Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum “Medan Magnet

Solenoida”
L6 – Medan Magnet Solenoida
Muhammad Rayhan Al Furqan Ainul / 20522304
Asisten: Siti Asiyah Fitriani
Tanggal praktikum: 30 Maret 2021
Teknik Industri – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Telah dilaksanakan praktikum tentang medan menolak dan dua kutub yang tidak sejenis akan tarik-
magnet solenoida yang bertujuan untuk menarik. Fenomena itu terjadi akibat adanya medan magnet.
mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan
medan magnet berdasarkan hukum Biot savat, Gaya Lorentz, Medan magnet adalah daerah yang adalah daerah yang
dan hukum Ampere. Tujuan lain dari praktikum ini adalah ada di sekitar magnet dimana objek-objek magnetik lain
mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul dapat terpengaruh oleh gaya magnetisnya. Benda magnetik
dengan variasi jarak dua solenoida, serta mengamati selalu mencoba untuk mengarahkan diri selaras dengan
pengaruh arus listrik pada solenoida kedua. Medan magnet pengaruh medan magnet disekitarnya. Makin kuat daya
adalah daerah yang adalah daerah yang ada di sekitar magnet manetis yang dimiliki oleh suatu benda, maka makin luas
dimana objek-objek magnetik lain dapat terpengaruh oleh pula cakupan medan magnetnya.
gaya magnetisnya Pada praktikum kali ini teori yang
Medan magnetik juga terjadi di sekitar kawat berarus
melandasi adalah hukum Biot-savart, gaya lorentz, hukum
listrik. Akibat pengaruh magnetik terhadap benda lain
ampere. Prinsip kerja pada praktikum medan magnet
dinamakan induksi magnetik. Misal kawat lurus berarus
solenoida kali ini adalah mengalirkan arus listrik pada
listrik mengalirkan medan magnet yang kuat. Gelombang
solenoida dengan jarak antar seolenoida yang telah
elektromagnetik merupakan interaksi antara medan listrik
ditentukan lalu menghitung arus serta kuat medan magnet
dan medan magnet. Salah satu contoh medan magnet yang
pada solenoida kedua.
Kata kumci— Solenoida, hukum biot-savart, gaya lorentz,
ditimbulkan oleh arus listrik adalah selonoida. Solenoida
hukum ampere adalah nama lain dari kumparan yang dipanjangkan,

I. PENDAHULUAN 3.1 Dasar Teori


Kumparan Solenoida adalah deretan seri lilitan
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum medan magnet solenoida kali ini melingkar kawat yang sewaktu dialiri arus listrik akan
yaitu mengimplementasikan hubungan antara arus listrik menjadi sumber medan magnet seperti yang dihasilkan oleh
dengan medan magnet berdasarkan hukum Biot savat, Gaya batang magnet yang berbentuk silinder memanjang. Dengan
Lorentz, dan hukum Ampere. Tujuan lain dari praktikum ini adanya arus pada solenoida akan menghasilkan medan
adalah mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul magnet dalam solenoida.[1] Solenoid didefinisikan sebagai
dengan variasi jarak dua solenoida, serta mengamati kumparan dari kawat yang diameternya sangat kecil
pengaruh arus listrik pada solenoida kedua. dibanding panjangnya. Apabila dialiri arus listrik, kumparan
ini kana menjadi magnet listrik. Medan solenoida tersebut
2.1 Latar Belakang merupakan jumlah vektor dari medan-medan yang
Pada awalnya orang-orang menemukan bahwa logam- ditimbulkan oleh semua lilitan yang membentuk solenoida
logam tertentu dapat dibuat sebagai magnet. Kata “magnet” tersebut. Ketika kumparan dilalui arus maka medan magnet
berasal dari nama daerah Magnesia di Asia kecil dimana timbul dalam kumparan yang arahnya hampir sama dengan
ditemukan batu-batu yang tarik menarik. Magnet inilah yang arah medan magnet pada magnet batang. Faktor-faktor yang
dapat menimbulkan medan magnet. Magnet ini ada yang mempengaruhi kuat induksi magnetik solenoida meliputi
berbentuk batang, jarum dan ladam. Batang magnet ini arus listrik, panjang solenoida, jumlah lilitan, dan bahan
memiliki dua kutub yaitu kutub utara U dan kutub selatan S. yang disisipkan kedalam bagian dalam solenoida.
Dua kutub sejenis akan tolak menolak dan dua kutub yang
tidak sejenis akan tarik-menarik. Hukum Biot-Savart merupakan hukum yang pada
umumnya digunakan untuk menghtiung kuat medan magnet
Magnet memiliki dua buah kutub magnet yaitu kutub
yang dihasilkan oleh arus listrik. Berbanding lurus dengan
utara dan kutub selatan magnet. Dua kutub sejenis akan tolak
arus listrik (I) dan panjang elemen kawat penghantar (a),
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik
keelemen kawat penghantar (d).[2]

Gaya Lorentz (F) adalah adalah gaya (dalam bidang


fisika) yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak
atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet
(B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang
diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah
medan magnet (B).[3] Persamaan gaya lorentz adalah :
F = B . 𝐼̅ . L
Dimana : F = Gaya lorentz (Newton) Gambar 2.2 Inti besi
B = Rapat medan magnet (Tesla) Sumber : https://cutt.ly/6coLn0n
𝐼 ̅ = Kuat arus (mA)
L = Panjang solenoida (m) 3. Field magnetik
Hukum Ampere menggabungkan hukum Biot-savart
dan Lorentz yang mana besarnya rapat medan magnet (B)
sebanding dengan arus yang mengalir. Persamaan rapat
medan magnet adalah :
B=μ.H
Dimana : B = Rapat medan magnet (Tesla)
μ = 1,26*10−6 N/ampere
H = Kuat medan magnet (Tesla)

Gambar 2.3 Field magnetik


II. METODE PRAKTIKUM Sumber : https://cutt.ly/1coZt7w
2.1 Alat dan Bahan 4. Kabel jumper
1. Solenoida
2. Inti besi
3. Field magnetik
4. Kabel jumper
5. Trafo 20 A, 30 Volt
6. Amperemeter
7. Jangka Sorong

Berikut Alat dan Bahan dalam bentuk gambar :


1. Solenoida
Gambar 2.4 Kabel jumper
Sumber : https://cutt.ly/AcoCrd5

5. Trafo 20 A, 30 Volt

Gambar 2.1 Solenoida


Sumber : https://cutt.ly/Ocjw3am

2. Inti besi

Gambar 2.5 Trafo 20 A, 30 Volt


Sumber : https://cutt.ly/CcoB5ya
6. Amperemeter
Ukur dan catat besarnya arus 𝐼2 menggunakan
multimeter dan kuat medan magnet H
menggunakan fluxmeter, lakukanlah
pengamatan minimal tiga kali untuk tiap variasi
jarak solenoida

Gambar 2.6 Amperemeter


Sumber : https://cutt.ly/icoNNOv
Ulangi kegiatan 2-4 untuk tegangan trafo
7. Jangka sorong
sebesar 9 volt dan 12 volt

Rapikanlah alat dan bahan seperti keadaan


Gambar 2.7 Jangka sorong
Sumber : https://cutt.ly/icoNNOv semula

2.2 Tahapan Percobaan Diagram 1. Diagram alir percobaan

Buatlah rangkaian dan mintalah asisten III. DATA PERCOBAAN


mengecek kebenaran rangkaian sebelum Tabel 3.1 Data Percobaan
disambungkan ke sumber tegangan PLN d V = 6 Volt V = 9 Volt V = 12 volt
(c
No. m) 𝐼2 H 𝐼2 H 𝐼2 H
(mA) (Tesla) (mA) (Tesla) (mA) (Tesla)
1. 1,03 3,65 * 1,48 4,85 * 1,75 6,02 *
10−6 10−6 10−6
Aturlah tegangan dari trafo sebesar 6 Volt dan 2. 15 1,03 3,66 * 1,47 4,85 * 1,75 6,01 *
10−6 10−6 10−6
catat besar A1 pada laporan sementara
3. 1,02 3,67 * 1,48 4,83 * 1,73 6,01 *
10−6 10−6 10−6
4. 0,50 2,04 * 0,77 2,82 * 0,92 3,30 *
10−6 10−6 10−6
5. 20 0,48 2,02 * 0,76 2,80 * 0,93 3,31 *
10−6 10−6 10−6
6. 0,49 2,02 * 0,78 2,83 * 0,90 3,29 *
10−6 10−6 10−6
Variasikan jarak kedua solenoida d dengan 15 7. 0,30 1,34 * 0,42 1,72 * 0,42 1,95 *
10−6 10−6 10−6
cm, 20 cm, 25 cm 25
8. 0,31 1,32 * 0,42 1,72 * 0,45 1,96 *
10−6 10−6 10−6
9.. 0,29 1,31 * 0,44 1,72 * 0,45 1,98 *
10−6 10−6 10−6
0,0002
IV. ANALISIS DATA Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
2
1. Menentukan rerata kuat arus dan ketidakpastiannya
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,3 ± 0,01 ) mA
a. Untuk V = 6 Volt
b. Untuk V = 9 Volt
d = 15 cm
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2 d = 15 cm
1,03 0,01 0,0001 I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2

1,03 0,01 0,0001 1,48 0,01 0,0001

1,02 0 0 1,47 0 0

Σ = 3,08 Σ = 0,0002 1,48 0,01 0,0001


Σ = 4,43 Σ = 0,0002
𝛴𝐼 3,08
𝐼̅ = = = 1,02 mA (1)
𝑛 3 𝛴𝐼 4,43
𝐼̅ = = = 1,47 mA (1)
𝑛 3
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1 |𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
0,0002
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
2 0,0002
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
2
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 1,02 ± 0,01 ) mA
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 1,47 ± 0,01 ) mA
d = 20 cm
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
0,50 0,01 0,0001 d = 20 cm
I (mA) δ (I – 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 – 𝐼)̅ |2
0,48 -0,01 0,0001
0,77 0 0
0,49 0 0
0,76 -0,01 0,0001
Σ = 1,47 Σ = 0,0002
0,78 0,01 0,0001

𝛴𝐼 1,47 Σ = 2,31 Σ = 0,0002


𝐼̅ = = = 0,49 mA (1)
𝑛 3
𝛴𝐼 2,31
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 )| ̅ 2 𝐼̅ = = = 0,77 mA (1)
𝑛 3
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
0,0002 𝑛−1
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
2
0,0002
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,49 ± 0,01 ) mA 2

d = 25 cm Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,77 ± 0,01 ) mA


I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
0,30 0 0 d = 25 cm
I (mA) δ (I – 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 – 𝐼)̅ |2
0,31 0,01 0,0001
0,42 0 0
0,29 -0,01 0,0001
0,42 0 0
Σ = 0,9 Σ = 0,0002
0,44 0,02 0,0004

𝛴𝐼 0,9 Σ = 1,28 Σ = 0,0004


𝐼̅ = = = 0,3 mA (1)
𝑛 3
𝛴𝐼 1,28
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
𝐼̅ = = = 0,42 mA (1)
𝑛 3
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
𝛴𝐼 1,32
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2 𝐼̅ = = = 0,44 mA (1)
Δ𝐼 ̅ = √ (2) 𝑛 3
𝑛−1

|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2


0,0004 Δ𝐼 ̅ = √ (2)
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA 𝑛−1
2

0,0006
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,42 ± 0,01 ) mA Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA
2

c. Untuk V = 12 Volt
Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,44 ± 0,01 ) mA
d = 15 cm
2. Menetukan rerata kuat medan magnet dan
I (mA) δ (I – 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 – 𝐼)̅ |2
ketidakpastiannya
1,75 0,01 0,0001
1,75 0,01 0,0001 a. Untuk V = 6 Volt
1,73 -0,01 0,0001
d = 15 cm
Σ = 5,23 Σ = 0,0003 H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
3,65 * 10−6 -1*10−8 1*10−16
𝛴𝐼 5,23
𝐼̅ = = = 1,74 mA (1) 3,66 * 10−6 0 0
𝑛 3
−6 −8
3,67 * 10 1*10 1*10−16
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2) Σ = 1,098* 10−5 Σ = 2*10−16
𝑛−1

0,0003 −6
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA ̅ = 𝛴𝐻 = 1,098 ∗ 10
𝐻 = 3,66 *10−6 Tesla (1)
2 𝑛 3

Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 1,74 ± 0,01 ) mA ̅ 2


̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 )|
Δ𝐻 (2)
𝑛−1
d = 20 cm
I (mA) δ (I – 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 – 𝐼)̅ |2 −16
̅ = √2∗10
Δ𝐻 = 1*10−8 Tesla
0,92 0,01 0,0001 2

0,93 0,02 0,0004


̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 3,66*10−6 ± 1*10−8 ) Tesla
0,90 -0,01 0,0001
Σ = 2,75 Σ = 0,0006 d = 20 cm
H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
−6 −8
𝛴𝐼 2,75 2,04 * 10 2*10 4* 10−16
𝐼̅ = = = 0,91 mA (1)
𝑛 3
2,02 * 10−6 0 0
−6
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2 2,02 * 10 0 0
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1 Σ = 6,08* 10 −6
Σ = 4* 10−16

0,0006
Δ𝐼 ̅ = √ = 0,01 mA ̅ = 𝛴𝐻 = 6,08∗ 10
𝐻
−6
= 2,02* 10−6 Tesla (1)
2
𝑛 3

Jadi, 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = ( 0,91 ± 0,01 ) mA ̅ 2


̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 )|
Δ𝐻 (2)
𝑛−1
d = 25 cm
I (mA) δ (I – 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 – 𝐼)̅ |2 −16
̅ = √4∗ 10
Δ𝐻 = 1,41*10−8 Tesla
0,42 -0,02 0,0004 2
0,45 0,01 0,0001
̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 2,02* 10−6 ± 1,41*10−8 ) Tesla
0,45 0,01 0,0001
Σ = 1,32 Σ = 0,0006 d = 25 cm
H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
1,34 * 10−6 2* 10−8 4* 10−16 d = 25 cm
−6 H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
1,32 * 10 0 0
1,31 * 10−6 -1* 10−8 1* 10−16 1,72 * 10−6 0 0
−6
1,72 * 10 0 0
Σ = 3,97* 10−6 Σ = 5* 10−16
−6
1,72 * 10 0 0
−6
3,97∗ 10−6 Σ = 5,16* 10 Σ=0
̅ = 𝛴𝐻 =
𝐻 = 1,32* 10−6 Tesla (1)
𝑛 3
−6
̅ 2 ̅ = 𝛴𝐻 = 5,16∗ 10
𝐻 = 1,72 * 10−6 Tesla (1)
̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻)|
Δ𝐻 (2) 𝑛 3
𝑛−1

̅ 2
̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 )|
Δ𝐻 (2)
5∗ 10−16 𝑛−1
̅=√
Δ𝐻 = 1,58* 10−8 Tesla
2

̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 1,32* 10−6 ± 1,58* 10−8 ) Tesla ̅ = √0 = Tesla
Δ𝐻
2

b. Untuk V = 9 Volt ̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 1,72 * 10−6 ± 0 ) Tesla

d = 15 cm c. Untuk V = 12 Volt
H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
4,85 * 10−6 1* 10−8 1* 10−16 d = 15 cm
−6 −8 H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
4,85 * 10 1* 10 1* 10−16
−6 −8
4,83 * 10−6 -1* 10−8 1* 10−16 6,02 * 10 1* 10 1* 10−16
6,01 * 10−6 0 0
Σ = 14,53* 10−6 Σ = 3* 10−16
6,01 * 10−6 0 0
−6 Σ = 18,04* 10−6 Σ = 1* 10−16
̅ = 𝛴𝐻 = 14,53∗ 10
𝐻 = 4,84* 10−6 Tesla (1)
𝑛 3
−6
̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 ̅ = 𝛴𝐻 = 18,04∗ 10
𝐻 = 6,01* 10−6 Tesla (1)
̅=√
Δ𝐻 (2) 𝑛 3
𝑛−1

̅ 2
̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 )|
Δ𝐻 (2)
3∗ 10−16 𝑛−1
̅=√
Δ𝐻 = 1,22* 10 −8
Tesla
2
−16
̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 4,84* 10−6 ± 1,22* 10−8 ) Tesla ̅ = √1∗ 10
Δ𝐻 = 7,07* 10−9 Tesla
2

d = 20 cm ̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 6,01* 10−6 ± 7,07* 10−9 ) Tesla
H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
2,82 * 10−6 1* 10−8 1* 10−16 d = 20 cm
−6 −8 H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
2,80 * 10 -1* 10 1* 10−16
−6
2,83 * 10−6 2* 10−8 4* 10−16 3,30 * 10 0 0
−6 −8
3,31 * 10 1* 10 1* 10−16
Σ = 8,45* 10−6 Σ = 6* 10−16
3,29 * 10−6 -1* 10−8 1* 10−16
−6
−6 Σ = 9,9* 10 Σ = 2* 10−16
̅ = 𝛴𝐻 = 8,45∗ 10
𝐻 = 2,81* 10−6 Tesla (1)
𝑛 3
−6
̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 ̅ = 𝛴𝐻 = 9,9∗ 10
𝐻 = 3,3* 10−6 Tesla (1)
̅=√
Δ𝐻 (2) 𝑛 3
𝑛−1

̅ 2
̅ = √|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻 )|
Δ𝐻 (2)
6∗ 10−16 𝑛−1
̅=√
Δ𝐻 = 1,73* 10 −8
Tesla
2
−16
̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 2,81* 10−6 ± 1,73* 10−8 ) Tesla ̅ = √2∗ 10
Δ𝐻 = 1* 10−8 Tesla
2
̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 3,3* 10−6 ± 1* 10−8 ) Tesla ̅
B=μ.𝐻 (1)

d = 25 cm B = 1,26* 10−6 . 1,32* 10−6 = 1,66* 10−12 Tesla


H (Tesla) ̅)
δH (H – 𝐻 ̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻 – 𝐻
1,95 * 10−6 -1* 10−8 1* 10−16 ̅ |2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
−6
1,96 * 10 0 0
1,98 * 10−6 -2* 10−8 4* 10−16 ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1,58 ∗ 10−8 |2
Σ = 5,89* 10−6 Σ = 5* 10−16
= 1,99* 10−14 Tesla
−6
̅ = 𝛴𝐻 = 5,89∗ 10
𝐻 = 1,96* 10−6 Tesla (1) Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (1,66* 10−12 ± 1,99* 10−14 ) Tesla
𝑛 3

b. Untuk V = 9 Volt
̅ )|2
|𝛿𝐻 (𝐻− 𝐻
̅=√
Δ𝐻 (2)
𝑛−1
d = 15 cm

̅ = √5∗ 10
−16 ̅
B=μ.𝐻 (1)
Δ𝐻 = 1,58* 10−8 Tesla
2

B = 1,26* 10−6 . 4,84* 10−6 = 6,09* 10−12 Tesla


̅ ± 𝛥𝐻
Jadi, 𝐻 ̅ = ( 1,96* 10−6 ± 1,58* 10−8 ) Tesla
̅ |2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
3. Menentukan nilai rapat medan magnet dan
ketidakpastiannya
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1,22 ∗ 10−8 |2
a. Untuk V = 6 Volt
= 1,53* 10−14 Tesla
d = 15 cm
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (6,09* 10−12 ± 1,53* 10−14 ) Tesla
̅
B=μ.𝐻 (1)
d = 20 cm
−6 −6 −12
B = 1,26* 10 . 3,66* 10 = 4,61* 10 Tesla
̅
B=μ.𝐻 (1)
̅|2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
B = 1,26* 10−6 . 2,81* 10−6 = 3,54* 10−12 Tesla
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1 ∗ 10−8 |2 ̅ |2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
= 1,26* 10−14 Tesla
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1,73 ∗ 10−8 |2
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (4,61* 10−12 ± 1,26* 10−14 ) Tesla
= 2,17* 10−14 Tesla
d = 20 cm
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (3,54* 10−12 ± 2,17* 10−14 ) Tesla
̅
B=μ.𝐻 (1)
d = 25 cm
−6 −6 −12
B = 1,26* 10 . 2,02* 10 = 2,54* 10 Tesla
̅
B=μ.𝐻 (1)
̅|2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
B = 1,26* 10−6 . 1,72* 10−6 = 2,16* 10−12 Tesla
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1,41 ∗ 10−8 |2 ̅ |2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
−14
= 1,77* 10 Tesla
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |0|2
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (2,54* 10−12 ± 1,77* 10−14 ) Tesla
= 0 Tesla
d = 25 cm
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (2,16* 10−12 ± 0 ) Tesla
c. Untuk V = 12 Volt ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)

d = 15 cm ΔF =
√|0,00102 . 0,14|2 |1,26 ∗ 10−14 |2 + |4,61 ∗ 10−12 . 0,14|2 |0,01|2
̅
B=μ.𝐻 (1)
ΔF = 6,45* 10−15 Newton
B = 1,26* 10−6 . 6,01* 10−6 = 7,57* 10−12 Tesla
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (6,58*10−16 ±6,45*10−15 ) Newton
ΔB = ̅|2
√|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
d = 20 cm
ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |7,07 ∗ 10−8 |2
F = B . 𝐼̅ . L (1)
−14
= 8,9* 10 Tesla
F = 2,54* 10−12 . 0,49* 10−3 . 14* 10−2
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = ( 7,57* 10−12 ± 8,9* 10−14 ) Tesla
F = 1,74* 10−16 Newton
d = 20 cm
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)
̅
B=μ.𝐻 (1)
ΔF =
−6 −6 −12 √|0,00049 . 0,14|2 |1,77 ∗ 10−14 |2 + |2,54 ∗ 10−12 . 0,14|2 |0,01|2
B = 1,26* 10 . 3,3* 10 = 4,15* 10 Tesla

̅|2
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2) ΔF = 3,55* 10−15 Newton

Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (1,74*10−16 ±3,55*10−15 ) Newton


ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1 ∗ 10−8 |2
d = 25 cm
= 1,26* 10−14 Tesla
F = B . 𝐼̅ . L (1)
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (4,15* 10−12 ± 1,26* 10−14 ) Tesla
F = 1,66* 10−12 . 0,3* 10−3 . 14* 10−2
d = 25 cm

̅ F = 6,97* 10−17 Newton


B=μ.𝐻 (1)

B = 1,26* 10−6 . 1,96* 10−6 = 2,46* 10−12 Tesla ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)

̅|2 ΔF =
ΔB = √|𝜇|2 |Δ𝐻 (2)
√|0,0003 . 0,14|2 |1,99 ∗ 10−14 |2 + |1,66 ∗ 10−12 . 0,14|2 |0,01|2

ΔB = √|1,26 ∗ 10−6 |2 |1,58 ∗ 10−8 |2 ΔF = 5,92* 10−15 Newton


= 1,99* 10−14 Tesla Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (6,97*10−17 ±5,92*10−15 ) Newton
Jadi, 𝐵 ± 𝛥𝐵 = (2,46* 10−12 ± 1,99* 10−14 ) Tesla b. Untuk V = 9 Volt
4. Menentukan gaya Lorentz dan ketidakpastiannya d = 15 cm
a. Untuk V = 6 Volt F = B . 𝐼̅ . L (1)
d = 15 cm F = 6,09* 10−12 . 1,47* 10−3 . 14* 10−2
F = B . 𝐼̅ . L (1) F = 1,25* 10−15 Newton
F = 4,61 * 10−12 .1,02* 10−3 .14* 10−2
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)
−16
F = 6,58* 10 Newton
ΔF = ΔF = 1,05* 10−14 Newton
√|0,00147 . 0,14|2 |1,53 ∗ 10−14 |2 + |6,09 ∗ 10−12 .0,14|2 |0,01|2
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (1,84*10−15 ±1,05*10−14 ) Newton
−15
ΔF = 8,52* 10 Newton
d = 20 cm
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (1,25*10−15 ±8,52*10−15 ) Newton
F = B . 𝐼̅ . L (1)
d = 20 cm
F = 4,15* 10−12 . 0,91* 10−3 . 14* 10−2
F = B . 𝐼 ̅ . L = Newton (1)
F = 5,28* 10−16 Newton
−12 −3 −2
F = 3,54* 10 . 0,77*10 . 14*10
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)
F = 3,81*10−16 Newton
ΔF =
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2) √|0,00091 . 0,14|2 |1,26 ∗ 10−14 |2 + |4,15 ∗ 10−12 .0,14|2 |0,01|2

ΔF = ΔF = 5,81* 10−15 Newton


√|0,00077 . 0,14|2 |2,17 ∗ 10−14 |2 + |3,54 ∗ 10−12 . 0,14|2 |0,01|2
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (5,28*10−16 ±5,81*10−15 ) Newton
−15
ΔF = 4,95*10 Newton
d = 25 cm
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (3,81*10−16 ±4,95*10−15 ) Newton
F = B . 𝐼̅ . L (1)
d = 25 cm
F = 2,46* 10−12 . 0,44* 10−3 . 14* 10−2
F = B . 𝐼̅ . L (1)
F = 1,51* 10−16 Newton
−12 −3 −2
F = 2,16* 10 . 0,42* 10 . 14* 10
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)
−16
F = 1,27* 10 Newton
ΔF =
ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2) √| 0,00044 . 0,14|2 |1,99 ∗ 10−14 |2 + |2,46 ∗ 10−12 . 0,14|2 |0,01|2

ΔF = ΔF = 3,44* 10−15 Newton


√|0,00042 . 0,14|2 |0|2 + |2,16 ∗ 10−12 .0,14|2 |0,01|2
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (1,51*10−16 ±3,44*10−15 ) Newton
−14
ΔF = 2,16* 10 Newton
5. Membuat grafik hubungan antara H vs d dan B vs d
−16 −14
Jadi, 𝐹 ± 𝛥𝐹 = (1,27*10 ±2,16*10 ) Newton

c. Untuk V = 12 Volt

d = 15 cm

F = B . 𝐼̅ . L (1)

F = 7,57* 10−12 . 1,74* 10−3 . 14* 10−2

F = 1,84* 10−15 Newton

ΔF = √|𝐼. 𝐿̅|2 |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 (2)

ΔF =
√| 0,00174 . 0,14|2 |8,9 ∗ 10−14 |2 + |7,57 ∗ 10−12 .0,14|2 |0,01|2
memvariasikan jarak kedua solenoida masing-masing 15 cm,
H (μT) vs d (cm) 20 cm, dan 25 cm serta memvariasikan tegangan pada trafo
7 sebesar 6 volt, 9 volt, dan 12 volt. Solenoida adalah deretan
seri lilitan melingkar kawat yang sewaktu dialiri arus listrik
6
Kuat medan magnet (H)

akan menjadi sumber medan magnet seperti yang dihasilkan


5 oleh batang magnet yang berbentuk silinder memanjang.
4
Hukum yang melandasi praktikum kali ini
3 adalah hukum Biot-Savart, Gaya lorentz, dan hukum
2 ampere. Hukum biot-savart menemukan cara mendapatkan
1 kuat medan magnet (H) berbanding lurus dengan arus (I),
berbanding lurus dengan jari-jari (r), namun berbanding
0 terbalik dengan jarak kedua solenoida (d). Gaya adalah gaya
15 cm 20 cm 25 cm (F) pada arus listrik di dalam medan magnet (B) atau gaya
Jarak (d) pada muatan listrik yang tengah bergerak di dalam medan
magnet. Hukum Ampere menggabungkan temuan biot-
6 Volt 9 Volt 12 Volt savart dan lorentz yang mana besarnya rapat medan magnet
B sebanding dengan arus yang mengalir. Hukum tersebut
Grafik 4.1 H (μT) vs d (cm) menjelaskan semakin besar jarak antara kedua solenoida,
maka akan semakin kecil nilai kuat medan magnet. Nilai
rapat medan magnet dipengaruhi oleh jarak antara kedua
B (μT) vs d (cm) solenoida, semakin kecil jarak antara 2 solenoidanya maka
8 akan semakin besar medan magnet (B).
7
Pada percobaan kali ini yang membahas medanmagnet
Rapat medan magnet (B)

6 solenoida dibutuhkan beberapa alat dan bahan, diantaranya


5 adalah kumparan solenoida, inti besi, field magnetik tester,
kabel jumper, trafo 20A 30 volt, amperemeter, jangka
4
sorong.
3
2 Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai
aplikasi dari prinsip medan magnet solenoida. Di antaranya
1
adalah generator yang di dalamnya mengandung medan
0 magnet dalam bentuk kumparan yang terinduksi sehingga
15 cm 20 cm 25 cm menghasilkan arus listrik.
Jarak (d)
Menurut hasil analisi data yang telah saya lakukan pada
6 Volt 9 Volt 12 Volt percobaan kali ini adalah, sebagai berikut :

Grafik 4.2 B (μT) vs d (cm) Analisis data pertama

Pada analisis data pertama ini kita akan menghitung


rerata kuat arus dan ketidakpastiannya (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ . Dari hasil
V. PEMBAHASAN perhitungan analisis data pertama dapat diketahui bahwa
Pada praktikum kali ini yang membahas tentang medan arus listrik (I) berbanding lurus dengan tegangan (V),
magnet solenoida memiliki beberapa tujuan yaitu yaitu semakin besar tegangan yang digunakan maka semakin
mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan besar arus listrik, namun berbanding terbalik dengan jarak
medan magnet berdasarkan hukum Biot savat, Gaya Lorentz, (d), semakin besar jarak maka akan semakin kecil arus yang
dan hukum Ampere. Tujuan lain dari praktikum ini adalah dihasilkan.
mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul
dengan variasi jarak dua solenoida, serta mengamati Analisi data kedua
pengaruh arus listrik pada solenoida kedua.
Pada analisi data kedua kita akan menghitung rerata
Prinsip kerja pada praktikum medan magnet solenoida kuat medan magnet dan ketidakpastiannya (𝐻 ̅ ± 𝛥𝐻̅). Dari
kali ini adalah mengalirkan arus listrik pada solenoida hasil perhitungan analisis data kedua dapat diketahui bahwa
dengan jarak antar seolenoida yang telah ditentukan lalu Kuat medan magnet (H) berbanding lurus dengan tegangan
menghitung arus serta kuat medan magnet pada solenoida (V) yang digunakan, semakin besar tegangan yang
kedua masing-masing sebanyak 3 kali dengan digunakan maka semakin besar nilai kuat medan magnet
yang dihasilkan. Namun berbanding terbalik dengan jarak dan baik, diantaranya adalah kesalahan dalam merangkai
(d), semakin besar jarak antara kedua solenoida maka akan kabel jumper, kesalahan dalam menggunakan alat ukur
semakin kecil nilai kuat medan magnet yang dihasilkan. seperti multimeter dab magnetic field tester, kesalahan
dalam melakukan prosedur atau langkah kerja, dan
Analisis data ketiga kesalahan dalam pembulatan angka hasil analisis yang
mengakibatkan kesalahan dalam mendapatkan hasil akhir.
Pada analisis data ketiga kita akan menghitung nilai
rapat medan magnet dan ketidakpastiannya (𝐵 ± 𝛥𝐵). Dari
hasil perhitungan data ketiga dapat diketahui bahwa Rapat
medan magnet (B) berbanding lurus dengan tegangan (V)
VI. KESIMPULAN
yang digunakan, semakin besar tegangan maka akan
semakin besar nilai rapat medan magnet yang dihasilkan. Setelah praktikan melakukan percobaan pada
Namun rapat medan magnet berbanding terbalik dengan praktikum medan magnet solenoida kali ini, maka dapat
jarak (d), semakin besar jarak antara kedua solenoida maka ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
akan semakin kecil nilai rapat medan magnet yang
dihasilkan. 1. Hukum Biot-Savart menentukan cara mendapatkan kuat
medan magnet (H) sebanding dengan(I) dan jari-jari (r),
Analisis data keempat berbanding terbalik dengan jarak kedua solenoida (d).
Gaya Lorentz menemukan adanya gaya (F) pada arus
Pada analisis data keempat kita akan menghitung gaya listrik di dalam medan magnet (B). Hukum Ampere
lorentz dan ketidakpastiannya (𝐹 ± 𝛥𝐹). Dari hasil menggabungkan temuan biot-savart dan lorentz yang
perhitungan analisis data keempat dapat diketahui bahwa mana besarnya rapat medan magnet B sebanding dengan
gaya lorentz (F) berbanding lurus dengan tegangan (V) yang arus yang mengalir.
digunakan, semakin besar tegangan maka akan semakin
besar gaya lorentz yang dihasilkan. Namun gaya lorentz 2. Semakin besar atau panjang jarak antara kedua
berbanding terbalik dengan jarak (d), semakin besar jarak solenoida, maka akan semakinkecil nilai kuat medan
antara kedua solenoida maka akan semakin kecil gaya magnet.
lorentz yang dihasilkan.
3. Nilai rapat medan magnet dipengaruhi oleh jarak antara
Analisis data kelima kedua solenoida, semakin kecil jarak antara 2
solenoidanya maka semakin besar medan magnet (B).
Pada analisis data kelima kita akan membuat grafik
hubungan antara kuat medan magnet (H) dan jarak (d) serta
rapat medan magnet (B) dan jarak (d). Pada grafik pertama
yang menunjukkan hubungan antar akuat medan magnet (H) DAFTAR PUSTAKA
dan jarak (d) dapat dilihat bahwa grafik tersebut monoton DAFTAR PUSTAKA
turun yang berarti semakin besar jarak (d) maka akan [1] U. S. Dharma and S. G. Pitoyo, “Plagiat merupakan
semakin kecil nilai kuat medan magnet (H). Pada grafik tindakan tidak terpuji pengaruh variasi jumlah lilitan
kedua yang menunjukkan hubungan antara rapat medan solenoida pada alat reduktor,” 2007.
magnet (B) dan jarak (d) dapat dilihat bahwa nilai grafik
tersebut monoton turun yang berarti semakin besar jarak (d) [2] T. Dosen, F. Fakultas, T. Pertanian, and U. Brawijaya,
maka semakin kecil nilai rapat medan magnet yang “Listrik dan Magnet Medan Magnet.”
dihasilkan. [3] D. F. Ae, F. M. Ae, S. M, and K. Pengantar, “Gaya
Lorentz,” 2013.
Adapun kesalahan dalam praktikum yang
mengakibatkan praktikum tidak terlaksana dengan lancar

Anda mungkin juga menyukai