DISUSUN OLEH:
ATTAYA NASWA SHABILLA
562020122005
KELOMPOK 7
1.3 Tujuan
1. Menentukan jenis dan kaki-kaki transistor bipolar.
2. Memahami karakteristik transistor melalui kurva kolektor.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perbandingan antara arus kolektor dengan arus basis disebut sebagai beta dc (𝛽𝑑𝑐 ),
persamaannya:
𝐼𝐶
𝛽𝑑𝑐 =
𝐼𝐵
Tegangan breakdown
Tegangan breakdown adalah tegangan maksimum yang dapat diberikan pada
transistor yang dibias-balik (reverse bias). Jika diberikan melebihi tegangan
breakdown maka kemungkinan akan terjadi kerusakan fungsi transistor karena
kelebihan disipasi daya. Tegangan breakdown emitter berkisar antara 5-30 V,
sedangkan pada kolektor lebih tinggi yaitu berkisar antara 20-300 V.
Syarat mengoperasikan transistor pada rangkaian linier adalah sebagai berikut:
1. Emitter harus dibias-maju.
2. Kolektor harus dibias-balik.
3. Tegangan pada kolektor harus lebih kecil daripada tegangan breakdown.
Garis beban DC
Garis beban DC dapat digambar pada kurva kolektor, rangkaian sama dengan
gambar 2. Pada rangkaian di atas, 𝑉𝐶𝐶 membias-balik kolektor melalui 𝑅𝐶 , tegangan
pada 𝑅𝐶 adalah 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶𝐸 maka arus yang melewati 𝑅𝐶 :
𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶𝐸
𝐼𝐶 =
𝑅𝐶
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 =
𝑅𝐶
Jika 𝐼𝐶 = 0 maka:
𝑉𝐶𝐶 = 𝑉𝐶𝐸
Berikut ini adalah gambar garis beban dc pada kurva kolektor.
Perpotongan vertikal antara 𝑉𝐶𝐶 /𝑅𝐶 dan horizontal pada 𝑉𝐶𝐶 . Perpotongan antara
garis beban dc dengan arus basis disebut sebagai titik Q (quiescent point) atau titik
kerja.
BAB III
METODE PENELITIAN
1 0
2 0,2
3 0,4
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada pengukuran ke 3 dan ke 4 yaitu pada
kaki 2 dan 1 serta 2 dan 3 yang memiliki posisi tetap adalah kaki 2 yang merupakan
kaki basis bertipe n. dari data tersebut yang memiliki R lebih kecil adalah kaki 1
yang berarti kaki kolektor.
Tabel 1. Hubungan 𝐼𝐶 terhadap 𝑉𝐶𝐸
No 𝑽𝑪𝑬 (volt) 𝑰𝑩 (mA) 𝑰𝑪 (mA)
1 0 4,25 0
2 0,2 4,25 0,2
3 0,4 4,24 0,36
4 0,6 4,22 0,6
5 0,8 4,26 0,66
6 1 4,27 0,99
7 1,2 4,29 1,16
8 1,4 4,28 1,32
9 1,6 4,29 1,6
10 1,8 4,31 1,73
11 2 4,30 1,98
12 2,2 4,30 2,15
13 2,4 4,31 2,34
14 2,6 4,31 2,56
15 2,8 4,26 2,76
16 3 4,28 2,96
17 3,2 4,28 3,10
18 3,4 4,28 3,35
19 3,6 4,28 3,56
20 3,8 4,28 3,77
21 4 4,28 3,93
Pada dasarnya, karakteristik ini menggambarkan bagaimana 𝐼𝐶 berubah
sehubungan dengan 𝑉𝐶𝐸 pada tingkat arus basis yang konstan. Pada titik awal (𝑉𝐶𝐸
= 0 V), 𝐼𝐶 memiliki nilai 0 mA. Ini adalah kondisi ketika transistor dalam mode
mati (cutoff). Saat tegangan 𝑉𝐶𝐸 diberikan (0,2 V, 0,4 V, dan seterusnya), 𝐼𝐶 mulai
meningkat. Ini menunjukkan bahwa transistor sedang dalam mode aktif, dan arus
kolektor (𝐼𝐶 ) meningkat seiring dengan peningkatan 𝑉𝐶𝐸 dan tegangan 𝑉𝐶𝐸 telah
mencapai tegangan breakdown. Hal ini disebabkan oleh nilai tegangan 𝑉𝐶𝐸 lebih
kecil daripada tegangan 𝑉𝐵𝐵 yang bernilai 9,5 volt, sedangkan data 𝑉𝐶𝐸 yang didapat
hanya sampai 4 volt. Untuk arus 𝐼𝐵 nilainya cenderung tetap. Dari tabel percobaan,
didapat kurva 𝐼𝐶 − 𝑉𝐶𝐸 seperti di bawah ini:
Kurva IC - VCE
4,5
4
3,5
3
IC (mA)
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4
VCE (volt)
Pada grafik kurva 𝐼𝐶 − 𝑉𝐶𝐸 , ketika 𝑉𝐶𝐸 mencapai sekitar 4 V, 𝐼𝐶 mencapai titik
jenuh, yang berarti transistor tidak bisa meningkatkan arus kolektor lebih lanjut,
bahkan jika 𝑉𝐶𝐸 ditingkatkan.
BAB V
KESIMPULAN