Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul L6 – Medan Magnet solenoida


Aufaa Audi Prananda/20525156
Asisten: Alifta Suzara
Tanggal praktikum: 14 April 2021
Teknik Mesin – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

gambar dibawah ini :


Abstrak— Telah dilakukan percobaan praktikum fisika modul
Medan Magnet Solenoida dengan tujuan
mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan
medan magnet berdasarkan Hukum BioSavat, Gaya Lorentz,
dan Hukum Ampere, Mengukur dan mengamati medan
magnet yang timbul dengan variasi jarak antar dua solenoida,
dan mengamati pengaruh arus listrik pada solenoida kedua.
Pada percobaan ini diberi variasi jarak antar kedua solenoida
dan tegangannya untuk mengamati medan magnet yang
timbul serta pengaruh elemen-elemen yang ada dalam Gambar 1. Solenoida
perhitungan,percobaan,maupun teori. Kesimpulan dari
percobaan ini adalah semakin besar jarak antar kedua
solenoida, akan semakin kecil nilai medan magnet yang Solenoida merupakan induktor yang terdiri atas
dihasilkan. Sementara pada bariasi tegangan, semakin besar
nilai tegannya, maka akan semakin besar pula arus listrik
gulungan kawat yang terkadang di dalamnya dimasukkan
yang mengalir pada solenoida kedua. sebuah batang besi berbentuk silinder dengan tujuan
Kata kumci— Medan Magnet; solenoida; gaya Lorentz; Listrik
memperkuat medan magnet yang dihasilkannya. Secara
skematik, bentuk solenoida dapat dilihat dimana solenoida

I. PENDAHULUAN terdiri dari n buah lilitan kawat berarus listrik I, medan


Praktikum medan magnet solenoida ini bertujuan agar magnet yang dihasilkan memiliki arah, dimana kutub utara
mahasiswa dapat Mengimplementasikan hubungan antara magnet mengikuti aturan tangan kanan. Beberapa faktor
arus listrik dengan medan magnet berdasarkan Hukum Biot yang mempengaruhi kuat induksi magnetik solenoida
Savat , Gaya Lorentz dan Hukum Ampere. Mahasiswa juga meliputi arus listrik, panjang solenoida, jumlah lilitan dan
dapat mengamati medan magnet yang timbul dengan bahan yang disisipkan kedalam bagian dalam solenoida[1].
variasi jarak dua solenoida dan dapat mengamati pengaruh
arus listrik pada solenoida kedua. Selain itu, mahasiswa Kuat Medan Magnet & Momen Dipol
dapat melakukan praktikum medan magnet solenoida sesuai Momen dipol magnet (m) arus melingkar besarnya
dengan prosedur dan standar keselamatan kerja dengan sebanding dengan kuat medan magnet (H) sehingga
benar. semakin kuat arus yang melingkar semakin besar medan
magnet yang dihasilkan. Kuat medan magnet di sumbu
Kumparan Solenoida adalah deretan seri lilitan melingkar lingkaran arus sebagai berikut :
kawat yang sewaktu dialiri arus listrik akan menjadi sumber
medan magnet seperti yang dihasilkan oleh batang magnet
yang berbentuk silinder memanjang seperti tampak pada
akan semakin meningkat tergantung dari arus yang
menimbulkannya dan posisi pengamatan[2].

Gaya Lorentz
Adalah gaya (F) pada arus listrik di dalam medan
Gambar 2. Diagram Kuat Medan Magnet
magnet (B) atau gaya pada muatan listrik yang tengah
bergerak di dalam medag magnet yang dirumuskan sebagai
Besarnya kuat medan magnetnya berdasarkan
berikut :
hukum Biot Savart:

m
H= 3
dengan m=μiA dan A=π R 2
2 πμ d
(1.1)

dimana : μ = μ0 = 1,25666 x 10−6 N / ampere

Sehingga diperoleh : Gambar 3. Arah dan Gaya Lorentz


2
iR
H=
2 d3 m. i. dl
dFm=
(1.2) 2 π d3
(1.3)
dengan R = jari jari solenoida dan d = jarak kedua m
H=
solenoida 2 π μ d3
(1.4)
Medan magnet adalah suatu ruangan atau suatu
daerah yang dipengaruhi oleh gaya magnetic. Magnet dengan B = μ H dimana B = Rapat medan magnet.
memiliki garis-garis atau pola-pola medan magnet yang Sehingga diperoleh hasil akhir gaya Lorentz adalah :
keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan.
Gelombang elektromagnetik merupakan interaksi antara F=B× i. L
medan listrik dan medan magnet. Selama abad ke delapan (1.5)
belas, banyak filsuf alam yang mencoba menemukan
hubungan antara listrik dan magnet. Muatan listrik yang dan L = panjang solenoida.
stasioner dan magnet tampak tidak saling mempengaruhi. Arah gaya Lorentz mengikuti kaidah tangan kanan dengan
Tetapi pada tahun 1820, Hans Christian Oersted (1777- besar F = q(v x B)[3].
1851) menemukan bahwa ketika jarum kompas diletakkan Hukum Ampere
di dekat kawat berarus listrik, jarum mengalami Berdasarkan hukum ampere, maka besarnya rapat
penyimpangan. Apa yang ditemukan Oersted adalah bahwa medan magnet B sebanding dengan arus yang mengalir ( i )
arus listrik menghasilkan medan magnet. medan magnet
x μ0 x n atau
B=μ0 . n .i
(1.6)
atau
N
B=μ0 . .i
L
(1.7)
dimana N = jumlah lilitan

Dengan B, N, l, i, dan µ berturutturut adalah medan


Gambar 4. Solenoida
magnet, banyaknya lilitan, panjang solenoida, arus yang
(sumber:https://summit88.manufacturer.globalsources.com/
mengalir pada kawat lilitan, dan permeabilitas bahan.
si/6008801755359/pdtl/Solenoid-
Untuk bahan paramagnetik µ nilainya lebih besar daripada
coil/1169774477/Solenoid-Coil.htm)
µ0. Untuk bahan diamagnetik µ nilainya lebih kecil
2. Inti besi
daripada µ0. Untuk bahan feromagnetik µ nilainya jauh
lebih besar daripada µ0.

Hubungan Biot Savart dengan Gaya Lorentz:

B= μ H dan F = B i L sehingga F = μ H i L

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai


aplikasi dari prinsip medan magnet solenoida. Di antaranya
adalah generator yang di dalamnya mengandung medan
magnet dalam bentuk kumparan yang terinduksi sehingga
menghasilkan arus listrik.
Percobaan ini dilatar belakangi oleh kehidupan sehari-hari
yang tidak jauh dari manfaat listrik. Dalam kehidupan Gambar 5. Inti Besi
sekarang kita tidak terlepas dari kebutuhan pokok yaitu
listrik yang digunakan untuk kelancaran dalam kebutuhan (sumber:https://www.exportersindia.com/jinanemishielding
sehari-hari. Adapun dalam percobaan ini mengenai medan technologyco-ltd/soft-iron-core-ferrite-rod-core-choke-coil-
magnet solenoida, kita dapat melihat bahwasannya semua
listrik pasti mengalirkan arus dan tegangan yang dapat 4282069.htm)
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Field Magnetic

II. METODE PRAKTIKUM


Alat dan Bahan
1. Solenoida
Gambar 6. Field Magnetic
(sumber:https://www.123rf.com/photo_130623855_red-
and-blue-horseshoe-magnet-with-iron-filings-on-white- Gambar 8. Trafo 20 A, 30 Volt
(sumber:https://shopee.co.id/POWER-SUPPLY-TRAFO-
background-top-view.html)
KOTAK-BELL-20A-CT-56V-i.127468941.2855256434)

4. Kabel

6. Amperemeter

Gambar 7. Kabel
(sumber: https://www.tokopedia.com/toserbalzd/2pcs-kabel-jepit-
buaya-80mm-bahan-tembaga-murni-yukngimport)

Gambar 9. Amperemeter
5. Trafo 20 A, 30 Volt (sumber:https://www.newegg.com/p/0KZ-006D-001Z8)

7. Jangka sorong
Gambar 10. Jangka Sorong
(sumber:https://www.tokopedia.com/alat-
proyek/jangka-sorong-krisbow-vernier-200mmx8in005mm-
kw0600070)

Langkah Percobaan

menyiapkan alat dan bahan percobaan

Membuat rangkaian dari 2 solenoida (S1


dan S2) yang berbeda dan masing-masing
memiliki arusnya sendiri (A1 dan A2).
Sejajarkan 2 solenoida tersebut kemudian beri
jarak sejauh d. Kedua solenoida tersebut
dihubungan dengan trafo yang akan
menghasilkan tegangan. Mintalah asisten
laboratorium untuk mengecek kebenaran
rangkaian. Untuk ilustrasinya sebagai berikut:

G
ambar 11. Ilustrasi Rangkaian Solenoida
Mengatur tegangan dari trafo sebesar 6 volt III. DATA PERCOBAAN

Memvariasikan jarak kedua solenoida (d) dengan 15


cm, 20 cm, dan 25 cm

No. d V = 6 volt V = 9 volt V = 12 volt


(cm)
I2(m H I2 H I2 H
A) (Tes (mA (Tes (mA (Tes
la) x ) la) x ) la) x
10-6 10-6 10-6
1. 15 1,00 3,40 1,27 4,63 1,50 5,81
2. 1,01 3,50 1,27 4,65 1,52 5,83
3. 1,01 3,47 1,26 4,63 1,53 5,82
Mengukur dan catat besarnya arus I2 menggunakan 4. 20 0,52 1,83 0,60 2,62 0,75 3,13
multimeter dan kuat medan magnet H menggunakan 5. 0,48 1,82 0,58 2,62 0,75 3,12
6. 0,47 1,82 0,58 2,63 0,73 3,09
fluxmeter! melakukan pengamatan minimal tiga kali 7. 25 0,27 1,15 0,21 1,51 0,25 1,75
untuk tiap variasi jarak solenoida 8. 0,28 1,12 0,23 1,53 0,25 1,75
9. 0,27 1,12 0,24 1,50 0,25 1,76

Diameter solenoida = 8,40 cm


Panjang solenoida = 15 cm

IV. ANALISIS DATA


Mengulangi kegiatan 3-5 untuk tegangan trafo 1. Menentukan rerata kuat arus dan
sebesar 9 volt dan 12 volt ketidakpastiannya
a. Untuk V = 6 volt
 d = 15 cm
Table 1. Rerata Arus Untuk V=6 volt dan d=15 cm

I (mA) δI ¿ δI ¿2
Merapikan alat dan bahan seperti keadaan 1,00 0,006 0,000036
semula
1,01 0,004 0,000016
1,01 0,004 0,000016
∑ I =¿3, 2
∑|δI| = 0,000068
02
ΣI 3,02 (1)  d = 15 cm
Í = = = 1,006 mA
n 3 Table 4. Rerata Arus Untuk V=9 volt dan d=15 cm

I (mA) δI ¿ δI ¿2
2 (2)
Δ Í =
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000068 = 0,0058 mA
√ 2
Í ± Δ Í = (1,006 ± 0,0058) mA (3)
1,27
1,27
1,26
0,003
0,003
0,007
0,000009
0,000009
0,000049
∑ I =¿3, 2
∑|δI| = 0,000067
 d = 20 cm 8
Table 2. Rerata Arus Untuk V=6 volt dan d=20 cm
ΣI 3,8 (1)
I (mA) δI ¿ δI ¿2 Í = = = 1,267 mA
0,52 0,03 0,0009 n 3
0,48 0,01 0,0001
2 (2)
0,47
∑ I =1,47
0,02 0,0004
2
∑|δI| = 0,0014
Δ Í =

Σ|δI|
n−1
=
0,000067 = 0,0057 mA
2 √
Í ± Δ Í = (1,267 ± 0,0057) mA (3)
 d = 20 cm
ΣI 1,47 (1)
Í = = = 0,49 mA
n 3 Table 5. Rerata Arus Untuk V=9 volt dan d=20 cm
2
I (mA) δI ¿ δI ¿2
Δ Í =

Σ|δI|
n−1
=
0,0014 = 0,026 mA
2 √
Í ± Δ Í = (0,49 ± 0,026) mA
(2)

(3)
0,60
0,58
0,014
0,006
0,000196
0,000036
0,58 0,006 0,0000360

 d = 25 cm ∑ I =¿1, 2
∑|δI| = 0,000268
Table 3. Rerata Arus Untuk V=6 volt dan d=25 cm
76

I (mA) δI ¿ δI ¿2
ΣI 1,76 (1)
0,27 0,003 0,000009 Í = = = 0,586 mA
n 3
0,28 0,007 0,000049 2

0,27
∑ I =¿0,82
0,003 0,000009
2
∑|δI| = 0,000067
Δ Í =

Σ|δI|
n−1
=
0,000268 = 0,0115 mA
2 √
Í ± Δ Í = (0,586 ± 0,0115) mA
(2)

(3)

ΣI 0,82 (1)
Í = = = 0,273 mA  d = 25 cm
n 3
2 Table 6. Rerata Arus Untuk V=9 volt dan d=25 cm
Δ Í =

Σ|δI|
n−1
=
0,000067 = 0,0057 mA
2 √
Í ± Δ Í = (0,273 ± 0,0057) mA
(2)

(3)
I (mA)
0,21
δI
0,016
¿ δI ¿2
0,000256
0,23 0,004 0,000016
0,24 0,014 0,000196
∑ I =¿0, 2
∑|δI| = 0,000468
b. Untuk V = 9 Volt
68
2

Í =
ΣI 0,68
n
=
3
= 0,226 mA
(1) Δ Í =
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000267 = 0,0115 mA
2 √
2 (2)
Í ± Δ Í = (0,743 ± 0,115) mA (3)
Δ Í =

Σ|δI|
n−1
=
0,000468 = 0,0152 mA
2 √
Í ± Δ Í = (0,226 ± 0,0152) mA (3)
 d = 25 cm
Table 9. Rerata Arus Untuk V=12 volt dan d=25 cm

I (mA) δI ¿ δI ¿2
c. Untuk V = 12 Volt
0,25 0 0
 d = 15 cm
0,25 0 0
Table 7. Rerata Arus Untuk V=12 volt dan d=15 cm
0,25 0 0
I (mA) δI ¿ δI ¿2
∑ I =¿0, ∑|δI| = 0
2
1,50 0,016 0,000256
75
1,52 0,004 0,000016
1,53 0,014 0,000196 ΣI 0,75 (1)
Í = = = 0,25 mA
∑ I =¿4, 2
∑|δI| = 0,000468 n 3
55

ΣI 4,55 (1) 2
Í =
n
=
3
= 1,516 mA
Δ Í =
√ Σ|δI|
n−1
0
= = 0 mA
2 √ (2)

Δ Í =
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000468 = 0,01562 mA
2 √ (2)
Í ± Δ Í = (0,25 ± 0) mA (3)

2. Menentukan rerata kuat medan magnet dan


Í ± Δ Í = (1,516 ± 0,0152) mA (3)
ketidakpastiannya
a. Untuk V = 6 Volt
 d = 20 cm
 d = 15 cm
Table 8. Rerata Arus Untuk V=12 volt dan d=20 cm
Table 10. Kuat Medan Magnet, V=6 volt dan d=15 cm
I (mA) δI ¿ δI ¿2
0,75 0,007 0,000049
H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2
3,40 -0,05 0,0025
0,75 0,007 0,000049
3,50 0,05 0,0025
0,73 0,013 0,000169
3,47 0,02 0,0004
∑ I =¿2, 2
∑|δI| = 0,000267 ∑ H=¿10, 2
∑|δH| = 0,0054
23
37

ΣI 2,23 (1)
Í = = = 0,743 mA ΣH 10,37 (1)
n 3 H́= = = 3,45 Tesla
n 3
(2)
2 4,65 0,014 0,000196
Δ H́ =
√ Σ |δI|
n−1
=
0,0054 = 0,0519 Tesla

2
H́ ± Δ H́ = (3,45 ± 0,0519) Tesla
(2)

(3)
4,63
∑ H=¿13,
0,006 0,000036
2
∑|δH| = 0,000268
91
 d = 20 cm
Table 11. Kuat Medan Magnet, V=6 volt dan d=20 cm
ΣH 13,91 (1)
δH 2 H́= = = 4,636 Tesla
H (Tesla) ¿ δH ¿ n 3
1,83 0,007 0,000049 2
1,82
1,82
0,003
0,003
0,000009
0,000009
Δ H́ =

Tesla

Σ |δI|
n−1
=
0,000268 =
2 √ 0,01155
(2)

∑ H=¿5,4 2
∑|δH| = 0,000067 H́ ± Δ H́ = (4,636 ± 0,01155) Tesla (3)
7
 d = 20 cm
ΣH 5,47 (1) Table 14. Kuat Medan Magnet, V=9 volt dan d=20 cm
H́= = = 1,823 Tesla
n 3 H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2
2

Δ H́ =

Tesla
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000067 =

2
0,0057
(2)
2,62
2,62
2,63
0,003
0,003
0,013
0,000009
0,000009
0,000169
H́ ± Δ H́ = (1,823 ± 0,0057) Tesla (3) ∑ H=¿7,8 2
∑|δH| = 0,000187
 d = 25 cm 7
Table 12. Kuat Medan Magnet, V=6 volt dan d=25 cm
ΣH 7,87 (1)
H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2 H́= = = 2,623 Tesla
1,15 0,02 0,0004
n 3
2
1,12
1,12
∑ H=¿3,3
0,01
0,01
0,0001
0,0001
Δ H́ =

Tesla
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000187 =

2
0,0068
(2)

2
∑|δH| = 0,0006
9 H́ ± Δ H́ = (2,623 ± 0,0068) Tesla (3)
 d = 25 cm
ΣH 3,39 (1)
H́= = = 1,13 Tesla Table 15. . Kuat Medan Magnet, V=9 volt dan d=25 cm
n 3
2 H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2
Δ H́ =

Σ|δI|
n−1
=
0,0006 = 1,73 Tesla
2 √
H́ ± Δ H́ = (1,13 ± 1,73) Tesla
(2)

(3)
1,51
1,53
0,003
0,017
0,000009
0,000289
1,50 0,013 0,000169
∑ H=¿4,5 2
b. Untuk V = 9 Volt ∑|δH| = 0,000467
4
 d = 15 cm
Table 13. Kuat Medan Magnet, V=9 volt dan d=15 cm ΣH 4,54 (1)
H́= = = 1,513 Tesla
H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2
n 3
4,63 0,006 0,000036
2 1,75 0,003 0,000009
Δ H́ =

Tesla
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000467 =

2
0,0152
(2) 1,75
1,76
0,003
0,007
0,000009
0,000049

H́ ± Δ H́ = (1,513 ± 0,0152) Tesla (3) ∑ H=¿5,2 2


∑|δH| = 0,000067
6

c. Untuk V = 12 Volt
ΣH 5,26 (1)
 d = 15 cm H́= = = 1,753 Tesla
n 3
Table 16. Kuat Medan Magnet, V=12 volt dan d=15 cm 2

H (Tesla)
5,81
δH
0,01
¿ δH ¿
0,0001
2 Δ H́ =

Tesla
√ Σ|δI|
n−1
=
0,000067 =
√2
0,0057
(2)

5,83 0,01 0,0001


H́ ± Δ H́ = (1,753 ± 0,0057) Tesla (3)
5,82 0 0
∑ H=¿17, 2
∑|δH| = 0,0002
46
3. Menentukan nilai rapat medan magnet dan
ketidakpastiannya
ΣH 17,46 (1)
H́= = = 5,82 Tesla a. Untuk V = 6 Volt
n 3
2  d = 15 cm
Δ H́ =

Σ |δI|
n−1
=
0,0002 = 0,01 Tesla
2 √
H́ ± Δ H́ = (5,82 ± 0,01) Tesla
(2)

(3)
B=𝜇H̅ = 1,256 x 10-6 x 3,45 = 4,33 x 10−6Tesla
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,051|2= 6,405 x
10−8Tesla
𝐵 ± ΔB̅
 d = 20 cm = = (1,3332 x 10−6 ± 6,405 10−8) Tesla
Table 17. Kuat Medan Magnet, V=12 volt dan d=20 cm d =20cm
B=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 1,823 = 2,2896 x 10−6
H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2 ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,005|2= 6,28 x
3,13 0,02 0,0004 10−9Tesla
𝐵 ± ΔB̅
3,12 0,01 0,0001 = = (2,2896x 10−6 ± 6,28 10−9) Tesla
3,09 0,02 0,0004 d =25cm
B=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 1,13 = 1,419 x 10−6
∑ H=¿9,3 2 ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|1,73|2= 2,172 x
∑|δH| = 0,0009 10−8 Tesla
4
𝐵 ± ΔB̅
= = (1,419 x 10−6 ± 2,172 10−6) Tesla
ΣH 9,34 (1)
H́= = = 3,11 Tesla b.Untuk V = 9 volt
n 3
2
d =15cm
Δ H́ =

Σ |δI|
n−1
=
0,0009 = 0,0212 Tesla
2 √
H́ ± Δ H́ = (3,11 ± 0,0212) Tesla
(2)

(3)
B=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 4,636= 5,822 x 10−6
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,011|2= 1,381 x
10−8
𝐵 ± ΔB̅
= = 5,822 x 10−6 ± 1,381 10−8) Tesla
 d = 25 cm d =20cm
Table 18. Kuat Medan Magnet, V=12 volt dan d=25 cm b=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 2,623 = 3,294 x 10−6
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,010|2= 1,256
H (Tesla) δH ¿ δH ¿ 2 10−8
𝐵 ± ΔB̅ b.Untuk V = 9 volt
= = (3,294 x 10−6 ± 1,256 x10−8) Tesla d=15cm
d =25cm F=B I̅ L = 5,822 x 10−6x 1,267 x 0,15 = 1,106 x 10−6
b=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 1,513 = 1,900 x 10−6 ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,015|2 = 1,884 √((|1,267 𝑥 0,15 |^2 |1,381x10(−8) |^2
x10−8 + |5,822 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0057) |^2
𝐵 ± ΔB̅ = 5,627 x 10−9
= = (1,900 x 10−6 ± 1,884 x10−8) Tesla Jadi, F ± ΔF = (1,106 x 10−6±5,627 x 10−9 )Newton
d=20cm
c.Untuk V = 12 volt F=B I̅ L = 3,294 x 10−6x 0,586 x 0,15 =2,895 x 10−7
d =15cm ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
b=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 5,82 = 7,309 x 10−6 √((|0,586 𝑥 0,15 |^2 |1,256x10(−8) |^2
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,01|2= 1,256 x + |3,294 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0115) |^2
10−8 =5,788 x 10−9
𝐵 ± ΔB̅ Jadi, F ± ΔF = 2,895 x 10−7± 5,788 x 10−9 )Newton
= = (7,309 x 10−6 ± 1,256 x 10−8) Tesla
d =20cm d=25cm
b=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 3,11 = 3,906 x 10−6 F=B I̅ L = 1,900 x 10−6x 0,226 x 0,15 = 6,441 x 10−8
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,021|2= 2,637 x ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=√((|0,226 𝑥 0,15 |^2 |
10−8 1,884x10(−8) |^2
𝐵 ± ΔB̅ + |1,900 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0152) |^2=4,378 x 10−9
= = (3,906 x 10−6 ± 2,637 x10−8) Tesla
Jadi, F ± ΔF = (6,441 x 10−8± 4,378 x 10−9 )Newton
d =25cm
b=𝜇H̅ = 1,256 x 10−6 x 1,753 = 2,201 x 10−6
C,Untuk V =12 volt
ΔB̅ = √|𝜇|2|ΔH̅ |2= √|1,256 𝑥 10−6 |2|0,005|2= 6,28 x
d=15cm
10−9Tesla
F=B I̅ L = 7,309 x 10−6x 1,156 x 0,15 = 1,267 x 10−6
𝐵 ± ΔB̅
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
= = (2,201 x 10−6 ± 6,28 10−9) Tesla
√((|1,156 𝑥 0,15 |^2 |1,256x10(−8) |^2
+ |7,309 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0152) |^2
4.Menentukan gaya Lorentz dan ketidakpastiannya
= 1,680 x 10−8
a. Untuk V = 6 Volt
Jadi, F ± ΔF = (1,267 x 10−6± 1,680 x 10−8 )Newton
d=15cm
F=B I̅ L = 4,33 x 10−6x 1,006 x 0,15 = 6,533 x 10−7
d=20cm
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
F=B I̅ L = 3,906 x 10−6x 0,743 x 0,15 = 4,353 x 10−7
√((|1,006 𝑥 0,15 |^2 |6,405 x 10^(−8) |^2
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
+ |4,33 x 10^(−6) x 0,15 |^2 |0,0058) |^2
√((|0,743 𝑥 0,15 |^2 |2,637x10(−8) |^2
= 1,037 x 10−8
+ |3,906 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0115) |^2
Jadi, F ± ΔF = (6,533 x 10−7±1,037 x 10−8 )Newton
= 6,737 x 10−8
Jadi, F ± ΔF = (4,353 x 10−7±6,737 x 10−8 )Newton
d=20cm
d=25cm
F=B I̅ L = 2,28 x 10−6x 0,049 x 0,15 = 6,533 x 10−7
F=B I̅ L = 2,201 x 10−6x 0,25 x 0,15 = 8,253 x 10−8
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
√((|0,049 𝑥 0,15 |^2 |6,28 x 10(−9) |^2
√((|0,25 𝑥 0,15 |^2 |6,28x10(−9) |^2
+ |2,28 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0026) |^2
+ |2,201 x 10−6x 0,15 |^2 |0) |^2
= 8,903x 10−10
= 2,355 x 10−10
Jadi, F ± ΔF = (6,533 x 10−7± 8,903 x 10−10 )Newton
Jadi, F ± ΔF = (8,253 x 10−8± 2,355 x 10−10 )Newton
d=25cm
F=B I̅ L = 1,419 x 10−6x 0,273 x 0,15 = 5,810 x 10−8
ΔF̅ =√|I̅ L |2|ΔB̅ |2 + |𝐵 L |2|ΔI̅|2=
√((|0,273 𝑥 0,15 |^2 |2,172x10(−8) |^2
+ |1,419 x 10−6x 0,15 |^2 |0,0057) |^2
4. Membuat grafik hubungan H vs d dan B vs d
= 1,504 x 10−9
Jadi, F ± ΔF = (5,810 x 10−8±1,504 x 10−9 )Newton a. Grafik hubungan H vs d
 Untuk V = 6 Volt
Gambar 12. Grafik H vs D untuk V=6 Volt
v = 6 volt
v = 6 volt 5
4 4
3
3
2
2
1
1 0
15 20 25
0
15 20 25 v = 6 volt
v = 6 volt

 Untuk V = 9 Volt  Untuk V = 9 Volt


Gambar 13. Grafik H vs D untuk V=9 Volt Gambar 16. Grafik B vs D untuk V=9 Volt

v = 9 volt v = 9 volt
5 7
4 6
5
3 4
2 3
1 2
1
0 0
15 20 25 15 20 25
v = 9 volt v = 9 volt

 Untuk V = 12 Volt  Untuk V = 12 Volt


Gambar 14. Grafik H vs D untuk V=12 Volt Gambar 17. Grafik B vs D untuk V=12 Volt

v = 12 volt v = 12 volt
7 8
6
5 6
4
3 4
2
2
1
0 0
15 20 25 15 20 25
v = 12 volt v = 12 volt

b. Grafik hubungan B vs d
 Untuk V = 6 Volt
Gambar 15. Grafik B vs D untuk V=6 Volt
dan kuat medan magnetnya. Itulah kenapa grafik hubungan
V. PEMBAHASAN H-d maupun B-d menunjukkan grafik yang semakin lama
Prinsip dan tujuan dari praktikum medan magnet akan semakin turun. Hal tersebut juga dapat dilihat dari
solenoida kali ini yaitu agar mahasiswa dapat rumus pada dasar teori berikut
Mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan
medan magnet berdasarkan Hukum Biot Savat , Gaya π R2
Lorentz dan Hukum Ampere. Mahasiswa juga dapat H=
mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak 2 d3
dua solenoida dan dapat mengamati pengaruh arus listrik
pada solenoida kedua. Selain itu, mahasiswa dapat Latar belakang penelitian mengenai medan magnet
melakukan praktikum medan magnet solenoida sesuai magnetik sering kita jumpai dikehidupan sehari hari,seperti
dengan prosedur dan standar keselamatan kerja dengan generator ,didalam generator tersebut menggunakam
benar. prinsip medan magnet selonoida dan mengandung medan
Dalam melakukan percobaan medan magnetik, magnet dalam bentuk kumparan yang terinduksi sehingga
Faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan pada menghasilkan arus listrik
praktikum antara lain yaitu praktikan tidak mengikuti
prosedur dan standar keselamatan yang sesuai.
VI. KESIMPULAN
Ketidaktelitian saat mengatur trafo dengan volt yang
dianjurkan . Selain itu, kurang telitinya saat mengukur dan  Hubungan antara arus listrik dengan medan
mencatat kuat arus dan kuat medan mahnet yang magnet dapat diimplementasikan berdasarkan
diperoleh,sehingga mempengaruhi hasil dari penentuan
nilai rapat medan magnet. hokum biosavat, gaya Lorentz, dan hokum
Faktor- faktor yang mempengaruhi medan magnet ampere, berikut kesimpulan dan penjelasan
yaitu nilai volt ,nilai kuat arus ,dan Panjang solenoida yang
sangat mempengaruhi nilai dan berhasil tidak nya singkatnya:
menerapkan hukum yang berlaku.
Prinsip kerja dari percobaan praktikum modul
medan magnet solenoida ini menggunakan 2 buah - Hukum biosavat: Besar medan magnetic
solenoida yang masing-masing memiliki arus pada berbanding lurus dengan arus listrik
lilitannya. Kedua solenoida tersebut disejajarkan dan diberi
jarak sebesar d kemudian dihubungkan ke trafo sebagai
sumber tegangannya. Dengan variasi tegangan dan jarak - Gaya Lorentz: Arah kuat arus dan medan magnet
antar solenoida, dari praktikum ini akan dilakukan
perhitungan yang berkaitan dan mengacu pada prinsip kuat selalu tegak lurus dengan gaya Lorentz
medan magnet & momen dipol, gaya lorentz, dan hukum
ampere. Sehingga diharapkan praktikan dapat lebih
memahami hubungan antara teori-teori fisika yang terdapat - Hukum ampere: hasil perkalian scalar antara
dalam modul medan magnet solenoida ini.Kumparan medan magnet dengan vektor lingkup yang melingkupi
Solenoida adalah deretan seri lilitan melingkar kawat yang
sewaktu dialiri arus listrik akan menjadi sumber medan kawat berarus listrik sebanding dengan arus listrik net yang
magnet seperti yang dihasilkan oleh batang magnet yang dilingkupnya
berbentuk silinder memanjang. Solenoid juga diartikan
sebagai salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel
panjang yang dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan  Besarnya medan magnet disekitar kumparan
bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya. solenoida berarus listrik, dipengaruhi oleh
Pada praktikum modul kali ini, dilakukan percobaan besarnya variasi jarak dua solenoida. Jarak antara
dengan variasi tegangan dan jarak antar kedua solenoida. dua solenoida berpengaruh pada medan magnet
Dari variasi kedua elemen tersebut, didapatkan hasil arus
yang ditimbulkan. Hubungan antara jarak
(pada solenoida yang kedua), rerata kuat medan magnet dan
solenoida dan medan magnet adalah berbanding
ketidakpastiannya, nilai rapat medan magnet dan
terbalik, dimana semakin jauh jarak dua solenoida
ketidakpastiannya, gaya Lorentz dan ketidakpastiannya,
serta grafik untuk hubungan antara H vs D dan B vs d. maka semakin kecil medan magnet yang
Gambar grafik pada analisis data terakhir ditimbulkan, begitupun sebaliknya.
menunjukkan bahwa hubungan antara jarak anatara kedua
solenoida dengan kuat medan magnet maupun rapat medan  Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan
magnet adalah berbanding terbalik. Semakin besar jarak menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang
jarak kedua solenoida, maka akan semakin kecil nilai rapat dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung
pada kuat arus litrik dan banyaknya kumparan.
Sehingga Ketika kumparan solenoida 1 dialiri arus
listrik maka akan berdampak pada solenoida
lainnya yang berada di dekatnya, dimana
kumparan solenoida 2 juga menjadi memiliki arus,
begitupun dengan medan magnetnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Y. MARYATI, H. RUDIYANTO, A. APRILIA, and
T. SARAGI, “PENGEMBANGAN DAN
MODIFIKASI SISTEM PENGUKURAN
SUSCEPTIBILITAS DAN PERMEABILITAS
BAHAN MAGNET,” Bandung, vol. 8, pp. 21–24,
2018, doi: https://doi.org/10.24198/jmei.v8i2.19902.
[2] K. D. Sudharma, “DISTRIBUSI MEDAN MAGNET
PADA SOLENOID,” vol. 5, pp. 305–308, Desember
2016.
[3] T. Putro and Endarko, “PENGARUH BESAR
MEDAN MAGNET TERHADAP PENGURANGAN
KADAR CaCO3 DALAM AIR,” surabaya, vol. 6, pp.
151–155, 1014.

Anda mungkin juga menyukai