Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak
menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi
sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit arus
bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias). Pada saat tegangan di
Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap, resistansi diantara Emitor dan
Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik (reverse current) juga akan berkurang.
Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor
akan mengalir. Hal ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat
bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung kembali
dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang di doping ringan).
Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini kemudian mulai
menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.
Rangkaian ekivalen UJT terdiri dari sebuah dioda dan dua buah resistor.
Intrinsic standoff ratio didefenisikan sebagai:
𝑟𝐵1 𝑟𝐵1
𝑚= + 𝑟𝐵2 = ............................................(3.1)
𝑟𝐵2 𝑟𝐵𝐵
Resistansi internal total rBB disebut dengan resistansi antar basis (interbase
resistance). Untuk menyulut UJT, VEB1 harus lebih besar dari Vp, dimana:
Gambar 3.4 (a) Susunannya. (b) Susunan ekivalen. (c) Rangkaian ekivalen. (d) Lambang
rangkaian
b. Medium-Current.
Medium-Current TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40
ampere dan mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt .
2 0.116 0,79 0,113 0,8 0,009 1,89 0,009 1,96 0,112 0,84 0,105 0,9
Tabel 3.7 Pengukuran Diodapada Karakteristik V–I(Reverse)dengan Multimeter
Bias reverse Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD
(A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1
0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2
0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5
1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0
1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5
Pada pemeriksaan kondisi dari dioda digunakan alat ukur multimeter analog.
Pada pengukuran resistansi dioda diberikan kondisi biasforward dengan switch
range bernilai 0,1 Ω sedangkan pada kondisi reverse bias switch range bernilai 10K
Ω. Setelah melakukan pengukuran barulah bisa diketahui kondisi baik buruknya
suatu dioda.
Dioda merupakan komponen elektronika yang hanya dapat mengalirkan arus
satu arah yaitu dari anoda ke katoda, dioda dikatakan berkondisi baik bila tahanan
bernilai tidak terhingga pada kondisi reverse bias, dioda memiliki nilai tahanan
berbeda-beda saat berkondisi forward bias tergantung spesifikasi dioda itu sendiri.
Nilai tahanan tidak terhingga pada kondisi reverse bias diakibatkan oleh kaoda
mendapatkan arus bernilai positif dan anoda mendapatkan arus bernilai negatif,
sehingga tidak terjadi gaya tarik-menarik.
A. Dioda Penyearah
Berikut merupakan hasil percobaan praktikum pemeriksaan kondisi dioda
penyearah dapat dilihat pada tabel 3.13
Tabel 1.16 Data Hasil Pemeriksaan Kondisi Dioda Penyearah
Keadaan
Resistansi Dioda
diode
No Jenis dan tipe diode Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)
IN 4002 Analog 2,5 ∞
Dioda
1 Ge
penyearah Analog 2 ∞
IN34
Dari data pada tabel diatas diketahui bahwa dioda penyearah IN 4002 dan
GE IN 34 berada pada kondisi baik. Karena pada kondisi bias forward dioda memiliki
nilai tahanan sebesar 2,5Ω untuk IN 4002 dan 2Ω untuk GE IN 34, sehingga arus
listrik dapat mengalir dari anoda menuju katoda. Sedangkan pada kondisi reverse
bias menunjukan tahanan bernilai tidak terhingga, sehingga arus listrik tidak dapat
mengalir dan tertahan pada dioda.
B. Dioda Zener
Berikut merupakan hasil percobaan praktikum pemeriksaan kondisi dioda
zener dapat dilihat pada tabel 1.17.
Tabel 1.17 Data Hasil Pemerikasaan Kondisi Dioda Zener
Keadaan
Resistansi Dioda
Jenis dan tipe diode
No Multimeter
diode Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)
Dioda 5,1 V Analog 5 ∞
1 zener 1
9V Analog 4,5 ∞
W
Dari data pada tabel diatas diketahui bahwa dioda zener 5,1 V dan 9 V
berada pada kondisi baik. Karena pada kondisi bias forwarddioda zener memiliki
nilai tahanan sebesar 5Ω untuk dioda zener 5,1V dan 4,5Ω pada dioda zener 9V
sehingga arus listrik dapat dialirkan dari anoda menuju katoda. Sedangkan pada
kondisi reverse biasdioda zener menunjukan tahanan bernilai tidak terhingga,
dengan nilai tahanan tidak terhingga ini arus listrik tidak dapat dialirkan.
Dari data pada tabel diatas diketahui pemeriksaan kondisi LED redpada
kondisi bias forward menunjukan nilai tahanan sebesar 170 Ωdan reverse
biasmenunjukan nilai tahanan sebesar 200Ω, kondisi tersebut tidak sesuai dengan
karakteristik dari dioda yaitu hanya memiliki nilai tahanan tertentu pada kondisi bias
forwarddan tahanan bernilai tidak terhingga pada kondisi reverse bias. Sehingga
LED reddapat dikatakan berkondisi tidak layak.
Pada pemeriksaan kondisi LED green, bias forward LED green menunjukan
tahanan sebesar 56 Ωdan pada kondisi reverse biastahanan bernilai tidak terhingga.
Sehingga LED green dapat dikatakan berkondisi baik.
D. Dioda Varaktor
Berikut merupakan hasil percobaan praktikum pemeriksaan kondisi dioda
varaktor dapat dilihat pada tabel 1.19.
Tabel 1.19 Data Hasil Pemerikasaan Kondisi Dioda Varaktor
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)
Dioda
1 MV 2209 Analog 2,5 ∞
varaktor
Dari data pada tabel diatas diketahui bahwa dioda varaktor berada pada
kondisi baik. Karena pada kondisi bias forward dioda varactor memiliki nilai tahanan
sebesar 2,5Ω dengan tahanan yang tidak cukup besar maka arus listrik dapat
mengalir dari anoda menuju katoda. Sedangkan pada kondisi reverse bias
menunjukan tahanan bernilai tidak terhingga, sehingga arus listrik tidak dapat
mengalir dan tertahan pada dioda.
1.6.1. Analisa Karakteristik V-I (dengan Multimeter)
Tabel 1.20 dan 1.21 adalah hasil pengukuran arus dan tegangan pada dioda
dengan kondisi bias forward dan reverse bias :
Tabel 1.20 Pengukuran Dioda pada Karakteristik V–I (Forward) dengan Multimeter
Bias forward Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD
(A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,0 0,032 0,74 0,031 0,74 0,003 0,104 0 1,07 0,026 0,8 0,022 0,83
1,5 0,11 0,79 0,109 0,8 0,043 1,47 0.001 1,40 0,105 0,84 0,1 0,89
2 0.116 0,79 0,113 0,8 0,009 1,89 0,009 1,96 0,112 0,84 0,105 0,9
Tabel 1.21 Pengukuran Dioda pada Karakteristik V–I (Reverse) dengan Multimeter
Bias reverse Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD
(A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1
0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2
0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5
1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0
1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5
0.116
0.1 0.111
0.05
0.032
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
-0.05
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
Dari gambar 3.15 arus listrik nilainya meningkat saat diberikan tegangan
0,5 Volt dalam kondisi bias forward, arus listrik semakin meningkat setelah
mendapatkan tegangan lebih dari 0,7 Volt, karena tegangan kerja dari dioda ini
adalah 0,7 Volt. Pada kondisi reverse bias arus tidak dapat mengalir sehingga arus
listrik sama dengan 0 A.
Berdasarkan pada persamaan 1.2 dapat diperoleh nilai VD untuk dioda jenis
silikon adalah 0.7 Volt, sehingga dapat dihitung secara matematis nilai arus pada
dioda jenis IN 4002 sebagai berikut :
1,0 − 0,7
Vs = 1,0 Volt maka I = = 0,03 A
10
1,5 − 0,7
Vs = 1,5 Volt maka I = = 0,08 A
10
2,0 − 0,7
Vs = 2,0 Volt maka I = = 0,13 A
10
Dari data yang didapatkan melalui hasil percobaan dan hasil perhitungn
persamaan maka dapat diketahui persentase kesalahan pada ID dengan
menggunakan persamaan 1.3 sebagai berikut :
0,03 − 0,032
% Kesalahan = | | × 100 % = 6,67 %
0,03
0,08 − 0.11
% Kesalahan = | | × 100 % = 37,5 %
0,08
0,13 − 0,116
% Kesalahan = | | × 100 % = 10,7 %
0,13
ID (A) ID (A)
No Vin Kesalahan (%)
(Pengukuran) (Teori)
Dari data yang telah ada dioda merupakan komponen elektronika yang
dapat digunakan sebagai penghambat arus pada kondisi reverse bias dengan nilai
tahanan mencapai tidak terhingga, sedangkan pada kondisi bias forward memiliki
nilai tahanan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dioda IN 4002 berada
dalam kondisi baik, karena tidak menghantarkan arus pada kondisi reverse bias.
Pada tabel 1.22 dapat ditarik analisis terdapat kesalahan pengukuran yang
disebabkan oleh perbedaan antara nilai arus listrik hasil pengukuran dengan nilai
arus listrik hasil dari persamaan atau teori, kesalahan pengukuran menggunakan
faktor persentase karena dapat dengan mudah dipahami seberapa besar nilai
perbedaannya. Faktor penyebab munculnya kesalahan pengukuran ini berupa faktor
internal berupa alat ukur yang tidak dikaibrasi, daya pada baterai tidak mencukupi,
serta usia dari alat dan komponen. Faktor eksternal berupa kesalahan praktikan
menggunakan alat ukur dan kesalahan merangkai rangkaian.
1.6.2.2 Perhitungan Persentase Kesalahan pada GE IN 34
0.109
0.1
0.08
0.06
0.04
0.031
0.02
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.02 0 0.5 1
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
1,0 − 0,3
Vs = 1,0 Volt maka I = = 0,07 A
10
1,5 − 0,3
Vs = 1,5 Volt maka I = = 0,12 A
10
2 − 0,3
Vs = 2 Volt maka I = = 0,17 A
10
Dari data hasil perhitungan teori di atas dan hasil percobaan maka dapat
diketahui kesalahan pengukuran ID dengan menggunakan persamaan 1.3 sebagai
berikut:
0.07 − 0,031
% Kesalahan = | | × 100 % = 55,7%
0.07
0.12 − 0,109
% Kesalahan = | | × 100 % = 9,1%
0.12
0.17 − 0.113
% Kesalahan = | | × 100 % = 33,5%
0.17
Tabel 1.23 Persentase Kesalahan pada Dioda Penyearah Bias Forward
ID (A) ID (A)
No Vin Kesalahan (%)
(Pengukuran) (Teori)
1 1,0 0,031 0,7 55,7 %
2 1,5 0,109 0,12 9,1 %
3 2,0 0,113 0,17 33,5 %
Dioda merupakan komponen yang hanya mengalirkan arus pada kondisi bias
forward, dan akan menghambat arus pada kondisireverse biasdengan nilai tahanan
tidak terhingga. Dari tabel 1.23 dapat dilihat antra arus yang diukur secara langsung
dengan hasil perhitungan (teori) menggunakan persamaan terdapat perbedaan nilai
ini menimbulkan persentase kesalahan pengukuran. Perbedaan nilai ini diakibatkan
oleh faktor internal dan eksternal sebagai contoh alat yang digunakan sudah lama
tidak dikalibrasi, kesalahan penempatan posisi alat ukur saat dipergunakan,
tegangan baterai alat ukur tidak mencukupi serta usia dari komponen yang diukur,
untuk faktor eksternal merupakan kesalahan dari praktikan saat mempergunakan
alat ukur dan merangkai rangkaian.
Hasil analisis dari dioda GE IN 4002 dioda dalam kondisi baik walaupun
terdapat perbedaan nilai antara teori dengan pengukuran, namun pada kondisi
reverse bias dioda ini memiliki nilai tahanan tidak terhingga sehingga dioda ini
masihdapat digunakan sebagai dioda penyearah.
1.6.2.3 Perhitungan Persentase Kesalahan pada LED Green
0.003 0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001 0.001
0.0005
0 0 0 0 000 0 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5
-0.0005 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
Pada grafik diatas LED greenmulai mengalirkan aris listrik pada tegangan
diatas 1 Volt, namun arus yang dialirkan bernilai sangat kecil, karena tegangan kerja
dari LED green ialah 1,9 Volt, pada kondisi reverse biasLED greenmasih dapat
bekerja dengan baik sebagai penakan arus listrik. Karena untuk LED green memiliki
VD(tegangan kerja) sebesar 1,9 Volt. Dengan persamaan 1.2 maka didapatkan
IDsecara teori yaitu :
2,0 − 1,9
Vs = 2,0 Volt maka I = = 0,01 A
10
0.03
0.02
0.01
0.003 0.009
0 0 0 0 000000 0
-3 -2 -1 0 1 2 3
-0.01
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
Dari grafik dapat dilihat nilai dari arus listrik pada kondisi bias forward
berubah sangat signifikan. Pada teori LED red akan mengalirkan arus saat
mendapat tegangan kerja sebesar 1,9 Volt. Namun pada grafik LED sudah
mengalirkan arus 0,003 A saat mendapat tegangan sebesar 1 Volt dan pada
tegangan 1,47 Volt LED red sudah mengalirkan arus listrik yang nilainya lebih besar
dari arus pada tegangan 1,89 Volt. Dari bentuk grafik diatas dapat diketahui bahwa
LED red telah mengalami kerusakan. Secara standar VD dari LED red adalah 1,9
Volt, dengan perhitungan matematis arus pada dioda jenis LED red dapat dihitung
dengan persamaan 1.2 sebagai berikut:
2,0 − 1,9
Vs = 2,0 Volt maka I = = 0,01 A
10
0.01 − 0.009
% Kesalahan = | | × 100 % = 10 %
0,01
Tabel 1.25 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada LED Red
ID (A) ID (A)
No Vin Kesalahan (%)
(Pengukuran) (Teori)
1 2,0 0,009 0,01 10 %
0.12
0.112
0.1 0.105
0.08
0.06
perubahan Arus
0.04
0.02 0.026
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.02 0 0.5 1
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
Dari data diatas diketahui bahwa dioda zener masih bekerja dengan
normal, ini dilihat dari arus listrik yang dialirkan sebanding dengan besarnya
tegangan input pada bias forward, dan pada kondisi reverse biastidak mengalirkan
arus listrik,
Pada hasil pengukuran terdapat persentase kesalaha dengan nilai 31,25
%. Namun persentase kesalahan ini tidak dapat dijadikan acuan apakan dioda zener
ini dalam kondisi baik atau buruk. Kondisi baik dioda dapat diketahui saat
nilairesistansi mencapai nilai tidak terhingga pada kondisi reverse bias, dioda
berkondisi buruk saat nilai resistansi pada kondisi reverse bias menunjukan nilai
tertentu. Dari data-data diatas maka didapat hasil analisis bahwa dioda zener 5,1 V
masih bekerja dengan kondisi baik.
Tingginya persentase kesalahan dari data diatas diakibatkan faktor internal
yaitu kerusakan pada alat ukur, nilai resistansi tahan yang berkurang ataupun
bertambah, belum terkalibrasinya alat ukur dan faktor eksternal berupa kesalahan
yang dilakukan praktikan.
0.1 0.1
0.08
0.06
0.04
0.02 0.022
0 0 0 0 000 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5-0.02 0 0.5 1 1.5
Perubahan Tegangan
Forward bias Reserve Bias
Pada grafik diatas diketahui arus listrik yang dialirkan meningkat sebanding
dengan besarnya tegangan yang diberikan pada kondisi bias forward, sebaliknya
pada kondisi reverse bias arus listrik ditahan, sesuai dengan prinsip dasar dari
dioda. Untuk dioda zener tipe 9 Volt memiliki tegangan VD sebesar 0,7 Volt sama
dengan dioda tipe 5,1 Volt.
Untuk pengukuran arus listrik yang mengalir pada dioda zener tipe 9 Volt
digunakan persamaan 1.2 sebagai berikut:
1,0 − 0,7
Vs = 1,0 Volt maka I = = 0,03 A
10
1,5 − 0,7
Vs = 1,5 Volt maka I = = 0,08 A
10
2,0 − 0,7
Vs = 2,0 Volt maka I = = 0,13 A
10
Dari data hasil percobaan dengan hasil perhitungan maka dapat ditemukan
persentase kesalahannya menggunakan persamaan 1,3 sebagai berikut:
0,03 − 0,022
% Kesalahan = | | × 100 % = 26,6 %
0,03
0,08 − 0,1
% Kesalahan = | | × 100 % = 25 %
0,08
0,13 − 0,105
% Kesalahan = | | × 100 % = 19,23 %
0,13
Tabel 1.27 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage pada Dioda Zener 9 Volt
ID (A) ID (A)
No Vin Kesalahan (%)
(Pengukuran) (Teori)
1 1,0 0,022 0,03 26,6%
2 1,5 0,1 0,8 25 %
3 2,0 0,105 0,13 19,23 %
Dari data diatas dioda zener 9 V masih bekerja dengan baik.Karena masih
memenuhi syarat dioda penyearah yaitu menghambat arus listrik pada kondisi
reverse bias dan mengalirkan arus listrik dengan jumlah tertentu pada kondisi bias
forward(teori). Pada hasil percobaan menunjukan dioda zener bekerja sebagai
penghambat arus listrik pada kondisi reverse bias, dengan demikian hasil percobaan
memiliki kesamaan dengan dasar teori.
Pada tabeldata diatas dapat diketahui juga perbedaan antara hasil
perhitungan menggunakan persamaan dengan hasil percobaan. Faktor
penyebabnya berupa faktor internal dari alat ukur itu sendiri dan faktor eksternal
dari kesalahan praktikan dalam mengunakan alat ukur.
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
Dari data pada tabel 1.28 maka dapat diketahui nilai dari IRL, VRL dan
PRL yang merupakan hasil perhitungan, sebagai berikut:
VRL = V s - VD
= 18 – 0.7 = 17,3 V
𝑉𝑅𝐿 17.3
IRL = = = 1,73 𝐴
𝑅 10
Keterangan :
VD (tegangan kerja dioda silikon) = 0,7 Volt
2. Persentase kesalahan
Dari tabel 1.28 dapat dicari persentase kesalahan (|%E|) dengan
menggunakan persamaan 1.3 sebagai berikut.
Persentase kesalahan IRL :
1.73 − 0.649
|%𝐸| = | × 100%| = 62,50%
1.73
Nilai arus dan tegangan yang diperoleh dari percobaan dengan hasil
perhitungan menggunakan persamaan memiliki nilai yang berbeda. Hal ini
diakibatkan oleh faktor internal dari alat ukur serta kondisi dari komponen dan faktor
eksternal berupa kesalahan praktikan menggunakan alat ukur dan kesalahan
merangkai komponen.
0,7 X 0,7
VD = = 0,35 V
0,7 + 0,7
2. Persentase kesalahan
Dengan data dari tabel di atas dapat dicari persentase kesalahan
pengukuran dengan persamaan 1.3. Persentase kesalahan IRL :
1,762 − 1,308
|%𝐸| = | × 100%| = 25.76%
1.762
Persentase Kesalahan VRL
17.62 – 13,15
|%𝐸| = | × 100%| = 25.36%
17.62
Prinsip kerja dari penyearah dengan dua dioda berdasarkan teori, dioda
akan bekerja bergantian, saat D1 mendapat sinyal positif AC kondisi biasforward
maka arus akan diteruskan dan D2 dalam kondisi reversebias. Saat D2 dalam kondisi
biasforward maka D1 akan berkondisi reversebias. Dari gambar 3.24 gelombang
berwarna kuning merupakan tegangan jala-jala yang masih memiliki sisi negatif
pada gelombangnya. Gelombang berwarna biru merupakan hasil penyearah
gelombang penuh dengan 2 dioda dan transformator CT, pada gelombang ini tidak
terdapat gelombang negatif.
Dari data diatas di dapat analisis bahwa bentuk gelombanng pada teori
sama dengan bentuk gelombang hasil praktikum, sehingga teori dan hasil praktikum
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Persentase Kesalahan
Dari tabel diatas didapat nilai hasil teori dari persamaan dan nilai dari
percobaan, kedua nilai tersebut sedikit berbeda. Sehingga untuk menentukan
persentase kesalahan dapat digunakan persamaan 1.3 sebagai berikut :
Persentase Kesalahan IRL:
1,73 − 0,64
|%𝐸| = | 𝑥 100%| = 63%
1,73
Persentase Kesalahan VRL:
17,3 − 6,44
|%𝐸| = | 𝑥 100%| = 62%
17,3
Dari data pada tabel di atas terdapat besar sekali perbedaan nilai
antara atus dengan tegangan pada hasil persamaan dengan hasil percobaan. Faktor
yang menyebabkan hal ini terjadi antara lain kondisi dari komponen yang diuji,
kurangnya pengkalibrasian alat ukur atau daya baterai pada alat ukur yang tidak
cukup, serta kesalahan dari praktikan menggunakan alat ukur atau kesalahan
praktikan merangkai komponen.