tertutup, θ adalah sudut antara arah induksi
magnetik B dengan dl, dan I adalah kuat arus listrik total yang dilingkupi lintasan
tertutup.
Gambar 2.2
3) Induksi Magnet Di Sekitar Penghantar Lurus Berarus
Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus dapat
diperoleh dari Hukum Biot-Savart maupun Hukum Ampere, sedangkan arah induksi
magnetik ditentukan berdasarkan kaidah tangan kanan.
Gambar 2.3
Dari Gambar 2.3 diperoleh bahwa
a
sin θ=
r
r=a cos ecθ
a
tan θ=
−l
l=−a cotan θ
dl=a cosec 2 θdθ
Apabila nilai r dan dl di atas disubtitusikan ke dalam persamaan (1), maka diperoleh
μ0 I dl sin θ
d B⃗ =
4 πr 2
μ0 I (a cosec2 θdθ) sin θ
d B⃗ =
4 π ( a2 cos ec 2 θ )
μ I dθ sin θ
⃗ 0
d B=
4 πa
μ 0 I sin θ
θ2
B=∫θ dθ
1 4 πa
μ0 I θ 2
B= ∫ sin θ dθ
4 πa θ 1
[−cos θ ]
θ
μ0 I 2
B= θ1
4 πa
μ I
B= 0 (−cos θ2 +cos θ1 )
4 πa
Untuk penghantar yang sangat panjang, θ1=0˚ dan θ2=180˚. Dengan demikian,
besar induksi magnetik di sekitar penghantar lurus berarus yang sangat panjang
adalah
μ0 I
B= (−cos θ2 +cosθ1 )
4 πa
μ0 I
B= (−cos 180 °+cos 0 °)
4 πa
μ0 I
B= (1+1)
4 πa
μ0 I
B=
2 πa ………(3)
Persamaan (3) juga dapat diperoleh melalui Hukum Ampere dengan cara yang relatif
sederhana.
Gambar 2.3.a
dengan jari-jari a yang melingkupi penghantar berarus I. Karena B sejajar dl, maka
θ=0˚ sehingga cosθ=1. Sedangkan dl=2πa, yaitu keliling lingkaran. Oleh karena itu,
∮ B dlcosθ=μ0 I
B cos θ∮ dl=μ0 I
B 2 πa=μ 0 I
μ0 I
B=
2 πa
Arah induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus ditentukan
Gambar 2.3.b
Apabila kita menggenggam penghantar lurus berarus dengan tangan kanan
sedemikian rupa sehingga ibu jari menunjukkan arah arus listrik, maka arah
4)
Induksi Magentik Akibat Penghantar Melingkar Berarus
Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar melingkar berarus akan
yang dialiri arus listrik I. Besar induksi magnetik di titip P yang berjarak r dari elemen
Gambar 2.4
μ 0 I dl sin θ
⃗=
dB
4π r2
Karena r tegak lurus terhadap dl, maka θ=90˚ sehingga sinθ=1. Persamaan Bio-
μ 0 I dl
dB=
4 πr 2
Induksi magnetik dB dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu dB sinα sebagai
komponen yang sejajar dengan sumbu lingkaran dan dB cosα sebagai komponen
yang tegak lurus dengan sumbu lingkaran. Karena sifat simetri, komponen dB cosα
μ0 I dl sin α
dB sin α =
4 πr 2
diperoleh
μ 0 I dl sin α
dB sin α =
4 πr 2
l
μ0 I sin α
B=∫ 2
dl
0 4 πr
μ0 I sin α l
B=
4 πr 2
∫ dl
0
μ0 I sin α 2 πa
B= 2 ∫ dl
4 πr 0
μ0 I sin α 2 πa
B= [ l ]0
4 πr 2
μ0 I sin α
B= (2 πa−0)
4 πr 2
2 πaμ 0 I sin α
B=
4 πr 2
μ0 I a sin α
B= 2
2r
a a
sin α= r=
Dari Gambar 2.4 diperoleh bahwa r atau sin α . Apabila nilai r
disubtitusikan ke persamaan sebelumnya, maka diperoleh besar induksi magnetik di
titik P sebagai berikut
μ0 I a sin α
B=
a
2( )2
sin α
μ0 I sin α 3
B=
2a
Apabila P digeser sehingga menjadi pusat lingkaran, maka α = 90˚ sehingga sin α =
1. Dengan demikian, besar induksi magnetik di pusat lingkaran adalah
μ0 I
B=
2a ……(4)
Untuk penghantar melingkar yang terdiri atas N lilitan, maka besar induksi magnetik
di pusat lingkaran adalah
μ0 I N
B=
2a …….(5)
Arah induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar prinsipnya sama dengan
arah induksi magnetik pada penghantar lurus berarus.
Gambar 2.4.a
Arah gaya magnetik yang terjadi pada kedua kawat dapat dilihat pada Gambar (1).
Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat akan terjadi gaya
tarik-menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua kawat berlawanan, maka
akan tolak-menolak. Gaya tarik-menarik atau gaya tolakmenolak pada kedua kawat
merupakan akibat adanya gaya magnet pada kedua kawat tersebut.
Besarnya gaya magnet pada masing-masing kawat dapat dinyatakan
F 1=B 2 I 1 l sin θ atau F 2=B 1 I 2 l sin θ
dengan :
F = gaya magnet pada kawat
I1 = arus listrik pada kawat 1
I2 = arus listrik pada kawat 2
B1 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 1
B2 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 2
l = panjang kawat penghantar
Pada awal bab telah dihitung bahwa besarnya induksi magnet di sekitar kawat lurus
berarus listrik adalah :
μo I μ I μ I
B= makanilai B1 = o 1 dan B 2= o 2
2 πa 2 πa 2 πa
μo I 1 I 2 l
F 1=F2=
2 πa
Gaya magnetik di antara kedua kawat sejajar sering dinyatakan sebagai gaya per
satuan panjang yaitu :
F μo I 1 I 2
=
l 2 πa
3) Gaya Magnetik yang Dialami oleh Muatan Listrik yang Bergerak dalam Medan
Magnetik
Sebuah benda bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnetik juga akan
mengalami gaya magnetik. Besarnya gaya magnetik yang dialami oleh benda
bermuatan listrik dinyatakan :
F=B I lsin θ
q
F=B l sinθ
t
l
F=B q sin θ
t
F=B q v sin θ
q l
Dimana kuat arus I = dan kecepatan v=
t t
2
v
F s=m
R
Jadi
2
v
B q v =m
R
2
mv
R=
Bq
1) Motor Listrik
Motor listrik adalah alat listrik yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik atau energi gerak. Pada prinsipnya sebuah motor listrik terdiri atas
dua bagian, yaitu bagian stator dan bagian rotor. Bagian stator yaitu bagian dari
motor listrik yang tidak bergerak, pada umumnya terdiri atas magnet tetap. Bagian
rotor yaitu bagian motor listrik yang bergerak, pada umumnya terdiri atas kumparan
kawat yang dibelitkan pada jangkar. Pada prinsipnya sebuah motor listrik memiliki
kumparan yang berada dalam medan magnet tetap. Apabila pada kumparan
tersebut dialiri arus listrik, maka pada kumparan tersebut akan bekerja gaya
magnetik (gaya Lorentz). Arah gaya magnet pada sisi kumparan antara kanan dan
kiri mempunyai arah yang berbeda sehingga membentuk momen gaya (torsi).
Dengan demikian akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. (Lihat Gambar
3) berikut ini.
Gambar 3. Susunan dasar motor listrik
Penyaji Pertama
1. Membuka pelajaran
Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa berbicara tentang
fenomena Medan Magnet yang telah dibahas sebelumnya. Pembicaraan
itu merambat ke fenomena medan magnet yang didekatkan dengan
konduktor berarus, kemudian guru memberikan contoh-contoh medan
magnet pada kehidupan sehari-hari.
Agar lebih jelas, guru memberikan video masing-masing contoh dari
medan magnet dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian menyuruh siswa
untuk berpendapat tentang fenomena apakah yang dapat diamati pada
video yang telah disajikan.
Guru menampung berbagai pendapat siswa dan tidak menyalahkan
maupun membenarkannya terlebih dahulu.
2. Diskusi
Guru memberikan video ilustrasi medan magnet yang lebih sederhana
yaitu menggunakan gambar-gambar bola seperti yang ada di buku agar
fenemona yang diamati dapat lebih jelas terlihat oleh siswa.
Guru membentuk kelompok diskusi kecil.
Selanjutnya guru kembali bertanya tentang fenomena yang terjadi secara
garis besar. Setelah siswa selesai berpendapat, guru memberikan clue-
clue untuk didiskusikan agar siswa lebih terarah.
3. Menjelaskan materi Hukum Biot-Savart dan Kegunaan Hukum tersebut
Setelah berdiskusi, siswa diminta mengutarakan apa saja hasil diskusi
masing-masing kelompok.
Setelah itu, guru menjelaskan pengertian Hukum Biot-Savart dan
kegunaannya dalam menurunkan persamaan dalam pengaruh pada kawat
lurus dan melingkar serta memberikan apresiasi kepada semua kelompok
yang telah mengutarakan pendapatnya terutama kepada kelompok yang
hasil diskusinya mendekati benar atau benar.
Guru juga menggunakan media papan tulis yaitu untuk mengajak siswa
menurunkan rumus matematis masing-masing tumbukan berdasarkan
Hukum Biot-Savart dan Hukum Ampere.
Selanjutnya guru memberikan contoh soal agar siswa lebih paham tentang
materi.
4. Menjelaskan materi Gaya Megnetik
Guru memperagakan di depan kelas tentang penentuan arah gaya
magnetik dengan kaidah tangan kanan.
Guru meminta satu siswa untuk mencontohkan di depan.
5. Menutup kelas
Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan.
Kemudian guru juga memberikan tugas kepada siswa terkait dengan
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. Dengan
mengucapkan ucapan terimakasih atas kerjasama siswa, dan
mengucapkan salam perpisahan.