MEDAN MAGNETIK
NIM : 101322115
Kelas : PE2C
1
(Sari, Prihandono, & Sudarti, 2015)
2
(Rizkydianita & Elmianto, 2022)
3
(Sari, Prihandono, & Sudarti, 2015)
Medan magnet tidak hanya dapat muncul akibat adanya magnet. Medan
magnet dapat terbentuk dari kawat yang dialiri arus listrik. Medan magnet yang
terbentuk akibat kawat yang dialiri arus akan memiliki arah medan magnet yang
berbeda – beda berdasarkan bentuk dari kawat yang dialiri listrik. Pada kawat
lurus, bentuk garis medan magnet akan berbentuk lingkaran yang mengelilingi
kawat dengan arah medan magnet yang tegak lurus dengan kawatnya seperti yang
dapat terlihat pada gambar 1.2. Berbeda dengan kawat lurus, pada kawat
berbentuk loop ataupun melingkar akan menghasilkan medan magnet yang lebih
terpusat pada bagian tengah dibandingkan pada bagian luar seperti yang dapat
terlihat pada gambar 1.3. Solenoid, kawat yang berbentuk banyak loop akan
memiliki arah medan magnet yang seragam pada pusat solenoid, dan medan
magnet yang terbentuk diluar solenoid akan lebih lemah. 4
Arah dari medan magnet yang berbeda – beda berdasarkan bentuk dari
kawat yang dialiri arus ini akan lebih mudah dipahami dengan adanya kaidah
tangan kanan. Kaidah tangan kanan kedua merupakan kaidah yang dapat
digunakan untuk menentukan arah dari medan magnet dan arus yang mengaliri
kawat. Penentuan arah medan magnet dengan kaidah tangan kanan dapat
dilakukan dengan ibu jari mengikuti arah dari arus yang mengaliri kawat, dan 4
jari lainnya yang menutup merupakan arah dari medan magnet. Kaidah ini dapat
terlihat pada gambar 1.4.
Gambar 1 2
4
(Anonim, 2018)
Gambar 1 3
Gambar 1 4
𝜇𝑜 𝐼 𝑑𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝐵= ∫
4𝜋 𝑟2
Persamaan 2
Dengan;
𝜇𝑜 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1.26 × 10−6 𝑇𝑚/𝐴
𝑟 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛
𝑟̂ = 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟
Persamaan Biot – Savart dapat digunakan berbeda – beda sesuai dengan
penerapan bentuk dari kawat penghantar arus listrik. Berikut persamaan –
persamaan yang digunakan untuk menentukan besar medan magnet pada bentuk
kawat tertentu;5
a. Kawat Lurus
𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
2𝜋
Persamaan 3
Gambar 1 5
b. Lingkaran Berarus
𝜇𝑜 𝐼
𝐵=𝑁
2𝑎
Gambar 1 6
c. Ujung Solenoida
- Pusat Solenoida
5
(Muqoyyanah, n.d.)
Gambar 1 7
𝑁𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
𝐿
Persamaan 4
- Ujung Solenoida
𝑁𝜇𝑜 𝐼
𝐵=
2𝐿
Persamaan 5
2.3.Daftar Peralatan
Nama Alat Jumlah
Catu Daya 1
Kawat Penghantar Solenoid 1
Multimeter Digital 2
Saklar SPST 1
Kabel Probe 5
Kumparan 1000 Lilitan 1
Kawat Penghantar lurus 1
Kawat Penghantar Melingkar 1
Inti Besi berbentu U dan I 1
Potensiometer 50 Ohm 1
Kompas Kecil 10
Kompas Besar 1
Kumparan 500 lilitan 1
2.4.Prosedur Percobaan
Percobaan 1 : Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan
Solenoid.
1. Alat – Alat disiapkan sesuai Tabel 2.3.1.
2. Rangkaian disusun sesuai dengan gambar yang telah tertera. Catu daya
dipastikan mati dan rangkaian saklar terbuka. Tegangan output dari catu daya
dipilih sebesar 2C DC.
a) Bagian A. Medan Magnet disekitar Kawat Lurus.
Gambar 2.4. 1
Gambar 2.4. 2
Percobaan 3 : Transformator
1. Rangkaian disusun seperti pada gambar, catu daya dan saklar dipastikan dalam
posisi OFF.
- Kumparan 500 lilitan dipasang sebagai kumparan primer, dan 1000 lilitan
sebagai kumparan sekunder.
- Dua multimeter dengan batas ukur 20V AC digunakan.
Gambar 2.4. 5
Simpangan Jarum
Kumparan
Kompas
No Arus (A)
Jumlah Sudut Arah
Inti
Lilitan (Derajat) (SJ/BJ)
500 Udara 290 SJ
500 Besi 220 SJ
1 188.9
1000 Udara 210 SJ
1000 Besi 145 SJ
500 Udara 270 SJ
500 Besi 250 SJ
2 219
1000 Udara 190 SJ
1000 Besi 140 SJ
Percobaan 3
1. Isi hasil pengamatan ke dalam Tabel 4.4. berikut:
Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator
Tegangan Jumlah Lilitan
Catu Daya Kumparan Kumparan Vp (V) Vs (V)
(V) Primet, Np Sekunder, Ns
Kasus 1. Kumparan primer 500 dan Kumparan sekunder 1000
2V 500 1000 2.3 3.9
4V 500 1000 4.6 8.0
6V 500 1000 6.9 12.18
Kasus 2. Kumparan primer 1000 dan Kumparan sekunder 500
8V 1000 500 9.18 4.3
10 V 1000 500 11.53 5.5
12 V 1000 500 13.87 6.6
2. Sketsa grafik tegangan primer terhadap tegangan sekunder untuk masing – masing
kasus pada Tabel Digambar.
Kasus 1
Vp
8
y = 0.5555x + 0.1409
7
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Kasus 2
Vp
16
14
y = 2.0379x + 0.3861
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
solenoid ditentukan melalui kaidah tangan kanan dengan catatan telah diketahui
arah dari arus listrik yang mengaliri solenoid.
Perbandingan jumlah kumparan primer – sekunnder dengan perbandingan
tegangan primer – sekunder pada trafo adalah sebanding. Semakin banyak lilitan
pada kumparan maka semakin besar juga tegangan yang dihasilkan.
Trafo step up adalah trafo yang digunakan untuk menaikkan tegangan.
Transformator yang berfungsi sebagai trafo step up adalah transformeter yang
memiliki jumlah lilitan yang banyak pada kumparan sekunder. Sebalikya, trafo step
down adalah trafo yang digunakan untuk mengubah nilai tegangan menjadi lebih
kecil. Trafo step down ditandai dengan transformator yang memiliki jumlah lilitan
lebih banyak pada gulungan primernya dibandingkan dengan gulungan sekunder.
Transformator atau trafo digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak – balik (AC). Pada arus listrik AC akan timbul fluks magnetic yang
dapat menyebabkan arus induksi di kumparan sekunder, dan pada saat arus yang
mengalir pada kumparan primer konstan maka tidak ada perubahan fluks magnetic
sehingga arus kumparan sekunder nol. Transformator tidak dapat bekerja tegangan
pada arus searah (DC) karena arus dc tida akan mengakibatkan perubahan fluks
magnetic sehingga tidak akan menghasilkan arus induksi.7
6
(Anonim, Pertemuan 09 : Hukum Ampere)
7
(P.princes, n.d.)
V. KESIMPULAN
1. Arah medan magnet pada kawat arus listrik lurus melingkar mengelilingi kawat
seperti yang tertera pada tabel 3.1.
2. Arah medan magnet pada kawat arus listrik melingkar melingkar tertera pada tabel
3.1.
3. Arah medan magnet pada kawat arus listrik melingkar melingkar tertera pada tabel
3.1.
4. Tegangan primer dan sekunder pada transformeter dapat terlihat pada tabel 3.3.
5. Arus pada kumparan dengan polaritas yang (+) (-) dan (-) (+) secara berturut – turut
188.9 A dan 219 A.
VI. REFERENSI
Anonim. (2018). Magnet Jenis Magnet dan Pembentukannya dalam Pembelajaran. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
Anonim. (n.d.). Pertemuan 09 : Hukum Ampere. In Fisika Dasar II PE2C 13111. Universitas
Pertamina.
Muqoyyanah. (n.d.). Medan Magnetik. Retrieved from
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Medan_Magnetik.pdf
P.princes. (n.d.). Retrieved from https://roboguru.ruangguru.com/question/transformator-hanya-
dapat-bekerja-pada-arus-ac-karena-_Uj7Emp2Vxgj
Rizkydianita, I., & Elmianto, R. (2022). Modul 5 : Medan Magnetik. In Modul Praktikum Fisika
Dasar II . Universitas Pertamina.
Salbiah, D. (2018). Mengenal Medan Magnet. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN.
Sari, R. E., Prihandono, T., & Sudarti. (2015). APLIKASI MEDAN MAGNET EXTREMELY
LOW FREQUENCY (ELF) 100µT DAN 300µT PADA PERTUMBUHAN TANAMAN
TOMAT RANTI. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4 No.2, 164 - 170.
Yosaphat Sumarti, d. (2009). In Konsep dasar Ipa di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
LAMPIRAN