Prak.: 05
TEKNIK MEKATRONIKA Kelas :
MATA PELAJARAN DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA Nama :
Koordinator Prak.(paraf) :
PRAKTEK ELEKTRONIKA ANALOG
A. Tujuan Praktikum
1. Siswa paham karakteristik dioda, dan membuat kurva karakteristik dioda.
2. Siswa paham karakteristik dioda zener, dan mengukur tegangan dan arus pada dioda
zener.
3. Siswa paham karakteristik LED, membuat kurva karakteristik LED, dan paham
penggunaan LED.
4. Siswa mampu menguji transistor bipolar PNP dan NPN.
5. Siswa paham karakteristik FET, dan membuat kurva karakteristik FET.
6. Siswa paham karakteristik SCR, dan paham penggunaan SCR
7. Siswa paham karakteristik UJT, dan paham pengoperasian UJT.
B. Dasar Teori
1. Karakteristik Dioda
Jika semikonduktor tipe-p dan tipe disatukan pada sebuah persimpangan, dioda
pn-junction akan terbentuk. Lubang dan elektron bergabung tetapi hanya untuk
wilayah sempit tepat di persimpangan. Alasan daerah sempit rekombinasi adalah
bahwa tipe p menjadi bermuatan negatif ketika lubang pindah ke plynund, tipe n
menjadi bermuatan positif saat elektron pindah ke tipe p. Daerah sempit disebut
daerah penipisan atau muatan ruang.
Gambar 3-1 (a), bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber
listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi
tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang
positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya
penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron di dalam
dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup.
Gambar 3-1 (b), bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber
listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi
tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion
negatif tertarik ke sisi katoda (tipe N) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif
tertarik ke sisi anoda (tipe P) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion
tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron,
sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik
tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian
terbuka.
Gambar 3-1. Dioda Kondisi Bias Maju (a) dan Bias Mundur (b)
2. Karakteristik Dioda Zener
Dioda Zener memiliki karakteristik yang akan mengalirkan arus listrik
berlawanan arah jika mendapat tegangan yang lebih besar dari tegangan tembus atau
zener (breakdown voltage) sesuai ukuran dioda zener tersebut. Besarnya tegangan
tembus atau zener ini terdiri dari berbagai jenis seperti 5 volt, 9 volt dan biasanya
besar tegangan tersebut tertera pada badan dioda zener itu sendiri.
Perbedaan dengan dioda biasa yaitu pada dioda zener yang dipasangkan dalam
posisi rangkaian reverse bias (bias mundur) akan mengalirkan arus listrik yang
berlawanan arah ketika tegangan yang diberikan melebihi batas tegangan tembus
(breakdown voltage) atau zener tersebut. Sedangkan dioda biasa hanya akan
mengalirkan arus listrik ke satu arah saja. Dioda zener sendiri jika diberikan tegangan
pada posisi rangkaian forward bias (bias maju), dioda zener akan memberi drop
voltage sekitar 0,6 volt seperti pada dioda yang dibuat dari silicon.
Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki sisi ekslusif pada
daerah breakdownnya, sehingga dioda ini dapat dimanfaatkan sebagai komponen
dalam rangkaian stabilizer atau pembatas tegangan. Pada dasarnya struktur dioda
zener hampir sama dengan dioda biasa pada umumnya, hanya konsentrasi doping saja
yang berbeda. Karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda pada umumnya,
namun pada daerah breakdown dimana ketika bias mundur mencapai tegangan
tembus (breakdown voltage) maka arus dioda naik dengan cepat. Daerah breakdown
inilah yang kemudian menjadi tegangan referensi dari penerapan dioda zener tersebut.
Tabel. 3.1
IF (mA) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
VF (V)
g. Masukkan nilai IF dan VF yang diperoleh pada gambar grafik 3-3 dibawah dengan
memberikan tanda titik. Kemudian gambar kurva halus yang melalui titik – titik
tersebut. Kurva ini adalah kurva karakteristik Dioda.
Tabel. 3.2
Tegangan Input
Posisi VR1 Tegangan ZD Arus ZD
(melalui VR1-2)
Reference Poin
Fully CW
f. Ulangi langkad d dan e untuk melengkapi table 3.3 dengan menyesuaikan nila IF.
g. Masukkan lai IF dan VF dati table 3.3 ke gambar 3-8 grafik kurva dengan
memberi tanda titik. Ini adalah kurva arus pada LED.
Gambar. 3-8
h. Membalik polaritas catu daya, dan mengukur tegangan antaran terminal LED.
Apakah LED menyala atau mati ? ………………………….
4. Karakteristik Transistor
a. Siapkan modul KL - 13007 dan modul KL – 21001 dan hubungkan module KL –
21001 cari TR1 (NPN) dan TR2 (PNP) pada lokasi C.
b. Setel saklar pemilih multimeter ke posisi x100. Hubungkan probe hitam ke
terminal B dari TR1 dan probe merah ke terminal E, ukur dan catat resistansi
maju Rf. Kemudian pindahkan probe merah ke terminal C, ukur dan catat
resistansi maju Rf pada table 3.4.
c. Setel saklar pemilih multimeter ke posisi x10K. Hubungkan probe hitam ke
terminal B dari TR1 dan probe merah ke terminal E, ukur dan catat resistansi
maju Rf. Kemudian pindahkan probe merah ke terminal C, ukur dan catat
resistansi balik Rr pada table 3.4.
d. Ulangi langkah c dan d untuk TR2
Tabel 3.4
Resistansi Rf Rf Rr Rr
Transistor B-E B-C B-E B-C
TR 1
TR 2
e. Pada KL – 13007 temukan blok c dan buat rangkaian seperti gambar 3-8 dan
gambar 3-9.
j. Ulangi langkah h dan i untuk nilai lain VCE dan selesaikan table 3.5.
k. Atur arus basis IB = 20µA dengan memutar VR2 kearah kanan untuk
mendapatkan VR6 = 0.2 V.
l. Putar VR3 untuk VCE = 1V
m. Ukur penurunan tegangan pada R7. Dengan menggunakan hukum ohm, hitung
arus colektor. Dan catat hasisnya pada table 3.6.
Tabel. 3.6
IB = 20 µA
VCE (V) 1 2 3 4 5 6
IC (mA)
n. Ulangi langkah h dan i untuk nilai lain VCE dan selesaikan table 3.6.
o. Atur arus basis IB = 30µA dengan memutar VR2 kearah kanan untuk
mendapatkan VR6 = 0.3 V.
p. Putar VR3 untuk VCE = 1V
q. Ukur penurunan tegangan pada R7. Dengan menggunakan hukum ohm, hitung
arus colektor. Dan catat hasisnya pada table 3.6.
Tabel. 3.7
IB = 30 µA
VCE (V) 1 2 3 4 5 6
IC (mA)
r. Masukkan nilai pada table 3.5 ke gambar 3-10 grafik kurva dengan memberi
tanda titik. Kurva ini adalah kurva karakteristik IC VS VCE. Untuk IB = 10 µA.
s. Ulangi langkah r untuk kurva pada table 3.6 (IB = 20 µA dan table 3.7 (IB = 30 µA).
E. Kesimpulan
1. Karakteristik Dioda
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
2. Karakteristik Dioda Zener
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
3. Karakteristik LED
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
4. Karakteristik Transistor
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….