Anda di halaman 1dari 6

Modul 05: Transistor

Penguat Common-Emitter

Reza Rendian Septiawan


April 2, 2015

Transistor merupakan komponen elektronik yang


tergolong kedalam komponen aktif. Transis-
tor banyak digunakan sebagai komponen dasar
penyusun rangkaian atau komponen terintegrasi
aktif lainnya. Terdapat banyak jenis transistor,
namun secara garis besar transistor dapat dikelom-
pokkan kedalam dua keluarga besar, yaitu keluarga
bi-junction transistor (BJT) dan keluarga field-
effect transistor (FET). Dalam praktikum kali ini
kita akan menggunakan transistor dari keluarga
BJT.

1 Teori Singkat
Gambar 1: Struktur dari BJT tipe npn dan pnp
1.1 Karakteristik Bi-junction Tran- (diambil dari buku Fundamentals of Analog Cir-
sistor cuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan
David Buchla).
BJT, sesuai namanya, merupakan transistor yang
terdiri dari dua sambungan p-n dioda. BJT dapat
berupa transistor tipe npn dan transistor tipe pnp.
Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu kaki Base,
Collector, dan kaki Emitter.
Prinsip kerja dari transistor secara simpel
adalah, dengan adanya arus yang mengalir dari
kaki Base ke Emitter (atau dari Emitter ke Base
pada transistor pnp), maka arus yang lebih besar
akan mengalir dari kaki Collector ke Emitter (atau
sebaliknya pada transistor pnp). Untuk keseder-
hanaan penjelasan, maka secara default yang diba-
has adalah transitor tipe npn. Untuk dapat bek-
erja, pada transistor tipe npn sambungan BE Gambar 2: Simbol dari BJT tipe npn dan pnp (di-
diberikan tegangan panjar maju dan sambungan ambil dari buku Fundamentals of Analog Circuits,
BC diberikan tegangan panjar mundur. Arus yang 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan David
melewati transistor memenuhi persamaan arus to- Buchla).
tal transistor sebagai berikut:

IE = IC + IB (1)

1
Modul 05: Transistor halaman 2

dengan

IC = DC IB (2)
Namun karena IB IC , maka kita dapat
mengasumsikan bahwa IE = IC . Asumsi terse-
but sangat berguna dalam melakukan analisis ter-
hadap rangkaian transistor. Karena sambungan
BE merupakan sambungan pn biasa seperti pada
dioda, maka terdapat perbedaan tegangan antara
kaki Base dengan Emitter sebesar VBE = 0.7 V .
Rangkaian bias paling sederhana untuk transistor
dapat dilihat pada Gambar 3:

Gambar 4: Karakteristik I-V pada sambungan BE


(diambil dari buku Fundamentals of Analog Cir-
cuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan
David Buchla).

Gambar 3: Rangkaian bias pada transistor npn (di-


ambil dari buku Fundamentals of Analog Circuits,
2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan David
Buchla).

Tegangan pada kaki Collector dapat dihitung


dengan menggunakan:

VC = VCC IC RC (3)
dan tegangan pada kaki Base adalah:

VB = VE + VBE = VE + 0.7 V (4)


sehingga arus kaki Base adalah:

VBB VB
IB = (5)
RB
Gambar 5: Karakteristik I-V pada sambungan CE
Karakteristik pada sambungan BE mirip seperti
(diambil dari buku Fundamentals of Analog Cir-
dioda biasa. Sesuai dengan persamaan 2, besarnya
cuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan
arus pada kaki Collector bergantung pada besarnya
David Buchla).
penguatan DC DC dan besarnya arus pada kaki
Base. Namun arus Collector juga bergantung ter-
hadap besarnya perbedaan tegangan antara kaki
Collector dengan kaki Emitter VCE . Kurva karak-
teristik dari Collector dapat dilihat pada Gambar
5.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 05: Transistor halaman 3

1.2 Garis Beban DC


Saat arus pada kaki Base IB = 0, maka transistor
berada pada kondisi cutoff, yaitu kondisi saat tidak
ada arus yang melewati sambungan CE, sehingga
tegangan VCE akan sama dengan tegangan VCC .
Saat sambungan BE berada pada kondisi panjar
maju dan arus BE bertambah, maka besarnya arus
Collector akan bertambah, sehingga jatuh tegan-
gan pada kaki RC akan akan semakin besar, men-
gakibatkan tegangan VCE akan semakin menurun,
dan pada kondisi saturasi, tegangan Collector akan
sama dengan teganan Emitter VCE = 0. Kondisi
saturasi pada rangkaian tersebut tercapai pada:

VCC
IC(sat) = (6)
RC

Saat arus Base sudah cukup besar untuk mem-


buat rangkaian pada kondisi saturasi, pertambahan
arus Base yang lebih besar tidak akan mempen- Gambar 7: Contoh rangkaian uji DC untuk tran-
garuhi arus Collector lebih lanjut. sistor dan kurva kerjanya (diambil dari buku Fun-
damentals of Analog Circuits, 2nd edition oleh
Thomas L. Floyd dan David Buchla).

1.3 Rangkaian Bias untuk Transis-


tor
Salah satu penggunaan dari transistor adalah pada
rangkaian penguat linear. Agar dapat menguatkan
sinyal AC dengan baik tanpa mengenai kondisi cut-
off atau saturasi, maka rangkaian transistor harus
diberikan rangkaian bias. Ada 4 macam rangkaian
bias yang dapat digunakan, yaitu:
Gambar 6: Garis beban DC pada rangkaian tran- 1. Base Bias, merupakan rangkaian bias paling
sistor (diambil dari buku Fundamentals of Analog sederhana, ditunjukkan pada Gambar 8.
Circuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan Besarnya arus Collector pada rangkaian ini da-
David Buchla). pat dihitung dengan:

Dengan menggabungkan kurva karakteristik Col-


 
VCC VBE
lector dengan kurva garis beban DC, maka kita bisa IC = DC (7)
RB
mendapatkan seluruh daerah kerja dari rangkaian
transistor tersebut. Sebagai contoh, pada rangka- 2. Collector-feedback Bias, merupakan rangkaian
ian uji DC yang ditunjukkan pada Gambar 7, kita bias yang menggunakan jalur umpan balik dari
bisa mendapatkan kurva karakteristik dan garis be- kaki Collector ke kaki Base. Dengan menggu-
ban seperti yang ditunjukkan pada Gambar terse- nakan rangkaian ini, penguatan dari rangka-
but. Titik temu antara garis arus Base pada ian lebih linear, stabil, dan ketergantungan
rangkaian dengan garis beban DC dinamakan Q- terhadap besarnya DC transistor berkurang.
point dari rangkaian. Rangkaian ini ditunjukkan oleh Gambar 9.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 05: Transistor halaman 4

Besarnya arus Collector pada rangkaian ini da-


pat dihitung dengan:

VCC VBE
IC = (8)
RC + RB /DC

3. Voltage-divider Bias merupakan rangkaian


yang stabilitasnya lebih baik lagi. Rangkaian
ini ditunjukkan oleh Gambar 10.

Gambar 8: Rangkaian Base-bias (diambil dari


buku Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edi-
tion oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla).

Gambar 10: Rangkaian Voltage-divider bias (diam-


bil dari buku Fundamentals of Analog Circuits,
2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan David
Buchla).

4. Emitter Bias merupakan rangkaian yang san-


gat stabil, namun membutuhkan catu daya
positif dan negatif. Rangkaian ini ditunjukkan
oleh Gambar 11.

Gambar 9: Rangkaian Collector-feedback bias (di-


ambil dari buku Fundamentals of Analog Circuits,
2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan David
Buchla). Gambar 11: Rangkaian Emitter bias (diambil dari
buku Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edi-
tion oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla).

Untuk rangkaian yang stabil, nilai dari RB


harus dipilih agar dapat memberikan jatuh

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 05: Transistor halaman 5

tegangan yang kecil. Pada rangkaian ini, da- memasuki rangkaian via kapasitor coupling C1 dan
pat digunakan asumsi bahwa nilai VE diperki- C3 . Sedangkan sinyal AC menuju ground melewati
rakan berada di kisaran 1 V . salah satu hambatan Emitter melalui kapasitor by-
pass C2 . Sinyal AC akan melihat rangkaian seperti
Dalam membuat rangkaian penguat dengan
tampak pada Gambar 13.
menggunakan transistor, salah satu faktor yang
harus dipertimbangkan adalah disipasi daya dari
transistor. Besarnya disipasi daya dari rangkaian
dapat dihitung dengan menggunakan:

PD = VCE IC (9)

1.4 Rangkaian Penguat dan Rangka-


ian Setara AC
Dalam fungsinya sebagai rangkaian penguat, saat
menghitung parameter AC, rangkaian tersebut
memiliki rangkaian setara AC yang berbeda.
Dalam sudut pandang sinyal AC, sumber potensial
VCC dapat dipandang sebagai ground bagi sinyal Gambar 13: Rangkaian setara AC dari Gambar
AC. Sinyal AC masuk dan keluar dari rangkaian 12 (diambil dari buku Fundamentals of Analog
penguat melalui kapasitor coupling dan bypass. Se- Circuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan
cara umum, ada tiga jenis rangkaian penguat tran- David Buchla).
sistor, yaitu rangkaian penguat Common-Emitter
(CE), Common-Collector (CC), dan Common-Base Sinyal AC akan melihat adanya hambatan dalam
(CB). Pada kali ini kita hanya akan membahas dinamis Emitter re0 yang besarnya dapat diaproksi-
rangkaian penguat CE yang secara umum ditun- masi dengan persamaan
jukkan pada Gambar 12.
25 mV
re0 = (10)
IE
Dan besarnya penguatan dari rangkaian terse-
but dapat dihitung dengan menggunakan A = VVout in
.
Sinyal masukan pada kaki Base Vb besarnya dapat
diaproksimasikan sama dengan besar tegangan di
kaki Emitter Ve . Sedangkan sinyal keluaran dapat
dihitung sama dengan tegangan di kaki Collector
Vc . Perlu diperhatikan juga bahwa pada rangkaian
penguat CE ini penguatan bersifat inverting.
Dengan cara tertentu, garis beban AC dapat di-
hitung dengan berdasarkan pada garis beban DC
dan Q-point dari rangkaian. Q-point akan men-
jadi titik temu antara garis beban DC dengan garis
Gambar 12: Rangkaian penguat Common-Emitter beban AC dan menjadi titik referensi saat rangka-
(diambil dari buku Fundamentals of Analog Cir- ian mendapatkan sinyal input AC yang sama den-
cuits, 2nd edition oleh Thomas L. Floyd dan gan ground, sehingga saat sinyal input berayun ke
David Buchla). arah positif dan negatif, garis beban dari rangkaian
pun akan berayun. Agar rangkaian penguat dapat
Sesuai namanya, rangkaian penguat ini memi- bekerja seoptimal mungkin maka sebisa mungkin
liki referensi untuk sinyal masukan dan keluaran Q-point harus berada di tengah garis beban agar
pada kaki Emitter. Sinyal masukan dan keluaran clipping sinyal bisa ditekan seminimal mungkin.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 05: Transistor halaman 6

(tertulis di terminal keluaran dari SG), hitung


garis beban AC dari rangkaian.

4. Hitung maksimal sinyal masukan dari rangka-


ian sebelum keluarannya terpotong (clipping).
5. Lalu uji rangkaian tersebut dengan mem-
berikan sinyal masukan dengan frekuensi dan
amplitudo yang berbeda-beda.

6. Hitung penguatannya dan bandingkan dengan


penguatan teoritis.

Referensi
Gambar 14: Garis beban AC (diambil dari buku
[1] Thomas L. Floyd dan David Buchla. Funda-
Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edition
mentals of Analog Circuits, 2nd edition. 2001.
oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla).
Prentice Hall.

2 Percobaan
Perhatikan Gambar 15.

Gambar 15: Rangkaian uji penguat CE (diambil


dari buku Fundamentals of Analog Circuits, 2nd
edition oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla).

Kerjakan:

1. Buat garis beban DC dari rangkaian.

2. Cari kombinasi dari R1 dan R2 yang dapat se-


bisa mungkin memberikan Q-point berada di
tengah-tengah garis beban DC.

3. Dengan menggunakan nilai Rs sesuai dengan


nilai hambatan internal dari Signal Generator

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital

Anda mungkin juga menyukai