Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA LANJUTAN
MUATAN SPESIFIK ELEKTRON

Tanggal Pengumpulan : Rabu, 6 Mei 2020


Tanggal Praktikum : Kamis, 30 April 2020
Waktu Praktikum : 7.30-10.00 WIB

Nama : Dedi Erjuanda


NIM : 11180163000018
Kelompok : 7 (Tujuh)
Anggota : Mozi Pradinata (11180163000004)
Muhammad Daffa Febrian (11180163000008)
Kelas : Tadris Fisika 4A

LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN


JURUSAN TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
GELOMBANG MIKRO

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari peristiwa pembelokan elektron di dalam medan magnet.
2. Menentukan pengaruh tegangan terhadap arus listrik.
3. Menentukan medan magnet B sebagai fungsi potensial pemercepat
elektron U pada jari-jari lintasan r tetap.
4. Menentukan jari-jari r lintasan elektron sebagai fungsi potensial
pemercepat elektron U pada medan magnet B tetap.
5. Menentukan muatan spesifik elektron.

B. DASAR TEORI
Percobaan JJ. Thomson pada tahun 1897 menunjukkan bahwa sinar
dalam tabung katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan
magnetic, sehingga dapat diketahui bahwa sinar tersebut mengandung
partikel-partikel yang bermuatan listrik (Gunawan, 2010: 3).
Elektro merupakan partikel sub atom yang bermuatan negative dan
umumnya ditulis sebagai 𝑒 − . Elektron tidak memiliki komponen dasar
ataupun substriktur apapun yang diketahui sehingga ia dipercayai sebagai
partikel elementer. Pengukuran nilai muatan elektron (𝑒 − ) dapat diketahui
setelah percobaan yang dilakukan oleh JJ. Thomson yaitu dengan
menggunakan peralatan tabung sinar katoda yang dilengkapi dengan medan
listrik dan medan magnet (Ruwanto, 2007: 22).
Elektron yang dihasilkan filamen (yang berlaku sebagai katoda), akibat
proses elektron akan dipercepat kearah anoda yang mempunyai beda tegangan
(V) terhadap katoda. Elektron tersebutu bergerak dalam medan magnet
seragam (akibat kumparan Helmholtz), sehingga terjadi perubahan arah dari
kecepatan elektron tanpa merubah kelajuannya, sehingga elektron akan
bergerak melingkar. Pada gerak melingkar ini besar gaya sentripetal sama
dengan besar gaya medan magnet pada elektron tersebut. (Winada, 2013).
Jika kecepatan pada saat lepas dari katoda karena proses pemanasan
diabaikan, maka kelajuan elektron v pada saat melewati anoda dapat dihitung
berdasarkan hukum kekekalan energi sebagai berikut:
1 2𝑒𝑣
𝑚𝑣 2 = 𝑒𝑣 atau 𝑣 = √ 𝑚
2
Elektron yang bergerak dengan kecepatan v tegak lurus terhadap medan
magnet homogen B, akan melakukan gerak melingkar dengan jari-jari R
karena pengaruh gaya Lorentz, 𝐹 = 𝑒𝑉𝐵 yang berfungsi sebagai gaya
sentripetal.
𝑚𝑣 2 𝑚𝑣 𝑒 2𝑣
𝑒𝑣𝐵 = 𝑅 atau 𝑒𝐵 = 𝑅 maka 𝑚 = 𝑟 2𝐵2
Medan magnet dihasilkan oleh kumparan Helmholtz yang tersusun atas dua
kumparan sejajar dan terletak dalam satu sumbu dengan jari-jari r. Jika
didalam kumparan Helmholtz tersebut dialiri arus listrik I dengan arah yang
sama, maka akan dihasilkan medan magnet homogen yang sejajar dengan
sumbu kumparan tersebut.
8 𝜇 𝑁𝐼
𝐵 = 5√5 0𝑅 atau 𝐵 = 𝑘𝐼
𝑒 1
𝑣 = 𝑚 2 𝑟 2𝑘 2𝐼2
4 𝑁
𝑘 = 𝜇0 (5)1/2 𝑅 (David Halliday dan Robert Resnick, 1984).

C. ALAT DAN BAHAN

No. Gambar Alat dan Bahan

1. Fine beam tube

2. Kumparan Helmholtz

3. Catu daya DC 0-20V

4. Catu daya DC 0-500V

5. Multimeter analog
6. Meteran 2m

Teslameter dan B-probe


7.
tangential

D. LANGKAH PERCOBAAN
Penentuan Muatan Spesifik Elektron dengan Diameter Tetap 8 cm

No. Gambar Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan


1.
yang akan digunakan

Tutuplah fine beam tube dan


kumparan helmholtz dengan
2.
kardus agar berkas elektron
dapat terlihat

Geserlah pembatas alat ukur


3. sebelah kiri dan kanan sebesar 8
cm

Nyalakan catu daya kumparan


Helmholtz dan atur arus
4. listriknya sehingga berkas
electron melengkung
membentuk lintasan tertutup.
Set tegangan pemercepat
sebesar 300 V, kemudian
aturlah arus kumparan
5. Helmhotz sehingga berkas
electron membentuk lintasan
melingkar dengan diameter 8
cm

6. Catat data yang didapatkan

Penentuan Muatan Spesifik Elektron dengan Arus Listrik Tetap

No. Gambar Langkah Kerja


Atur tegangan pemercepat
electron 300V kemudian
berikan arus 1A ke kumparan
Helmhotz
1.

Geser pembatas sebelah kanan


sehingga berkas electron
2. sebelah kanan sejajar dengan
tepi dalam pembatas
Ukur diameter lintasan dengan
cara mengukur jarak antara
3.
kedua tepi dalam pembatas

Catatlah hasil pengamatan yaitu


besar diameter
4.

Kalibrasi Medan Magnet

No. Gambar Langkah Kerja

Untuk melakukan kalibrasi


medan magnet nyalakan catu
daya DC 20 Vdan catu daya DC
500V harus dalam keadaan mati
1.
dan pastikan arus listrik serta
tegangan yang mengalir pada
kumparan bernilai 0

Hubungkan tangensial B-probe


dengan teslameter dengan kabel
multicore, kemudian pasang
2.
pada tiang penyangga. Dan
nyalakan teslameter kemudian
putar saklar

3. Ukurlah besar medan magnet


Catat medan magnet B yang
terukur setiap kenaikan arus
4.
kumparan Helmholtz sebesar
0,5 A dari 0 sampai 3A

E. DATA PERCOBAAN
Penentuan Muatan Spesifik Elektron dengan Diameter Tetap 8 cm
No U (volt) I (A)
1 200 1,04
2 210 0,97
3 220 1
4 230 1,11
5 240 1,13
6 250 1,04
7 260 1,26
8 270 1,19

Penentuan Muatan Spesifik Elektron dengan Arus Listrik Tetap


Diameter D (cm)
No U (volt)
I=1A I = 1,5 A
1 200 6,8 4,8
2 210 7,1 4,5
3 220 9,1 7,2
4 230 8,5 6,8
5 240 8 5,5
6 250 9 5
7 260 9,5 6,5
8 270 9 6

Kalibrasi Medan Magnet B Terhadap Arus Listrik I

No I (A) B (mT) No I (A) B (mT)


1 0,0 1,84 5 2,0 0,64
2 0,5 1,53 6 2,5 0,30
3 1,0 1,25 7 3,0 -0,01
4 1,5 0,95

F. ANALISIS DATA
Pada praktikum muatan spesifik elektron memiliki 3 percobaan yang mana
yang harus dilakukan. Percobaan yang pertama yaitu mengukur arus listrik
dengan diameter yang tetap yaitu 8 cm dan tegangan yang diubah-ubah
dengan range mulai 200-270 V. Percobaan ini menentukan arus listrik dengan
ditandai adanya berkas elektron yang harus melingkar yang mana harus
memiliki diameter 8 cm. Dengan tegangan yang diubah-ubah mulai dari range
200-270 V sehingga ketika tegangannya selalu dinaikkan pada kelipatan 10 V
arusnya apakah arus pada kumparan helmholtz tersebut akan naik, tetap atau
bahkan turun. Namun menurut teori jika tegangan dinaikkan maka arus pun
akan naik karena pada praktikum ini nilai tegangan berbanding lurus dengan
arus.
Untuk melihat berkas elektron dibutuhkan medium yang gelap sehingga
praktikan menutup fine beam tube menggunakan kardus sehingga praktikan
dapat mengamati berkas elektron tersebut dengan mudah. Karena jika tidak
ditutupi dengan kardus, praktika tidak dapat mengetahui apakah berkas
elektron tersebut mengenai bahan konduktor atau tidak.
Hasil nilai arus yang diukur yang ditampilkan dalam data percobaan
ternyata berbeda-beda ketika tegangannya diubah-ubah. Perbedaan arus
tersebut tidak linier artinya tidak selalu meningkat bahkan pada 210 V arus
senilai 0,97 A seharusnya arus harus linier meningkat tidak turrun ketika
tegangannya selalu dinaikan. Namun jika dilihat dari percobaan awal dan
akhir ketika tegangan dinaikkan arus pun naik. Praktikan menduga terdapat
kesalahan ketika tegangan diubah-ubah, berkas elektron di dalam fine beam
tube tidak sepenuhnya mengenai bahan konduktor tersebut sehingga arusnya
akan berbeda daripada yang semestinya yang mana ketika nilai tegangan
selalu dinaikkan maka nilai arus pun akan naik karena tegangan berbanding
lurus dengan arus. Berkas elektron seharusnya berbentuk parabola atau
setengah lingkaran agar berkas elektron tersebut sepenuhnya mengenai katoda,
jika berkas elektron tidak mengenai bahan konduktor, ia akan berbentuk
lingkaran penuh.
Selanjutnya pada percobaan penentuan muatan spesifik elektron dengan
arus listrik tetap. Arus dibiarkan tetap senilai 1 A dan 1,5 A namun diameter
akan selalu berubah ketika tegangannya diubah-ubah dari range 200-270 V
dengan kelipatan 10 V tiap percobaannya. Ternyata berdasarkan hasil
pengukuran pada data percobaan semakin besar tegangan yang diberikan maka
semakin besar jari-jari orbital baik ketika arus 1 A maupun 1,5 A yang artinya
nilai tegangan berbanding lurus dengan jari-jari atau diameter orbital berkas
elektron.
Pada percobaan terakhir yaitu penentuan kalibrasi medan magnet B
terhadap arus listrik I. Ternyata didapatkan medan magnet akan menurun
ketika arus dinaikkan dari range 0,0 A hingga 3,0 A dengan kelipatan 0,5 A
setiap percobaannya.
Pada video praktikum di youtube ada beberapa variable yang menentukan
muatan spesifik elektron yaitu tegangan, medan magnet, arus listrik, dan jari-
jari orbital. Percobaan di video sama seperti percobaan pada praktikum
langsung namun di dalam video tidak ada menentukan kalibrasi medan
magnet.
Pada video praktikum di youtube, ketika katoda dialiri arus listrik, katoda
tersebut akan berpijar karena tumbukan elektron-elektron didalamnya
sehingga dapat menyebabkan elektron dari katoda dan memasuki daerah
medan magnet dari kumparan yang dialiri arus listrik. Jika arah kecepatan
elektron tersebut tegak lurus dengan arah medan magnet, maka elektron
tersebut akan bergerak melingkar di dalam tabung katoda. Gaya magnetic
memberikan gaya sentripetal yang diperlukan agar terjadi gerak melingkar.
Pada video ketika ingin melihat dan mengamati berkas elektron, ruangan
yang dijadikan penelitian harus gelap agar dapat mengetahui berkas elektron
tersebut apakah mengenai bahan konduktor tersebut atau tidak. Karena ketika
berkas elektron tidak mengenai bahan konduktor yang berada dalam fine beam
tube, berkas elektron akan berbentuk lingkaran penuh. Tetapi ketika mengenai
bahan konduktor berkas elektron akan berbentuk setengah lingkaran atau
parabola.

G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan praktikum muatan spesifik elektron adalah sebagai
berikut:
1. Pembelokan elektron terjadi karena medan listrik dan medan magnet.
2. Nilai tegangan listrik berbanding lurus dengan arus listrik.
3. Medan magnet berbanding terbalik dengan arus listrik.
4. Jari-jari orbital atau diameter berbanding lurus dengan tegangan.
5. Muatan spesifik electron dapat diperoleh dengan besar muatan elektron per
satuan massa elektron.

H. KOMENTAR
1. Praktikan harus berhati-hati dalam melakukan percobaan karena sangat
memengaruhi data percobaan.
2. Terdapat gambar langkah percobaan yang tidak sesuai dengan
percobaannya.
3. Terdapat data percobaan yang tidak sesuai dengan teori.
4. Masih belum didapatkan hasil untuk muatan spesifik elektron, apa muatan
spesifiknya?
5. Pada video, tidak memiliki suara dan bagaimana melakukan langkah
kerjanya, sehingga terasa kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David, Robert Resnick. 1998. Fisika Jilid 1 Terjemahan. Jakarta:


Erlangga.
Gunawan. 2010. Laporan Akhir Muatan Spesifik Elektron (e/m). Bandung: tidak
diterbitkan.
Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika. Yogyakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai