Dasar
Mampu menganalisis rangkaian penguat tegangan, mampu merakit dan menguji coba
rangkaian penguat tegangan dengan tepat dan teliti, dan mampu membuat laporan hasil uji
coba rangkaian penguat.
B. Tujuan Pembelajaran
1
VHF? Apa perbedaan keduanya? Bagaimana karakteristik sinyal UHF dan VHF dalam
pertelevisian di Indonesia?
C. MATERI
Penguat pada rangkaian elektronika adalah suatu rangkaian yang bertujuan untuk
meningkatkan amplitudo sinyal listrik dari catu daya. Keuntungan dari penguat adalah dapat
memperbesar tegangan, arus listrik, atau daya dari suatu sinyal listrik. Suatu penguat
menggunakan sinyal masukan yang kecil untuk menghasilkan sinyal keluaran yang lebih
besar dengan meminimalkan gangguan dari bentuk gelombang. Banyak sekali peralatan
elektronika yang menggunakan rangkaian penguat, misalnya pada komunikasi wireless,
peralatan audio, dan sebagainya.
Rangkaian penguat sederhana dapat dirancang menggunakan transistor tunggal (baik
BJT atau FET) bersama dengan beberapa komponen pasif. Penguat Transistor Tunggal untuk
BJT memiliki tiga konfigurasi. Yaitu :
i. Common Emitter Amplifier
ii. Common Collector Amplifier
iii. Common Base Amplifier
Bipolar Junction Transistor atau disingkat BJT merupakan perangkat semikonduktor
ekstrinsik tipe n dan tipe p. BJT bisa berupa tipe npn maupun tipe pnp berdasarkan
konfigurasi wilayah. Karena electron dan holes bertindak sebagai pembawa arus, maka
digunakan istilah “Bipolar”.
RE RC RE RC
IE IC IC
IE
IB
IB
VEE VCC VEE VCC
Parameter ini disebut dengan penguat arus untuk common base. Idealnya nilai
adalah 1 (satu), namun pada transistor nilainya hamper sama dengan satu, yaitu :
.
menyebabkan perubahan pada arus emitor yang besar. Perubahan ini diteruskan menjadi
arus isyarat , yang diubah menjadi isyarat tegangan oleh , yang besarnya ,
V+
R1 R
C C2
Vo
C3
RL
C1
R2 RE
RS
- AC
V
VS
(1.3)
2) Buatlah hipotesis untuk . Tuliskan persamaan loop antara dan . Untuk solusi
adalah
(1.4)
3) Solusi persamaan loop untuk arus.
(1.5)
4) Buktikan bahwa untuk mode aktif.
(1.6)
VCC
RCC
VBB R
BB
VBE
REE
RC
Vo
RL
RE RS
AC
VS
(1.7)
3) Ganti rangkaian dengan model untuk mencari basis dan emitor dengan persamaan
rangkaian Thevenin seperti gambar 1.8
RC
Vo
RL
Rie
AC
Vie
a. Rangkaian setara h
1) Ganti BJT pada gambar 1.8 dengan rangkaian Thevenin emitor dan rangkaian
Norton collector seperti pada gambar 1.9 berikut.
rie RC VC
ve ic
Rte
ric
AC ic(sc)
vte
(1.8)
Dengan
3) Solusi untuk
(1.9)
4) Solusi untuk penguatan tegangan
(1.10)
5) Solusi untuk
(1.11)
6) Solusi untuk
(1.12)
b. Rangkaian setara T
1) Semua penyelesaian diatas mengasumsikan bahwa kecuali menghitung nilai
R
i'c c
vo
r'e ric
RL
ve
Rte
AC
vte
(1.13)
(1.14)
4) Solusi untuk
(1.15)
5) Solusi untuk penguatan tegangan
(1.16)
6) Solusi untuk
(1.17)
(1.18)
7) Solusi untuk
(1.19)
c. Rangkaian setara
1) Setelah membuat rangkaian ekivalen Thevenin pada keluaran basis dan emitor, ganti BJT
dengan rangkaian setara seperti gambar 1.11 berikut.
2) Solusi untuk .
(1.20)
(1.21)
3) Solusi untuk
(1.22)
4) Solusi untuk penguatan tegangan
(1.23)
5) Solusi untuk
(1.24)
6) Solusi untuk
(1.25)
Contoh soal.
Untuk rangkaian penguat common base pada gambar 1.5 diberikan nilai
Penyelesaian.
Untuk rangkaian sinyal, tegangan dan hambatan Thevenin yang keluar dari emitor diberikan
sebagai berikut.
Hambatan Thevenin yang keluar dari basis dan kolektor yaitu
D. Latihan
1) Transistor silikon pada rangkaian penguat common base mempunyai penguatan arus
-9V-VEE +9V+VCC
RE 4kRC
6k
AC
VBE RL
Vi 4k
Av = 108,8
2) Berikut ini adalah gambar rangkaian penguat common base .
C1 C2
RS
RC
R1
V RL
AC VS i C VCC
RE R2
Rangkailah sebuah penguat common base dengan bentuk rangkaian ekivalen hybrid л.
Kemudian temukan besar impedansi input dan output.
1
Zi
gm
3) Perhatikan rangkaian CB dibawah ini. Dengan menggunakan rangkaian setara ac, tentukan
nilai dari penguatan tegangan .
-VEE
+VCC
iS RE
iL
RC
AC CC CC v
VS RL L
E. Evaluasi
1) Penguat transistor common base memiliki resistansi input 20 Ω dan resistansi keluaran 100
kΩ. Beban kolektor adalah 1 kΩ. Jika sinyal 500 mV diterapkan antara emitor dan basis,
temukan amplifikasi tegangan. Asumsikan αac mendekati satu.
2) Dalam rangkaian common base, diketahui faktor amplifikasi adalah 0,9. Jika arus emitor
3) Dalam rangkaian common base, α = 0.95. Tegangan jatuh pada resistansi 2 kΩ yang
terhubung di kolektor adalah 2V. Temukan basis saat ini.
4) Basis dari transistor bipolar pnp ditanahkan. Sebuah baterai dihubungkan antara emitor dan
basis. Baterai lain dihubungkan antara basis dan kolektor. Ini dikenal dengan konfigurasi
common base.
a. Gambarkan rangkaian yang menunjukkan polaritas baterai yang akan menempatkan
transistor dalam mode aktif maju. Kemudian jelaskan mengapa memilih rangkaian
tersebut.
b. Plot kepadatan muatan minoritas dalam emitor, basis, dan kolektor yang menunjukkan
apakah electron atau lubang adalah pembawa muatan minoritas.
c. Mengapa emitor lebih banyak diolah daripada kolektor?
d. Bagaimana operator yang dipancarkan ke basis mencapai kolektor?
5) Diberikan sebuah rangkaian common base seperti gambar berikut:
E C iL
AC RL vL
B
VS
Ubahlah rangkaian tersebut menjadi rangkaian setara ac (seperti yang sudah dijelaskan
pada bagian materi). Kemudian, dari rangkaian yang Anda rancang, tentukan nilai dari (a)
penguatan arus , (b) penguatan voltage , (c) impedansi input , dan (d) impedansi
output , (e) dari nilai yang Anda peroleh, tuliskan pendapat Anda tentang rangkaian
CB ini. Tunjukkan pada rangkaian besaran (a) sampai (d) tersebut.
Dengan : .
1.
6) Dengan menganggap bahwa nilai cukup besar sehingga untuk penguat CB pada
gambar berikut.
-VEE +VCC
RE RC
iS iL
CC CC
AC RL vL
VS
-VEE +VCC
RE RC
iL
CC CC
AC RL vL
VS
Menggunakan rangkaian setara parameter-h CB, tentukan (a) impedansi input , (b)
penguatan tegangan , dan (c) penguatan arus . Kemudian rancanglah rangkaian setara h
tersebut.
8) Perhatikan gambar berikut.
+VCC
R1 RC
CC CC iL
RL vL
CB
R2RE
Pada rangkaian CB diatas, diketahui
Mampu menganalisis rangkaian penguat tegangan, mampu merakit dan menguji coba
rangkaian penguat tegangan dengan tepat dan teliti, dan mampu membuat laporan hasil uji
coba rangkaian penguat.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi rangkaian penguat common emitor menggunakan
rangkaian pembagi tegangan.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik input dan output penguat common
emitor.
3. Mahasiswa mampu menganalisis garis beban dari penguat common emitor.
4. Mahasiswa mampu menganalisis resistor emitor pada rangkaian common emitor.
5. Mahasiswa mampu menganalisis kapasitor pintas pada rangkaian common emitor.
6. Mahasiswa mampu menganalisis DC dan AC pada penguat common emitor.
7. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penguatan tegangan dan penguatan arus pada
rangkaian common emitor.
8. Mahasiswa mampu menganalisis penerapan rangkaian penguat common emitor pada
audio elektronik (radio, televisi, dan alat pengumuman).
Orientasi
Coba lihat rangkaian dibawah ini, dengan memanfaatkan teori common emitor, bagaimana
cara kita memodifikasi rangkaian sehingga daya listrik dapat dikirim ke speaker bukannya ke
lampu?
Gambar 1.12 Saklar transistor diaktifkan oleh suara
(http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/penguat-common-
emitor.html)
C. MATERI
RL
R1
VB
AC
R2
Dan (1.27)
Parameter adalah faktor nisbah dari transistor common emitor. Nilai antara 100 hingga
300, jika mempunyai nilai antara 0,99 dan 0,997.
Atau,
(1.28)
Inilah persamaan garis beban.
Namun nilai 450 kΩ ini jika kita pasang dirangkaian belum tentu menghasilkan
didapat, potensiometer dapat dilepas untuk diukur hambatannya, kemudian diganti dengan
hambatan tetap dengan nilainya sama dengan potensiometer.
4. Resistor emitor
VCC
RL
R1 Vout
VB
AC
R2 RE
IE = = (1.29)
Secara umum, penurunan tegangan pada resistansi emitor dianggap sebagai: VB-VBE,
atau sepersepuluh (1/10) dari nilai tegangan suplai, Vcc. Angka umum untuk tegangan
resistor emitor adalah antara 1 hingga 2 volt. Nilai dari resistansi emitor, RE juga bisa
ditemukan pada penguat seperti pada penguat tegangan AC dengan persamaan : RL/RE.
5. Kapasitor pintas
Pada bagian rangkaian umpan balik basis diatas, resistor emitor, RE melakukan dua
fungsi : umpan balik negative DC untuk bias stabil dan umpan balik negative AC untuk
transkonduktansi sinyal dan isyarat penguatan tegangan. Tetapi karena hambatan emitor
adalah resistor umpan balik, ia juga akan mengurangi penguatan pada rangkaian karena
fluktuasi arus emitor IE yang disebabkan oleh sinyal input AC.
VCC
R
R1 L Vout
VB
AC
R2 RE CE
a. Analisis DC
Untuk menganalisis penguat pada gambar 2.7, kita tentukan nilai bias dc terlebih
dahulu. Untuk itu, rangkaian ekivalen dc diubah dengan melepas kapasitor kopling dan pintas
karena ini menjadi penyebab terhalangnya bias dc. Selain itu, bisa dengan menghilangkan
resistor beban dan isyarat sumber. Hal ini dapat kita lukiskan seperti gambar 2.8 berikut.
+12V
RC
R1
22k 1 ohm
R2
6,8k RE
560
ohm
RS RC
VS R1
AC
R2
RS
V R1
S R2 Rin(base)
AC
(1.30)
Seperti yang terlihat pada gambar, tegangan sumber, , dibagi oleh (resistansi
sumber) dan sehingga tegangan saat transistor basis dihitung sebagai berikut:
(1.31)
Rc
AC
Vs r'e
(1.32)
Tegangan basis adalah
(1.33)
Dan karena
(1.34)
Subtitusikan kedalam
Hilangkan , maka
(1.35)
3) Resistansi output
Resistnasi output pada penguat common emitor adalah resistansi yang diambil dari
kolektor dan nilainya hampir mendekati resistor kolektor.
(1.36)
4) Penguatan tegangan
Persamaan penguatan tegangan ac untuk penguat common emitor diturunkan
menggunakan rangkaian seperti gambar (1.23) berikut.
RC
VS r'e
Gambar 1.23. Model rangkaian untuk mendapatkan penguatan tegangan ac
Penguatan adalah perbandingan antara tegangan output ac pada kolektor ( ) dengan
tegangan input basis ( .
(1.37)
Ingat pada rangkaian bahwa dan Karena itu,
(1.38)
Persamaan ini menyatakan besarnya penguatan tegangan dari basis ke kolektor. Untuk
mendapatkan penguatan maksimum dari tegangan sumber ke kolektor, redaman dari
rangkaian input harus dimasukkan.
Redaman adalah pengurangan tegangan sinyal saat melewati rangkaian dan merespon
saat kenaikan kurang dari 1. Sebagai contoh, jika amplitude sinyal berkurang setengahnya,
redamannya adalah 2, sehingga penguatannya 0,5 karena penguatan adalah kebalikan dari
redaman. Misalkan suatu sumber menghasilkan sinyal input 10 mV dan resistansi sumber
digabung dengan resistansi beban menghasilkan sinyal output 2 mV. Pada kasus ini, diperoleh
redaman sebesar 10mV/2mV = 5. Ini berarti, sinyal input dikurangi dengan faktor 5. Hal ini
menunjukkan bahwa penguatan sebesar 1/5=0,2.
Anggap bahwa gambar rangkaian dibawah ini mempunyai penguatan tegangan dari
basis ke kolektor, , dan redaman dari sumber ke basis sebesar . Redaman ini
dihasilkan dari resistansi sumber dan resistansi input total dari penguat yang bertindak sebagai
pembagi tegangan, sehingga dapat dinyatakan :
(1.39)
Penguatan tegangan keseluruhan dari rangkaian, , adalah penguatan tegangan dari basis ke
kolektor, , dikalikan dengan kebalikan dari redaman .
(1.40)
adalah bahwa reaktansi kapasitif, , dari kapasitor pintas setidaknya harus 10 kali lebih kecil
melewati kapasitor kopel , seperti yang diperlihatkan gambar dibawah ini, itu akan
menciptakan beban di rangkaian. Resistansi kolektor pada frekuensi sinyal bernilai efektif
ketika parallel dengan . Ingat, ujung atas bernilai efektif saat ground ac. Nilai resistansi
kolektor ac total adalah
(1.41)
Ganti dengan maka penguatan tegangan
(1.42)
Ketika karena , penguatan tegangan dikurangi. Namun, jika , maka
dan beban memberikan sedikit efek pada penguatan.
VCC
RC
R1
Vout
C3
C1
RL
R2 C2
9. Penguatan arus
Penguatan arus dari basis kolektor adalah atau . Dengan demikian, penguatan
arus untuk common emitor diberikan sebagai,
(1.43)
adalah sinyal arus masukan total yang dihasilkan dari sumber, dimana sebagian
(1.44)
mengaktifkan speaker, merupakan setengah gelombang arus keluaran yang hanya satu arah.
Apa yang salah dengan sirkuit diatas? Mengapa transistor tidak bisa mereproduksi
seluruh gelombang AC dari mikrofon? Jawaban atas pertanyaan ini dapat ditemukan dengan
memeriksa transistor dengan model dioda-sumber arus. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1.30. Model transistor menjelaskan arus basis mengalir dalam satu arah
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/penguat-common-emitor.html
Arus kolektor ditetapkan atau diatur melalui mekanisme arus konstan yang sesuai
dengan yang ditetapkan oleh arus basis (arus yang melalui basis-emitor). Meskipun kita
berkeinginan untuk menggunakan transistor sebagai penguat AC, namun pada dasarnya
transistor adalah perangkat DC yang hanya mampu menangani arus dalam satu arah. Karena
kita memberlakukan sinyal tegangan AC antara basis dan emitor, maka elektron tidak akan
bisa mengalir saat setengah siklus, yang dimana setengah siklus itu akan menjadikan dioda
reverse bias. Oleh karena itu pada setengah siklus ini dioda akan menjadi cutoff, tapi pada
setengah siklus berikutnya, dimana aliran elektron benar, atau dalam bias maju, transistor
akan berada pada mode aktif, dengan catatan tegangan yang dihasilkan harus cukup tinggi
untuk mengatasi drop tegangan maju dari sambungan PN basis-emitor (dioda). Ingat bahwa
transistor bipolar merupakan perangkat atau device pengontrol arus, transistor mengatur arus
kolektor berdasarkan arus basis-emitor (arus basis), bukannya tegangan basis-emitor.
Salah satu cara agar transistor dapat mengalirkan arus utama, sehingga dapat
mengaktifkan speaker dengan lancar, adalah dengan menjaga agar transistor selalu berada
dalam mode aktif. Ini berarti kita harus menjaga agar arus basis selalu ada pada semua siklus
gelombang yang masuk, sehingga sambungan PN basis-emitor akan selalu dalam bias maju.
Dan hal itu dapat dicapai dengan cara menambahkan tegangan DC pada sinyal masukan.
Dengan menambahkan tegangan DC yang dihubungkan secara seri dengan sumber sinyal AC,
maka bias maju sambungan PN basis-emitor (dioda) dapat dipertahankan disepanjang siklus
gelombang. Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1.31. Vbias membuat transistor selalu dalam mode aktif
(http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/penguat-common-emitor.html)
ktor maksimum (Ic) yang mengalir melalui resistor beban ketika transistor diaktifkan sepenuhnya "ON" (saturasi), asumsika
IC (MAX) = = = 9.2 mA
VCE = 0 ( Saturasi )
Kemudian menetapkan titik "A" pada sumbu vertikal arus Kolektor dari kurva karakteristik
dan terjadi ketika Vce = 0. Ketika transistor diaktifkan sepenuhnya "OFF", tidak ada
penurunan tegangan pada resistor RE atau RL karena tidak ada arus yang mengalir melalui
mereka. Kemudian jatuh tegangan melintasi transistor, Vce sama dengan tegangan suplai,
Vcc. Ini menetapkan titik "B" pada sumbu horizontal dari kurva karakteristik.
Secara umum, titik-T diam dari penguat adalah dengan sinyal input nol diterapkan ke Base,
sehingga Kolektor duduk sekitar setengah jalan sepanjang garis beban antara volt nol dan
tegangan suplai, (Vcc / 2). Oleh karena itu, arus Kolektor pada titik-Q amplifier akan
diberikan sebagai:
Ic (Q) = = = 4.59 mA
Garis beban DC statis ini menghasilkan persamaan garis lurus yang kemiringannya diberikan
sebagai: -1 / (RL + RE) dan garis itu melintasi sumbu Ic vertikal pada titik yang sama dengan
Vcc / (RL + RE). Posisi aktual titik-Q pada garis beban DC ditentukan oleh nilai rata-rata Ib.
Sebagai arus Kolektor, Ic dari transistor juga sama dengan gain DC dari transistor (Beta), kali
arus Basis (β * Ib), jika kita mengasumsikan nilai Beta (β) untuk transistor katakanlah 100,
( seratus adalah nilai rata-rata yang masuk akal untuk transistor sinyal daya rendah) arus basis
Ib mengalir ke transistor akan diberikan sebagai:
β=
IB = = = 45.8
Alih-alih menggunakan pasokan Bias Basis yang terpisah, biasanya untuk menyediakan Bias
Tegangan dari rel catu utama (Vcc) melalui penurunan nilai resistor, R1. Resistor, R1 dan R2
sekarang dapat dipilih untuk memberikan arus Basis diam yang sesuai dari 45,8μA atau 46μA
dibulatkan ke bilangan bulat terdekat. Arus yang mengalir melalui rangkaian pembagi
potensial harus besar dibandingkan dengan arus basis aktual, Ib, sehingga rangkaian pembagi
tegangan tidak dimuat oleh aliran arus basis.
Aturan umum adalah nilai minimal 10 kali Ib mengalir melalui resistor R2. Basis Transistor /
Tegangan emitor, Vbe diperbaiki pada 0,7V (transistor silikon) maka ini memberikan nilai R2
sebagai:
R2 = = = 3.71 kΩ
Jika arus yang mengalir melalui resistor R2 adalah 10 kali nilai arus basis, maka arus yang
mengalir melalui resistor R1 dalam jaringan pembagi harus 11 kali nilai arus basis. Yaitu: IR2
+ Ib.
Dengan demikian tegangan melintasi resistor R1 sama dengan Vcc - 1.7v (VRE + 0.7 untuk
transistor silikon) yang sama dengan 10.3V, oleh karena itu R1 dapat dihitung sebagai:
R1 = = = 20.45 kΩ
Nilai resistor Emitter, RE dapat dengan mudah dihitung menggunakan Hukum Ohm. Arus
yang mengalir melalui RE adalah kombinasi dari arus Basis, Ib dan arus Kolektor Ic dan
diberikan sebagai:
IE = IC + IB = 4.58 mA + 45.8 = 4.63 mA
Resistor, RE terhubung antara terminal dan terminal Emitter transistor, dan kami katakan
sebelumnya bahwa ada penurunan tegangan 1 volt di atasnya. Dengan demikian nilai resistor
Emitter, RE dihitung sebagai:
RE = = = 216 Ω
Jadi, untuk contoh di atas, nilai yang disukai dari resistor yang dipilih untuk memberikan
toleransi 5% (E24) adalah:
R1 = 20 kΩ, R2 = 3.6 kΩ, RL = 1.2 kΩ, RE = 220 Ω
Kemudian, rangkaian Common Emitter Amplifier asli yang sudah kita hitung di atas dapat
ditulis ulang untuk memasukkan nilai-nilai komponen yang baru.
D. Latihan
1) Perhatikan rangkaian penguat BJT common emitor yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
+VCC
R1 RC
C2
RS C1
RL vL
R2 RE CE
AC
VS
a) Tentukan titik-Q.
b) Buat sketsa garis beban DC. Berapa ayunan tegangan output maksimum (puncak
ke puncak) yang tersedia di amplifier ini.
c) Gambarlah sirkuit ekivalen AC dan tentukan parameter model AC
d) Turunkan persamaan untuk Rin, Rout, Avoc, Av, Ai, G.
e) Temukan Rin, Rout, Avoc, Av, Ai, G.
f) Temukan bentuk gelombang tegangan output jika vs = 10 × 10−3 sin (2 5000t).
Buat sketsa sumber dan tegangan keluaran bentuk gelombang.
g) Tentukan apakah kliping akan terjadi jika vs = 25 × 10−3 sin (2 5000t).
2) Analisis lah rangkaian common emitor berikut dengan metoda rangkaian ekivalen hybrid л
(phi).
VCC
RC
R1 C2
RCS1
R2 RL
AC VS
RE
CE
3) Pilihlah nilai minimum untuk kapasitor pintas emitor, C2, sesuai gambar berikut, jika
penguat harus beroperasi pada rentang frekuensi dari 200Hz hingga 10kHz.
VCC
+12V
R R C3
1 C
Vout
22k 1,0k
C1
R2
RE
6,8k 560 C2
E. Evaluasi
1) Diketahui rangkaian penguat common emitor dengan nilai komponen sebagai
berikut. Avi = -125 RS = 300 Ω RB = 10 Zi
AVS = -100 β0 = βdc = 100 VBE = 0,6
AI = -50 VRE = VRC = VCE
Rancanglah suatu rangkaian common emmiter (CE) dengan rangkaian ekivalen hybrid л,
kemudian tentukan nilai setiap komponen.
2) Untuk transistor, β = 45 dan jatuh tegangan 1kΩ yang terhubung dalam rangkaian kolektor
adalah 1 volt. Temukan arus basis untuk rangkaian common emitor.
3) Transistor terhubung dalam konfigurasi common emitor (CE) di mana sumber kolektor
adalah 8 V dan penurunan tegangan pada resistansi RC yang terhubung dalam rangkaian
kolektor adalah 0,5 V. Nilai RC = 800 Ω. Jika α = 0.96, tentukan: (i) tegangan kolektor-
emitor (ii) arus basis.
56k 6,8k
10mikroF
Vo
10mikroF
Vi
1,5k
8,2k 20mikroF
470k 3k 10mikroF
Vo
10mikroF
Vi
ro=50k
2,2k
470k 10mikroF Vo
C2
Vi 10mikroF
Zo
C1
zi 0,56k
7) Tentukan tegangan kolektor total dan tegangan output total (dc dan ac ). Kemudian
gambarkan bentuk gelombang dari kedua tegangan tersebut.
VCC +10V
R1 RC
47k 4,7k C3
C1 10mikroF
RL
10mikroF 47k
RS R2
600 10k RE1
AC
470
VS R C2
E2
10mV 470 100mikroF
8) Tentukan tegangan kolektor total dan tegangan output total (dc dan ac ). Kemudian
gambarkan bentuk gelombang dari kedua tegangan tersebut.
+20V
RC
R1 10k Vout
1,6M
RS
RL
AC
500
50k
10mVrms
RE11,5k
RE21,8k
9) Perhatikan rangkaian konfigurasi emitter berikut dan tentukan DCoperating point-nya jika
R1 RC
10k 3,6k
VCC
10V
R2 RE
1k
2,2k
PENGUAT TERBENAM
Mampu menganalisis rangkaian penguat tegangan, mampu merakit dan menguji coba
rangkaian penguat tegangan dengan tepat dan teliti, dan mampu membuat laporan hasil uji
coba rangkaian penguat.
B. Tujuan Pembelajaran
Penguat terbenam adalah metode yang digunakan untuk meminimalkan efek tanpa
mengurangi kenaikan tegangan ke nilai minimumnya. Metode ini “membenami” efek pada
penguatan tegangan. Penguat terbenam, pada dasarnya, adalah kesepakatan antara memiliki
kapasitor pintas di dan tidak memiliki kapasitor pintas sama sekali. Ketika menggunakan
Elektronika
Dasar
kapasitor pintas, reaktansinya harus kecil dibandingkan dengan hambatan emitor ac pada
frekunesi terendah dimana penguat akan digunakan.
Pada penguat terbenam, sebagian dilewati sehingga penguatan yang diinginkan
dapat dicapai, dan efek terhadap penguatan sangat berkurang atau dihilangkan. Resistansi
emitor eksternal total, , dibentuk oleh dua resistor emitor terpisah,
, seperti yang ditunjukkan gambar berikut.
VCC
RC
R1 C3
Vout
Vin C1
RE3
R2
RE2 C2
Salah satu resistor, , menggunakan kapasitor pintas sedangkan yang lain tidak.
Jika setidaknya 10 kali lebih besar daripada maka efek dari diminimalkan
dan perkiraan kenaikan tegangan untuk penguat terbenam adalah
(1.45)
41
Elektronika
Dasar
41
Elektronika
Dasar
(1.46)
2. Modul pemancar RF
Modul pemancar RF adalah sub-perakitan kecil yang mampu mentransmisikan
gelombang radio dan memodulasi gelombang itu untuk membawa data. Modul pemancar
biasanya diimplementasikan bersama mikrokontroler yang akan memberikan data ke modul
yang dapat ditransmisikan. Pemancar RF biasanya mengikuti persyaratan yang menentukan
output daya pemancar, getaran, dan tepi tepi maksimum yang diijinkan.
a. Modul penerima
Modul penerima RF menerima sinyal RF termodulasi, dan mendemodulasinya. Ada dua
jenis modul penerima RF: penerima superheterodyne dan penerima superregeneratif. Modul
superregeneratif biasanya berbiaya rendah dan berdaya rendah menggunakan serangkaian
amplifier untuk mengekstrak data termodulasi dari gelombang pembawa. Modul
superregeneratif umumnya tidak tepat karena frekuensi operasinya sangat bervariasi dengan
suhu dan tegangan catu daya. Penerima Superheterodyne memiliki keunggulan kinerja
dibandingkan superregeneratif; mereka menawarkan peningkatan akurasi dan stabilitas pada
rentang tegangan dan suhu yang besar. Stabilitas ini berasal dari desain kristal tetap yang
dulunya cenderung relatif lebih mahal. Namun, kemajuan dalam desain chip saat ini membuat
sedikit perbedaan harga antara modul penerima superheterodyne dan superregeneratif.
b. Modul transceiver
Modul RF transceiver menggabungkan pemancar dan penerima. Sirkuit ini biasanya
dirancang untuk operasi setengah dupleks, meskipun modul dupleks penuh tersedia, biasanya
dengan biaya lebih tinggi karena kompleksitas yang ditambahkan.
42
VCC
10V
R1 RC
2,7k C3
33k Vout
C1
1mkroF
Vin
1mkroF
R2 RE1
220
10k
RE2
C2
470
100mkroF
Penyelesaian.
merupakan kapasitor pintas bagi . Maka besar penguat tegangan :
D. Latihan
1) Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian penguat CE.
VCC +10V
10k R1 RC
4k
CC
Cin
2,2k R2 RE 1,1k
CE
210
RE1
2,2k R2
900 RE2
CE
Tentukan :
a. Impedansi input transistor basis untuk kedua rangkaian.
b. Impedansi input untuk kedua rangkaian.
2) Tentukan nilai dari penguat tegangan (Av) untuk rangkaian penguat terbenam seperti pada
gambar berikut. Kemudian tentukan berapa nilai untuk rangkaian ini.
VCC +10V
18 1,5k RC
CC
R1
Cin
300 RE1
900 RE2
CE
4,7 R2
3) Tentukan perubahan pada nilai penguat tegangan pada soal diatas jika nilai dibuat dua
kali semula.
E. Evaluasi
1) Dari gambar berikut.
VCC
+10V
47k R1 RC
4,7k C2
C1
10mikroF
10mikroF
470
RE1
AC
10k R2
SV
10 V m470 RE2
C3
100mikroF
Tentukan :
a. Tegangan kolektor dc
b. Tegangan kolektor ac
c. Gambarkan gelombang tegangan kolektor tegangan dan gelombang tegangan
output total
;
;
Frekuensi cutoff, .
3) Tentukan titik bias dan parameter penguat rangkaian dibawah ini. ( jika
abaikan efek awal dalam perhitungan bias).
15V
34k
1k
100mikroF
100 4,7mikroF
100k
AC
5,9k 510
Penguat dengan JFET
Mampu menganalisis rangkaian penguat tegangan, mampu merakit dan menguji coba
rangkaian penguat tegangan dengan tepat dan teliti, dan mampu membuat laporan hasil uji
coba rangkaian penguat.
B. Tujuan Pembelajaran
C1
+9V
R2
R1
C2 C3
R3 R4 R5
Field-Effect Transistor (JFET) adalah transistor yang dioperasikan oleh medan listrik
(tegangan), dikembangkan setara semikonduktor dari perangkat tabung vakum, disebut
dengan pentode. FET dibagi menjadi dua tipe :
1. Junction Field Effect Transistor (JFET)
2. Metal-oxide semiconductor field-effect transistor (MOSFET atau MOST)
1. Struktur JFET
Gambar dibawah ini menunjukkan struktur JFET kanal N. Seperti yang terlihat digambar,
JFET kanal N terdiri dari daerah N silicon dimana dua daerah tersebar. Daerah N disebut
juga kanal N karena memungkinkan arus mengalir seperti pada saluran konduktor. Ujung dari
kanal adalah metal dan timah eksternal untuk membentuk terminal source (S) dan Drain (D)
dari FET. Dua daerah biasanya disingkat bersama untuk membentuk terminal gerbang.
Perlu kita perhatikan bersama bahwa setelah daerah menyebar ke kanal N, lapisan
penipisan terbentuk disekitar daerah . Lebih jelasnya, amati gambar 1.37.
dan mencatat nilai-nilai yang sesuai, seperti hal sebelumnya. Dengan menerapkan bias
balik eksternal antara gate dan source, daerah penipisan dibuat antara drain dan gerbang.
Daerah penipisan ini hanya tergantung pada tegangan gate-supply dan sangat independen dari
aliran arus drain.
Sekarang, jika kita menerapkan , seperti sebelumnya, maka akan kembali lagi
mengalir, dan penjelasan diatas akan terjadi berulang-ulang. Maka, kita dapa menemukan
bahwa kurva sampai = - 2 volt serupa, dan hamper parallel sampai = 0 volt.
Namun, arus dalam keadaan ini tidak lebih dari keadaan sebelumnya. Ini karena daerah
Elektronika
Dasar
penipisan sudah terbentuk sebagai akibat dari bias balik antara gate dan source, yang
mengurangi lebar kanal.
Percobaan diulang untuk berbagai nilai . Hasilnya ditabulasi dan karakteristik
digambarkan seperti yang ditujukkan pada gambar 4.2. Kita temukan bahwa, ketika
meningkat ke arah negative, misalnya -2 V, -4 V, dst, arus drain berkurang secara konstan.
Pada akhirnya, saat mencapai nilai negative terbesar, kanal akan terputus yang
menyebabkan tidak ada arus yang mengalir. Keadaan ini dinamakan peristiwa cut-off. Kanal
cut-off lengkap dapat mungkin terjadi, karena dalam hal ini, tegangan source-gate eksternal
membawa kanal cut-off, bukan arus drain seperti kasus saat .
3. Karakteristik timbal balik atau transfer
Kurva transfer diplot dengan menjaga nilai konstan, misalnya 5 V, dengan
memvariasikan dan mencatat setiap nilai yang muncul. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar, kita mendapatkan kurva linier. Kita juga temukan bahwa , kanal
dilengkapi dengan cut-off atau pinched-off. Untuk tipe JFET, seperti BWF 10,
(1.48)
4. Karakteristik amplifikasi
Kita juga dapat memplot karakteristik amplifikasi JFET, yang merupakan plot
antara dan , dengan tetap konstan. Hal ini ditunjukkan pada gambar 1.41.
Kemiringan kurva dikenal sebagai factor amplifikasi JFET. Secara matematis, factor
amplifikasi dapat dirumuskan sebagai
(1.53)
50
Tanda negative dalam persamaan menunjukkan bahwa variasi dalam berlawanan
dengan variasi dalam . Factor amplifikasi mewakili jumlah maksimum amplifikasi yang
mampu diproduksi perangkat.
5. Hubungan antara
Dari pengertian yang sudah ada, kita menemukan bahwa ada hubungan yang pasti antara
parameter JFET . Berdasarkan eksperimen, kita temukan bahwa
(1.50)
Dimana kita sudah menggunakan nilai total sesaat dari arus drain, tegangan source-
drain, dan tegangan source-gate. Dengan nilai total sesaat, yang kami maksud adalah nilai DC
variabel. Seperti yang dicontohkan, dapat di ungkapakan bahwa
(1.51)
Dimana adalah variabel DC, murni DC, dan murni AC. Dengan
menggunakan ekspansi Taylor, maka
( resistansi drain )
( konduktansi transfer )
Menggunakan persamaan diatas, kita dapatkan
(1.52)
Kemudian diferensial persamaan diatas, kita peroleh
Ini berarti bahwa perubahan nilai DV variabel sama dengan variasi nilai AC
variabel. Karena adalah variabel, maka kita simpulkan
Elektronika
Dasar
Rangkaian dasar mixer audio ini merupakan mixer audio sederhana dengan penguat
sinyal tegangan berupa transistor JFET. Rangkaian ini berguna untuk mencampur ( mixing ) 2
kanal sinyal audio menjadi satu output sinyal audio.
C1
+9V
R2
R1
C2 C3
R3 R4 R5
52
30V
1M 4,7k
100k
AC
10k
1mV
1M 7,5k
Dengan demikian, kita dapat membayangkan rangkaian ac seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.
100k
1mV
AC
500k
4,7k
1-
9,4Vin
AC
30k
Ini adalah keluaran tanpa beban. Keluaran yang sebenarnya adalah yang muncul melintasi
tahanan 10 kΩ.
Perhatikan betapa kecilnya bati tegangan keseluruhan dengan penguat JFET. Ini adalah khas;
JFET memberikan bati tegangan yang jauh lebih kecil daripada bipolar.
D. Latihan
1) Dari contoh soal, jika digunakan tahanan pembenam 1 kΩ, berapa tegangan keluarannya?
Bila JFET ini digunakan dalam rangkaian prategangan-diri, berapa arus dan tegangan
tenang untuk sebesar 100Ω? Berapa bila ? Berapa harga resistansi sumber yang
anda dapatkan melalui persamaan ?
3) Arus gate diabaikan pada JFET kanal-p seperti yang ditunjukkan gambar berikut. Jika
RD
CC
CC
RG
Vo
Vi
VGG RS
4) Temukan kesetaraan dari dua JFET kanal-n identik yang terhubung secara paralel seperti
gambar dibawah ini.
.
5) Rangkaian penguat JFET common-gate ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jika
10kΩ,
tentukan (a) (b) , dan (c) . Asumsi bahwa .
CC CC
RD
R1
Vi RS Vo
VDD
R2
E. Evaluasi
1) Identifikasi terminal transistor berikut yang berfungsi sebagai source dan drain dari kedua
rangkaian JFET berikut.
Jelaskan alasannya, mengingat fakta bahwa secara fisik kedua JFET dari gambar tidak ada
perbedaan.
2) Ketika tegangan balik-bias diterapkan antara gate dan kanal JFET, wilayah penipisan
semakin luas. Semakin besar tegangan balik-bias, semakin luas pula daerah penipisan.
Dengan memberikan cukup nilai maka ekspansi ini akan memotong kanal JFET,
sehingga mencegah arus sumber drain.
Efek tidak langsung adalah bahwa pembentukan daerah penipisan yang diperlukan untuk
JFET cut-off juga dipengaruhi oleh penurunan tegangan drain-source.
Rload
20V
4V
Jika kita hubungkan tegangan gate-source yang cukup besar untuk memaksa transistor ke
mode cutoff, kanal JFET akan bertindak sebagai hambatan. Jika kita perhatikan dengan
seksama voltase yang diukur dengan mengacu ke ground, kita akan melihat bahwa lebar
daerah deplesi harus bervariasi di dalam kanal JFET. Sketsa dari lebar yang bervariasi ini
dapat dibuat, mengingat voltase yang ditunjukkan dalam ilustrasi berikut:
Sesuatu yang menrik terjadi jika kita membalikkan polaritas sumber 20 volt : hubungan
antara drain dan source berubah, dan begitu pula dengan bentuk wilayah penipisan.
Buatlah sketsa dari derah penipisan dengan variasi lebar baru pada sumber 20 volt, dan
tuliskan setiap yang anda amati.
3) Rangkaian berikut memilki masalah yang tidak biasa. Saat sakelar terbuka, LED menyala.
Saat sakelar tertutup, LED mati. Namun ketika sakelar dibuka lagi, LED sering tidak
menyala lagi hingga beberapa kali. Keadaan lainnya, kadang-kadang LED hidup dan mati
hanya dengan melambaikan tangan didekatnya, dengan sakelar pada posisi terbuka.
Jelaskan apa yang terjadi disini, dan juga berikan solusi untuk menghilangkan
ketidakpastian ketika sakelar terbuka.
4) Berikut adalah rangkaian sakelar sinyal audio JFET.
Q1
Audio signal input Audio signal output
+V
R1
R2
R3
Vcontrol
Q2
-V
Sinyal apa yang diperlukan pada untuk memungkinkan sinyal audio melewati
JFET? Dan sinyal apa yang membuat JFET off? Juga, jelaskan tujuan masing-masing
komponen ini dalam rangkaian switching audio:
Diode D1
Resistor R1
Resistor R2
Resistor R3
RD
12V
5V
7) Tentukan nilai point-Q dc pada penguat yang ditunjukkan gambar dan gambarkan garis
beban dc. Diberikan masing-masing 20 mA dan -4,0 V.
20V
RD1k
C2 Vout
C1
Vin
AC RG
-1,5V
8) Gambar dibawah ini menunjukkan self-bias yang memungkinkan impedansi masukan
tinggi bahkan jika diperlukan nilai tegangan source-gate yang rendah. Tentukan tegangan
ekivalen Thevenin dan resistansi dari rangkaian sebelah kiri a,b.
+VDD
R2
CC
R3
Vi
AC
R1 RS
eperti gambar dibawah ini menggunakan salah satu metode self-bias. (a) anggap bahwa kebocoran arus gate diabaikan (), d
RD
RG
RS
Daftar Pustaka
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya. Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
https://www.electronicshub.org/common-base-amplifier/
https://www.researchgate.net/figure/Common-base-configuration-Consider-a-transistor-
either-NPN-or-PNP-in-a-common-base_fig2_325603857
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/penguat-common-emitor.html
https://www.electronics-tutorials.ws/amplifier/emitter-resistance.html
http://ahmadyunuselektronika2055.blogspot.com/2017/05/transistor.html?m=1
http://jaenalefendy.blogspot.com/2013/04/rangkaian-mixser-audio-dengan-fet.html
https://ebookpdf.com/basic-classification-of-field-effect-transistors
https://www.pearsonhighered.com/assets/samplechapter/0/1/3/4/0134420101.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensi_ultra_tinggi