Anda di halaman 1dari 13

MODUL 3

MEDAN MAGNETIK

Nama Praktikan : Aria Jonathan Liwin


NIM : 104120054
Kelas : CV 2 B
Tanggal Praktikum : Selasa, 9 Maret 2021
Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul
I. INTISARI
Praktikum Modul 3 yang berjudul “ Medan Magnetik ” bertujuan untuk memahami
arah medan magnet karena arus yang mengalir pada kawat lurus,kawat melingkar, dan
solenoid, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kuat medan magnet induksi yang
timbul karena arus yang mengalir pada kumparan, dan memahami aplikasi medan
magnetik pada konsep transformator. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan alat
seperti, catu daya, kawat penghantar solenoid, multimeter digital, saklar SPST, kabel
probe, kumparan 1000 lilitan, kawat penghantar lurus, kawat penghantar melingkar, inti
besi berbentuk U dan I, potensiometer 50 Ohm, kompas kecil, kompas besar, dan
kumparan 500 lilitan. Pada praktikum ini dilakukan 3 percobaan yaitu medan magnet di
sekitar kawat lurus, melingkar, dan solenoid; elektromagnetika; dan transformator. Ketiga
percobaan tersebut dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adanya medan magnet
akibat arus yang mengalir pada setiap kawat berarus. Medan magnet dapat digambarkan
dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke
kutub selatan magnet. Sementara di dalam magnet, garis-garis gaya magnet memiliki arah
dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling
berpotongan. Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet.
Jika dua buah magnet dengan kutub yang berbeda didekatkan maka akan memiliki medan
magnet yang besar. Sementara itu, jika dua buah magnet yang memiliki kutub sejenis
didekatkan maka tidak akan terjadi garis-garis gaya magnet yang membentuk medan
magnet. Medan magnet dapat timbul karena 2 hal: adanya magnet permanen dan kawat
yang dialiri arus listrik. Arah medan magnet diilustrasikan dengan garis gaya magnet.
Untuk medan magnet oleh magnet permanen arah garis gaya magnet berawal dari kutub
utara menuju kutub selatan.

Kata kunci : Medan magnetik, Potensiometer, Solenoid, Elektromagnetika, Transformator

II. PENDAHULUAN

1. Tujuan
1. Memahami arah medan magnet karena arus yang mengalir pada kawat lurus, kawat
melingkar, dan solenoid.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kuat medan magnet induksi yang
timbul karena arus yang mengalir pada kumparan.
3. Memahami aplikasi medan magnetik pada konsep transformator.

2. Dasar Teori
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel
membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus
listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah
medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang
vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang
dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.

Gambar 3.1. Medan magnet

Medan magnet merupakan medan gaya yang berada di sekitar benda magnetik atau
di sekitar benda konduktor berarus.  Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-
garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub
selatan magnet. Sementara di dalam magnet, garis-garis gaya magnet memiliki arah dari
kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling
berpotongan. Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan
magnet.  Jika dua buah magnet dengan kutub yang berbeda didekatkan maka akan
memiliki medan magnet yang besar.  Sementara itu, jika dua buah magnet yang
memiliki kutub sejenis didekatkan maka tidak akan terjadi garis-garis gaya magnet yang
membentuk medan magnet.[1]
Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1. Faromagnetik Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk pada
kelompok faromagnetik. Misalnya besi, baja, kobalt, dan nikel.
2. Paramagnetik Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet termassuk pada
kelompok benda paramagnetik. Misalnya magnesium, molibdenum, dan lithium.
3. Diamagnetik Benda-benda yang tidak dapat ditarik magnet masuk dalam kelompok
diamagnetik, seperti perak, emas, tembaga, dan bismut.

Medan magnet dapat timbul karena 2 hal: adanya magnet permanen dan kawat yang
dialiri arus listrik. Arah medan magnet diilustrasikan dengan garis gaya magnet. Untuk
medan magnet oleh magnet permanen arah garis gaya magnet berawal dari kutub utara
menuju kutub selatan, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.1.

Untuk kawat berarus, arah garis gaya magnet mengikuti kaidah tangan kanan (lihat
Gambar 3.2) dan dirumuskan dengan hukum Biot-Savart.

Gambar 3.2. Gambar 3.3.


Garis Gaya Magnet pada Kawat Berarus
Garis Gaya Magnet pada Magnet Permanen

Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa secara umum vektor medan magnet dirumuskan:

μ0 d ś × r^
d B́= (3.1)
4 π r2

dengan
𝜇0 : konstanta permeabilitas udara / vakum (1,26 x 10−6 Tm/A)

𝑟 : jarak antara kawat dengan titik acuan

𝑟̂ : vektor satuan jarak 𝑟

d ś : vektor arah arus

Solenoid adalah suatu lilitan kawat yang berbentuk pegas dan dialiri arus listrik. Secara
umum bagian tengah solenoid bisa diisi suatu inti atau dibiarkan kosong (inti udara/vakum).
Persamaan untuk menghitung kuat medan magnet pada solenoid yang panjangnya tak
berhingga adalah:
𝐵 = 𝜇. 𝑛. 𝑖 (3.2)
Dengan
𝜇 : konstanta permeabilitas inti kumparan
𝑛 : jumlah lilitan per satuan panjang
𝑖 : arus listrik yang mengalir pada kumparan
Transformator (disingkat trafo) adalah suatu alat untuk mengubah tegangan AC menjadi
lebih besar atau lebih kecil. Trafo terdiri dari dua buah kumparan: primer dan sekunder
dengan inti besi berlapis. Kumparan primer dihubungkn ke input tegangan. Pengaturan besar
kecilnya perubahan tegangan pada trafo bergantung dari jumlah lilitan pada kumparan primer
dan sekundernya.
V p Np
= (3.3)
V s Ns
dengan
𝑉𝑝: Tegangan pada kumparan primer

𝑉𝑠: Tegangan pada kumparan sekunder

𝑁𝑝: Jumlah lilitan kumparan primer

𝑁𝑠: Jumlah lilitan kumpran sekunder

Trafo yang digunakan untuk menaikkan tegangan disebut trafo step-up, sedangkan untuk
menurunkan tegangan disebut trafo step-down.
3. Daftar Peralatan
Tabel 2.3. Daftar alat-alat percobaan medan magnetik

Nama Alat Jumlah

Catu daya 1

Kawat Penghantar Solenoid 1

Multimeter Digital 2

Saklar SPST 1

Kabel probe 5

Kumparan 1000 lilitan 1

Kawat Penghantar Lurus 1

Kawat Penghantar Melingkar 1

Inti Besi Berbentuk U dan I 1

Potensiometer 50 Ohm 1

Kompas Kecil 10

Kompas Besar 1

Kumparan 500 lilitan 1

4. Prosedur Percobaan

Pada modul ini dilakukan 3 percobaan yaitu medan magnet di sekitar kawat lurus,
melingkar, dan solenoid; elektromagnetika; dan transformator. Langkah-langkah
percobaan dapat dilihat pada video percobaan.
Percobaan 1: Medan Magnet Di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan Solenoid

a) Bagian A. Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus

1.

b) Bagian B. Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

c) Bagian C. Medan Magnet di Sekitar Solenoid


Percobaan 2: Elektromagnetika

Gambar 3.4. Rangkaian Percobaan Elektromagnetika

Percobaan 3: Transformator

Gambar 3.5. Rangkaian Percobaan Transformator


III. DATA & PENGOLAHAN DATA

Percobaan 1
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Percobaan Medan Magnetik di Sekitar Kawat Berarus
Polarita
Bagian Arah Medan Magnet
s
Percobaan
A B Mula-Mula Setelah Diberi Arus

+ -

Kawat
Lurus

- +

+ -

Kawat
Melingkar

- +

+ -

Solenoid

- +
Percobaan 2

Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Percobaan Elektromagnetika

Kumparan Simpangan Jarum


No. Arus (A) Kompas

Jumlah Inti Sudut Arah


lilitan (derajat) (SJ/BJ)

500 Udara

1 0,2 500 Besi

1000 Udara

1000 Besi

500 Udara

2 500 Besi
0,3
1000 Udara

1000 Besi
Percobaan 3

1. Isi hasil pengamatan ke dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator

Tegangan Catu Daya Jumlah Lilitan


(V) Vp Vs
(V) (V)
Kumparan Kumparan
Primer, Np Sekunder, Ns

Kasus 1. Kumparan primer 500 dan Kumparan sekunder 1000

2V 500 1000

4V 500 1000

6V 500 1000

Kasus 2. Kumparan primer 1000 dan Kumparan sekunder 500

8V 1000 500

10V 1000 500

12 V 1000 500

 Sampel perhitungan Vp/Vs secara teori


V p Np
=
V s Ns
❑ =❑
❑ ❑
=❑
❑=

IV. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN
Pada percobaan modul 3 ini, kawat lurus yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang homogen untuk jarak yang sama dari kawat tersebut. Medan magnet yang
dihasilkan membentuk lingkaran mengelilingi kawat dan arahnya ditentukan menggunakan
kaidah tangan kanan. Ibu jari tangan kanan menyatakan arah arus listrik dan keempat jari
lainnya yang menekuk menunjukkan arah medan magnet.Kawat melingkar yang dialiri arus
listrik pada arah tertentu maka di sumbu pusat lingkaran akan timbul medan magnet dengan
arah tertentu. Medan magnet di sekitar kawat melingkar juga dapat ditentukan dengan kaidah
tangan kanan. Berbeda dengan kawat lurus panjang, pada kawat melingkar ibu jari tangan
kanan menyatakan arah medan magnet dan keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan
arah arus listrik. Jika Solenoida dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada besar kuat arus listrik
dan banyaknya kumparan. Garis-garis gaya magnet pada solenoida merupakan gabungan dari
garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar. Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet
yang sama dengan medan magnet sebuah  magnet batang yang panjang. Kumparan seolah-olah
mempunyai dua kutub, yaitu  ujung  yang  satu  merupakan kutub utara dan ujung kumparan
yang lain merupakan kutub selatan.
A. Arah arus pada kawat lurus
Polaritas (+)(-) = Arah arus menjauhi bidang
Polaritas (-)(+) = Arah arus memasuki bidang

B. Arah arus pada kawat melingkar


Polaritas (+)(-) = Arah arus menjauhi bidang dan mendekai bidang
Polaritas (-)(+) = Arah arus mendekati bidang dan menjauhi bidang
C. Arah arus pada solenoid
Polaritas (+)(-) = Arah arus menjauhi bidang dan mendekai bidang
Polaritas (-)(+) = Arah arus mendekati bidang dan menjauhi bidang

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar medan magnet karena arus yang mengalir pada
kumparan adalah besar kuat arus yang mengalir, jumlah lilitan, dan besar inti besi yang
digunakan. Semakin banyak lilitan dan semakin besar arus listrik yang mengalir, maka
semakin besar medan magnet yang dihasilkan. Selain itu medan magnet yang dihasilkan juga
tergantung pada inti besi yang digunakan.

Contoh pengaplikasian medan magnetik pada konsep transformator adalah Transformator


yang sederhana pada dasarnya terdiri dari dua lilitan kumparan kawat, yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder. Kumparan kawat ini dililitkan pada sebuah besi yang diberi nama inti
besi (core). Kumparan primer yang terus dialiri oleh arus AC menimbulkan medan magnet di
sekitarnya. Kekuatan medan magnet ini dipengaruhi oleh seberapa besarnya arus listrik yang
dialiri. Semakin besar arus listriknya, semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan
magnet yang terjadi di sekitar kumparan primer akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik)
dalam kumparan sekunder. Selanjutnya terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke
kumparan sekunder.

Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik, baik dari tegangan rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang
rendah. Sedangkan pada bagian inti besi trafo biasanya berisi kumpulan lempengan-lempengan
besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis. Kegunaan dari hal tersebut adalah untuk
mempermudah jalannya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta
untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Pada transformator, gandengan medan magnet
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder
melalui prinsip induksi elektromagnet.

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1] Gianto, Kamajaya (2008). Fisika. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.
[2] Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Untuk SMA Kelas XII. Bandung: Grafindo.
[3] Saleh, Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Unismu.
[4] Susilo. 2016. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Fisika
BAB XII Listrik Magnet. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
Dan Tenaga Kependidikan.
[5] Tipler, A. P.,. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Terjemahan Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai