Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

“Medan Magnet Solenoida”


Modul L6 – Medan Magnet Solenoida
Ichsan Afandi Alfa Sugiyatno/21522271
Asisten: Syahrizal Aziz
Tanggal praktikum: 20 Oktober 2022
Teknik Industri – Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Praktikum medan magnet solenoid bertujuan untuk mengimplementasikan hubungan antara arus
listrik dan tegangan berdasarkan hukum bio savart, gaya Lorenz dan hukum ampere. Kemudian mengukur
dan mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua solenoida serta mengamati arus listrik
pada solenoid kedua. Metode yang digunakan pada praktikum medan magnet solenoida adalah arus listrik
akan dialirkan pada solenoida lalu menghitung arus serta kuat medan magnet pada solenoid yang lainnya
dengan jarak tertentu. Dapat dismpulkan bahwa hubungan antara kuat medan magnet dengan panjang
solenoida dan rapat medan magnet dengan panjang solenoida adalah jarak solenoida sangat berpengaruh
terhadap kuat medan magnet dan rapat medan magnet. Semakin besar jarak solenoida, maka semakin kecil
nilai medan magnet dan kerapatan medan magnet.

Kata kumci— Solenoida; medan magnet; arus listrik

I. PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum medan magnet solenoid adalah untuk mengimplementasikan hubungan
antara arus listrik dan tegangan berdasarkan hukum bio savart, gaya Lorenz dan hukum ampere. Kemudian
mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua solenoida serta mengamati
arus listrik pada solenoid kedua.
Pada kehidupan sehari-hari kita selalu berdekatan dengan magnet. Bumi tempat kita
tinggal merupakan magnet raksasa, tubuh kita dan benda-benda sekeliling kita banyak yang mepunyai
sifat magnet. Kekuatan magnet sangat tergantung pada sumbernya, dan daerah disekitar sumber magnet
dinamakan medan magnet. Medan magnet mempunyai kekuatan untuk menarik atau menolak bahan/
benda yang mempunya sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan bahan sering diukur oleh mudah tidaknya
suatu bahan dipengaruhi oleh medan magnet. Medan magnet ini muncul pada suatu konduktor yang dialiri
arus. Arus yang berubah terhadap waktu akan menimbulkan medan magnet yang berubah terhadap waktu
dan menimbulkan medan listrik induksi. Jadi sifat kemagnetan dan kelistrikan yang terjadi bolak-balik
sebagai penyebab dan akibat, sering dinamakan sebagai medan elektromagnet. Penerapan medan magnet
dan medan elektromagnet sudah sangat banyak dalam berbagai bidang, misalnya bidang kedokteran,
permesinan, alat transportasi, komunikasi dan hardware komputer.
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan benda-benda tertentu mengalami gaya
magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet permanen. Sekarang ini sumber
medan magnet selain dari magnet permanen banyak sekali jenisnya, salah satu sumber medan magnet
lainnya adalah dari aliran arus yang mengalir dalam kumparan. Sumber medan magnet dibedakan menjadi
dua yaitu sumber medan magnet statik dan sumber medan magnet dinamik. Sumber medan magnet statik
disebabkan oleh magnet permanen dan arus DC. Sedangkan sumber medan magnet dinamik (Dynamic
Magnetic Field) disebabkan arus AC dan medan listrik dinamik.
Bumi sendiri merupakan sumber medan magnet statik alami yang membentang dari utara ke selatan.
Selain bumi sebagai sumber medan magnet statik alami banyak sumber medan magnet statik lain yang
diciptakan oleh manusia. Meskipun sumber kelistrikan menggunakan arus AC tapi berbagai alat kebutuhan
manusia itu menggunakan arus DC dan menghasilkan medan magnet statik.Sumber medan magnet statik
dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti peralatan elektronik, alat-alat kesehatan, alat transportasi
dan lain-lain.
Ruangan yang berada disekitar medan magnet daoat disebut juga medan magnet atau ruangan
disebuah penghanatar yang mengangkut arus sebagai medan magnet, sma seperti ruang didekat sebuah
benda yang bermuatan arus listrik yang dapat dikatakan sebagai medan listrik. Vektor medan magnet dasar
yang didefinisikan didalam bagian berikutnya dinamakan induksi magnet. Kita dapat menyatakan induksi
magnet tersebut dengan garis-garis induksi, sedangkan medan listrik dengan garis-garis gaya (Halliday,
1984).
Medan magnet diartikan sebagai daerah (ruang) disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh
force magnet. Magnet sering diartikan sebagai benda yang dapat menarik benda lain. Kutub magnet yang
mengarah utara disebut kutub selatan dan kutub magnet yang mengarah selatan disebut kutub utara. Hal
ini disebabkan kutub magnet bumi berlawanan dengan arah dengan kutub bumi. Dua kutub magnet sejenis
yang saling didekatkan akan tolak menolak dan dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan akan
tolak menolak dan dua kutub magnet tak sejenis akan saling tarik menarik.
Medan magnet bumi dan medan magnet pada batang adalah Sama, karena pada medan magnet
bumi terdapat pola garis medan magnet yang menunjukkan seperti seolah-olah ada magnet batang imajiner
di dalam bumi. karena kutub utara (N) dari jarum kompas mengarah ke uara, kutub magnet di utara
geografis bumi secara magnetis merupakan kutub selatan. Bumi bertindak seperti magnet yang sangat
besar. Tapi kutub magnet bumi tidak terletak pada kutub geografisnya (pada sumbu rotasi bumi) (Giancoli,
2014).
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan
listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. Putaran
mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya
sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen". Sebuah
medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat
berubah menurutwaktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan
di dalam medan tersebut (Tipler, 2001).
Gaya Lorentz merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau
oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus
listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan
nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus dengan
arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup
yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet.
Saat arus listrik mengalir dalam loop kawat tertutup yang diletakkan pada medan magnet, gaya
magnet pada arus dapat menghasilkan torsi. Torsi magnetik pada suatu arus listrik tertutup adalah torsi
yang terjadi karena gaya yang ditimbulkan oleh suatu medan magnet terhadap suatu arus listrik tertutup.
Torsi magnetik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

F = B I L sin θ (1)

Sebuah momen kakas pada sebuah simpal arus adalah merupakan prinsip pengoperasian dasar dari
motor listrik dan dari kebanyakan alat-alat pengukur listrik yang digunakan untuk mengukur arus dan
perbedaan potensial.
Solenoida adalah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
gerakan. Energi gerakan yang dihasilkan oleh Solenoid biasanya hanya gerakan mendorong (push) dan
menarik (pull). Pada dasarnya, Solenoid hanya terdiri dari sebuah kumparan listrik (electrical coil) yang
dililitkan di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferro-magnetic atau sebuah Plunger yang bebas
bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi kumparan.
Jika arus I mengalir pada kawat solenoida, maka induksi magnetik dalam solenoida (kumparan
panjang) berlaku:

B = μ0 . I .n (2)

Persamaan diatas digunakan untuk menentukan induksi magnet di tengah solenoida. Sementara itu,
untuk mengetahui induksi magnetik di ujung solenoida dengan persamaan:
𝜇0 .𝐼.𝑛 (3)
B=
2
Induksi magnetik (B) hanya bergantung pada jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I ).
Medan tidak tergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga B seragam. Hal ini hanya berlaku untuk
solenoida tak hingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik-titik yang sebenarnya tidak dekat
ke ujung.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Langkah percobaan:

Menyiapkan alat dan bahan!

Merangkai rakaian percobaan sesuai petunjuk, lalu


mengecek kebenarannya sebelum disambungkan
ke sumber tegangan PLN

Mengukur jari-jari solenoida menggunakan jangka


sorong

Mengukur panjang kumparan menggunakan mistar

Mengatur diameter titik besi yang satu dengan


yang lain, diukur dari tengah inti besi

Mengatur tegangan dari trafo sebesar 6 volt lalu


mencatat besar A1 pada besi

Membuat variasi untuk jarak kedua solenoid d


dengan 15 cm, 20 cm, 25 cm

Mengukur dan mencatat besar arus 𝐼2


menggunakan multimeter dan kuat medan magnet
menggunakan fluxmeter. Melakukan 3 kali tiap
variasi jarak solenoida

Mengulagi langkah ke 6-8 untuk tegangan trafo


sebesar 9 volt dan 12 volt

Merapikan alat dan bahan seperti semula

B. Alat dan Bahan


1. Solenoida
Gambar 1. Solenoida
Sumber :
https://images.app.goo.gl/f6TLvyDZzkTRrDkd8

2. Mistar

Gambar 2. Mistar
Sumber :
https://images.app.goo.gl/7HftcmwsorZviiBE7

3. Multimeter

Gambar 3. Multimeter
Sumber :
https://images.app.goo.gl/SPzJFTnLfapVB9Ld6

4. Amperemeter

Gambar 4. Amperemeter
Sumber :
https://images.app.goo.gl/jSKXwnxkVe6wGYb1A

5. Trafo 20 A, 30 Volt
Gambar 5. Trafo
Sumber :
https://images.app.goo.gl/NwJZ9rGCVytSqWXC6

6. Kabel

Gambar 6. Kabel
Sumber :
https://images.app.goo.gl/NLRWfxvgn6MWLCgs6

7. Jangka Sorong

Gambar 7. Jangka Sorong


Sumber :
https://images.app.goo.gl/Q5kDUqAC9UdKzeVG6

8. Inti Besi

Gambar 8. Inti besi


Sumber :
https://panduanteknisi.com/pengertian-transformator-dan-cara-kerjanya.html

9. Field Magnetik
Gambar 9. Field Magnetik
Sumber :
https://bitescis.org/lesson-plan/animal-navigation-using-magnetic-fields/

III. DATA PERCOBAAN


Tabel 1. Data Percobaan L6

V = 6 volt V = 9 volt V = 12 volt


d
No I2(m H(tesla I2(m H(tesla I2(m H(tesla)
(cm)
A) ) x 10-6 A) ) x 10-6 A) x 10-6
1 4,00 49 4,80 54 7,10 75
2 15 4,16 47 4,85 57 6,50 79
3 3,60 47 5,00 59 7,10 82
4 1,85 19 1,10 25 1,50 30,5
5 20 1,84 19 2,10 25,5 2,70 30,5
6 1,77 19,5 2,15 24 2,88 31,5
7 0,90 9 1,23 11,5 1,30 14
8 25 0,99 9 1,10 11.5 1,45 13
9 0,95 9,5 .1,20 11,5 1,80 15
Diameter Solenoida = 9 cm
Panjang Solenoida = 15 cm

IV. ANALISIS DATA


1. Menentukan rerata kuat arus dan ketidakpastiannya
Untuk menentukan rerata kuat arus dan ketidakpastiannya dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut :
∑𝐼
𝐼̅ = = 𝑚𝐴 (1)
𝑛

|𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
∆𝐼 ̅ = √ = 𝑚𝐴 (2)
𝑛−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = 𝑚𝐴 (3)

a. Untuk V = 6 Volt
d = 15 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
4,00 0 0
4,16 -0,01 0,0001
3,60 0 0
∑ = 3,32 ∑ = 0,0001

∑𝐼 3,32
𝐼̅ = = = 1,11 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0001


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00005 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1
𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,11 ± 0,01) 𝑚𝐴

d = 20 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
1,85 0 0
1,84 -0,01 0,0001
1,77 0,01 0,0001
∑ = 1,74 ∑ = 0,0002

∑𝐼 1,74
𝐼̅ = = = 0,58 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0002


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,0001 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,58 ± 0,01) 𝑚𝐴

d = 25 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
0,90 0 0
0,99 -0,01 0,0001
0,95 0,01 0,0001
∑ = 0,72 ∑ = 0,0002

∑𝐼 0,72
𝐼̅ = = = 0,24 mA
𝑛 3
|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0002
∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,0001 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,24 ± 0,01) 𝑚𝐴

b. Untuk V = 9 Volt
d = 15 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
4,80 0 0
4,85 0,01 0,0001
5,00 0 0
∑ = 4,69 ∑ = 0,0001

∑𝐼 4,69
𝐼̅ = = = 1,56 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0001


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00005 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,56 ± 0,01) 𝑚𝐴

d = 20 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
1,10 -0,05 0,0025
2,10 0,03 0,0009
2,15 0.03 0,0009
∑ = 2,26 ∑ = 0,0043

∑𝐼 2,26
𝐼̅ = = = 0,75 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0043


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00215 = 0,05 mA
𝑛−1 3−1
𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,75 ± 0,05) 𝑚𝐴

d = 25 cm

I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2


1,23 0 0
1,10 -0,02 0,0004
1,20 0,01 0,0001
∑ = 1,31 ∑ = 0,0005

∑𝐼 1,31
𝐼̅ = = = 0,44 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0005


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00025 = 0,02 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,44 ± 0,02) 𝑚𝐴

c. Untuk V = 12 Volt
d = 15 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
7,10 0 0
6,50 0,02 0,0004
7,10 -0,01 0,0001
∑ = 5,38 ∑ = 0,0005

∑𝐼 5,38
𝐼̅ = = = 1,79 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0005


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00025 = 0,02 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,79 ± 0,02) 𝑚𝐴

d = 20 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
1,50 -0,01 0,0001
2,70 0,01 0,0001
2,88 -0,01 0,0001
∑ = 2,90 ∑ = 0,0003

∑𝐼 2,90
𝐼̅ = = = 0,97 mA
𝑛 3

|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0003


∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,00015 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,97 ± 0,01) 𝑚𝐴

d = 25 cm
I (mA) 𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |𝛿𝐼(𝐼 − 𝐼 )̅ |2
1,30 -0,01 0,0001
1,45 0,01 0,0001
1,80 0 0
∑ = 1,50 ∑ = 0,0002

∑𝐼 1,50
𝐼̅ = = = 0,50 mA
𝑛 3
|𝛿𝐼(𝐼−𝐼 ̅)|2 0,0002
∆𝐼 ̅ = √ =√ = √0,0001 = 0,01 mA
𝑛−1 3−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,97 ± 0,01) 𝑚𝐴

2. Menentukan rerata kuat medan magnet dan ketidakpastiannya


Untuk menghitung rerata kuat medan magnet dan ketidakpastian yang terjadi, dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
∑𝐻
̅=
𝐻 = 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎 (1)
𝑛

̅|2
|𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻
̅=√
∆𝐻 = 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎 (2)
𝑛−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = Tesla (3)

a. Untuk V = 6 Volt
d = 15 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
49 0 0
47 0,01 0,0001
47 -0,01 0,0001
∑ = 11,40 ∑ = 0,0002

̅ = ∑ 𝐻 = 11,40 = 3,80 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0002 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (3,80 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla

d = 20 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
19 -0,01 0,0001
19 0 0
19,5 0 0
∑ = 6,05 ∑ = 0,0001

̅ = ∑ 𝐻 = 6,05 = 2,02 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0001 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (2,02 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla

d = 25 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
9 0,02 0,0004
9 -0,01 0,0001
9,5 -0,01 0,0001
∑ = 4,29 ∑ = 0,0006

̅ = ∑ 𝐻 = 4,29 = 1,43 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3
̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0006 = 0,02 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (1,43 𝑥 10−6 ± 0,02 𝑥 10−6 Tesla

b. Untuk V = 9 Volt
d = 15 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
54 -0,01 0,0001
57 0,02 0,0004
59 0 0
∑ = 14,56 ∑ = 0,0005

̅ = ∑ 𝐻 = 14,56 = 4,85 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3
|𝛿𝐻(𝐻−𝐻̅ |2 0,0005
̅=√
∆𝐻 =√ = 0,02 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (4,85 𝑥 10−6 ± 0,02 𝑥 10−6 ) Tesla

d = 20 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
25 0,01 0,0001
25,5 -0,01 0,0001
24 0 0
∑ = 8,49 ∑ = 0,0002

̅ = ∑ 𝐻 = 8,49 = 2,83 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0002 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (2,83 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla

d = 25 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
11,5 -0,01 0,0001
11,5 0,01 0,0001
11,5 0 0
∑ = 5,16 ∑ = 0,0002

̅ = ∑ 𝐻 = 5,16 = 1,72 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0002 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (2,83 ± 0,01) Tesla

c. Untuk V = 12 Volt
d = 15 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
75 -0,01 0,0001
79 0,01 0,0001
82 0,01 0,0001
∑ = 18,10 ∑ = 0,0003
̅ = ∑ 𝐻 = 18,10 = 6,03 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0003 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (6,03 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla
𝐻̅=
d = 25 cm
H (Tesla) 𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅) |𝛿𝐻(𝐻 − 𝐻 ̅)|2
14 -0,01 0,0001
13 0 0
15 0 0
∑ = 5,87 ∑ = 0,0001

̅ = ∑ 𝐻 = 5,87 = 1,96 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎


𝐻
𝑛 3

̅2
̅ = √|𝛿𝐻(𝐻−𝐻| = √0,0001 = 0,01 𝑥 10−6 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐻
𝑛−1 3−1

̅ ± ∆𝐻
𝐻 ̅ = (1,96 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla

3. Menentukan nilai rapat medan magnet dan ketidakpastiannya


Untuk menghitung nilai rapat medan magnet dan ketidakpastiannya dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
̅ = 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
𝐵 = 𝜇. 𝐻 (1)

̅|2 = 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻 (2)

𝐵 ± ∆𝐵 = 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎 (3)

a. Untuk V = 6 Volt
d = 15 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 3,80 𝑥 10−6
= 4,78 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 4,78 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 20 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 2,02 𝑥 10−6
= 2,54 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 2,54 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 25 cm
̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 1,43 𝑥 10−6
= 1,80 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,02 𝑥 10−6 |2
= 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 1,80 𝑥 10−12 ± 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

b. Untuk V = 9 Volt
d = 15 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 4,85 𝑥 10−6
= 6,09 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,02 𝑥 10−6 |2
= 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 6,09 𝑥 10−12 ± 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 20 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 2,83 𝑥 10−6
= 3,56 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 3,56 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 25 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 1,72 𝑥 10−6
= 2,16 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 2,16 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

c. Untuk V = 12 Volt
d = 15 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 6,03 𝑥 10−6
= 7,58 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 7,58 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 20 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 3,32 𝑥 10−6
= 4,17 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 4,17 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

d = 25 cm

̅
𝐵 = 𝜇. 𝐻
= 1,2566 𝑥 10−6 . 1,96 𝑥 10−6
= 2,46 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

̅ |2
∆𝐵 = √|𝜇|2 |∆𝐻
= √|1,2566 𝑥 10−6 |2 |0,01 𝑥 10−6 |2
= 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

𝐵 ± ∆𝐵 = 2,46 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

4. Menentukan gaya Lorenz dan ketidakpastiannya


Untuk menentukan gaya Lorentz dan ketidak pastiannya dapat menghitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿 = 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛 (1)

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2 = Newton (2)

𝐹 ± ∆𝐹 = 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛 (3)

a. Untuk V = 6 Volt
d = 15 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 4,78 𝑥 10−12 . 1,11 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,81 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|1,11𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|4,78𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,81 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 20 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 2,54 𝑥 10−12 . 0,58 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,22 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|0,58𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|2,54𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,004 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,22 𝑥 10−15 ± 0,004 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 25 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 1,80 𝑥 10−12 . 0,24 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,07 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|0,24𝑥10−3 .0,152|2 . |0,03𝑥10−12 |2
=√
+|1,80𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,07 𝑥 10−15 ± 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

a. Untuk V = 9 Volt
d = 15 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 6,09 𝑥 10−12 . 1,56 𝑥 10−3 . 0,152
= 1,44 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2
|1,56𝑥10−3 .0,152|2 . |0,03𝑥10−12 |2
=√
+|6,09𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 1,44 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 20 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 3,56 𝑥 10−12 . 0,75 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,41 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|0,75𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|3,56𝑥10−12 . 0,152|2 |0,05𝑥10−3 |2
= 0,03 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,41 𝑥 10−15 ± 0,03 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 25 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 2,16 𝑥 10−12 . 0,44 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,14 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2
|0,44𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|2,16𝑥10−12 . 0,152|2 |0,02𝑥10−3 |2
= 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,14 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

a. Untuk V = 12 Volt
d = 15 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 7,58 𝑥 10−12 . 1,79 𝑥 10−3 . 0,152
= 2,06 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|1,79𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|7,58𝑥10−12 . 0,152|2 |0,02𝑥10−3 |2
= 0,02 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 2,06 𝑥 10−15 ± 0,02 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 20 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 4,17 𝑥 10−12 . 0,97 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,61 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2
|0,97𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|4,17𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,61 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

d = 25 cm

𝐹 = 𝐵. 𝐼 .̅ 𝐿
= 2,46 𝑥 10−12 . 0,50 𝑥 10−3 . 0,152
= 0,19 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

∆𝐹 = √|𝐼 .̅ 𝐿|2 . |∆𝐵|2 + |𝐵. 𝐿|2 |∆𝐼 |̅ 2


|0,50𝑥10−3 .0,152|2 . |0,01𝑥10−12 |2
=√
+|2,46𝑥10−12 . 0,152|2 |0,01𝑥10−3 |2
= 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

𝐹 ± ∆𝐹 = 0,19 𝑥 10−15 ± 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛

5. Membuat grafik hubungan antara H vs d dan B vs d


1. H vs d
a. Untuk V = 6 Volt
6 Volt
30
25
d (cm) 20
15
10
5
0
0 0,000002 0,000004

H (Tesla)
Gambar 5. 1 Grafik H vs d 6 volt

b. Untuk V = 9 Volt

9 Volt
30
25
20
d (cm)

15
10
5
0
0 0,000002 0,000004 0,000006
H (Tesla)
Gambar 5. 2 Grafik H vs d 9 Volt
c. Untuk V = 12 Volt

12 Volt
30
25
d (cm)

20
15
10
5
0
0 0,000005 0,00001
H (Tesla)
Gambar 5. 3 Grafik H vs d 12 Volt

2. B vs d
a. Untuk V = 6 volt
6 Volt
30
25
20
d (cm)

15
10
5
0
0 2E-12 4E-12 6E-12
B (Tesla)
Gambar 5. 4 Grafik B vs d 6 Volt

b. Untuk V = 9 Volt

9 Volt

30
25
20
d (cm)

15
10
5
0
0 5E-12 1E-11
B (Tesla)

Gambar 5. 5 Grafik B vs d 9 Volt


a. Untuk V = 12 Volt

12 Volt

30
25
20
d (cm)

15
10
5
0
0 5E-12 1E-11

B (Tesla)

Gambar 5. 6 Grafik B vs d 12 Volt


V. PEMBAHASAN
Pembahasan memuat tentang membahas data percobaan, hasil error/ralat, prinsip kerja praktikum,
dan semua hal yang penting dan sangat mempengaruhi hasil percobaan dapat ditambahkan dalam
pembahasan. Pembahasan grafik dan penerapan praktikum dalam kehidupan sehari hari dapat dimasukkan
dalam sub bab pembahasan. Penulisan pembahasan minimal 400 kata.
Pada praktikum kali ini membahas tentang medan magnet solenoida. Praktikum kali ini ditujukan
supaya praktikan dapat mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan medan magnet,
kemudian mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua solenoida. Dan
juga untuk mengamati pengaruh arus listrik pada solenoida kedua. Pada dasarnya definisi medan magnet
adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.
Percobaan kali ini kita mendapatkan beberapa data yaitu yang pertama adalah rerata kuat arus dan
ketidakpastiannya, kedua rerata kuat medan magnet dan ketidakpastiannya, ketiga nilai rapat medan
magnet dan ketidakpastiannya, dan yang keempat adalah nilai gaya Lorentz dan ketidakpastiannya. Data
tersebut diperoleh dari memvariasikan tegangan dan jarak besi dengan solenoida.
Untuk yang pertama adalah tegangan 6 volt dengan panjang 15 cm mendapatkan nilai rerata kuat
arusnya adalah 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,11 ± 0,01) 𝑚𝐴 panjang 20 cm mendapatkan nilai rerata 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ =
(0,58 ± 0,01) 𝑚𝐴, panjang 25 cm mendapatkan nilai kuat arus sebesar 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,24 ± 0,01) 𝑚𝐴.
Kedua dengan tegangan 9 volt panjang 15 cm menghasilkan nilai rerata kuat arus dan ketidakpastiannya
adalah 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,56 ± 0,01) 𝑚𝐴, panjang 20 cm dengan nilai kuat arus 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,75 ± 0,05) 𝑚𝐴,
panjang 25 cm menghasilkan nilai sebesar 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,44 ± 0,02) 𝑚𝐴. Ketiga dengan tegangan 12 volt
panjang 15 cm menghasilkan nilai rerata kuat arus sebesar 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,79 ± 0,02) 𝑚𝐴, panjang 20 cm
menghasilkan nilai sebesar 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,97 ± 0,01) 𝑚𝐴, dan panjang 25 cm menghasilkan nilai rerata
kuat arus sebesar 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (0,97 ± 0,01) 𝑚𝐴.
Kemudian mendapatkan nilai rerata kuat medan magnet dengan tegangan 6 volt panjang 15 cm
menghasilkan nilai kuat medan sebesar 𝐻 ̅ ± ∆𝐻 ̅ = (3,80 𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla, panjang 20 cm
̅ ̅
menghasilkan nilai 𝐻 ± ∆𝐻 = (2,02 𝑥 10 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla, dan panjang 25 cm menghasilkan nilai
−6

kuat medan magnet sebesar 𝐻 ̅ ± ∆𝐻̅ = (1,43 𝑥 10−6 ± 0,02 𝑥 10−6 Tesla. Tegangan 9 volt dengan panjang
15 cm, 20 cm, 25 cm menghasilkan kuat medan magnet sebesar 𝐻 ̅ ± ∆𝐻̅ = (4,85 𝑥 10−6 ± 0,02 𝑥 10−6 )
̅ ̅ −6 −6 ̅ ̅
Tesla, 𝐻 ± ∆𝐻 = (2,83 𝑥 10 ± 0,01 𝑥 10 ) Tesla, 𝐻 ± ∆𝐻 = (2,83 ± 0,01) Tesla. Tegangan 12 volt
dengan panjang 15 cm, 20 cm, dan 25 cm menghasilkan nilai kuat medan magnet sebesar 𝐻 ̅ ± ∆𝐻̅ = (6,03
−6 −6 ̅ ̅
𝑥 10 ± 0,01 𝑥 10 ) Tesla, 𝐻 ± ∆𝐻 = (3,32 𝑥 10 −6 −6 ̅ ̅
± 0,01 𝑥 10 ) Tesla, dan 𝐻 ± ∆𝐻 = (1,96
𝑥 10−6 ± 0,01 𝑥 10−6 ) Tesla.
Lalu dari data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan nilai rapat medan magnet dengan tegangan
6 volt dan panjang 15 cm, 20 cm, dan 25 cm menghasilkan nilai rapat medan magnet sebesar 𝐵 ± ∆𝐵 =
4,78 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, 𝐵 ± ∆𝐵 = 2,54 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, dan 𝐵 ± ∆𝐵 =
1,80 𝑥 10−12 ± 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎. Tegangan 9 volt dengan variasi panjang yang sama menghasilkan
nilai sebesar 𝐵 ± ∆𝐵 = 6,09 𝑥 10−12 ± 0,03 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, 𝐵 ± ∆𝐵 = 3,56 𝑥 10−12 ±
0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, dan 𝐵 ± ∆𝐵 = 2,16 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎. Yang terakhir tegangan 12 volt
menghasilkan nilai rapat medan magnet sebesar 𝐵 ± ∆𝐵 = 7,58 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, 𝐵 ± ∆𝐵
= 4,17 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎, dan 𝐵 ± ∆𝐵 = 2,46 𝑥 10−12 ± 0,01 𝑥 10−12 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎.
Data yang diperoleh dapat digunakan dan diolah untuk menentukan nilai gaya Lorenz. Tegangan 6
volt dengan variasi panjang yaitu 15 cm, 20 cm, dan 25 cm menghasilkan nilai gaya Lorenz sebesar 𝐹 ±
∆𝐹 = 0,81 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, 𝐹 ± ∆𝐹 = 0,22 𝑥 10−15 ± 0,004 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, dan
𝐹 ± ∆𝐹 = 0,07 𝑥 10−15 ± 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛. Untuk tegangan sebesar 9 volt menghasilkan nilai
sebesar ±∆𝐹 = 1,44 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, 𝐹 ± ∆𝐹 = 0,41 𝑥 10−15 ±
−15 −15 −15
0,03 𝑥 10 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, dan 𝐹 ± ∆𝐹 = 0,14 𝑥 10 ± 0,01 𝑥 10 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛. Dan yang terakhir untuk
tegangan 12 volt menghasilkan nilai sebesar ±∆𝐹 = 2,06 𝑥 10−15 ± 0,02 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, 𝐹 ± ∆𝐹 =
0,61 𝑥 10−15 ± 0,01 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛, dan 𝐹 ± ∆𝐹 = 0,19 𝑥 10−15 ± 0,003 𝑥 10−15 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛.
Melalui praktikum ini dapat diketahui bahwa kegunaan medan magnet sangat dibutuhkan oleh
manusia contohnya adalah alat - alat medis, perindustrian, dan lain lain. Oleh karena itu, praktikum ini
sangat penting dilakukan karena dapat mengasah ilmu dan memperdalam ilmu. Faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya medan magnet solenoida adalah kuat medan magnet, permeabilitas ruang
kosong, kuat arus yang mengalir, dan jumlah lilitan persatuan panjang.
Analisis data dari grafik diketahui hubungan antara kuat medan magnet dengan panjang solenoida
dan rapat medan magnet dengan panjang solenoida adalah jarak solenoida sangat berpengaruh terhadap
kuat medan magnet dan rapat medan magnet. Semakin besar jarak solenoida, maka semakin kecil nilai
medan magnet dan kerapatan medan magnet.
Prinsip kerja dari percobaan medan magnet solenoida ini adalah jika terdapat batang besi dan
ditempatkan sebagian panjangnya di dalam solenoida, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam
solenoida saat arus dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakann tuas, membuka pintu, atau
megoperasikan relay.
Adapun kesalahan-kesalahan pada praktikum medan magnet solenoida kali ini, diantaranya adalah
Kesalahan dalam memasang rangkaian, kemudian adalah faktor alat praktikum yang sudah tidak bekerja
dengan baik. Lalu ada faktor kesalahan dalam pengoperasian alat praktikum, Lalu kesalahan dalam
pembulatan hasil penghitungan praktikum sehingga hasil penghitungan nya tidak tepat. Dan terakhir ada
faktor praktikan kurang memahami materi praktikum yang dilaksanakan.

VI. KESIMPULAN
Pada percobaan ini didapat bahwasannya ada 3 prinsip yang melandasi Medan Magnet Solenoida yaitu
Gaya Lorentz, Hukum Ampere dan Hukum Biot Savart. Praktikum ini dilakukan dengan cara mengamati
medan magnet yang timbul berdasarkan variasi jarak antara lain sebesar 15 cm, 20 cm, dan 25 cm.
Pengaruh arus listrik pada solenoida yaitu jarak, dimana semakin besar jarak semakin kecil medan magnet
dan kerapatan medan magnet yang dihasilkan. Hubungan antara kuat medan magnet dengan panjang
solenoida dan rapat medan magnet dengan panjang solenoida adalah jarak solenoida sangat berpengaruh
terhadap kuat medan magnet dan rapat medan magnet. Semakin besar jarak solenoida, maka semakin kecil
nilai medan magnet dan kerapatan medan magnet. Kuat medan magnet (H) pada solenoida bergantung
pada muatan yang bergerak berdasarkan hukum Biot Savart. Dalam sebuah penghantar berarus listrik yang
berada di dalam medan magnet, akan timbul gaya lorentz (F) yang sebanding dengan kuat medan magnet
(H). Saat arus mengalir pada solenoida, akan timbul pula sifat medan magnet yaitu rapat medan magnet
(B). Rapat medan magnet (B) dapat dihitung berdasarkan hukum ampere dan nilainya sebanding dengan
arus yang mengalir. dapat kita simpulkan dalam kehidupan sehari hari terdapat banyak hal hal yang
berhubungan dengan medan magnet solenoida pada bel listrik, relai, telepon, kunci pintu listrik, dan lain-
lain.

DAFTAR PUSTAKA
[1] David Halliday and Robert Resnick, Fisika Edisi ke-3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1984
[2] Giancoli, Douglas C., Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga,
2014

[3] Tipler, Paul A., Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2001

[4\] F. Capozzi, G. Piro, L. A. Grieco, G. Boggia, and P. Camarda, “Downlink Packet Scheduling in
LTE Cellular Networks: Key Design Issues and a Survey,” IEEE Commun. Surv. Tutorials, vol. 15, no.
2, pp. 678–700, 2013.

Anda mungkin juga menyukai