Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Transistor adalah sebuah perangkat elektronik kecil yang dapat menyebabkan
perubahan pada output sinyal listrik yang besar oleh perubahan kecil dalam sinyal
input kecil. Artinya, sinyal masukan lemah dapat diamplifikasi (dibuat kuat) oleh
transistor. Sebagai contoh, sinyal radio yang lemah yang sangat di udara dapat
diambil oleh antena kawat dan diproses oleh amplifier transistor sampai mereka
cukup kuat untuk didengar oleh telinga manusia. transistor terdiri dari tiga lapis
semikonduktor silikon atau bahan germanium.
Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini
dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan
elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip
kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus. Hampir bisa dipastikan, semua
rangkaian elektro, pasti memiliki resistor sebagai salah satu elemennnya. Resistor
sesuai namanya, penghambat, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang mengalir
pada sebuah rangkaian. Arus listrik yang mengalir dapat diatur sesuai dengan hukum
ohm dimana V (volt), I (ampere) dan R (ohm).
Sebelumnya dalam pembahasan ini dinyatakan bahwa hampir setiap
perangkat elektronik berisi setidaknya satu tahap amplifikasi. Banyak perangkat
berisi beberapa tahap amplifikasi dan karena itu beberapa amplifier. Tahap

amplifikasi ditambahkan ketika satu tahap tidak akan memberikan jumlah yang
diperlukan amplifikasi. Sebagai contoh, jika satu tahap amplifikasi akan memberikan
keuntungan maksimal 100 dan keuntungan yang diinginkan dari perangkat adalah
1000, dua tahap amplifikasi akan dibutuhkan. Dua tahap mungkin memiliki
keuntungan 10, dan 100 20 dan 50, atau 25 dan 40. (Keuntungan keseluruhan adalah
produk dari individu tahapan-10 X 100 = 20 x 50 = 25 X 40 = 1000.)
Apakah sebuah penguat adalah salah satu serangkaian dalam perangkat atau
tahap yang berhubungan antara perangkat lain? Proses mentransfer energi antarsirkuit
sebagai cuopling.

1.2 Rumusan Masalah


a)
b)
c)
d)

Apakah yang dimaksud dengan transistor?


Bagaimanakah prinsip kerja transistor?
Bagaimanakah rangkaian cuopling penguat pada transistor?
Bagaimanakah rangkaian cuopling RC pada traisistor?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalahnya adalah
pembahasan rangkaian kopling penguat transistor dan RC cuopling yang terdapat
pada rangkaian transistor.
1.4 Tujuan Penulisan
a) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan transistor
b) Menjelaskan prinsip kerja transistor
c) Menjelaskan rangkaian cuopling penguat pada transistor
2

d) Menjelaskan rangkaian RC cuopling pada transistor

BAB II
CUOPLING PENGUAT PADA TRANSISTOR
2.1 Transistor
Sebelum muncul teknologi semikonduktor, transistor memegang peranan
utama sebagai pengendali operasi rangkaian.transistor mampu menempati posisi-

posisi penting dalam rangkaian, baik pada penguat awal, driver maupun penguat
akhir. Hanya saja transistor kurang efesien bentuk dan ukurannya. Namun, ada
kalanya transistor tidak bisa digantikan produk teknologi semikonduktor yaitu IC
(Integrated Sircuit).
Transistor berasal dari kata transfer dan resistor, yang artinya kurang lebih
mengubah menjadi tahanan. Dengan kata lain, transistor dapat mengubah sifatnya
dari semikonduktor menjadi konduktor.
Hubungan secar mendasar dengan komponen resistor tidak ada, hanya dalam
prinsip kerjanya diketahui bahwa sifat-sifat resistor dimiliki oleh transistor. Transistor
memiliki hubungan sangat erat dengan dioda. Transistor dapat disamakan dengan dua
buah dioda sambungan yang disusun bertolak belakang.Transistor biasanya
mempunyai tiga buah elektroda (kaki) yaitu basis (B), kolektor (C), dan emitor (E).
Emitor (E) berfungsi menghasilkan pembawa muatan. Kolektor (C) berfungsi
mengumpulkan pembawa muatan dari emitor dan menyalurkannya keluar transistor.
Basis (B) berfungsi mengatur gerak pembawa muatan dari emitor ke kolektor.

Gambar 1. transistor

Simbol Transistor :

Gambar 2. simbol transistor

2.2

Rangkaian Dasar Transistor

Mengingat transistor memiliki tiga buah elektroda, rangkaian dasar transistor


terbagi atas tiga konfigurasi sebagai berikut.
1) Rangkaian basis terbumi ( common base ).
2) Rangakaian emitor terbumi (common emitor ).
3) Rangakaian kolektor terbumi (common collector ).
Dari tiap-tiap rangkaian diatas, salah satu elektrodanya digunakan bersamasama sebagai saluran masukan ( input ) dan saluran keluaran ( output ). Karena
elektroda tersebut digroundkaan ( ditanahkan ) untuk arus bolak-balik, sehingga
timbul ketiga istilah diatas.
a) Common Base.
Pada rangkaian common base terminal basis
dihubungkan ke ground, input sinyal
pada

emitor

dan

output

pada

kolektor. Penguat arus pada common


base yaitu :

IC
IE

Gambar 3. Rangkaian basis terbumi

Pada rangakaian ini akan didapat data-data sebagai berikut.


a)
b)
c)
d)
e)
f)

Hamabatan input rendah.


Hambatan output tinggi
Penguatan arus kurang < 1.
Penguatan tegangan besar.
Penguatan daya sedang.
Tidak mengalami perubahan fase pada output

b) Common Emitor

Pada

rangkaian

common

emitor

terminal

emitor

dihubungkan

ke

ground, input pada


basis,

dan

diambil

input
pada

kolektor.
Penguatan arusnya :
=

IC
IB

Gambar. 4 Common emitter


Pada rangkaian ini akan didapat data-data sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Hambatan input rendah.


Hambatan output tinggi.
Penguatan arus besar.
Penguatan tegangan besar.
Penguatan daya besar.
Output mengalami perubahan fase 180 terhadap input.

c) Common Colector
Pada
colector

rangakain
terminal

common
kolektor

dihubungkan ke gruond, input pada


basis, dan output diambil dari emitor.
Penguat arusnya :
=

IE
IB

Gambar. 5 Common Colector

Pada rangakaian ini akan didapat data-data sebagai berikut.

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Hambatan input tinggi.


Hambatan output rendah.
Penguatan arus besar.
Penguatan tegangan 1 .
Penguatan daya kecil.
Tidak mengalami perubahan fase pada ouptput.
Dari ketiga rangkaian terbumi diatas dapat dilihat bahwa penggunaan

rangkaian common emitor sebagai amplifier adalah yang paling menguntungkan.


Ada dua jenis transistor yang sering
dipakai adalah tipe NPN dan PNP
(N=Negatif, P=Positif).
1) Transistor PNP
Transistor PNP terdiri atas sebuah
lapisan tipis semikonduktor jenis N
yang

diapit

oleh

dua

lapisan

semikonduktor jenis P. Pada transistor


ini, emitor positif, basis negatif, dan
kolektor positif. Namun, emitor lebih
positif daripada kolektor. Hal ini
mengakibatkan arus selalu mengalir
dari emitor
.
Gambar 6. Transistor PNP dan NPN

2) Tansistor NPN
Transistor NPN terdiri atas sebuah lapisan tipis semikonduktor jenis P yang
diapit oleh dua lapisan semikonduktor jenis N. Pada transistor ini, emitor negatif,
basis positif, dan kolektor negatif. Namun, emitor lebih negatif daripada kolektor. Hal
ini mengakibatkan arus selalu mengalir dari emitor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).

Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.
Adapun yang termasuk kategori Transistor di antaranya:
1. UJT (Uni Junction Transistor)
2. BJT (Bipolar Junction Transistor)
3. FET (Field Effect Transistor)
4. JFET (Junction Field Effect Transistor)
5. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
6. IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)

2.3 Prinsip Kerja Transistor


Secara ringkas prinsip kerja transistor sebagai berikut.
Keterangan :
VEB

= Beda tegangan antara emior dan basis

IE

= Kuat arus pada emitor

IB

= Kuat arus pada basis

IC

= Kuat arus pada kolektor

Gambar 7. Prinsip kerja transistor

Apabila VEB berubah,IC akan berubah. Oleh karena itu, IB kecil dan IC besar,
dengan perubahanVEB yang kecil akan mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
nilai IC. Hal ini berarti ada penguatan arus. JIka IB sebagai arus masukan dan IC
sebagai arus keluaran, factor penguatan arus ( ) dinyatakan sebagai berikut.
Ic
=
IB

Nilai

berkisar antara antara 50

sampai 200 kali.


Apabila pada
hanbatan,transistor

kolektor
akan

diberi

berfungsi

sebagai penguat tegangan perhatikan


gambar disamping.
Gambar 8. Transistor sebagai penguat
tegangan
2.4 Cuopling Penguat
Cuoping penguat merupakan penghubung antara dua penguat.

Transistor berdasarkan tipe couplingnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu :


1) capacitive coupling
capasitive coupling juga sering disebut RC coupling. Capacitive coupling
dengan menggunakan kapasitor sebagai penghubung.

Gambar 9. RC coupling
Fungsi C sebagai HPF dan pembatas bandwith.
Xc = 1 / 2F.C
Fbn = n . fb
Fan = Fa / n
Av = RC / RE
AvTotal = (0.7)n. (Av1. Av2.Avn)

2) direct coupling

10

coupling jenis ini juga disebut coupling galvnis atau DC amplifier. Direct
coupling, dengan cara menghubungkan langsung dengan penguat.
R2,R5,R6 = untuk mengatur vout
agar VCC
R4,R8 = untuk stabilisasi transistor
Av = RC/RE

Gambar 10. Direct coupling


R2,R5 untuk mengatur Vout agar VCC
C1 filter / bypass
Penghubung secara langsung.

Gambar 11. Direct coupling

3) Coupling Transmisi
Coupling jenis ini juga disebut transformator kopling. Dengan cara
menggunakan trafo sebagai penghubung. Sering dipakai pada penguat IF.

11

Vout = VCC

Gambar 12. Coupling transmisi

2.5 RC Cuopling

Pada frekuensi tinggi, muatan pada kapasitor hampir tidak perubahan sama
sekali selama fluktuasi audio-frekuensi. Pada frekuensi rendah, bagaimanapun, ada
waktu untuk biaya untuk mengubah, yang mengubah tegangan kapasitor. Jika
frekuensi yang cukup rendah tegangan kapasitor perubahan sebanyak potensi piring,
dan potensi dari grip tabung kedua hampir perubahan sama sekali. Pada frekuensi
menengah, tegangan pada grid kedua tahap berfluktuasi dengan jumlah menengah.
Pada frekuensi yang lebih tinggi, arus melalui resistor grid, karena fluktuasi
audio adalah sama seperti jika resistor yang terhubung langsung ke piring, tanpa
perbedaan tegangan dc yang stabil berada di sana. Dimana saat ini audio yang datang
dari rangkaian pelat tabung harus menyediakannya. Ketika piring berfluktuasi
negative karena saat ini lebih besar sejenak melalui resistor kopling , grip tahap
berikut ini berjalan negative sebagai hasil dari aliran arus melalui resistor jaringan
dari grip ke tanah, menambah piring sesaat saat ini. Kami menggunakan resistor
kopling istilah untuk komponen yang feed B plus untuk piring. Beberapa
menyebutnya resistor piring, yang harus hati-hati dibedakan dari perlawanan
plat. Banyak menyebutnya resistor beban, yang dapat menyesatkan. Seperti kita lihat,
fluktuasi saat ini berkaitan untuk membagi tahap amplifikasi antara resistor dan

12

resistor digabungkan ke jaringan dengan kopling kapasitor. Jadi, pada frekuensi yang
paling tinggi, beban untuk piring tabung adalah dua resistor efektif secara
paralel. Kita akan menyebutnya resistansi beban.
Karena ini peningkatan arus pelat dikontrol oleh tegangan diterapkan ke grid,
ini berarti arus tambahan bahwa kenaikan arus melalui resistor kopling tidak akan
begitu besar seperti sebelum kapasitor dan resistor jaringan yang terhubung. Efeknya
adalah sama seperti jika jaringan resistor dihubungkan secara paralel dengan resistor
beban.

RC kopling banyak biasanya digunakan sebagai


amplifier
misalnyadari
untuk
Gambar.
13 Karakteristik
RC-cuopling
sebuah tegangan pada tahap awal dari sebuah amplifer , namun karena impedansi Rc
coupling berkurang sehingga jarang digunakan. Kekurangan RC kopling adalah
menyebabkan tegangan

menjadi rendah dan suaranya yang bising. Sedangkan

13

kelebihan dari RC kopling adalah Respon frekuensi yang sangat baik, lebih murah
dalam biaya dan sirkuit sangat kompak.

BAB III
Penutup
3.1

Kesimpulan
a) Transistor berasal dari kata transfer dan resistor, yang artinya kurang lebih
mengubah menjadi tahanan. Dengan kata lain, transistor dapat mengubah
sifatnya dari semikonduktor menjadi konduktor.
b) Apabila VEB berubah,IC akan berubah. Oleh karena itu, IB kecil dan IC besar,
dengan perubahanVEB yang kecil akan mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap nilai IC. Hal ini berarti ada penguatan arus. JIka IB sebagai arus
masukan dan IC sebagai arus keluaran, factor penguatan arus ( )
dinyatakan sebagai berikut.
c) RC kopling banyak biasanya Idigunakan
sebagai amplifier misalnya untuk
C
IB
sebuah tegangan pada tahap awal
dari sebuah amplifer , namun karena
impedansi Rc coupling berkurang sehingga jarang digunakan. Kekurangan

14

RC kopling adalah menyebabkan tegangan menjadi rendah dan suaranya


yang bising. Sedangkan kelebihan dari RC kopling adalah Respon frekuensi
yang sangat baik, lebih murah dalam biaya dan sirkuit sangat kompak.

3.2

Saran

1. Diharapkan mencari lebih banyak lagi referensi untuk memperbaiki kekura-ngan


yang terdapat di dalam makalah ini.
2. Hendaknya makalah ini dijadikan bahan rujukan untuk makalah selanjutnya yang
sebelumnya telah direvisi.

15

Anda mungkin juga menyukai