Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357877901

Laporan Praktikum Elektronika Modul II - Transistor BJT

Experiment Findings · January 2022


DOI: 10.13140/RG.2.2.15360.76800

CITATIONS READS

0 6,526

1 author:

Eka Putra Prasetya


Universitas Islam Indonesia
135 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eka Putra Prasetya on 17 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Laporan Praktikum Elektronika
Modul II – Transistor BJT
Eka Putra Prasetya/18524057
Asisten: Barry Wijaya
Tanggal praktikum: 15 November 2019
18524057@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Sekarang ini, rangkaian elektronika tidak bisa II. TINJAUAN PUSTAKA
lepas dari yang namanya transistor. Transistor menjadi salah
satu komponen yang penting dalam suatu rangkaian elektronika A. Transistor Sebagai Saklar
karena beragam fungsinya. Tujuan dari praktikum ini adalah
dapat menjelaskan karakteristik transistor BJT, melakukan Transistor sebagai saklar memiliki 2 karakteristik yaitu,
perhitungan arus dan tegangan DC pada kaki transistor dalam karakteristik area jenuh dan karakteristik area cut-off. Pada
berbagai konfigurasi, dan menjelaskan perlakuan transistor BJT kondisi cutoff, arus yang melewati basis bernilai 0 sehingga
saat berfungsi sebagai saklar. Hasil precobaan ini adalah agar arus pada collector bernilai 0 dan nilai tegangan kollektor
transistor sebagai saklar off, arus yang pada basis transistor emmitor (Vce) bernilai sama dengan Vcc. Kondisi tersebut
harus bernilai 0 dan Vce bernilai sama dengan Vcc. Agar membuat arus tidak bisa melewati transistor sehingga
transistor sebagai saklar on, arus yang mengalir pada basis transistor bertindak layaknya saklar pada kondisi hubung
harus bernilai maksimal dan Vce bernilai kurang dari Vcc. Pada buka.
rangkaian Darlinton dimana transistor yang dirangkai seri, hasil
arus akan lebih besar dari pada menggunakan 1 transistor. Pada kondisi area jenuh, arus yang melewati basis
Percobaan transistor sebagai penguat tidak bisa dilakukan merupakan arus maksimum sehingga arus pada collector juga
karena terkendala waktu yang tidak cukup maksimum dan tegangan di emmitor minimum. Tegangan
Kata kumci—Transistor, Saklar, Darlinton,Penguat
pada kolektor emittor (Vce) bernilai tidak nol dan tidak
I. PENDAHULUAN melebihi nilai yang tercantum pada datasheet. Proses tersebut
membuat arus maksimal mengalir ke transistor sehingga
Sekarang ini, rangkaian elektronika tidak bisa lepas dari transistor bertindak layaknya saklar pada kondisi tertutup.
yang namanya transistor. Transistor menjadi salah satu Untuk menghitung arus maksimal yang mengalir pada
komponen yang penting dalam suatu rangkaian elektronika transistor digunakan rumus seperti di bawah ini,
karena beragam fungsinya. Salah satu fungsi transistor adalah
sebagai saklar. Saklar meruapakan salah satu proses yang 𝑉𝑐𝑐 (1)
penting karena untuk memutus atau menyambungkan jalur arus 𝐼𝑐 =
𝑅𝑙
listrik. Dengan saklar, komponen elektronika bisa dimatikan
dan dihidupkan. Selain berfungsi sebagai saklar, Transistor Dengan:
juga dapat berfungsi sebagai penguat. Contoh
Ic = arus yang mengalir pada kolektor (A)
pengaplikasiannya ada pada microphone.
Vcc = tegangan DC (V)
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat menjelaskan
karakteristik transistor BJT, melakukan perhitungan arus dan Rl = resistor (ohm)
tegangan DC pada kaki transistor dalam berbagai konfigurasi,
dan menjelaskan perlakuan transistor BJT saat berfungsi
sebagai saklar.

Gambar 1 Transistor cutoff (kiri), Transistor saturasi (kanan)

B. Rangkaian Transistor Darlinton


Rangkaian transistor Darlinton merupakan rangkaian yang
terdiri dari sepasang resistor yang dipasang secara seri dan
bertindak layaknya sebuah resistor tunggal. Rangkaian
transistor ini tersusun atas dua transistor bipolar dengan emitor
satu transistor disambungkan dengan basis transistor lainnya.
Dengan pemasangan transistor tersebut akan dihasilkan
penguatan yang lebih tinggi. Gambar dibawah ini merupakan mengambang (tidak dihubungkan kemanapun juga. Vcc
rangkaian transistor Darlinton. dihubungkan dengan +9 VDC. Lalu, Ib, Ic, Ie, serta tegangan
Vce diukur dengan menggunakan multimeter. Kemudian,
ujung jumper yang tersambung dengan kaki basis disentuh
dengan menggunakan ujung jari. Ib, Ic, Ie, serta Vce diukur
kembali. Lalu, resistor tambahan dipasang di depan
rangkaian tersebut sehingga terbentuk rangkaian Darlinton.

Gambar 2 Darlinton NPN (kanan), Darlinton PNP (kiri)

C. Transistor sebagai penguat


Salah satu fungsi transistor adalah sebagai penguat. Prinsip
dasarnya dengan cara meningkatkan amplitude dari sinyal
input namun tidak merubah karakteristik sinyal yang
diinputkan. Terdapat 3 konfigurasi penguatan,
 Penguat Common Emiter (CE), pada konfigurasi ini
ground dihubungkan ke emitor dan mempunyai Gambar 3 rangkaian Darlinton
impedansi yang tinggi, impedansi keluaran juga tinggi Ib1, Ic1, Ie1, Vce1, Ib2, Ic2, Ie2, dan Vce2 diukur saat ujung
dengan penguatan yang tinggi. Karakteristiknya adalah basis pada transistor sebelah kiri tidak disentuh dan disentuh.
sinyal output terbalik 180 derajat, digunakan pada Kamudian, Rc1 diganti dengan hambatan yang bernilai 10k
frekuensi rendah, dan stabilitas penguatan rendah ohm, 1k ohm, dan 100 ohm.
 Penguatan Common Collector (CC), pada konfigurasi ini
ground dihubungkan pada kolektor dan akan didapatkan B. Transistor sebagai saklar
impedansi rendah, impedansi keluaran juga tinggi 1) Konfigurasi common emmitor Pengamatan sinyal AC
dengan penguaran yang cukup baik. Karakteristiknya Pertama rangkaian dibuat seperti dibawah ini. Kemudian
adalah sinyal output satu fasa dengan input, dan sering sisi masukan dihubungkan dengan sinyal AFG yang telah di
digunakan sebagai rangkaian buffer.
set pada sinyal sinusoidal dengan frekuensi 100 Hz. Sinyal
 Penguat Common Base (CB), pada konfigurasi ini basis masukan diamati dengan menggunakan osiloskop pada CH1,
ground dihubungkan pada kaki basis sehingga impedansi dan sinyal keluaran pada CH2. Lalu amplitude AFG diatur
input rendah dengan penguatan rendah. Karakteristiknya sehingga sinyal keluaran tidak terpotong. Kemudian
adalah sering digunakan pada frekuensi tinggi dan efek amplitude sinyal masukan dan keluaran dicatat pada lembar
feedback dapat diminimalkan. kerja. Terakhir langkah 2 diulangi untuk frekuensi pada
tabel lembar kerja percobaan konfigurasi common emmitor.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Transistor sebagai saklar
1) Percobaan 1
Rangkaian yang tertera di dalam modul dibuat. Lalu, nilai
beta DC transistor diukur. Kemudian, Vcc dihubungkan
dengan tegangan +9 VDC. Sedangkan Vbb dihubungkan
dengan tegangan +5 VDC dan gorund. Lalu, arus yang
mengalir di Rb, arus pada LED, dan tegangan kolektor
emotitor (Vce) diukur dengan multimeter. Keadaan LED
dicatat pada lembar kerja. Kemudian, nilai Rb diganti dengan
hambatan yang nilainya 100k ohm, 10k ohm, dan 100 ohm.
Lalu, langkah 3 diulangi untuk masing – masing nilai Rb Gambar 4 Rangkaian Common Emiter
yang berbeda. Kemudian, grafik hubungan Ib dan Vce
2) Konfigurasi common emmitor Pengamatan sinyal AC
digambar.
Pertama rangkaian dibuat seperti dibawah ini. Kemudian
2) Percobaan 2 sisi masukan dihubungkan dengan sinyal AFG yang telah di
Rangkaian dibuat seperti percobaan sebelumnya, namun set pada sinyal sinusoidal dengan frekuensi 100 Hz. Sinyal
terminal basis dihubungkan dengan jumper dan dibiarkan masukan diamati dengan menggunakan osiloskop pada CH1,
dan sinyal keluaran pada CH2. Lalu amplitude AFG diatur B. Percobaan 2
sehingga sinyal keluaran tidak terpotong. Kemudian 1. Dengan satu transistor
amplitude sinyal masukan dan keluaran dicatat pada lembar Hasil Basis tanpa Basis dengan
kerja. Terakhir langkah 2 diulangi untuk frekuensi pada Pengukuran disentuh disentuh
tabel lembar kerja percobaan konfigurasi common emmitor. Arus basis (Ib) 0 0.03 mA
Arus kolektor (Ic) 0 0.60 mA
Arus emitter (Ie) 0 0.63 mA
Teg.kolektor- 6V 5.7 V
emitter (Vce)
Nyala lampu Redup Terang
LED
Tabel 2 Tabel percobaan 2
Pada percobaan 2, data yang muncul adalah saat basis
tidak disentuh menghasilkan arus basis, arus kolektor, dan
arus emmiter bernilai 0 A. Sedangkan tegangan Vce bernilai 6
Volt dan lampu dalam kondisi redup. Saat basis disentuh
menghasilkan arus basis tidak terbaca, arus kolektor bernilai
0.6 mA, arus emmiter bernilai 0.63 mA, Vce bernilai 5.7 V,
dan lampu dalam kondisi terang.
Tubuh manusia secara alami memiliki energi potensial
Gambar 5 Rangkaian pembagi tegangan pengamatan sinyal AC
listrik. Pada saat tidak disentuh potensial didaerah basis
bernilai 0 V sehingga arus pada basis bernilai 0 V juga.
Karena arus pada basis bernilai 0 A, maka arus pada kolektor
IV. HASIL DAN ANALISIS
bernilai 0 A juga. Arus pada emmiter merupakan penjumlahan
A. Percobaan 1 dari arus basis dan kolektor sehingga menghasilkan jumlah 0
Nilai RB Arus Arus Vce Keadaan A. pada saat disentuh maka pada bagian basis terdapat
basis kolektor (volt) Led potensial listrik. Karena terdapat potensial listrik pada basis,
(mA) (mA) maka kaki basis-emmitor mendapat arus listrik walaupun
1MΩ 0.003 0.028 6.7 Sangat sangat kecil pada percobaan ini (potensial yang dihasilkan
redup manusia sangat kecil) sehingga dapat terbias maju. Karena
100kΩ 0.45 0.32 6 Redup mendapat bias maju, elektron bebas dari emmiter akan pindah
10kΩ 0.4 4.0 3.8 Terang menuju basis. Sekarang emmiter menjadi lebih negatif dari
1kΩ 3.7 13.8 0.012 Sangat pada kollektor sehingga zona deplesion akan semakin
terang menyempit dan elektron bisa melewati transistor. Elektron
Tabel 1 Tabel percobaan 1 akan bergerak dari emmiter ke kolektor dan basis sehingga
didapatkan nilai arus kollektor sebesar 0.6 mA. Arus emmitor
Data percobaan 1 menunjukkan bahwa semakin besar nilai
bernilai 0.63 mA yang didapatkan dari penjumlahan arus
Rb, maka arus pada basis, arus pada kolektor, dan lampu
kolektor dan basis.
semakin redup. Namun untuk Vce berlaku sebaliknya yaitu
2. Dengan konfigurasi Darlinton
semakin besar. Arus pada basis yang semakin mengecil ini
sesuai dengan hukum ohm dimana semakin besar resistor yang Rcl IB1 IC1 IE1 VCE1
digunakan maka arus yang dihasilkan akan semakin kecil. Ujung basis tidak disentuh
Arus pada kolektor juga mengecil dikarenakan pengaruh arus
10kΩ 0 0 0 9
dari basis. Kita ketahui bahwa arus basis dan kolektor
memiliki hubungan berbanding lurus. Jadi ketika arus basis 1kΩ 0 0 0 8.6
mengecil maka arus kolektor ikut mengecil pula. Nilai Vce
yang membesar disebabkan karena ketika resistor pada basis 100Ω 0 0 0 8.7
membesar maka tegangan input 5 V akan banyak terkumpul
Ujung basis disentuh
pada resistor sehingga tegangan emmiter mengecil. Tegangan
emmiter yang mengecil membuat beda tegangan kolektro – 10kΩ 0 0.15 0.2 6
emmiter (Vce) membesar. Semakin besar Vce atau semakin 1kΩ
mendekati nilai Vcc maka nyala lampu akan semakin redup 0 0.2 0.24 5.1
karena arus yang mengalir semakin kecil. Percobaan ini 100Ω 0 0.35 0.4 5.6
menunjukkan bahwa semakin kecil arus yang lewat pada Ib
maka Vce semakin besar sehingga transistor akan mendekati IB2 IC2 IE2 VCE2 LED
Rcl2
kondisi cutoff. Namun selama masih ada arus pada Ib,
transistor akan berada pada kondisi saturasi. Ujung basis tidak disentuh
10kΩ 0 0 0 7.6 Redup
1kΩ 0 0 0 8.6 Redup
100Ω 0 0 0 8.6 Redup
V. KESIMPULAN
Ujung basis disentuh
10kΩ 0.2 1.9 2 5 Terang Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar. Agar
1kΩ 0.25 2 2.7 4.9 Terang transistor sebagai saklar off, arus yang pada basis transistor
100Ω 0.4 2.5 3.2 5 Terang harus bernilai 0 dan Vce bernilai sama dengan Vcc. Agar
Tabel 3 Tabel konfigurasi Darlinton
transistor sebagai saklar on, arus yang mengalir pada basis
harus bernilai maksimal dan Vce bernilai kurang dari Vcc.
Pada percobaan 3, data yang muncul saat sebelum disentuh Pada rangkaian Darlinton dimana transistor yang dirangkai
adalah Ib1, Ic1, Ie1, Ib2, Ic2, Ie2 bernilai 0. Nilai untuk Vce1 seri, hasil arus akan lebih besar dari pada menggunakan 1
bernilai 9, 8.6, 8.7 V dan Vce2 bernilai 7.6, 8.6, 8.6 V. transistor. Percobaan transistor sebagai penguat tidak bisa
Kemudian, data yang muncul setelah disentuh hanya Ib1 yang dilakukan karena waktu praktikum yang tidak cukup.
bernilai 0.
Pada saat sebelum disentuh, tegangan pada basis 9013
bernilai 0 V. karena tidak ada tegangan atau beda potensial DAFTAR PUSTAKA
maka arus yang mengalir pada basis tersebut (Ib1) bernilai 0
mA. Karena tidak ada arus yang mengalir maka elektron [1] Modul Praktikum Pengantar Teknik Elektro. Jurusan
emmitor tidak berpindah ke basis 9013 sehingga beda Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia, 2019.
potensial Vce1 dengan Vcc tidak jauh berbeda. Karena beda
[2] Modul Praktikum Elektronika. Jurusan Teknik Elektro
potensial yang tidak jauh berbeda maka arus Ic1 0. Ie1
Universitas Islam Indonesia, 2019.
merupakan penjumlahan dari Ib1 dan Ic1 sehingga bernilai 0
pula. Nilai Ie1 sama dengan Ib2 karena berada pada satu node [3]D. Kho, "Pengertian Transistor Darlington dan
yang sama. Nilai Ie yang bernilai 0 membuat tidak ada Konfigurasinya - Teknik Elektronika", Teknik
elektron yang mengalir dari emmitor ke basis pada TIP31. Elektronika. [Online]. Tersedia:
Karena hal tersebut, tegangan kolektor-emmitor (Vce2) pada https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-
TIP31 hampir sama dengan Vcc. Karena hampir sama, maka darlington-konfigurasi-transistor-darlington/. [Diakses:
arus Ic2 bernilai 0. Ie 2 merupakan penjumlahan dari Ib2 dan 17- Nov- 2019].
Ic2 sehingga bernilai 0 juga.
Manusia memiliki energi potensial jadi ketika disentuh, [4]R. Angga, "Fungsi Transistor Sebagai Saklar",
basis pada 9013 memiliki potensial. Dalam tabel tertulis 0 https://skemaku.com, 2014. [Online]. Tersedia:
karena potensial yang dihasilkan kecil sehingga arus yang https://skemaku.com/fungsi-transistor-sebagai-saklar/.
dihasilkan kecil pula dan tidak bisa terbaca multimeter. [Diakses: 17- Nov- 2019].
Karena terdapat arus pada basis 9013, electron emmitor dapat
berpindah ke basis yang mana berarti arus listrik bisa mengalir [5]Panduanteknisi.com. (2017). Penggunaan Transistor
dari basis ke emmitor. Karena elektron berpindah, maka Sebagai Penguat | Panduan Teknisi. [online] Available
emmiter menjadi lebih negatif dari pada kollektor sehingga at: https://panduanteknisi.com/penggunaan-transistor-
zona deplesion akan semakin menyempit dan elektron bisa sebagai-penguat.html [Accessed 16 Nov. 2019].
melewati transistor. Hal ini ditandai dengan Vce yang sebelum
disentuh memiliki nilai hampir sama dengan Vcc, tetapi
setelah disentuh memiliki nilai lebih kecil dari Vcc. Semakin
besar Rcl semakin besar Vce. Karena electron bisa melewati
transistor, terdapat arus Ic1. Ie1 merupakan penjumlahan dari
Ic1 dan Ib1. Karena Ie1 dan Ib2 dalam satu node maka
nilainya sama. Karena Ie1 memiliki arus maka kondisi pada
transistor TIP31 sama seperti 9013. Hasil Ie2 yang dihasilkan
lebih besar dari Ie1 membuktikan jika transistor dirangkai seri
akan menghasilkan penguatan arus yang lebih besar.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai