Elektornika Dasar
Di susun Oleh :
sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Pengertian Transistor pada alat
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET) memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Tegangan yang memiliki satu terminal contohnya adalah Emitor yang dapat
di pakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input basis.
Dalam sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat
(amplifier). Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras suara,
sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Jadi pengertian transistor dapat di bilang
sebagai pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada
suhu tertentu.
Pengertian transistor merupakan komponen yang sangat penting dan di perlukan untuk
tegangan satu terminal, misalnya emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus dan
tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Cara kerja transistor hampir mirip dengan cara kerja resistor, yang juga memiliki tipe
tipe dasar yang modern. Pada saat ini ada 2 tipe dasar transistor modern, yaitu tipe
Bipolar Junction Transistor (BJT) dan tipe Field Effect Transistor (FET) yang memiliki
yaitu saturasi dan cut off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam
keadaan saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector dan emiter,
sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor tersebut akan berlaku seperti
saklar terbuka.
Pengertian dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus
output pada colector sama dengan nol, sedangkan tegangan pada colector maksimal atau sama
dengan tegangan supply. Saturasi adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus basis
adalah maksimal, arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan colector-emitor
adalah minimal.
Apabila terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor
NPN, maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam kondisi ON,
sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri. Dengan
cara mengatur bias sebuah transistor menjadi jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan
emitor. Arus yang di hasilkan dari tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi
menjadi saklar tertutup, akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor.
transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor terputus seolah
sakalar menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak akan mengalir dari colector
menuju emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di hasilkan akan maksimal.
Kalau misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik saturasi, maka
transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh dua titik ini sangat kecil, tetapi
dalam keadaan aktif daya yang di serap transistor akan lebih besar. Sebab pemakaian yang
mana menggunakan arus lebih besar harus di upayakan agar daerah yang di lewati aktif,
Salah satu fungsi dari rangkaian transistor emitor bersama adalah sebagai saklar seperti pada
gambar 2.1, yang bekerja pada dua daerah kerja yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati
Jika = 0, maka I = 0 dan I = 0, pada kondisi ini transistor pada kondisi tidak
menghantarkan arus I atau dengan kata lain kondisi saklar terbuka (OFF). Analogi transistor
ketika OFF seperti pada gambar 2.3 berikut.
Analog dengan
output pada kolektor mendekati dengan nol, tegangan pada kolektor maksimum atau sama
elektron E C
Emiter Kolektor
(E) n p n (C)
basis (B) B
E C
Emiter Kolektor
(E) p n p (C)
Basis
(B) B
Pada gambar 3 terlihat sebuah transistor yang berada dalam keadaan bias yang tepat.
Pada rangkaian ini, sebuah baterai dihubungkan antara sambungan emiter-basis sehingga
tegangan pada emiter menjadi lebih negatif daripada basis. Sebuah baterai lain dihubungkan
antara sambungan kolektor-basis untuk menjamin bahwa tegangan pada kolektor lebih positif
daripada tegangan pada basis.
E C
n p n
Jika transistor berada dalam keadaan bias maju, arus akan mengalir di setiap bagian.
Gambar 4 menunjukkan hubungan antara ketiga arus transistor. Arus yang mengalir pada
emiter disebut IE, pada basis disebut dengan IB, dan pada kolektor disebut dengan IC.
Mengalirnya ketiga arus ini tetap mengikuti Hukum Kirchoff di mana jumlah arus yang
mengalir menuju sebuah komponen harus sama dengan arus yang mengalir keluar dari
komponen tersebut, sehingga:
IE = IB + IC
IE IC IE IC
n p n p n p
IB IB
IE selalu lebih kecil daripada IC. Pada banyak aplikasi, nilai IB kecil bahkan sangat kecil
sehingga sering diabaikan dalam perhitungan tegangan, arus, dan daya. Jika IB diabaikan, maka
IE dan IB dapat dikatakan sama.
IC ~ IE
Hubungan antara IC dan IE yang mengalir pada transistor dikenal dengan nama alfa DC
(αdc), di mana:
𝐼𝐶
𝛼𝑑𝑐 =
𝐼𝐸
Karena IC dan IE hampir sama, maka nilai αdc biasanya berkisar antara 0,95 sampai 0,99
dan tidak mungkin lebih besar dari 1. Nilai parameter αdc sudah ditentukan oleh pabrik
pembuatnya dan tidak dapat diubah lagi. Parameter ini hanya merupakan rasio desain yang
menentukan berapa besar IC yang mengalir pada IE tertentu. αdc juga disebut sebagai rasio
transfer arus maju. Parameter lain untuk transistor adalah βdc yang merupakan rasio antara IC
dan IB.
𝐼𝐶
𝛽𝑑𝑐 =
𝐼𝐵
βdc juga dikenal dengan nama hFE pada lembar data transistor. Karena IB sangat kecil,
bila dibandingkan dengan IC nilai βdc akan berkisar antara 20 sampai 200.
𝑉𝑖𝑛 = 𝑖𝑒 𝑟𝑖𝑛
E C
IE IC
VEE
VEB VCB V0
IB RL
B VCC
Gambar 10. Transistor NPN dengan dua sumber tegangan dan resistansi RL
n p n CVB
Energi
pppppppppppp