Anda di halaman 1dari 20

EFEK HALL

LAPORAN AWAL

NUR FAJRIA FITRI

140310180051

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................3

1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4

2.1 Gaya Lorentz......................................................................................................4

2.2 Induksi Medan Magnet.....................................................................................5

2.3 Efek Hall.............................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................12

BAB IV TUGAS PENDAHULUAN.........................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Efek hall memperagakan adanya gaya pada muatan bergerak dalam suatu
konduktor yang berada dalam medan magnet. Kawat berarus listrik yang terletak
dalam medan magnet dengan arah tegak lurus dengan arah arus maka kawat akan
mengalami gaya magnetik sehingga menyebabkan kawat akan melengkung.

Efek hall ditemukan pada tahun 1979. Efek hall merupakan suatu peristiwa
berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat konduktor karena adanya pengaruh
medan magnet. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada divais efekHall yang
ditempatkan dalam medan megnet yang arahhnya tegak lurus aruslistrik , pergerakan
pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik.

Konstanta Hall pada setiap bahan akan berbeda-beda karena disebabkan pada
jenis pembawa muatan setiap bahan yang berbeda-beda pula. Pada praktikum ini
dilakukan percobaan dengan tujuan menentukan konstanta Hall dan konsentrasi
pembawa muatan pada bahan perak dan tungsten.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Menentukan konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan pada bahan
perak dan tungsten
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Lorentz


Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak

atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B) (Pusparanti, 2017).

Gaya Lorentz akan timbul bila terjadi interaksi dua medan magnet, contoh: kawat

berarus pada medan magnet, kawat sejajar berarus, dan muatan yang bergerak dalam

medan magnet (Robby, 2017). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang

diputar dari vektor arahgerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet (B), seperti

yang terlihat dalam rumus berikut:

F=q ( v x B )

Dengan F adalah gaya (Newton), B adalah medan magnet (Tesla), q adalah

muatan listrik (Coulomb), dan v adalah kecepatan muatan (m/s). Untuk muatan

positif arah gerak berlawanan dengan arah arus, sedangkan untuk muatan negatif arah

gerak berlawanan dengan arah arus.

Besarnya gaya Lorentsz yang dialami oleh muatan yang bergerak dalam daerah

medan magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus:

F=q . v . B sin θ
Dengan F adalah gaya Lorentsz (N), q adalah besarnya muatan yang bergerak

(Coulomb), v adalah kecepatan muatan (m/s), B adalah kuat medan magnet (Tesla),

dan θ adalah sudut antara arah v dan B

Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan

kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu

medan magnet B.

Gambar 2.1. Gaya Lorentsz dengan Kaidah Tangan Kanan

2.2 Induksi Medan Magnet


Medan magnet adalah daerah yang ada di sekitar magnet dimana objek-objek
magnetik lain dapat terpengaruh oleh gaya magnetismenya. Benda magnetik selalu
mencoba untuk mengarahkan diri selaras dengan pengaruh medan magnet
disekitarnya. Makin kuat daya megnetisme yang dimiliki oleh suatu benda, maka
makin luas pula cangkupan medan magnetnya. Medan magnet tidak dapat dilihat,
namun dapat dijelaskan dengan mengamati pengaruh magnet pada benda lain. Seperti
dengan cara menaburkan serbu besi disekitar magnet, serbuk-tersebut besi tersebut
akan membentuk sebuah pola garis-garis lengkung. Pola garis-garis lengkung yang
terbentuk ini merupakan pola garis-garis medan magnetik yang disebut garis gaya
magnetik.
Besar medan magnetik dinyatakan dengan kuat medan magnetik. Kuat medan
magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik di suatu titik disebut induksi magnetik
(B) yang besarnya (Mentari, 2011):

1. Sebanding dengan kuat arus listrik (I).


2. Sebanding elemen panjang penghantar (dl).
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antar titik itu ke elemen
penghantar (dl).
4. Sebanding dengan sinus sudut apit sinθ melalui elemen penghantar dl
dan garis penghubung titik itu ke elemen enghantar dl, dikenal dengan
hokum Biot-Savart

Persamaan hokum Biot-Savart:

idl sinθ
dB=k 2 (1)
r

Induksi magnet pada berbagai keadaan:

1. Pada penghantar listrik tak berhingga

Gambar 2.2 Induksi pada penghantar lurus tak berhingga


Rumus matematis saat keadaan ini yaitu:
μ0 I
B=
2 πa
Dengan :
B = induksi magnetdi titik X(Wb/m2atau Tesla)
μo= permeabilitas ruang hampa (4π.10-7Wb/Am)
I = kuat arus listrik (A)
a = jarak titik X ke penghantar (m)

2. Pada Penghantar Lurus Berhingga

Gambar 2.3 Induksi magnetic pada penghantar lurus berhingga


Rumus matematis pada persamaan ini:
μ0 I
B= ¿)
4 πa
Dengan :
B = induksi magnet di titik X (Wb/m2atau Tesla)
L = panjang penghantar (m)

3. Pada Penghantas Melingkar

Gambar 2.4 Induksi magnetic pada penghantar melingkar


Rumus matematis pada kondisi ini:
μ0 I
B=N
2R
Dengan:
B= induksi magnet di O (Tesla)
N = jumlah lilitan
μo= permeabilitas ruang hampa (4π.10-7Wb/Am)
R= jari-jari penghantar (m)
Jumlah lilitan penghantar melingkar yang <360º (bukan lingkaran penuh)
θ
N= (13)
360 º
Di sumbu pusat lingkarat yaitu titik x
Bx=B 0 sin3θ (14)
R
sin θ= (15)
S
Dengan :
BX= induksimagnet di X(Tesla)
Bo= induksimagnet di O (Tesla)
R = jari-jari penghantar (m)
S = jarak titik X ke keliling penghantar (m)

4. Pada Selonoida
Solenoida adalah penghantar lingkaran dengan jumlah lilitan yang sangat
banyak.

Gambar 2.5 Induksi magnetic pada selonoida


rumus matematis saat keadaan ini yaitu :
Pada pusat solenoida
μ0 I
B= N (16)
L
Pada ujuang solenoida
μ0 I
B= N (17)
2L
Dengan :
N = jumlah lilitan
L = panjang lilitan (m)
5. Pada Toroida
Toroida adalah solenoida yang dibentuk melingkar.

Gambar 2.6 Induksi Magnetik pada Toroida


Rumus matematis pada sumbu toroida
μ0 I
B= N (18)
2 πR
Dengan :
R = Jari – jari toroida (m)

2.3 Efek Hall


Efek Hall merupakan peristiwa dimana ketika arus listrik (I) mengalir pada

sebuah bahan logam dan logam tersebut memliki medan magnet (B) yang tegak lurus

dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang bergerak pada logam

tersebut akan mengalami pembelokan oleh medan magnet tersebut. Akibat dari proses

itu akan terjadi penumpukan muatan pada sisi-sisi logam tersebut setelah beberapa
saat. Penumpukan atau pengumpulan muatan tersebut dapat menyebabkan sisi

tersebut menjadi lebih elektropositif ataupun elektronegatif bergantung pada

pembawa muatannya. Perbedaan muatan di setiap sisi-sisinya mengakibatkan

perbedaan potensial dikeduanya, beda potensial pada peristiwa tersebut dikenal

sebagai Potensial Hall ( VH ).

Perbedaan potensial antara kedua sisi devais tersebut disebut potensial hall.

Potensial hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui

devais. Berarti dalam menentukan besar potensial hall sangatlah bergantung pada

besarnya medan magnet yang mengalir dalam rapat arus I yang dilewatkan dalam

bahan konduktor. Konstanta Hall pada setiap bahan akan berbeda-beda karena

disebabkan pada jenis pembawa muatan setiap bahan yang berbeda-beda pula

(pembawa muatan hole atau pembawa muatan electron).


Gambar 2.7 Efek Hall pada pembawa muatan negatif (a) dan pada pembawa
muatan positif (b).
Pada prinsip kerja efek Hall ketika arus listrik mengalir pada sebuah bahan logam
yang memiliki medan magnet yang tegak lurus dengan arus dan pembawa muatan
bergerak pada logam mengalami pembelokan maka akan terjadi penumpukan muatan
pada sisi-sisi logam tersebut dan dapat menyebabkan sisi tersebut menjadi lebih
elektropositif atau elektronegatif bergantung pada pembawa muatannya. Pembelokan
muatan dipengaruhi oleh Gaya Lorentz yang bekerja pada sistemnya dan dapat
diketahui arah pembelkan tersebut dengan menggunakan kaidah tangan kanan.
Potensial Hall yang terukur dapat bernilai positif (+) atau negative (-) bergantung
dari pembawa muatan yang dominan. Potensial Hall dapat di hitung dengan
persamaan:
IB R H
V H =E H d =vBd=
t
I
Dengan RH=
nq
VH : potensial Hall
I : arus
B : medan magnet
q : pembawa muatan
n : jumlah q per unit volume
d : tebal konduktor
RH : koefisien Hall
Untuk mengetahui mobilitas pembawa electron didapatkan persamaan :
μ=σ RH

μ= ¿
m
Dengan
μ = Mobilitas pembawa muatan
σ = Konduktivitas konduktor
τ = collision time
m* = massa efektif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan

1. Sampel seng (Zn) berbentuk kepingan.


2. Sampel tungsten (W) berbentuk Kepingan.
3. Sumber arus konstan 10 A.
4. Sumber arus konstan 20 A.
5. Lubang U_CORE.
6. Sepasang lempeng kutub yang dibor.
7. Coil 250 lilitan.
8. Probe tangensial.
9. Multimeter CA 4010 (15 A).
10. Microvoltmeter.
11. Teslameter.

3.2 Rencana Rancangan Algoritma Penelitian


Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan

3.3 Prosedur Percobaan

Merangkai peralatan eksperimen Efek Hall seperti Gambar di bawah ini :

Gambar 3.2 Rangkaian pada percobaan

a. Membuat kurva kalibrasi I B−B


Mengukur arus I B dan medan magnet (B) dilakukan tanpa sampel.
Menyalakan teslameter dan sumber arus 10 A yang dihubungkan ke coil.
Mempatkan probe tangensial di tengah-tengah coil, mengusahakan
kedudukannya konstan, misalkan dengan memakai statip. Mengubah harga
arus sehingga didapatkan variasi medan magnet. Mencatat setiap perubahan
medan magnet untuk setiap variasi nilai arus, sehingga didapatkan data
korelasi antara pasokan arus dengan besarnya medan magnet yang dihasilkan.
b. Perubahan tegangan Hall
Menghubungkan bahan yang diamati dengan sumber arus konstan, kemudian
menempatkan pada medan magnet yang arahnya tegak lurus terhadap arus
yang mengalir pada bahan yang diuji tersebut. Mengukur tegangan Hall yang
terjadi dengan microvoltmeter. Mengubah harga-harga arus, sehingga
didapatkan satu set data yang menggambarkan perubahan Hall terhadap arus
pada medan magnet tetap.
Untuk Mengukur UH sebagai fungsi dari kuat medan B pada arus bahan IB
konstan, melakukan langkah-langkah seperti di atas. Memvariasikan nilai-
nilai medan magnet sehingga didapatkan satu set data yang menggambarkan
perubahan tegangan Hall terhadap medan magnet pada arus bahan yang
bernilai konstan. Percobaan di atas dilakukan untuk variasi arus IB sebesar
5A, 8A dan 10A.
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek Hall ?
Jawab :
Efek Hall merupakan peristiwa dimana ketika arus listrik (I) mengalir pada
sebuah bahan logam dan logam tersebut memliki medan magnet (B) yang
tegak lurus dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang
bergerak pada logam tersebut akan mengalami pembelokan oleh medan
magnet tersebut. Akibat dari proses itu akan terjadi penumpukan muatan pada
sisi-sisi logam tersebut setelah beberapa saat. Penumpukan atau pengumpulan
muatan tersebut dapat menyebabkan sisi tersebut menjadi lebih elektropositif
ataupun elektronegatif bergantung pada pembawa muatannya.

2. Bagaimanakah prinsip kerja dari induksi medan magnetik akibat adanya arus
yang mengalir pada kumparan ?
Jawab :
Kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah lingkaran kawat biasanya
relatif lemah. Pengaruh terhadap lingkungan juga rendah. Untuk mendapatkan
medan magnet yang lebih besar dan kuat dapat dengan membuat lilitan kawat
penghantar (kumparan). Kumparan yang panjang dan rapat disebut dengan
solenoida. Jika kumparan diarusi listrik, tiap lilitan akan menghasilkan medan
magnet disekitarnya. Arah garis medan magnet melingkar mengelilingi kawat.
Medan magnet yang ditimbulkan oleh satu lilitan diperkuat oleh lilitan
lainnya.
Medan magnet merupakan besaran vektor sehingga penjumlahannya harus
dilakukan seara vektor. Jika kumparan dibentuk oleh N buah lilitan, medan
magnet ditiap lilitan merupakan penjumlahan vektor dari medan magnet yang
dihasilkan masing – masing lilitan. Jika kumparan cukup panjang dan lilitan
berjumlah cukup banyak, diketahui bahwa garis – garis gaya magnet hanya
keluar atau masuk di ujung – ujung kumparan.
Garis gaya magnet tidak ada yang keluar atau masuk melalui permukaan
kumparan. Ini berarti ujung kumparan telah berubah menjadi kutub magnet.
Salah satu ujung kumparan adalah kutub utara, dan ujung satunya adalah
kutub selatan. Kuat medan magnet yang dihasilkan oleh masing – masing
lilitan sebanding dengan arus listrik yang mengalir dalam kumparan. Arus
yang mengalir di tiap lilitan memiliki besar yang sama. Setiap lilitan
menghasilkan medan magnet yang kuatnya sebangding dengan arus listrik.
Medan magnet yang dihasilkan tidak terlalu besar, sehingga untuk
meningkatkan medan yang dihasilkan oleh kumparan, didalam kumparan
dimasukkan bahan yang mengandung magnet elementer, seperi besi, baja,
kobalt, dan nikel. Bahan – bahan inilah yang dijadikan inti kumparan. Medan
magnet yang dihasilkan dalam rongga kumparan akan menginduksi magnet
elementer dalam bahan tersebut. Magnet elementer cenderung mengambil
arah sesuai dengan arah medan magnet kumparan. Akibatnya, muncul dua
sumber magnet, yaitu kumparan itu sendiri dan inti kumparan yang telah
menjadi magnet. Medan magnet yang dihasilkan dari inti kumparan dapat
mencapai ribuan kali medan magnet yang dihasilkan kumparan tanpa inti
kumparan. Magnet yang dibuat dengan cara induksi magnet disebut dengan
elektromagnet.

3. Berdasarkan kajian literatur berapakah nilai/jumlah pembawa muatan pada


bahan perak (Ag), tungsten (W) dan Zinc ?
Jawab :
Perak (Ag) = 0.60X1028 m-3
Tungsten (W) = 5,29X1028 m-3
DAFTAR PUSTAKA

Darma, S. (2006). Retrieved Mei 23, 2019, from


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/suryadarma/material/induksimagnetik.pdf
Giancoli, D. (1999). Dalam Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Griffith, D. (1980). Introduction to Electrodynamics 2 Ed., Pretice Hall. New Jersey:
Englewood Clift.
Serway, R. A., & Jewett, J. W. (2008). Physics for Scientist and Engineers Seventh
Edition. US: Thomson .
Mentari, R. S., 2011. Penghantar Listrik dan Efek Hall. [Online]
Available at:
https://www.academia.edu/34649692/Makalah_Penghantar_Listrik_dan_efek_hall.do
cx
[Accessed 12 April 2020].
Pusparanti, L., 2017. Makalah Fisika Gaya Lorentz. [Online]
Available at:
https://www.academia.edu/11546794/Makalah_Fisika_GAYA_LORENTZ
[Accessed 12 April 2020].
Robby, D., 2017. Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dan Kawat Berarus. [Online]
Available at:
https://www.academia.edu/32589027/MAKALAH_FISIKA_DASAR_GAYA_LORE
NTZ
[Accessed 12 April 2020].
Terraningtyas, A., 2017. Makalah Fisika Zat PAdat. [Online]
Available at:
https://www.academia.edu/34866294/Makalah_Medan_Magnet_dan_Efek_Hall
[Accessed 12 April 2020].

Anda mungkin juga menyukai