Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS DC PENGUAT TRANSISTOR BIPOLAR

SATU TAHAP

Muhammad Yusriadi Dahlan
Hadriani, Harmiah, Ira Firawati
Fisika 2014

Abstrak
Telah dilakukan Praktikum Analisis DC Penguat Transistor Bipolar satu Tahap, yang bertujuan untuk
merancang system penguat transistor bipolar satu tahap dan untuk menentukan parameter-parameter dc
sebuah system penguat transistor bipolar satu tahap dengan pengukuran langsung dan perhitungan secara
teori. Prinsip dari teori ini adalah arus basis yang mengalir akan menentukan lebar lapisan deflesi yang
akan menentukan besar hambatan pada rangkaian. Pada praktikum ini dilakukan tiga kegiatan dengan
rangkaian yang berbeda. Dimana ketiga rangkaian tersebut adalah Rangkaian Bias Tetap, Rangkaian
Stabilisasi Emiter, dan Rangkaian Pembagi Tegangan. Dari ketiga rangkaian tersebut kemudia akan diukur
nilai dari parameter-parameter dari rangkaian. Parameter-parameter tersebut diantara arus basis I
B
, arus
colectro I
C
, arus emitor I
E
, tegangan basis V
B
, tegangan collector V
C
, tegangan emitor V
E
. Berdasarkan
hasil perhitungan data yang diperoleh pada kegiatan pertama yaitu I
B
=22,51A dan I
C
=1,03mA, pada
kegiatan kedua yaitu I
B
=17,38 A, I
C
=0,92mA dan I
E
=18,30mA,V
B
=2,11 volt, V
C
=6,41 volt dan
V
E
=18,30. Untuk kegiatan ketiga yaitu I
B
=11,80A, I
C
=0,54mA dan I
E
=12,34mA,V
B
=0,09volt,
V
C
=8,81volt dan V
E
=12,34 volt.
Kata kunci :Arus basis, arus emitter, arus collector, tegangan basis, tegangan emitter, dan tegangan
collector.

1. Teori Singkat.
Dc adalah singktan dari kata Direct
Current (arus tetap) dalam bahasa inggris .
arus yang dihasilkan voltase dc pada
resistorv disebut arus dc , berarti arus dc
adalah arus yg konstan dan tidak berubah
dengan waktu .dalam perhitungan amplifier
atau penguat persamaan hubungan antara
arus kolektor dengan voltase basis bias
emitor masih dipakai yaitu persamaan:

Dimana gf merupakan satu konstanta yang
dihitng sebagai kemiringan yang terdapat
dari grafik fungsi arus kolektor terhadap
voltase basis emmitor dan disebut
kemiringan transistor. Kalau hubungan
antara voltase keluaran dengan masukan
secara teliti terhadap hubungan
eksponensial yaitu:
V
out
= V
b
- R
c
.I
c
I
c
= I
cs
(T,V
ce
) exp (

)
(Richard Blocher,2004).
Analisis dan perancangan penguat
(amplifier) transistor membutuhkan
pemahaman mendasar tentang respon dc
dari sistem. Analisis dan perancangan
berbagai jenis penguat elektronik
dengandemikian memiliki dua komponen
utama yaitukomponen dc dan komponen
ac. Komponen ac merupakan komponen
sinyal input yang akan dikuatkan pada
outputnya sedangkan komponen dc
merupakan tegangan bias yang harus
diterapkan pada rangkaan untuk membuat
transistor dapat bekerja pada daerah
aktifnya.
Teorema superposisi sangat
dibutuhkan dalam hal ini dan penyelidikan
terhadap kondisi-kondisi dc dapat
dipisahkan secara total dari respon ac. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa setiat tahap
selama proses analisis perancangan,
pemilihan parameter-perameter dc yang
diperlukan akan berakibat pada respon ac,
begitu pula sebaliknya.
Level dc operasi transistor
ditentukan oleh beberapa faktor termasuk
rentang titik operasi pada karakteristik
transistor tersebut. Sekali level arus dan
tegangan dc ini diperoleh, maka
perancangan dapat dilakukan. Pada unit ini
akan dibahas analisis dc sejumlah jaringan
atau rangkaian dasar penguat transistor
komfigurasi common emitter dimana setiap
jaringan sangat menenntukan stabilisasi dari
sistem penguat.
Untuk setiap rangkaian yang
berbeda yang akan dibahas, analisis
komfigurasinya selalu mengacu pada
hubungan-hubungan dasar transistor bipolar
yang yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, yaitu :

= 0,7 V (4.1)

= (+1)

(4.2)

(4.3)
Untuk 3 (tiga) rangkaian dasar
penguat transistor bipolar satu tahap yang
akan diuji parameter parameter dc-nya
dapat dilihat pada gambar berikut.
1. Rangkaian Biasa Tetap (Fixed Bias
Circuit)

Analisi pada rangkaian ini menghasilkan :


I
C
= I
B
dan
V
CE
= V
CC
- I
C
R
C
di mana
V
CE
= V
C
dan V
BE
= V
B






2. RangkaianStabilisasi Emitter

Penyelidikan rangkaian di atas akan
menghasilkan :


I
C
= I
B
V
C
= V
CC
I
C
R
C
V
B
= V
CC
I
B
R
B
V
E
= I
E
R
E
dengan I
E
= I
C
3. Rangkaian Pembagi Tegangan

Analisis rangkaian setaranya menghasilkan:

dan


Dengan demikian, diperoleh :


Selanjutnya, analisis untuk I
C,
I
E
, V
C

dan V
E
sama seperti rangkaian sebelumnya.
Jika analisis rangkaian pertama telah
dipahami dengan baik, maka analisis untuk
rangkaian rangkain berikutnya dengan
mudah dapat dilakukan. Pada umumnya,
arus basis adalah kuantitas yang paling
pertama yang ditentukan. Jika I
B
telah
diketahui, maka hubungan hubungan pada
setiap persamaan dapat diterapkan untuk
menentukan parameter-parameter penting
lainnya seperti :
Tegangan basis, V
B
.
Tegangan collector, V
C
.
Tegangan collector-emitter, V
CE
.
Tegangan emitter, V
E

(Tim Elektronika Dasar II, 2014).

2. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
a. Variabel manipulasi : R
B
(k)
b. Variabel respon :I
B
(A), I
C
(mA),
V
B
(Volt) dan V
C
(Volt).
c. Variabel kontrol :V
CC
(Volt)dan
R
C
(k).
Kegiatan 2
a. Variabel manipulasi : R
B
(k)
b. Variabel respon :I
B
(A), I
C
(mA),
I
E
(mA), V
B
(Volt) dan V
C
(Volt).
c. Variabel kontrol :V
CC
(Volt), R
C

(k) dan R
E
(k).
Kegiatan 3
a. Variabel manipulasi :

(k)
b. Variabel respon :I
B
(A), I
C
(mA),
I
E
(mA), V
B
(Volt) dan V
C
(Volt).
c. Variabel kontrol :V
CC
(Volt),

(k), R
C
(k), dan R
E
(k).

3. Definisi Operasional Variabel
a. Vcc adalah tegangan masukan dari
catu daya yang nilainya 10 volt,
diukur dengan menghubungkan
sumber dengan multimeter.
b. R
B
adalah besar hambatan yang seri
dengan kaki basis dari transistor.
c. V
B
adalah beda potensial yang
terukur pada kaki basis, dimana
satuannya adalah volt.
d. V
C
adalah beda potensial yang
terukur pada kaki collector, dimana
satuannya adalah volt.
e. V
E
adalah beda potensial yang
terukur pada kaki emitter, dimana
satuannya adalah volt.
f. I
B
arus yang mengalir pada kaki
basis, dimana satuannya mikro
amper.
g. I
C
arus yang mengalir pada kaki
collector, dimana satuannya mili
amper.
h. I
E
arus yang mengalir pada kaki
emitter, dimana satuannya mikro
amper.



1. Alat dan Bahan
a. Power supply 10Vdc, 1 buah
b. Multimeter Digital, 1 buah
c. Transistor Bipolar NPN, 1 buah
d. Kit Penguat BJT 1 tahap, 1 set
e. Resistor, 3 buah
f. Kabel penghubung, 4buah
g. Potensiometer, 1 buah

2. Prosedur Kerja
a. Menyusun rangkaian penguat
BJT satu tahap sesuai dengan
gambar berikut dengan
spesifikasi komponen sebagai
berikut :
V
CC
= 10 volt
R
B
= potensiometer
R
C
= 2,2 k








b. Mengukur tegangan collector-
emiter (V
CE
), dengan mengatur
potensiometer (R
B
) hingga V
CE

menunjukkan setengan dari nilai
V
CC
(kondisi transistor aktif).
c. Mengukur nilai I
B
, I
C
, V
B
dan V
C
.
mencatat hasil pengamatan.
d. Melanjutkan kegiatan dengan
membuat rangkaian seperti pada
gambar berikut, dengan R
E
= 2,0
k. Lalu mengulangi pengukuran
seperti pada langkah b dan c.








e. Melanjutkan kegiatan dengan
membuat rangkaian seperti pada
gambar berikut dengan

=
4,7k. Lalu mengulangi pengukuran
seperti langkah b dan c.




































4. Data/ analisis data
a. Hasil pengamatan

= 10 V

= 4,7 K

= 2,2 K

= 1,0 K
= 46

= 5,0 V
b. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hubungan antara Parameter-parameter DC pada Penguat Transistor
Bipolar Satu Tahap pada Kegiatan I, II, dan III
Keg.
I
B
I
C
I
E
V
B
V
C
V
E
R
B

(A) (mA) (mA) (V) (V) (V) (k)
I 22.30 2.13 - 0.70 5.00 - 413
II 20.10 4.28 1.41 2.11 6.46 1.51 488
III 15.30 4.65 1.40 2.07 6.47 1.40 15
c. Analisis Data
Kegiatan 1 Bias Tetap
1) Arus Collector (I
C
)
Secara teori
I
C
= I
B
= 46 (22,5 A)
= 1035 A
= 1,03 mA

Secara Praktikum
I
C
= 2.13 mA

|
|

|
|


|

2) Tegangan collector (V
C
)
Secara teori
V
C
= V
CC
-I
C.
R
C

= 10 V -1,03 mA x 1,0 k
= 8,97V
Secara praktikum
V
C
= 5,0 volt

|
|

|
|

|

3) Arus Basis (I
B
)
Secara teori


Secarapraktikum
I
B
= 22,3 A

|
|

|
|

|

4) Tegangan Basis (V
B
)
Secara teori
V
B
= V
CC
- I
B..
R
B

= 10 V - 22,5 mA x 0,413M
= 0,71V
Secara praktikum
V
B
= 0,70 volt

|
|


|
|

|

Kegiatan 2 Stabiliser Emiter
1) Tegangan Collector (V
C
)
Secara teori
V
C
= V
CE
+ V
E

= V
CE
+ I
E
R
E

= 5 V + 4,3 mA x 1,0 k
= 9,3 V
Secara praktikum
V
C
= 6.46 volt

|
|


|
|


|

2) Arus Collector (I
C
)
Secarateori
I
C
=


=



=



= 1,56 mA
Secara Praktikum
I
C
= 4,28mA

|
|


|
|


|

3) Tegangan Basis (V
B
)
Secara teori
V
B
= V
BE
+ V
E

= V
BE
+I
E
R
E

= 0,7 V + 1,41 mA x 1,0 k
= 2,11
Secara praktikum
V
B
= 2,11 volt

|
|


|
|


|

4) Arus Basis (I
B
)
Secara teori

14,74 A
Secarapraktikum
I
B
= 20,1 A

|
|

|
|

|

5) Tegangan Emitter (V
E
)
Secara teori
V
E
= I
E
R
E
=1,41 mA (1 k)
= 1,41V
Secara Praktikum
V
E
= 1,51 volt

|
|


|
|


|

6) Emitter (I
E
)
Secara teori
I
E
= I
C
+ I
B

= 4,28 mA + 0,02 mA
=4,3 mA
Secara Praktikum
I
E
= 1.41 mA

|
|


|
|


|

Kegiatan 3 Pembagi Tegangan


1) Tegangan Bias (V
B
)
Secara teori


Secara praktikum
V
B
= 2,07 volt

|
|

|
|


|

2) Arus Basis (I
B
)
Secara teori


Secara praktikum
I
B
= 15,3 A

|
|

|
|


|

3) Arus Collector (I
C
)
Secara teori
I
C
= I
B

=46 x 17,4 A
=800,4 A
= 0,80 mA
Secara praktikum
I
C
= 4,65 mA

|
|

|
|


|


4) Arus Emitter (I
E
)
Secara teori
I
E
= I
C
+ I
B

=0,80 mA + 17,4 A
= 18,2 A= 0,02 mA
Secara praktikum
I
E
= 1,40 mA

|
|


|
|

|

5) Tegangan Collector (V
C
)
Secara teori
V
C
= V
CC
I
C
R
C

=10 (0,80mA x 2,2 k)
= 8,24 volt
Secara praktikum
V
C
= 6,47 volt

|
|

|
|


|
24,48 %
6) Tegangan Emitter (V
E
)
Secara teori
V
E
= I
E
R
E

= 0,02 mA x 1,0 k
= 0,02 volt
Secara praktikum
V
E
= 1,40 volt

|
|


|
|


|


5. Pembahasan
Transistor merukakan komponen
elektronika yang berfungsi sebagai saklar
dan penguat, transistor berfungsi sebagai
saklar ketika bekerja pada daerah saturasi
dan daerah cut off, sedangkan jika pada
daerah aktif transistor brfungsi sebagai
penguat. Pada percobaan ini transistor
difungsikan sebagai penguat, transistor
dikatakan penguat karena transistor selalu
mengalirkan arus dari transistor ke emitter,
arus terus mengalir meski tidak dalam
proses penguatan berguna agar grafik yang
dimunculkan pada osiloskop tidak cacat.
Pada percobaan kali ini yaitu analisis
dc penguat transistor bipolar satu tahap
terdiri dari tiga kegiatan yaitu rangkaian
bias tetap, rangkaian stabilisasi emitter, dan
rangkaian pembagi tegangan, nilai dari
faktor penguat yang digunakan adalah 46,
V
CC
adalah 10 volt, dan V
CE
adalah 5,00
volt. Untuk kegiatan pertama yaitu
rangkaian bias tetap digunakan dua resistor
R
B
dan R
C
, nilai dari resistor masing-masing
adalah R
B
=413 K dan R
C
=2,2 K, arus
yang diukur pada setiap resistor yaitu
I
B
=22,30A dan I
C
=2,13 mA sedangkan
untuk analisis perhitungannya didapatkan
%diff untuk arus pada basis sebasar 0,93%
dan %diff untuk arus cillector sebasar
69,62%. Untuk kegiatan kedua yaitu
rangkaian stabilisasi emitter digunakan tiga
buah resistor yang seri dengan masing-
masing kaki dari transistor nilai dari
masing-masing resistor adalah R
B
=488K,
R
C
=2,2K dan R
E
=1K, sedangkan arus
yang diukur pada masing-masing resistor
adalah I
B
=20,10A, I
C
=4,28mA dan
I
E
=1,41mA, pada kegiatan kedua juga
dilakukan pengukuran beda potensial pada
masing-masing resistor dimana nilainya
adalah V
B
=2,11 volt, V
C
=6,46 volt dan
V
E
=1,51 volt. Untuk kegiatan ketiga yaitu
rangkaan pembagi tegangan digunakan
empat resistor masing-masing pasang seri
pada kaki transistor kecuali pada kaki basis
yang dipasang paralel R
B1
=15Kyang
paralel dengan R
B2
=4,7K, sebalum
malakukan analisis perhitungang baik untuk
arus dan beda potensial terlebih dahulu
harus ditentukan rangkaian pengganti untuk
kegiatan ini dengan menentukan tegangan
thevenin dan hambatan thevenin, setelah
diketahui tegangan thevenin dan hambatan
theveninnya maka dapat dilakukan analisis
untuk arus dan beda potensial. Hambatan
thevenin yang diperoleh adalah 4,66 K
dan tegangan thevenin yang diperoleh
sebesar 0,09volt. pada kegiatan kedua dan
ketiga %diff yangdiperolehada yang lebih
dari 100 % hal ini terjadi karena adanya
kekeliruan pada saat pengukuran dan alat
yang digunakan sangat sensitif dan sedikit
kurang bagus, selain itu juga ketidak telitian
saat melakukan percobaan menjadi faktor
lain dalam kesalahan pengambilan data.
6. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan percobaan dapat
disimpulkan bahwa Rangkaian penguat
transistor satu tahap adalah rangkaian yang
terdiri dari satu penguat atau satu transistor
saja, transistor berfungsi sebagai pengauat
ketika bekerja pada daerah aktif, kenapa
dikatakan sebagai pengauat karena
transistor selalu mengalirkan arus dari
collector ke emitter meski tedak dalam
proses penguatan hal ini ditunjukan untuk
menghasilan sinyal keluaran yang tidak
cacat.
Parameter-perameter dc sistem
penguat transistor satu tahap untuk kegiatan
pertama adalah arus basis (I
B
) dan arus
collector (I
C
), untuk kegiatan kedua adalah
arus basis (I
B
), arus collector (I
C
), arus
emitter (I
E
), tegangan basis (V
B
), tegangan
collector (V
C
), dan tegangan emitter (V
E
),
sedangkan pada kegiatan ketiga sama
dengan yang ada pada kegiatan kedua tetapi
sebelum menentukannya terlabih dahulu
ditentukan hanbatan thevenin (R
TH
) dan
tegangan thevenin (V
TH
).

7. Daftar Pustaka.
Blocher Richard,Dipl . Phys. 2004. Dasar
Elektronika Edisi II .Yogyakarta :
Andi Offset.
Tim Dosen, (2014). Penuntun Elektronika
Dasar 2. Makassar : FMIPA
UNM.

Anda mungkin juga menyukai