Anda di halaman 1dari 22

MODUL 5

MEDAN MAGNETIK

Nama Praktikan : Valerie Chow

Nama Anggota Kelompok : Bergema Johanri Silalahi (101322109)

Willy Otfort Mangindaan (101322111)

Fadhillah Amalia Nasywa (101322113)

Valerie Chow (101322115)

NIM : 101322115

Kelas : PE2C

Tanggal Praktikum : 9 Mei 2023

Pimpinan Praktikum : Isna Rizkydianita Septrima


I. INTISARI
Praktikum Modul 5 yang berjudul Medan magnet memiliki tujuan untuk
menentukan arah medan magnet pada berbagai bentuk kawat (lurus,
melingkar,solenoid), menentukan tegangan primer dan sekunder pada transformeter,
dan menentukan arus pada kumparan. Pada praktikum ini terdapat 3 percobaan, yaitu
percobaan medan magnet di sekitar kawat berarus, percobaan elektromagnetika, dan
percobaan transformeter. Percobaan medan magnet di sekitar kawat berarus dilakukan
dengan cara menghubungkan kawat dengan sumber listrik (catu daya) yang belum
dinyalakan kemudian kompas disusun disekitar kawat yang sedang diuji (kawat lurus,
kawat melingkar, dan solenoid) sesuai dengan penunjuk yang telah tertera, lalu diamati
arah jarum kompas pada saat kawat belum dialiri arus. Selanjutnya, dilakukan
pengamatan terhadap kawat berarus. Pada pengamatan ini, catu daya dinyalakan
sehingga arus dapat mengalir pada kawat, kemudian diamati pengaruh dari arus listrik
tersebut terhadap arah jarum Kompas. Arah jarum Kompas menunjukkan arah medan
magnet pada kawat yang sedang diuji. Percobaan kedua dilakukan pengumpulan data
sudut yang terbentuk pada Kompas saat kumparan saat dialiri arus. Percobaan kedua
dilakukan dengan cara menyusun rangkaian yang terdiri atas catu daya, kumparan,
saklar, dan pontesiometer. Rangkaian disusun dengan urutan catu daya dengan saklar,
kemudian saklar dengan pontesiometer yang kemudian dihubungkan dengan kumparan,
lalu ujung kumparan lainnya akan dihubungkan dengan catu daya (12 V). Setelah
rangkaian terbentuk, pertama – tama dilakukan pengukuran derajat dengan kompas
dalam kondisi kumparan pada saat dialiri listrik dan pada saat tidak dialiri listrik.
Percobaan ketiga, percobaan transformeter akan digunakan kumparan 500 lilitan dan
100 lilitan, multimeter, dan saklar. Pada percobaan ini, mula – mula, dibuat alat
transformeter yang terdiri dari kumparan 500 lilitan sebagai kumparan primer, dan
kumparan 1000 lilitan sebagai kumparan sekunder. Selanjutnya, kumparan primer
dihubungkan dengan sumber listrik (AC), setelah rangkaian terbentuk, catu daya dan
saklar dinyalakan, kemudian digunakan multimeter untuk mengukur tegangan pada
kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada percobaan transformeter dengan
sumber tegangan listrik 2V hingga 6V, kumparan 500 lilitan akan berperan sebagai
kumparan primer, sedangkan pada percobaan dengan sumber tegangan 8V hingga 12
V, kumparan 1000 lilitan akan berperan sebagai kumparan primer. Berdasarkan
percobaan 1 pengmatan medan maget di sekitar kawat berarus didapatkan bahwa pada
kawat lurus, medan magnet kawat setelah diberi arus akan memiliki arah medan magnet
yang mengelilingi kawat searah jarum jam bila polaritas A (+) dan B (-), pada polaritas
A (-) dan B (+), arah medan magnet akan berlawanan jarum jam. Bahasa Selanjutnya,
pada kawat melingkar yang telah dialiri arus pada polaritas A (+) dan B (-), dan
polaritas A (-) dan B (+) mengalami arah medan magnet yang masuk dan keluar secara
bersamaan di sisi kanan dan sisi kiri dari kawat melingkar. Pada kawat solenoid, medan
magnet akan memutari setiap putaran dari kawat solenoid. Percobaan kedua yang
merupakan pengamatan elektromagnetika pada kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan
pada dua kondisi yaitu dengan inti udara dan besi. Pada kumparan 500 liliran dengan
inti udara dan besi pada polaritas (+) (-) dan (-) (+) didapatkan besar sudut yang
terbentuk secara berturut – turut adalah 290°, 220°, 270°, 250° dengan arus sebesar
188.9 A. Pada kumparan 1000 lilitan dengan inti udara dan besi pada polaritas (+) (-)
dan (-) (+) didapatkan besar sudut yang terbentuk secara berturut – turut adalah
210°, 145°, 190°, 140° dengan besar arus 219 A. Pada percobaan transformater
tegangan primer (kumparan 500 lilitan) dan tegangan sekunder (kumparan 1000 lilitan)
pada sumber tegangan 2V, 4V, dan 6V didapatkan hasil secara berturut – turut adalah
𝑉𝑝 = 2.3 𝑉 ; 4.6 𝑉; 𝑑𝑎𝑛 6.9 𝑉 dan 𝑉𝑠 = 3.9 𝑉; 8.0 𝑉; 12.18 𝑉 , kemudian pada
percobaan transformater tegangan primer (kumparan 1000 lilitan) dan tegangan
sekunder (500 lilitan) pada sumber tegangan 8 V, 10 V, dan 12 V didapatkan hasil secara
berturut – turut 𝑉𝑝 = 9.18 𝑉 ; 11.53 𝑉; 𝑑𝑎𝑛 13.87 𝑉 an 𝑉𝑠 = 4.3 𝑉; 5.5 𝑉; 𝑑𝑎𝑛 6.6 𝑉.
Pada kawat yang tidak dialiri arus listrik, kompas tidak menunjukkan arah yang
signifikan, sedangkan pada kawat yang dialiri arus listrik terlihat terdapat perubahan
pada kompas yang menunjukkan adanya medan magnet pada sekitar kawat tersebut
sehingga dapat disimpulkan bahwa medan magnet dapat terbentuk akibat adanya arus
listrik.
Kata Kunci : , Arus Listrik Kawat, Kumparan Medan Magnet,
II. PENDAHULUAN
2.1.Tujuan
- Menentukan arah medan magnet pada kawat lurus.
- Menentukan arah medan magnet pada kawat melingkar.
- Menentukan arah medan magnet pada solenoid.
- Menentukan tegangan primer dan sekunder pada transformeter.
- Menentukan arus pada kumparan..
2.2.Dasar Teori
Medan magnet adalah suatu area di sekitar magnet yang dipengaruhi oleh gaya
magnetic. 1Medan magnet dapat terbentuk akibat adanya magnet permanen dan
kawat yang dialiri arus listrik. 2 Magnet sendiri memiliki dua kutub yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Medan magnet yang berasal dari magnet (batang magnet,
jarum magnet, dll) digambar sebagai garis garis yang berasal dari kutub utara
menuju kutub selatan.3 Arah garis medan magnet dari magnet murni dapat terlihat
pada gambar 1.1.

Gambar 1 1. Medan magnet dari magnet permanen.

1
(Sari, Prihandono, & Sudarti, 2015)
2
(Rizkydianita & Elmianto, 2022)
3
(Sari, Prihandono, & Sudarti, 2015)
Medan magnet tidak hanya dapat muncul akibat adanya magnet. Medan
magnet dapat terbentuk dari kawat yang dialiri arus listrik. Medan magnet yang
terbentuk akibat kawat yang dialiri arus akan memiliki arah medan magnet yang
berbeda – beda berdasarkan bentuk dari kawat yang dialiri listrik. Pada kawat
lurus, bentuk garis medan magnet akan berbentuk lingkaran yang mengelilingi
kawat dengan arah medan magnet yang tegak lurus dengan kawatnya seperti yang
dapat terlihat pada gambar 1.2. Berbeda dengan kawat lurus, pada kawat
berbentuk loop ataupun melingkar akan menghasilkan medan magnet yang lebih
terpusat pada bagian tengah dibandingkan pada bagian luar seperti yang dapat
terlihat pada gambar 1.3. Solenoid, kawat yang berbentuk banyak loop akan
memiliki arah medan magnet yang seragam pada pusat solenoid, dan medan
magnet yang terbentuk diluar solenoid akan lebih lemah. 4

Arah dari medan magnet yang berbeda – beda berdasarkan bentuk dari
kawat yang dialiri arus ini akan lebih mudah dipahami dengan adanya kaidah
tangan kanan. Kaidah tangan kanan kedua merupakan kaidah yang dapat
digunakan untuk menentukan arah dari medan magnet dan arus yang mengaliri
kawat. Penentuan arah medan magnet dengan kaidah tangan kanan dapat
dilakukan dengan ibu jari mengikuti arah dari arus yang mengaliri kawat, dan 4
jari lainnya yang menutup merupakan arah dari medan magnet. Kaidah ini dapat
terlihat pada gambar 1.4.

Gambar 1 2

4
(Anonim, 2018)
Gambar 1 3

Gambar 1 4

Medan magnet yang dihasilkan kawat berarus dapat dijelaskan melalui


prinsip dari hukum biot-savart. Hukum Biot – Savart adalah prinsip dasar dalam
elektromagnetika yang digunakan untuk menentukan arah dan besar dari medan
magnet yang dihasilkan. Hukum Biot- Savart dapat dinyatakan dalam pesamaan
𝜇𝑜 𝐼 𝑑𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃
⃗=
𝑑𝐵
4𝜋 𝑟2
Persamaan 1

𝜇𝑜 𝐼 𝑑𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝐵= ∫
4𝜋 𝑟2
Persamaan 2

Dengan;
𝜇𝑜 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1.26 × 10−6 𝑇𝑚/𝐴
𝑟 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛
𝑟̂ = 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟
Persamaan Biot – Savart dapat digunakan berbeda – beda sesuai dengan
penerapan bentuk dari kawat penghantar arus listrik. Berikut persamaan –
persamaan yang digunakan untuk menentukan besar medan magnet pada bentuk
kawat tertentu;5
a. Kawat Lurus

𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
2𝜋
Persamaan 3

Gambar 1 5

b. Lingkaran Berarus

𝜇𝑜 𝐼
𝐵=𝑁
2𝑎

Gambar 1 6

c. Ujung Solenoida
- Pusat Solenoida

5
(Muqoyyanah, n.d.)
Gambar 1 7

𝑁𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
𝐿
Persamaan 4

- Ujung Solenoida
𝑁𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
2𝐿
Persamaan 5

2.3.Daftar Peralatan
Nama Alat Jumlah
Catu Daya 1
Kawat Penghantar Solenoid 1
Multimeter Digital 2
Saklar SPST 1
Kabel Probe 5
Kumparan 1000 Lilitan 1
Kawat Penghantar lurus 1
Kawat Penghantar Melingkar 1
Inti Besi berbentu U dan I 1
Potensiometer 50 Ohm 1
Kompas Kecil 10
Kompas Besar 1
Kumparan 500 lilitan 1
2.4.Prosedur Percobaan
Percobaan 1 : Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan
Solenoid.
1. Alat – Alat disiapkan sesuai Tabel 2.3.1.
2. Rangkaian disusun sesuai dengan gambar yang telah tertera. Catu daya
dipastikan mati dan rangkaian saklar terbuka. Tegangan output dari catu daya
dipilih sebesar 2C DC.
a) Bagian A. Medan Magnet disekitar Kawat Lurus.

Gambar 2.4. 1

b) Bagian B. Medan Magnet di sekitar Kawat Melingkar

Gambar 2.4. 2

c) Bagian C. Medan Magnet disekitar Solenoid.


Gambar 2.4. 3

3. Beberapa kompas kecil ditepatkan pada permukaan kotak transparan,


- Bagian A : mengitari kawat lurus vertical.
- Bagian B : mengitari kawat melingkar, dan 1 kompas kecil ditempatkan di
tengah – tengah lingkaran.
- Bagian C : ditengah – tengah solenoid.
Semua jarum kompas mula – mula ( sebelum dialiri tegangan ) diamati dan
dicatat.
4. Catu daya dinyalakan dan saklar di set ON. Perubahan arah jarum kompas
diamati, dan dicatat.
5. Sketsa ola garis – garis medan magnet di sekitar kawat lurus vertical
digambarkan berdasarkan arah jarum kompas.
6. Catu daya dimatikan, kemudian, kabel penghubung antara 2 port catu daya
ditukar sehingga polaritasnya terbalik.
7. Catu daya kembali dinyalakan dan perubahan arah jarum jam kompas diamati
dan dicatat.
Percobaan 2 : Elektromagnetika
1. Rangkaian disusun seperti pada gambar, catu daya dan saklar dipastikan dalam
posisi OFF.
- Kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan digunakan
- Multimeter digital digunakan sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A DC
- Kompas besar diletakkan pada salah satu ujung kumparan, kompas dan
kumparan diatur agar jarum kompas tegak lurus terhadap sumbu kumparan.
Gambar 2.4. 4

2. Output tegangan catu daya dipilih 12 V DC.


3. Catu daya dinyalakan dan saklar di – set ON.
4. Knob Potensiometer diputar pada skala kasar pertama, dan arus yang melalui
rangkaian pada multimeter diamati dan dicatat.
5. Sudut dan arah simpangan diamati searah jarum jam atau berlawanan jarum jam,
kemudia hasilnya dicatat untuk kasus – kasus berikut ;
- 500 lilitan dengan inti udara
- 500 liliran dengan inti besi berbentuk I.
6. Langkah (5) diulangi untuk kumparan 1000 lilitan.
7. Ujung – ujung kabel yang terpasang pada catu daya ditukar agar polaritasnya
terbalik. Kemudian Langkah (5) dan (6) diulangi.
8. Knob pada potensiometer diputar agar nilai arus yang terbaca di Multimeter
berubah.
9. Langkah (5) sampai (7) diulangi untuk beberapa nilai arus yang melalui
rangkaian.

Percobaan 3 : Transformator
1. Rangkaian disusun seperti pada gambar, catu daya dan saklar dipastikan dalam
posisi OFF.
- Kumparan 500 lilitan dipasang sebagai kumparan primer, dan 1000 lilitan
sebagai kumparan sekunder.
- Dua multimeter dengan batas ukur 20V AC digunakan.
Gambar 2.4. 5

2. Output tegangan catu daya sebesar 2V AC dipilih.


3. Catu daya dinyalakan, dan saklar di set ON, kemudian tegangan kumparan
primer dan sekunder pada multimeter dicatat hasilnya.
4. Saklar di set OFF, kemudian Langkah (3) diulangi untuk tegangan catu daya 4V
dan 6V AC.
5. Saklar di set OFF, kemudian posisi kumparan ditukar.
6. Langkah (3) diulangi untuk tegangan catu daya 8V, 10V, dan 12V AC
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Percobaan 1
Tabel 3. 1
Percobaan 2

Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Percobaan Elektromagnetika.

Simpangan Jarum
Kumparan
Kompas
No Arus (A)
Jumlah Sudut Arah
Inti
Lilitan (Derajat) (SJ/BJ)
500 Udara 290 SJ
500 Besi 220 SJ
1 188.9
1000 Udara 210 SJ
1000 Besi 145 SJ
500 Udara 270 SJ
500 Besi 250 SJ
2 219
1000 Udara 190 SJ
1000 Besi 140 SJ

Percobaan 3
1. Isi hasil pengamatan ke dalam Tabel 4.4. berikut:
Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator
Tegangan Jumlah Lilitan
Catu Daya Kumparan Kumparan Vp (V) Vs (V)
(V) Primet, Np Sekunder, Ns
Kasus 1. Kumparan primer 500 dan Kumparan sekunder 1000
2V 500 1000 2.3 3.9
4V 500 1000 4.6 8.0
6V 500 1000 6.9 12.18
Kasus 2. Kumparan primer 1000 dan Kumparan sekunder 500
8V 1000 500 9.18 4.3
10 V 1000 500 11.53 5.5
12 V 1000 500 13.87 6.6

2. Sketsa grafik tegangan primer terhadap tegangan sekunder untuk masing – masing
kasus pada Tabel Digambar.
Kasus 1
Vp
8
y = 0.5555x + 0.1409
7
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14

Kasus 2

Vp

16
14
y = 2.0379x + 0.3861
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7

3. Kemiringan masing – masing grafik dihitung kemudian dibandingkan dengan


Np/Ns pada Tabel. Hasilnya dicatat.
Kasus 1
y = 1.8x - 0.2533
𝑁𝑝
= 1.8
𝑁𝑠
Kasus 2
y = 0.4904x – 0.1862
𝑁𝑝
= 0.4904
𝑁𝑠
IV. PEMBAHASAN
Dari percobaan 1 dapat dilihat bahwa sebelum dialiri arus listrik pada kawat,
arah jarum kompas mengarah pada arah utara, namun setelah dialiri arus listrik
terlihat pada jarum kompas terbentuk arah yang melingkari kawat lurus tersebut.
Selain pada kawat lurus, pada kawat melingkar dan solenoid juga terlihat adanya
perubahan yang terjadi pada jarum kompas saat kawat dialiri arus listrik. Jarum
kompas – kompas yang diletakkan mengelilingi kawat tersebut membentuk lintasan
atau bentuk tertentu yang mengelilingi kawat. Hal ini membuktikan dengan adanya
arus listrik yang mengaliri sebuah penghantar, akan terdapat medan magnet yang
dihasilkan. Berdasarkan hasil percobaan ini dapat dibuktikan bahwa hukum biot –
savart telah terbukti.
Pada percobaan 1 dilakukan penukaran polaritas untuk melihat perubahan
yang terjadi pada jarum kompas. Dengan dirubahnya polaritas, dapat terlihat
adanya perbedaan yang terjadi yaitu akan selalu berlawanan arah antara probe (+)
(-) dan probe (-) (+). Hal ini dapat terjadi karena jika probe listrik diubah, maka
arah arus yang mengaliri kawat juga akan berubah.
Besar medan magnet yang dihasilkan kumparan dipengaruhi oleh beberapa
factor, seperti arus listrik, jumlah lilitan, bentuk kumparan, permeabilitas, dan
jarak dari kumparan. Factor – factor yang mempengaruhi medan magnet ini sesuai
dengan yang telah dinyatakan dalam persamaan biot savart. Arus listrik
berbanding lurus dengan medan magnet, maka semakin besar arus yang mengaliri
kumparan tersebut maka medan magnet akan semakin besar, selain nilainya araj
listrik juga akan mempengaruhi arah dari medan magnet yang dihasilkan.
Selanjutnya, jumlah lilitan juga berbanding lurus dengan medan magnet, sehingga
semakin banyak lilitan suatu kumparan, medan magnet juga akan semakin besar.
Bentuk dari kumparan juga mempengaruhi medan magnet yang dihasilkan, karena
dengan bentuk tertentu arah medan magnet akan berubah. Permeabilitas ruang
disekitar kumparan akan mempengaruhi besar medan magnet, namun pada
umumnya permeabilitas magnetic dinyakanan dengan konstanta vakum yaitu
1.26 × 10−6𝑇𝑚/𝐴 . Terakhir, jarak dari kumparan yaitu jarak antara
kumparan dan titik pengamatan, nilai jarak berbanding terbalik dengan
medan magnet, maka semakin besar jarak yang ada akan semakin kecil nilai
medan magnet yang dihasilkan.
Medan magnetic diluar kawat solenoid tidak berhingga dapat ditentukan
dengan hukum biot savart. Medan magnet diluar kawat solenoid akan lebih lemah
dibandingkan dengan medan magnet diluar solenoid. Besar medan magnet pada
luar solenoid dengan panjang tak hingga dapat ditentukan dengan menanggap
bahwa lilitan per satuan panjang tidak terbatas. Persamaan untuk menentukan
𝑁
medan magnetic adalah 𝐵 = 𝜇𝑜 𝑙 𝐼 = 𝜇𝑜 𝑛𝐼 . 6 Arah dari medan magnet pada

solenoid ditentukan melalui kaidah tangan kanan dengan catatan telah diketahui
arah dari arus listrik yang mengaliri solenoid.
Perbandingan jumlah kumparan primer – sekunnder dengan perbandingan
tegangan primer – sekunder pada trafo adalah sebanding. Semakin banyak lilitan
pada kumparan maka semakin besar juga tegangan yang dihasilkan.
Trafo step up adalah trafo yang digunakan untuk menaikkan tegangan.
Transformator yang berfungsi sebagai trafo step up adalah transformeter yang
memiliki jumlah lilitan yang banyak pada kumparan sekunder. Sebalikya, trafo step
down adalah trafo yang digunakan untuk mengubah nilai tegangan menjadi lebih
kecil. Trafo step down ditandai dengan transformator yang memiliki jumlah lilitan
lebih banyak pada gulungan primernya dibandingkan dengan gulungan sekunder.
Transformator atau trafo digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak – balik (AC). Pada arus listrik AC akan timbul fluks magnetic yang
dapat menyebabkan arus induksi di kumparan sekunder, dan pada saat arus yang
mengalir pada kumparan primer konstan maka tidak ada perubahan fluks magnetic
sehingga arus kumparan sekunder nol. Transformator tidak dapat bekerja tegangan
pada arus searah (DC) karena arus dc tida akan mengakibatkan perubahan fluks
magnetic sehingga tidak akan menghasilkan arus induksi.7

6
(Anonim, Pertemuan 09 : Hukum Ampere)
7
(P.princes, n.d.)
V. KESIMPULAN
1. Arah medan magnet pada kawat arus listrik lurus melingkar mengelilingi kawat
seperti yang tertera pada tabel 3.1.
2. Arah medan magnet pada kawat arus listrik melingkar melingkar tertera pada tabel
3.1.
3. Arah medan magnet pada kawat arus listrik melingkar melingkar tertera pada tabel
3.1.
4. Tegangan primer dan sekunder pada transformeter dapat terlihat pada tabel 3.3.
5. Arus pada kumparan dengan polaritas yang (+) (-) dan (-) (+) secara berturut – turut
188.9 A dan 219 A.

VI. REFERENSI
Anonim. (2018). Magnet Jenis Magnet dan Pembentukannya dalam Pembelajaran. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
Anonim. (n.d.). Pertemuan 09 : Hukum Ampere. In Fisika Dasar II PE2C 13111. Universitas
Pertamina.
Muqoyyanah. (n.d.). Medan Magnetik. Retrieved from
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Medan_Magnetik.pdf
P.princes. (n.d.). Retrieved from https://roboguru.ruangguru.com/question/transformator-hanya-
dapat-bekerja-pada-arus-ac-karena-_Uj7Emp2Vxgj
Rizkydianita, I., & Elmianto, R. (2022). Modul 5 : Medan Magnetik. In Modul Praktikum Fisika
Dasar II . Universitas Pertamina.
Salbiah, D. (2018). Mengenal Medan Magnet. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN.
Sari, R. E., Prihandono, T., & Sudarti. (2015). APLIKASI MEDAN MAGNET EXTREMELY
LOW FREQUENCY (ELF) 100µT DAN 300µT PADA PERTUMBUHAN TANAMAN
TOMAT RANTI. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4 No.2, 164 - 170.
Yosaphat Sumarti, d. (2009). In Konsep dasar Ipa di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai