Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum “Nama Praktikum”

Modul L6 – Medan Magnet Solenoida


Zahra Nasywari Firdantara/20522198
Asisten: Shinta Ningrumasri
Tanggal praktikum: 29 Maret 2021
Teknik Industri – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

DC dan menghasilkan medan magnet statik. Sumber medan


Abstrak—Praktikum medan magnet solenoida ini membahas magnet statik dalam kehidupan sehari-hari contohnya yaitu
peralatan elektronik, alat-alat kesehatan, alat transportasi,
hubungan antara medan magnet dan arus listrik, hubungan dan lain-lain.
antara medan magnet dengan jumlah lilitan per satuan,
hubungan antara medan magnet dengan jumlah lilitan per
Dasar teori :
Medan magnet adalah suatu area medan yang
satuan panjang dan menentukan tetapan permeabilitas μ. ditimbulkan karena pergerakan suatu muatan listrik (arus
listrik) yang akan menyebabkan munculnya gaya pada
Pada percobaan ini digunakan medium kumparan dari kabel muatan listrik yang bergerak lainnya. Di dalam solenoida
yang dililitkan. Praktikum ini bertujuan agar dapat medan magnet akan jauh lebih kuat jika dibandingkan
dengan medan magnet yang terjadi pada kawat lurus.
mengetahui dan menganalisa masalah-masalah yang ada di
Sedangkan ujung solenoida dapat diketahui kutub utara
dalam solenoida saat arus listrik mengalir di dalamnya. atau selatan dengan cara mengamati suatu arah arus. Jika
Hubungan jarak solenoida baik terhadap kuat medan magnet arah arus memiliki putaran searah jarum jam maka ujung
solenoida yang dituju merupakan kutub utara. Jika
ataupun rapat medan magnet sama-sama berbanding berlawanan arah jarum jam, ujung solenoida yang dituju
terbalik. Semakin besar atau panjang jarak antara kedua merupakan kutub selatan.
Kumparan Solenoida adalah deretan seri lilitan
solenoida, maka semakin kecil nilai kuat medan magnet.
Kata kumci—medan magnet; solenoida; arus listrik melingkar kawat yang sewaktu dialiri arus listrik akan
menjadi sumber medan magnet seperti yang dihasilkan oleh
I. PENDAHULUAN batang magnet yang berbentuk silinder memanjang seperti
Tujuan praktikum :
tampak pada gambar dibawah ini
Praktikum ini bertujuan untuk
mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan
medan magnet berdasarkan Hukum Biot Savat, Gaya
Lorentz, dan Hukum Ampere, mengukur dan mengamati
medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua
solenoida, dan mengamati pengaruh arus listrik pada
solenoida kedua.

Latar belakang : Gambar 1 Solenoida


Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang
menjadikan benda-benda tertentu mengalami gaya magnet. Solenoida merupakan indikator yang terdiri atas
Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah gulungan kawat yang terkadang di dalamnya dimasukkan
magnet permanen. Sekarang sumber medan magnet selain sebuah batang besi berbentuk silinder dengan tujuan
dari magnet permanen banyak sekali jenisnya, salah memperkuat medan magnet yang dihasilkannya. Secara
satunya adalah dari aliran arus yang mengalir dari skematik, bentuk solenoida dapat dilihat dimana solenoida
kumparan. Sumber medan magnet dibedakan menjadi dua terdiri dari n buah lilitan kawat berarus listrik I, medan
yaitu sumber medan magnet statk dan sumber medan magnet yang dihasilkan memiliki arah, dimana kutub utara
magnet dinamik. Sumber medan statik disebabkan oleh magnet mengikuti aturan tangan kanan[1].
magnet permanen dan arus DC. Sedangkan sumber medan Momen dipol magnet (m) arus melingkar besarnya
magnet dinamik disebabkan arus AC dan medan listrik sebanding dengan kuat medan magnet (H) sehingga
dinamik. semakin kuat arus yang melingkar maka semakin besar
Meskipun sumber kelistrikan menggunakan arus AC medan magnet yang dihasilkan. Kuat medan magnet di
tetapi berbagai alat kebutuhan manusia menggunakan arus sumbu lingkaran arus sebagai berikut :
m. i. dl
dFm=
2 π d3
(1.3)
m
H=
2 π μ d3
Gambar 2 Diagram Kuat Medan Magnet
(1.4)
Besarnya kuat medan magnetnya berdasarkan
hukum Biot Savart:
dengan B = μ H dimana B = Rapat medan magnet.
Sehingga diperoleh hasil akhir gaya Lorentz adalah :
m
H= 3
dengan m=μiA dan A=π R 2
2 πμ d
(1.1)
F=B× i. L
(1.5)
dimana : μ = μ0 = 1,25666 x 10−6 N / ampere
dan L = panjang solenoida.
Hukum Ampere menyatakan bahwa dalam keadaan
Sehingga diperoleh :
rangkaian listrik tertutup, jumlah panjang elemen
i R2
H= 3 penghantar dikalikan dengan besarnya medan magnet yang
2d
searah dengan arah arus listrik adalah sebanding dengan
(1.2)
permeabilitas ruang hampa (4 π × 10−7Wb/A m) dikalikan
dengan R = jari jari solenoida dan d = jarak kedua
dengan nilai besar arus yang mengalir pada rangkaian
solenoida.
tertutup. Berdasarkan hukum ampere, maka besarnya rapat
medan magnet B sebanding dengan arus yang mengalir ( i )
Medan magnet adalah suatu ruangan atau suatu
daerah yang dipengaruhi oleh gaya magnetik. Magnet x μ0 x n atau
memiliki garis-garis atau pola-pola medan magnet yang
keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan. B=μ0 . n .i
Gelombang elektromagnetik merupakan interaksi antara
medan listrik dan medan magnet. Selama abad ke delapan (1.6)
belas, banyak filsuf alam yang mencoba menemukan
hubungan antara listrik dan magnet. Muatan listrik yang atau
stasioner dan magnet tampak tidak saling mempengaruhi. N
Tetapi pada tahun 1820, Hans Christian Oersted (1777- B=μ0 . .i
1851) menemukan bahwa ketika jarum kompas diletakkan L
di dekat kawat berarus listrik, jarum mengalami (1.7)
penyimpangan. Apa yang ditemukan Oersted adalah bahwa
arus listrik menghasilkan medan magnet[2]. dimana N = jumlah lilitan
Gaya Lorentz adalah gaya (F) pada arus listrik di
Dengan B, N, l, i, dan µ berturutturut adalah medan
dalam medan magnet (B) atau gaya pada muatan listrik
yang tengah bergerak di dalam medan magnet yang magnet, banyaknya lilitan, panjang solenoida, arus yang
dirumuskan sebagai berikut :
mengalir pada kawat lilitan, dan permeabilitas bahan.
Untuk bahan paramagnetik µ nilainya lebih besar daripada
µ0. Untuk bahan diamagnetik µ nilainya lebih kecil
daripada µ0. Untuk bahan feromagnetik µ nilainya jauh
lebih besar daripada µ0[3].
Hubungan Biot Savart dengan Gaya Lorentz:
Gambar 3 Arah dan Gaya Lorentz B= μ H dan F = B i L sehingga F = μ H i L
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai
aplikasi dari prinsip medan magnet solenoida. Di antaranya Menyiapkan peralatan yang akan
digunakan
adalah generator yang di dalamnya mengandung medan
magnet dalam bentuk kumparan yang terinduksi sehingga
menghasilkan arus listrik[4].

Mengukur diameter solenoida


II. METODE PRAKTIKUM menggunakan jangka sorong
Langkah percobaan :

Mengukur tinggi dari kumparan solenoida


menggunakan mistar

Merangkai kabel jumper sesuai dengan


rangkaian

Membuat jarak antara kedua solenoida


sebesar 15 cm, kemudian hidupkan
sumber tegangan. Ukur dan catat besarnya
arus 12 menggunakan multimeter
sebanyak 3 kali.

Mengukur besar medan magnet


menggunakan magnetic field tester
sebanyak 3 kali.

Membuat jarak antara kedua solenoida


sebesar 20 cm, kemudian hidupkan
sumber tegangan. Ukur dan catat besarnya
arus 12 menggunakan multimr. lakukan
sebanyak 3 kali

Mengulangi langkah-langkah sebelumnya


dengan jarak kedua solenoida 25 cm dan
tengangan sebesar 9 volt dan 12 volt

Alat dan Bahan


Gambar 4 Solenoida
Sumber : https://d3nevzfk7ii3be
Gambar 7 Kabel jumper
Sumber : https://moedah.com

Gambar 5 Inti besi


Sumber : https://www.tokopedia.com
Gambar 8 Trafo 20 A, 30 Volt
Sumber : https://ecs7.tokopedia.net

Gambar 6 Field Magnetik Gambar 9 Amperemeter


Sumber : https://le-cdn.website-editor.net Sumber : https://cdn-reichelt.de
Gambar 10 Jangka Sorong
¿ δI ( I − Í )∨¿2 0,0001
Sumber : https://mafia.mafiaol.com/2012/12/cara-
penggunaan-jangka-sorong-vernier.html
Δ Í =

Jadi,
√ n−1
=
2 √
=0,007 mA ¿

Í ± Δ Í =(1,03± 0,007) mA

d = 20 cm
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2
0,49 -0,01 0,0001
0,51 0,01 0,0001
0,50 0 0
Σ = 1,5 Σ = 0,0002

Gambar 11 Mistar ΣI 1,5


Í = = =0,5mA
Sumber : n 3
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2020/02/mistar
¿ δI (I − Í )∨¿2 0,0002
.html Δ Í =

Jadi,
√ n−1
=
2
Í ± Δ Í =(0,5 ±0,01)mA

=0,01 mA ¿

III. DATA PERCOBAAN


Table 1 Data Percobaan L6
V = 6 volt V = 9 volt V = 12 volt d = 25 cm
d H H H
No. I2 I2 I2
(cm) (Tesla) (Tesla) (Tesla) I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2
(mA) (mA) (mA)
x 10-6 x 10-6 x 10-6 0,29 -0,01 0,0001
1. 1,03 3,60 1,47 4,83 1,70 6,03 0,30 0 0
2. 15 1,02 3,63 1,47 4,85 1,72 6,04 0,31 0,01 0,0001
3. 1,03 3,67 1,48 4,87 1,73 6,03 Σ = 0,9 Σ = 0,0002
4. 0,49 2,03 0,80 2,81 0,93 3,32
5. 20 0,51 2,02 0,79 2,82 0,95 3,32
6. 0,50 2,01 0,79 2,82 0,97 3,33 ΣI 0,9
7. 0,29 1,33 0,42 1,71 0,46 1,96 Í = = =0,3 mA
8. 25 0,30 1,33 0,45 1,69 0,46 1,97 n 3
9. 0,31 1,34 0,43 1,72 0,46 1,97
¿ δI (I − Í )∨¿2 0,0002
Diameter = 8,50 cm
Panjang solenoida = 15 cm
Δ Í =

Jadi,
√ n−1
=

Í ± Δ Í =(0,3 ±0,01)mA
√2
=0,01 mA ¿

b. Untuk V = 9 volt
IV. ANALISIS DATA
1. Menentukan rerata kuat arus dan ketidakpastiannya d = 15 cm

a. Untuk V = 6 volt I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2


1,47 0 0
d = 15 cm 1,47 0 0
1,48 0,01 0,0001
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2 Σ = 4,42 Σ = 0,0001
1,03 0 0
1,02 -0,01 0,0001
1,03 0 0 ΣI 4,42
Σ = 3,08 Σ = 0,0001 Í = = =1,47 mA
n 3
ΣI 3,08 ¿ δI ( I − Í )∨¿2 0,0001
Í =
n
=
3
=1,03 mA Δ Í =
√ n−1
=
2 √
=0,007 mA ¿
Jadi, Í ± Δ Í =(1,47 ±0,007) mA d = 20 cm
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2
0,93 -0,02 0,0004
d = 20 cm 0,95 0 0
0,97 0,02 0,0004
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2 Σ = 2,85 Σ = 0,0008
0,80 0,01 0,0001
0,79 0 0
0,79 0 0 ΣI 2,85
Σ = 2,38 Σ = 0,0001 Í = = =0,95 mA
n 3
ΣI 2,38 ¿ δI ( I − Í )∨¿2 0,0008
Í =
n
=
3
=0,79 mA Δ Í =
√ n−1
=
2
Í ± Δ Í =(0,95 ±0,02)mA

=0,02mA ¿

¿ δI ( I − Í )∨¿2 0,0001 Jadi,


Δ Í =

Jadi,
√ n−1
=

Í ± Δ Í =(0,79 ±0,007) mA
2
=0,007 mA ¿

d = 25 cm
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2
0,46 0 0
d = 25 cm 0,46 0 0
0,46 0 0
I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2 Σ = 1,38 Σ=0
0,42 -0,01 0,0001
0,45 0,02 0,0004
0,43 0 0 ΣI 1,38
Σ = 1,3 Σ = 0,0005 Í = = =0,46 mA
n 3
ΣI 1,3 ¿ δI ( I − Í )∨¿2 0
Í =
n
= =0,43mA
3
Δ Í =
√ n−1
= =0 mA ¿
2
Í ± Δ Í =(0,46 ± 0)mA

¿ δI (I − Í )∨¿2 0,0005 Jadi,
Δ Í =

Jadi,
√ n−1
=

Í ± Δ Í =(0,43 ±0,016) mA
2
=0,016 mA ¿

2. Menentukan rerata kuat medan magnet dan


ketidakpastiannya

c. Untuk V = 12 volt a. Untuk V = 6 volt

d = 15 cm d = 15 cm

I (mA) δI (I- Í ) | δI (I- Í )|2 H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2


1,70 -0,02 0,0004 3,60 -0,03 0,0009
1,72 0 0 3,63 0 0
1,73 0,01 0,0001 3,67 0,04 0,0016
Σ = 5,15 Σ = 0,0005 Σ = 10,9 Σ = 0,0025

ΣI 5,15 ΣH 10,9
Í = = =1,72 mA H́= = =3,63 Tesla
n 3 n 3
¿ δH (H− H́ )∨¿ 2 0,0025
Δ Í =
¿ δI (I − Í )∨¿2
√ n−1
=
0,0005
2 √
=0,016 mA ¿ Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2
H́ ± Δ H́=(3,63± 0,04) Tesla

=0,04 Tesla ¿

Jadi, Í ± Δ Í =(1,72± 0,016) mA

d = 20 cm
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2 Σ = 8,45 Σ = 0,0001
2,03 0,01 0,0001
2,02 0 0
ΣH 8,45
2,01 -0,01 0,0001 H́= = =2,82 Tesla
Σ = 6,06 Σ = 0,0002 n 3
¿ δH (H− H́ )∨¿ 2 0,0001
H́=
ΣH 6,06
n
=
3
=2,02 Tesla Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=

H́ ± Δ H́=(2,82± 0,007)Tesla
2√ =0,007 Tesla ¿

¿ δH ( H− H́ )∨¿ 2 0,0002
Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2 √=0,01Tesla ¿

H́ ± Δ H́=( 2,02± 0,01)Tesla


d = 25 cm
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2
1,71 0 0
d = 25 cm 1,69 -0,02 0,0004
1,72 0,01 0,0001
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2 Σ = 5,12 Σ = 0,0005
1,33 0 0
1,33 0 0
ΣH 5,12
1,34 0,01 0,0001 H́= = =1,71Tesla
Σ=4 Σ = 0,0001 n 3
2
¿ δH (H− H́ )∨¿ 0,0005
H́=
ΣH 4
n
= =1,33 Tesla
3
Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2
H́ ± Δ H́=(1,71± 0,02)Tesla
√=0,02 Tesla ¿

¿ δH (H− H́ )∨¿ 2 0,0001


Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2 √
=0,007 Tesla ¿

H́ ± Δ H́=(1,33± 0,007)Tesla
c. Untuk V = 12 volt
d = 15 cm
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2
b. Untuk V = 9 volt 6,03 0 0
d = 15 cm 6,04 0,01 0,0001
6,03 0 0
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2 Σ = 18,1 Σ = 0,0001
4,83 -0,02 0,0004
4,85 0 0
ΣH 18,1
4,87 0,02 0,0004 H́= = =6,03 Tesla
Σ = 14,55 Σ = 0,0008 n 3
¿ δH (H− H́ )∨¿ 2 0,0001
H́=
ΣH 14,55
n
=
3
=4,85 Tesla Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2
H́ ± Δ H́=(6,03± 0,007) Tesla

=0,007 Tesla ¿

¿ δH ( H− H́ )∨¿ 2 0,0008
Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2 √=0,02 Tesla ¿

H́ ± Δ H́=(4,85 ± 0,02) Tesla


d = 20 cm
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2
3,32 0 0
d = 20 cm 3,32 0 0
3,33 0,01 0,0001
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2 Σ = 9,97 Σ = 0,0001
2,81 -0,01 0,0001
2,82 0 0
2,82 0 0
ΣH 9,97 2 2
H́=
n
=
3
=3,32 Tesla √ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́ | = |1,26 × 10−6| |0,007|
2

2
¿ 8,82.10−9 Tesla
¿ δH (H− H́ )∨¿ 0,0001
Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2
H́ ± Δ H́=(3,32± 0,007)Tesla

=0,007 Tesla ¿ Jadi, B́ ± Δ B́=( 168± 0,882 ) .10−8 Tesla

b. Untuk V = 9 volt
d = 15 cm
d = 25 cm
B́=μ H́=1,26 × 10−6 × 4,85
H (Tesla) δH (H- H́ ) | δH (H- H́ )|2
1,96 -0,01 0,0001 ¿ 6,111.10−6 Tesla
1,97 0 0
1,97 0 0 2 2
Σ = 5,9 Σ = 0,0001 √ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́| = |1,26 × 10−6| |0,02|
2

¿ 2,52.10−8 Tesla
ΣH 5,9
H́= = =1,97 Tesla Jadi, B́ ± Δ B́=( 611,1 ±2,52 ) . 10−8 Tesla
n 3
¿ δH (H− H́ )∨¿ 2 0,0001
Δ H́ =

Jadi,
√ n−1
=
2
H́ ± Δ H́=( 1,97± 0,007) Tesla

=0,007 Tesla ¿ d = 20 cm

B́=μ H́=1,26 × 10 ×2,82


−6

¿ 3,5532.10−6 Tesla
2 2
3. Menentukan nilai rapat medan magnet dan √ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́ | = |1,26 × 10−6| |0,007|
2

ketidakpastiannya
¿ 8,82 .10−9 Tesla
a. Untuk V = 6 volt
Jadi, B́ ± Δ B́=( 355,32± 0,882 ) .10−8 Tesla
d = 15 cm

B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×3,63=4,57.10−6 Tesla


d = 25 cm
2 −6 2
√ 2
Δ B́= |μ| | Δ H́| = |1,26 × 10√ | |0,04| 2
B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×1,71
¿ 5,04.10−8 Tesla ¿ 2,1546 .10−6 Tesla
Jadi, B́ ± Δ B́=( 457 ± 5,04 ) .10−8 Tesla 2 2
√ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́| = |1,26 × 10−6| |0,02|
2

¿ 2,52.10−8 Tesla
d = 20 cm
Jadi, B́ ± Δ B́=( 215,46 ±2,52 ) .10−8 Tesla
B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×2,02=2,54.10−6 Tesla
2 2
√ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́| = |1,26 × 10−6| |0,01|
2
c. Untuk V = 12 volt
¿ 1,26.10−8 Tesla d = 15 cm

Jadi, B́ ± Δ B́=( 254 ±1,26 ) . 10−8 Tesla B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×6,03
¿ 7,5978.10−6 Tesla
d = 25 cm 2 2
√ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́ | = |1,26 × 10−6| |0,007|
2

B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×1,33=1,68.10−6 Tesla


¿ 8,82.10−9 Tesla
2 2
Jadi, B́ ± Δ B́=( 759,78± 0,882 ) .10−8 Tesla √ 2
ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
2

2 2

d = 20 cm √
¿ |0,5. 10−3 .15. 10−2| |1,26. 10−8| +¿|254 × 10−8 .15

B́=μ H́=1,26 × 10−6 ×3,32 ¿ 3,92545.10−12 Newton

¿ 4,1832 .10−¿ Tesla ¿


Jadi, F ± ΔF =( 190,5± 3,92545 ) .10−12 Newton
2 2
√ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́| = |1,26 × 10−6| |0,007|
2
d = 25 cm
−9
¿ 8,82.10 Tesla F=B Í L=Newton
−8
Jadi, B́ ± Δ B́=( 418,32 ±0,882 ) . 10 Tesla ¿ 168 ×10−8 .0,3 .10−3 .15 . 10−2
¿ 7,56.10−11 Newton
d = 25 cm 2 2
2 2
B́=μ H́=1,26 × 10 ×1,97 −6 √
ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
2 2
¿ 2,4822.10−6 Tesla √
¿ |0,3. 10−3 .15. 10−2| |0,882. 10−8| +¿|168 ×10−8 .15
2 2 ¿ 2,55106.10−12 Newton
√ 2

Δ B́= |μ| | Δ H́ | = |1,26 × 10−6| |0,007|
2

−9 Jadi, F ± ΔF =( 75,6± 2,55106 ) . 10−12 Newton


¿ 8,82.10 Tesla
Jadi, B́ ± Δ B́=( 248,22± 0,882 ) .10−8 Tesla
b. Untuk V = 9 volt
d = 15 cm
4. Menentukan gaya Lorentz dan ketidakpastiannya
F=B Í L=Newton
a. Untuk V = 6 volt
d = 15 cm ¿ 611,1 ×10−8 .1,47 . 10−3 .15 .10−2
F=B Í L ¿ 13,474755.10−10 Newton
2 2 2 2
¿ 457 × 10−8 .1,03. 10−3 .15 .10−2 √
ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
¿ 7,06065.10−10 Newton 2 2

2 2 2 2

¿ |1,47.10−3 .15 . 10−2| |2,52.10−8| +¿|611,1 ×10−8 .

ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í | ¿ 8,4881. 10−12 Newton
2 2 2 2
¿ |1,03.10−3 .15 . 10−2| |5,04.10−8| +¿|457 × 10−8 .15Jadi,
√ .10−2| |0,007. 10−3|
¿ 9,14658. 10−12 Newton F ± ΔF =( 1347,4755± 8,4881 ) . 10−12 Newton
Jadi,
d = 20 cm
F ± ΔF =( 706,065± 9,14658 ) .10−12 Newton
F=B Í L=Newton

d = 20 cm ¿ 355,32× 10−8 .0,79 .10−3 .15 . 10−2


F=B Í L=Newton ¿ 4,210542. 10−10 Newton
2 2 2 2
¿ 254 ×10−8 .0,5 . 10−3 .15 .10−2 √
ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
¿ 1,905.10−10 Newton 2 2

¿ |0,79. 10−3 .15 . 10−2| |0,882. 10−8| +¿|355,32 ×
¿ 3,87449.10−12 Newton Jadi,

Jadi, F ± ΔF =( 596,106± 12,6124 ) . 10−12 Newton


F ± ΔF =( 421,0542± 3,87449 ) .10−12 Newton
d = 25 cm

d = 25 cm F=B Í L=Newton
F=B Í L=Newton ¿ 248,22× 10−8 .0,46 .10−3 .15 . 10−2
¿ 215,46 ×10−8 .0,43 . 10−3 .15. 10−2 ¿ 1,71272.10−10 Newton
2 2
¿ 1,38972.10−10 Newton √ 2
ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
2

2 2 2 2

ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
√ 2 2
¿ |0,46. 10−3 .15 . 10−2| |0,882. 10−8| +¿|248,22 ×10
2 2 2 2

¿ |0,43. 10−3 .15 . 10−2| |2,52. 10−8| +¿|215,46 ×10−8 .15 . 10−2| |0,016. 10−12
¿ 0,60858.
−3
| Newton
¿ 5,42048.10−12 Newton Jadi,

Jadi, F ± ΔF =( 171,272± 0,60858 ) .10−12 Newton


F ± ΔF =( 138,972± 5,42048 ) . 10−12 Newton
5. Membuat grafik hubungan antara H vs d dan B vs d

c. Untuk V = 12 volt a. H vs d

d = 15 cm

F=B Í L=Newton
¿ 759,78 ×10−8 .1,72 .10−3 .15 . 10−2
¿ 19,6023.10−10 Newton
2 2 2 2

ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í | H vs d
−2 2 −8 2 −2 2 2

¿ |1,72.10−3 .15 . 10 | |0,882. 10 | +¿|759,78 ×10−8 .15 .710 | |0,016.10−3|
6
¿ 18,3762.10−12 Newton 5
6
H (Tesla)

4
Jadi, 9
3
12
F ± ΔF =( 1960,23± 18,3762 ) . 10−12 Newton 2
1
0
d = 20 cm 15 20 25
d (cm)
F=B Í L=Newton
¿ 418,32 ×10−8 .0,95 . 10−3 .15. 10−2 Grafik 1 Hubungan H vs d
−10
¿ 5,96106.10 Newton
2 2 2 2 b. B vs d

ΔF = |I Ĺ| |ΔB| +|BL| |Δ Í |
2 2 2 2

¿ |0,95. 10−3 .15 . 10−2| |0,882. 10−8| +¿|418,32× 10−8 .15. 10−2| |0,02. 10−3|
¿ 12,6124.10−12 Newton
Dalam percobaan kali ini kita akan menganalisis
B vs d beberapa aspek diantaranya menentukan rerata kuat arus
800 dan ketidakpastiannya, menentukan rerata kuat medan
700
600 magnet dan ketidakpastiannya, menentukan nilai rrapat
B (Tesla) ×10-8

500 6 kuat medan magnet dan ketidakpastiannya, dan membuat


400 9
300 grafik hubungan antara H vs d dan B vs d. Berikut adalah
12
200 hasil perhitungannya :
100
0 1. Menentukan rerata kuat arus dan ketidakpastiannya
15 20 25
a. V = 6 volt
d (cm)
d = 15 cm

Í ± Δ Í =(1,03± 0,007) mA
Grafik 2 Hubungan B vs d
d = 20 cm

Í ± Δ Í =(0,5 ±0,01)mA
V. PEMBAHASAN d = 25 cm
Solenoida adalah sebuah kumparan Panjang yang
Í ± Δ Í =(0,3 ±0,01)mA
terdiri dari banyak lilitan. Solenoida berperilaku seperti
b. V = 9 volt
magnet, salah satu ujungnya sebagai kutub utara dan kutub
d = 15 cm
lainnya sebagai kutub selatan, bergantung pada arah arus di
Í ± Δ Í =(1,47 ±0,007) mA
lilitan. Solenoida merupakan induktor yang terdiri atas
d = 20 cm
gulungan kawat yang terkadang di dalamnya dimasukkan
sebuah batang besi berbentuk silinder dengan tujuan Í ± Δ Í =(0,79 ±0,01) mA
memperkuat medan magnet yang dihasilkannya. Secara d = 25 cm
skematik, bentuk solenoida terdiri dari n buah lilitan kawat Í ± Δ Í =(0,43 ±0,016) mA
berarus listrik I, medan magnet yang dihasilkan memiliki c. V = 12 volt
arah. Medan magnet yang ditimbulkan pada solenoida akan d = 15 cm
lebih kuat dibandingkan dengan medan pada kawat. Magnet Í ± Δ Í =(1,72± 0,016) mA
yang melewati kumparan akan menimbulkan arus listrik
d = 20 cm
dan jika kumparan dialiri arus listrik maka akan
Í ± Δ Í =(0,95 ±0,02)mA
menimbulkan medan magnet dengan menggerak-gerakkan
d = 25 cm
magnet dalam kumparan maka akan menimbulkan arus
listrik, arus listrik yang timbul dari hasil gerakan magnet
Í ± Δ Í =(0,46 ± 0)mA
disebut arus induksi. Arah induksi adalah bolak-balik. Bila
jumlah garis gaya magnet yang masuk dalam kumparan 2. Menentukan rerata kuat medan magnet dan

berubah, maka pada ujung-ujung kumparan timbul gaya ketidakpastiannya

gerak listrik (GGL). Semakin cepat perubahan gaya magnet a. V = 6 volt

yang masuk ke dalam kumparan, maka semakin besar pula d = 15 cm

GGL induksi yang timbul, dan makin banyak lilitan kawat H́ ± Δ H́=(3,63± 0,04) Tesla
pada kumparan, maka GGL induksi juga semakin besar. d = 20 cm
H́ ± Δ H́=(2,02± 0,01) Tesla d = 15 cm

d = 25 cm B́ ± Δ B́=( 759,78± 0,882 ) .10−8 Tesla


H́ ± Δ H́=(1,33± 0,007)Tesla d = 20 cm

b. V = 9 volt B́ ± Δ B́=( 418,32 ±0,882 ) . 10−8 Tesla


d = 15 cm d = 25 cm
H́ ± Δ H́=(4,85 ± 0,02) Tesla B́ ± Δ B́=( 248,22± 0,882 ) .10−8 Tesla
d = 20 cm

H́ ± Δ H́=(2,82± 0,007)Tesla 4. Menentukan gaya Lorentz dan ketidakpastiannya


d = 25 cm a. V = 6 volt

H́ ± Δ H́=(1,71± 0,02)Tesla d = 15 cm

c. V = 12 volt F ± ΔF =( 706,065± 9,14658 ) .10−12 Newton


d = 15 cm d = 20 cm

H́ ± Δ H́=(6,03± 0,007) Tesla F ± ΔF =( 190,5± 3,92545 ) .10−12 Newton


d = 20 cm d = 25 cm
−12
H́ ± Δ H́=(3,32± 0,007)Tesla F ± ΔF =( 75,6± 2,55106 ) . 10 Newton
d = 25 cm b. V = 9 volt

H́ ± Δ H́=(1,97± 0,007)Tesla d = 15 cm

F ± ΔF =( 1347,4755± 8,4881 ) . 10−12 Newton


3. Menentukan nilai rapat kuat medan magnet dan d = 20 cm
ketidakpastiannya F ± ΔF =( 421,0542± 3,87449 ) .10−12 Newton
a. V = 6 volt d = 25 cm
d = 15 cm
F ± ΔF =( 138,972± 5,42048 ) . 10−12 Newton
−8
B́ ± Δ B́=( 457 ± 5,04 ) .10 Tesla c. V = 12 volt
d = 20 cm d = 15 cm
−8
B́ ± Δ B́=( 254 ±1,26 ) . 10 Tesla F ± ΔF =( 1960,23± 18,3762 ) . 10−12 Newton
d = 25 cm d = 20 cm
−8
B́ ± Δ B́=( 168± 0,882 ) .10 Tesla F ± ΔF =( 596,106± 12,6124 ) . 10−12 Newton
b. V = 9 volt d = 25 cm
d = 15 cm
F ± ΔF =( 171,272± 0,60858 ) .10−12 Newton
B́ ± Δ B́=( 611,1 ±2,52 ) . 10−8 Tesla
d = 20 cm Dari data diatas dapat diketahui bahwa semakin
−8
B́ ± Δ B́=( 355,32± 0,882 ) .10 Tesla panjang d nya maka nilainya akan semakin kecil, namun
d = 25 cm apabila V nya besar maka nilainya akan besar juga.

B́ ± Δ B́=( 215,46 ±2,52 ) .10−8 Tesla Contohnya saat akan menentukan nilai rapat kuat medan

c. V = 12 volt magnet dan ketidakpstiannya saat V = 6 volt di d = 25 cm


hasilnya B́ ± Δ B́=( 168± 0,882 ) .10−8 Tesla sedangkan pada kawat tersebut, berbanding lurus dengan panjang

saat V = 12 volt di d = 25 cm hasilnya kawat penghantarnya, berbanding lurus dengan sinus sudut
yang dibentuk oleh arah arus dengan garis hubung dari
B́ ± Δ B́=( 248,22± 0,882 ) .10−8 Tesla . Artinya dalam
suatu titik ke kawat penghantar, berbanding terbalik dengan
percobaan ini V dan d akan sangat berpengaruh dalam
kuadrat jarak dari titik ke kawat penghantar. Gaya Lorentz
perhitungan percobaan ini. Begitu pula dengan hasil
adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang
Í , H́ , B , dan F dimana d berbanding terbalik dengan hasil bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu
tersebut (d semakin panjang dan hasil dari Í , H́ , B , dan F medan magnet (B). Jika ada sebuah penghantar yang dialiri
semakin kecil). Untuk hasil dari grafik hubungan H vs d arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan
dan B vs d menunjukkan hasil yang negatif, karena semakin magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan
besar jarak d maka semakin kecil kuat medan magnetnya nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz.
(H) dan semakin kecil juga nilai kerapatan kuat medan Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat
magnetnya (B). arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah
Dalam suatu praktikum biasanya terjadi kesalahan yang gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari
dapat menyebabkan hasil data yang didapat tidak sesuai vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet
dengan ketentuan yang berlaku. Adapun kesalahan- (B). Gaya Lorentz telah menyatakan besar kuat medan
kesalahan yang mungkin dapat dialami dan terjadi yang magnetik atau induksi magnetik di sekitar arus listrik. Jika
dapat berpengaruh besar pada hasil data yang diperoleh sebuah kawat dikelilingi sejumlah magnet kecil kemudian
dalam percobaan, seperti : arus yang mengalir maka magnetnya akan membentuk
1. Ketidaktelitian dalam membaca amperemeter. lingkaran akan berlaku Hukum Ampere.
2. Praktikan kurang menguasai materi praktikum. Besarnya medan magnet disekitar kumparan solenoida
3. Kesalahan saat membaca jangka sorong. berarus listrik, dipengaruhi oleh besarnya variasi jarak dua
4. Perbedaan dalam pembulatan angka. solenoida. Jarak antara dua solenoida berpengaruh pada
5. Terlalu cepat atau terlalu lambat saat memasuk- medan magnet yang ditimbulkan. Hubungan antara jarak
keluarkan magnet. solenoida dan medan magnet adalah berbanding terbalik,
6. Kesalahan saat merangkai rangkaian. dimana semakin jauh jarak dua solenoida maka semakin
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai kecil medan magnet yang ditimbulkan, begitupun
aplikasi dari prinsip medan magnet solenoida. Diantaranya sebaliknya.
adalah generator yang di dalamnya mengandung medan Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang
magnet dalam bentuk kumparan yang terinduksi sehingga
dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada kuat
menghasilkan arus listrik. Pengaplikasian elektromagnetik arus litrik dan banyaknya kumparan. Sehingga Ketika
dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada transformator, kumparan solenoida 1 dialiri arus listrik maka akan
berdampak pada solenoida lainnya yang berada di
kunci pintu listrik, dan loudspeaker. dekatnya, dimana kumparan solenoida 2 juga menjadi
memiliki arus, begitupun dengan medan magnetnya.
VI. KESIMPULAN
Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa besarnya
induksi magnet di suatu titik disekitar kawat berarus listrik
yaitu berbanding lurus dengan kuat arus yang mengalir
DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Hidayat and Y. Pramudya, “Sistem kendali medan
magnet solenoida berbasis Arduino,” vol. 25, pp. 637–643,
2018.
[2] Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.

[3] Young, H.D. and R.A. Freedman. 1999. University


Physics Tenth Edition/Part 2. Alih bahasa Juliastuti,
Endang. 2004. Fisika Universitas edisi sepuluh/Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

[4] A. I. Tajdid, “Modul Praktikum Fisika Dasar I,”


UNTIRTA Press, vol. 10000, no. 20, pp. 1689–1699, 2020.

Anda mungkin juga menyukai