Anda di halaman 1dari 12

MODUL 4

MEDAN MAGNETIK

Nama Praktikan : Shilpya Kurniasih


NIM : 102319043
Kelas : Chemical Engineering - 1
Anggota Kelompok : 1. Nabil Radian Aiman (102319039)
2. Dean Leuwol (102319041)
3. Shilpya Kurniasih (102319043)
4. James Budi Daniel (102319045)
Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020
Asisten Praktikum :
I. INTISARI

Praktikum pada modul 4 yang berjudul “Medan Magnetik” bertujuan untuk


menentukan arah medan magnet dari arus yang mengalir pada kawat lurus, kawat
melingkar, dan selenoid, lalu menentukan besar arus dari aplikasi medan magnetik
pada konsep transformator, serta menentukan tegangan kumparan primer (Vp) dan
tegangan kumparan sekunder (Vs) padas masing-masing multimeter. Praktikum
ini dilakukan dengan cara ... dengan menggunakan ...

Kata kunci:

II. PENDAHULUAN

2.1. Tujuan
1. Menentukan arah medan magnet dari arus yang mengalir pada kawat lurus,
kawat melingkar, dan selenoid.
2. Menentukan besar arus dari aplikasi medan magnetik pada konsep
transformator.
3. Menentukan tegangan kumparan primer (Vp) dan tegangan kumparan
sekunder (Vs) padas masing-masing multimeter.

2.2. Dasar Teori


Medan magnet terdiri dari dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan paling kuat dibandingkan
bagian magnet lainnya. Secara sederhana, medan magnetik dapat dinyatakan
dengan garis garis khayal yang keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan
yang disebut garis-garis medan magnetik atau garis-garis gaya magnetik. Medan
magnetik selain ditimbulkan oleh magnet, juga dapat ditimbulkan oleh arus listrik
dalam suatupenghantar, baik pada penghantar lurus, penghantar melingkar,
maupun selenoid.[1]
Medan magnet dapat timbul karena 2 hal: adanya magnet permanen dan
kawat yang dialiri arus listrik. Arah medan magnet diilustrasikan dengan garis
gaya magnet. Untuk medan magnet oleh magnet permanen arah garis gaya magnet
berawal dari kutub utara menuju kutub selatan, seperti diilustrasikan pada Gambar
4.1.[2]

Gambar 4.1. Garis Gaya Magnet pada Magnet Permanen


Untuk kawat berarus, arah gaya magnet mengikuti kaidah tangan kanan (lihat
Gambar 4.2) dan dirumuskan dengan hukum Biot-Savart. [2]

Gambar 4.2. Garis Gaya Magnet pada Kawat Berarus

Besarnya medan magnet disekitar arus listrik dapat ditentukan dengan


hukum Biot-Savart. Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa besarnya induksi
magnet di suatu titik di sekitar kawat berarus listrik adalah:
1. Berbanding lurus dengan kuat arus yang mengalir pada kawat tersebut.
2. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantarnya.
3. Berbanding lurus dengan sinus sudut yang dibentuk oleh arah arus dengan
garis hubung dari suatu titik ke kawat penghantar.
4. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari titik itu ke kawat
penghantar.
Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa secara umum vektor medan magnet
dirumuskan: [3]

𝑑𝐵 ⃗= 𝜇0 𝑑𝑠 ⃗ 𝑥 𝑟̂
Dengan, 4𝜋 𝑟2 4.1

𝜇0 : konstanta permeabilitas udara / vakum (1,26 x 10-6 Tm/A)


𝑟 : jarak antara kawat dengan titik acuan
𝑟̂ : vektor satuan jarak r
𝑑𝑠 : vektor asrah arus

Solenoid adalah suatu lilitan yang berbentuk pegas dan dialiri arus listrik. Secara
umum bagian tengah selenoid bisa diisi suatu inti atau dibiarkan kosong (inti
udara/vakum). Persamaan untuk menghitung kuat medan magnet pada selenoid
yang panjangnya tak terhingga adalah:[2]

𝐵 = 𝜇.𝑛.𝑖 4.2

Dengan,
𝜇 : konstanta permeabilitas inti kumparan
𝑛 : jumlah lilitan per satuan panjang
𝑖 : arus listrik yang mengalir pada kumparan

Transformator (disingkat trafo) adalah suatu alat untuk mengubah


tegangan AC menjadi lebih besar atau lebih kecil. Trafo berfungsi untuk
menurunkan tegangan listrik PLN yang besar menjadi tegangan lebih rendah
sesuai dengan kebutuhan. Untuk nmenyalurkan energi listrik ke konsumen yang
jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan
mencapai ribuan volt. Untuk itu, diperlukan Trafo . dengan cara itu energi yang
hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan
dapat lebih kecil.[4]
Trafo terdiri dari dua buah kumparan: primer dan sekunder dengan inti
besi berlapis. Kumparan primer dihubungkn ke input tegangan. Pengaturan besar
kecilnya perubahan tegangan pada trafo bergantung dari jumlah lilitan pada
kumparan primer dan sekundernya.[2]

Vp = Np
Vs Ns 4.3

Dengan,
𝑉 𝑝: Tegangan pada kumparan primer
𝑉 𝑠: Tegangan pada kumparan sekunder
𝑁𝑝: Jumlah lilitan kumparan primer
𝑁𝑠: Jumlah lilitan kumpran sekunder

Trafo yang digunakan untuk menaikkan tegangan disebut trafo step-up,


sedangkan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step-down. Pada trafo step-
up digunakan untuk manikkan tegangan, sedangkan pada trafo step-down
digunakan untuk menurunkan tegangan. Pada jenis trafo step-down sering
digunakan pada adaptor untuk menurunkan tegangan.[5]

2.3. Daftar Peralatan


Tabel 2. Alat-alat percobaan
Fungsi
No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Catu Daya 1 Alat untuk power supply.
Kawat Penghantar Alat untuk menghantarkan arus
2. 1
Selenoid listrik.
Alat untuk mengukur tegangan
3. Multimeter Digital 2
listrik, arus listrik, dan resistansi.
4. Saklar SPST 1 Alat untuk penghubung listrik.
5. Kabel Probe 5 Alat untuk kabel penghubung.
Kumparan 1000 Alat untuk mengalirkan arus dan
6. 1
Lilitan tegangan.
Kawat Penghantar Alat untuk menghantarkan arus
7. 1
Lurus listrik.
Kawat Penghantar Alat untuk menghantarkan arus
8. 1
Melingkar listrik.
Inti Besi Alat untuk mempermudah jalan
9. 1
Berbentuk U dan I fluksi.
Potensiometer 50 Alat untuk resistor variabel atau
10. 1
ohm Rheostat.
11. Kompas Kecil 10 Alat untuk menentukan arah.
12. Kompas Besar 1 Alat untuk menentukan arah.
Kumparan 500 Alat untuk mengalirkan arus dan
13. 1
Lilitan tegangan.

2.4. Prosedur Percobaan


2.4.1. Medan Magnet Di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan Selenoid.
1. Siapkan alat-alat sesuai Tabel 4.1
2. Susun rangkaian seperti pada gambar masing-masing Bagian berikut.
Pastikan catu daya mati dan saklar rangkaian terbuka. Pilih tegangan
output dari catu daya sebesar 2V DC.

Gambar 4.3. Bagian A.


Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus

Gambar 4.4. Bagian B.


Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar
Gambar 4.5.
Bagian C. Medan Magnet di Sekitar Solenoid
3. Pada posisi catu daya dan saklar yang masih OFF, tempatkan beberapa
kompas kecil pada permukaan kotak transparan sebagai berikut:
 Bagian A: mengitari kawat lurus vertikal.
 Bagian B: mengitari kawat melingkar, tempatkan pula 1 buah
kompas kecil di tengah-tengah lingkaran.
 Bagian C: di tengah-tengah solenoid.
Kemudian amati dan catat arah semua jarum kompas mula-mula
untuk masing Bagian.

4. Nyalakan catu daya dan set saklar ON. Amati baik-baik perubahan arah
jarum kompas, kemudian catat.
5. Gambar sketsa pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat lurus
vertikal berdasarkan arah jarum kompas.
6. Matikan catu daya. Kemudian tukar kabel penghubung antara 2 port catu
daya sehingga polaritasnya terbalik.
7. Nyalakan kembali catu daya dan amati baik-baik perubahan arah jarun
jam kompas, kemudian catat.

2.4.2. Elektromagnetika
1. Susun rangkaian seperti Gambar 4.6, pastikan catu daya dan saklar
dalam posisi OFF.
 Gunakan kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan.
 Gunakan multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur
10 A DC.
 Letakkan kompas besar pada salah satu ujung kumparan, dan
atur kompas dan kumparan agar jarum kompas tegak lurus
terhadap sumbu kumparan.

Gambar 4.6 Rangkaian Percobaan Elektromagnetika


2. Pilih output tegangan catu daya sebesar 12 V DC.
3. Nyalakan catu daya dan set saklar ON.
4. Putar knob Potensiometer pada skala kasar pertama, dan amati arus yang
melalui rangkaian pada Multimeter. Kemudian catat besar arusnya.
5. Amati sudut dan arah simpangan (searah jarum jam (SJ) atau
berlawanan (BJ) dan catat hasilnya untuk kasus-kasus berikut:
 500 lilitan dengan inti udara.
 500 lilitan dengan inti besi berbentuk I.
6. Ulangi langkah (5) untuk kumparan 1000 lilitan.
7. Tukar ujung-ujung kabel yang terpasang pada catu daya agar
polaritasnya terbalik. Kemudian ulangi langkah (5) dan (6).
8. Putar knob Potensiometer agar nilai arus yang terbaca di Multimeter
berubah. Kemudian catat besar arusnya.
9. Ulangi langkah (5) sampai (7) untuk beberapa nilai arus yang melalui
rangkaian. Catat Hasilnya pada Tabel 4.3.

2.4.3. Transformator
1. U Susun rangkaian seperti Gambar 4.7, pastikan catu daya dan saklar
dalam posisi OFF.
 Pasang kumparan 500 lilitan sebagai kumparan primer, dan 1000
lilitan sebagai kumparan sekunder.
 Gunakan dua Multimeter dengan batas ukur 20V AC.
2. Pilih output tegangan catu daya sebesar 2 V AC.

Gambar 4.7. Rangkaian Percobaan Transformator


3. Nyalakan catu daya dan set saklar ON, kemudian baca tegangan
kumparan primer dan sekunder pada masing-masing multimeter. Catat
hasilnya
4. Set saklar OFF, kemudian ulangi langkah (3) untuk tegangan catu daya
4V dan 6V AC.
5. Set saklar OFF, kemudian tukar posisi kumparan (kumparan 1000 lilitan
sekarang menjadi kumparan primer.
6. Ulangi langkah (3) untuk tegangan catu daya 8V, 10V dan 12V AC.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3.1. Data Fisis Laboratorium
Suhu ruangan (T) = …℃ KTP = … ℃
Tekanan udara (P) = … mmHg KTP = … mmHg
3.2. Medan Magnet Di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan Selenoid.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Percobaan Medan Magnetik di Sekitar Kawat
Beraru.
3.3. Elektromagnetika.
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Percobaan Elektromagnetika

3.4. Transformator.
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator.

IV. PEMBAHASAN
Jadi,
V. KESIMPULAN
1. Dalam
2. Dalam
3. Dalam

VI. REFERENSI
[1]. Ambarwanti, D. 2010. Medan Magnet Fisika SMA/MA. Jakarta : PT.
Gramedia
[2]. Ahmad, D., dkk. 2020. Modul Praktikum Fisika Dasar II 2019/2020.
Jakarta: Universutas Pertamina.
[3]. Fatmaryanti, D.S. 2019. Fisika Dasar Kemagnetan. Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
[4]. Giancoli, Douglas. 2011. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
[5]. Abdullah, M. 2018. Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi
Bandung

Anda mungkin juga menyukai