Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara kerja Transistor.
2. Mengetahui fungsi aplikasi fungsi dasar dari Transistor.

B. Dasar Teori

Saklar merupakan salah satu kompenen yang sangat penting dalam suatu rangkaian
kelistrikan. Saklar berfungsi sebagai pemutus atau penghubung arus dari sumber tegangan paa
rangkaian tertutup. Karena begitu pentingnya saklar bagi suatu rangkaian, maka saklar tersebut
harus ditempatkan pada posisi yang strategis yang mudah dijangkau. Dengan demikian pada saat
saklar dibutuhkan atau dengan kata lain saat kita hendak men-ON atau men-OFF suatu
rangkaian atau mesin, dapat dilakukan dengan cepat.
Salah satu komponen rangkaian elektronika yang revolusioner yang masih digunakan sampai
saat ini dan membuat ukuran komputer semakin mengecil adalah transistor. Transistor adalah
komponen rangkaian elektronika yang terbuat dari semi konduktor yang dapat digunakan sebagai
penguat atau saklar (switch) elektronik untuk sinyal ataupun arus listrik. Setelah transistor
ditemukan, transistor menggantikan komponen vaccum tubes yang pada saat itu digunakan pada
sebagian besar perangkat elektronik. Transistor beroperasi sebagai dasar fondasi untuk
membangun atau mendesain perangkat elektronik modern. Mulai dari sirkuit switching, penguat,
sirkuit power supply, sirkuit logic digital, regulator tegangan, sirkuit osilator, dll.
Secara umum transistor memiliki 3 kaki basis atau terminal yang dihubungkan dengan sirkuit.
Prinsip kerjanya transistor diaplikasikan dengan memberi tegangan atau arus listrik pada kedua kaki
terminal untuk mengatur arus listrik yang mengalir melalui terminal yang lain. Karena output listrik
yang dikontrol dapat menghasilkan daya yang lebih besar daripada inputnya, maka transistor dapat
digunakan sebagai penguat sinyal. Saat ini, terdapat berbagai macam bentuk transistor mulai dari
yang dipackaging secara individual sampai dengan yang terintegrasi di dalam IC (Integrated Circuit).
Selain dari bentuknya, transistor juga dibedakan dari cara kerja transistor itu sendiri, terdapat dua
tipe transistor yang paling umum yaitu transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) dan FETs (Field
Effect Transistor). Transistor BJT terdiri dari 3 lapisan, 3 terminal dan 2 batasan bahan semi
konduktor yang terdiri dari 2 PN (Positif Negatif) yang saling membelakangi dengan bagian
tengahnya menjadi lapisan common. Dengan konfigurasi 3 lapisan ini, maka terdapat 2 jenis
transistor BJT, yaitu PNP dan NPN yang terminal-terminalnya dinamai kolektor (Collector), basis
(Base), dan emitor (Emitter).

Gambar 1.2 Jenis transistor BJT (NPN dan PNP)

Jenis PNP dan NPN memiliki fungsi yang sama namun berbeda dicara mengaktifkan dan
polaritasnya. Pada PNP transistor, material N diapit oleh 2 material P sedangkan pada NPN, material P
diapit oleh 2 material N. Berdasarkan cara mengakifkannya, transistor memiliki 3 kondisi operasi, yaitu
mode aktif, mode cut off, dan mode saturasi.

1. Kondisi Operasi Trasistor


a. Mode Aktif
Pada mode aktif, transistor biasanya digunakan sebagai penguat arus. Basis dan emitor
diaktifkan secara forward sedangkan basisi dan kolektor secara reverse. Pada mode ini arus akan
mengalir antara emitor dan kolektor dan besarnya bergantung dari arus yang dialirkan ke basis.

b. Mode Cut Off


Pada mode cut off, kedua basis-emitor dan basis-kolektor diaktifkan secara reverse. Karena
keduanya diaktifkan secara reverse maka tidak ada arus yang mengalir. Pada mode ini transistor
dapat dikatakan OFF dan membuat sirkuit terbuka (open circuit). Mode inilah yang membuat
transistor dapat digunakan sebagai saklar (swiching) dan sirkuit digital logic.

Gambar 1.3 rangkaian transistor NPN sebagai saklar OFF

c. Mode Saturasi

Pada mode saturasi, kedua basis-emitor dan basis-kolektor diaktifkan secara forward sehingga
arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor dengan bebas hampir tanpa hambatan. Saturasi terjadi
saat tegangan VCE = 0. Pada mode ini, transistor berada dalam kondisi ON dan membuat sirkuit
menjadi tertutup (closed circuit). Mode ini juga yang membuat transistor dapat digunakan sebagai
saklar (swiching) dan sirkuit digital logic.

(Gambar 1.4 rangkaian transistor NPN sebagai saklar ON)

d. Transistor Sebagai Saklar


Baik transistor PNP dan NPN dapat berfungsi sebagai saklar elektronik, yang membedakan
hanyalah logic untuk meng-On dan meng-OFF kan transistornya. Pada transistor PNP, transistor menjadi
ON jika basis diberi negatif dan OFF jika diberi positif, sebaliknya pada transistor NPN, transistor menjadi
ON jika basis diberi positif dan OFF jika diberi negatif. Sehingga dengan fleksibilitas seperti ini, kalian
dapat mengaplikasikan transistor sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, transistor dengan fungsinya
sebagai saklar dapat digunakan sebagai relay. Beberapa komponen seperti lampu LED hanya
membutuhkan arus yang sedikit sehingga dapat secara langsung dihubungkan dengan output dari
gerbang logika. Namun komponen seperti motor, solenoid atau lampu dengan daya besar
membutuhkan arus yang besar, sehingga transistor dengan fungsi saklar digunakan atau dapat juga
dikombinasikan juga dengan relay mekanik jika beban menggunakan daya yang sangat besar yang
melebihi kemampuan transistor.
BAB II

METODE EKSPERIMEN

A. Alat & Bahan

Alat & bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah diantara lain sebagai berikut:
No Alat & Bahan Jumlah
1 Power Supply 1 buah
2 Digital Multimeter 1 buah
3 Breadboard 1 buah
4 Lampu LED 1 buah
5 LDR 1 buah
6 Jumper & kabel secukupnya -
7 Resistor 1K Ω 1 buah
8 Resistor 2,2 K Ω 1 buah
9 Potensio 5 K Ω 1 buah
10 Transistor BD 139 2 buah

B. Cara kerja
Rangkaian Transistor sebagai saklar
1. Rangkailah percobaan seperti gambar berikut:

2. Nyalakan power supply dan ambil tegangan pada DC 12 V


3. Dengan mengatur potensiometer, ukur tegangan V be dan V ce serta amati lampu.
(putar potensiometer dari posisi paling kiri hingga paling kanan secara halus)
4. Atur potensiometer hingga V be hingga terbaca 0,4 V (lampu indicator mati).
5. ON kan saklar dan ukur V be dan V ce . Bagaimanakah keadaan lampu indicator
6. Jelaskan mengapa demikian!
BAB III

HASIL EKSPERIMEN

A. Data Hasil Eksperimen


1. Table Hasil Praktikum Rangkaian Transistor sebagai saklar
No Keadaan kampu indicator V be (mv) V ce (mv)
1. Mati 0,003 4,100
2. Redup 0,512 3,323

3. ½ Mati 0,606 2,245

4. Terang 0.602 0,648

B. Pembahasan

Transistor sebagai saklar memiliki 2 karakteristik yaitu, karakteristik area jenuh dan karakteristik
area cut-off. Pada kondisi cutoff, arus yang melewati basis bernilai 0 sehingga arus pada collector
bernilai 0 dan nilai tegangan kollektor emmitor (Vce) bernilai sama dengan Vcc. Kondisi tersebut
membuat arus tidak bisa melewati transistor sehingga transistor bertindak layaknya saklar pada
kondisi hubung buka.

Rangkain yang dibuat menggunakan contoh yang ada di modul, lalu dengan dihubungkan
dengan VDC 12 Volt. Lalu, arus yang mengalir di Rb, arus pada LED, dan tegangan kolektor emotitor
(Vce) diukur dengan multimeter. Keadaan LED dicatat pada lembar kerja. Kemudian, nilai Rb diganti
dengan hambatan yang nilainya 1k ohm, (2,2k ohm)

Data percobaan 1 menunjukkan bahwa semakin besar nilai Rb, maka arus pada basis, arus pada
kolektor, dan lampu semakin terang. Namun untuk Vce berlaku sebaliknya jika arus nya semakin
kecil maka lampu LED semakin terang. Arus pada basis yang semakin mengecil ini sesuai dengan
hukum ohm dimana semakin besar resistor yang digunakan maka arus yang dihasilkan akan semakin
kecil. Arus pada kolektor juga mengecil dikarenakan pengaruh arus dari basis. Kita ketahui bahwa
arus basis dan kolektor memiliki hubungan berbanding lurus. Jadi ketika arus basis mengecil maka
arus kolektor ikut mengecil pula.

Nilai Vce yang membesar disebabkan karena ketika resistor pada basis membesar maka
tegangan input 12 V akan banyak terkumpul pada resistor sehingga tegangan emmiter mengecil.
Tegangan emmiter yang mengecil membuat beda tegangan kolektro – emmiter (Vce) membesar.
Semakin besar Vce atau semakin mendekati nilai Vcc maka nyala lampu akan semakin redup karena
arus yang mengalir semakin kecil. Percobaan ini menunjukkan bahwa semakin kecil arus yang lewat
pada Ib maka Vce semakin besar sehingga transistor akan mendekati kondisi cutoff. Namun selama
masih ada arus pada Ib, transistor akan berada pada kondisi saturasi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Transistor sebagai saklar bekerja denga memanfaatkan dua kondisi, yaitu cut-off dan
saturasi, yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda:
cut-off:
 Input dan basis digroundkan (0 V).
 Basis emitor junction terangkai reverse bias.
 Basis kolektor junction terangkai forward bias.

Saturasi:

 Input dan basis terhubung ke vcc


 Tegangan basis emitor >0,4 V
 Transistor sepenuhnya dalam posisi ON
2. Transistor memiliki 3 kaki, yaitu basis,emitor, dan kolektor. Sebelum menentukan
kakinya, tentukan terlebih dahulu tipe transistornya PNP atau NPN dengan multimeter,
untuk menentukan kaki transistor juga dapat menggunakan multimeter yaitu diatur pada
ohm, hubungkan (-) pada emitor dan (+) basis, jika jarum berhenti transistor dalam
keadaan baik. Jika (-) kolektor, bila jarum menunjukkan angka yang lebih besar maka bertipe
NPN dan apabila sebaliknya bertipe PNP

Transistor sebagai saklar


bekerja dengan memanfaatkan
dua kondisi, yaitu cut-off dan
saturasi, yang masing-masing
memiliki karakter yang
berbeda.
Cut-off :
-input dan basis digroundkan
(0V)
-basis emitor junction
terangkai reverse bias
-basis kolektor junction
terangkai forward bias
Transistor sebagai saklar
bekerja dengan memanfaatkan
dua kondisi, yaitu cut-off dan
saturasi, yang masing-masing
memiliki karakter yang
berbeda.
Cut-off :
-input dan basis digroundkan
(0V)
-basis emitor junction
terangkai reverse bias
-basis kolektor junction
terangkai forward bias
Transistor sebagai saklar
bekerja dengan memanfaatkan
dua kondisi, yaitu cut-off dan
saturasi, yang masing-masing
memiliki karakter yang
berbeda.
Cut-off :
-input dan basis digroundkan
(0V)
-basis emitor junction
terangkai reverse bias
-basis kolektor junction
terangkai forward b

nilaainya akan selalu tetap,


dimulai ketika nilai dari
potensiometer sebesar 20%.
Dan pada
Vce, nilainya akan drop atau
cut-off ketika nilai dari
potensiometer sebesar 20%.
Hal ini
menunjukkan bahwa tansistor
sebagai saklar adalah dengan
memanfaatkan daerah kerja
transistor pada keadaan
saturasi dan (cut-off). Hal
tersebut dapat dilihat saat
arus yang
diberikan Vin = 0 volt atau
dibawahnya, maka arus yang
kecil pada basis maka
transistor
akan bekerja seperti saklar
terbuka cut-off atau kolektor
dan emiter tak terhubung.
Sedangkan saat diberikan
tegangan sebesar 4volt dan
5volt atau arus yang besar
pada basis
maka transisitor akan bekerja
sebagai saklar yang tertutup
(saturasi) dimana arus
maksimum
dicapai pada kolektor sehingga
antar kolektor dan emiter
tersanbung langsung. Hal
tersebut
dapat dilihat dari menyala
tidaknya LED. Jadi kuat
lemahnya nyala LED
membuktikan
transistor dapat berfungsi
sebagai saklar.
VIII. KESIMPULAN
1. Transistor sebagai saklar
bekerja dengan memanfaatkan
dua kondisi, yaitu cut-off dan
saturasi, yang masing-masing
memiliki karakter yang
berbeda.
Cut-off :
-input dan basis digroundkan
(0V)
-basis emitor junction
terangkai reverse bias
-basis kolektor junction
terangkai forward bias
Saturasi :
-input dan basis terhubung ke
vcc
-tegangan basis emitor >0,7V
-transistor sepenuhnya dalam
posisi ON
2. Transistor memiliki 3
kaki, yaitu basis,emitor, dan
kolektor. Sebelum
menentukan
kakinya, tentukan terlebih
dahulu tipe transistornya PNP
atau NPN dengan multimeter,
untuk menentukan kaki
transistor juga dapat
menggunakan multimeter yaitu
diatur pada
ohm, hubungkan (-) pada
emitor dan (+) basis, jika
jarum berhenti transistor
dalam
keadaan baik. Jika (-) kolektor,
bila jarum menunjukkan angka
yang lebih besar maka
bertipe NPN dan apabila
sebaliknya bertipe PNP

DAFTAR PUSTAKA

Tim Praktikum Elektronika.2019. “Modul Praktikum Elektronika”. Jurusan Teknik Elektro


Universitas Islam Indonesia

Tim Praktikum Elektronika.2022. “Panduan Praktikum Elektronika Untuk Pendidikan Fisika”.


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
LAMPIRAN
(Gambar 1.5 Rangkain Transistor Sebagai Saklar)

A. Tugas
1. Transistor berfungsi sebagai saklar “OFF” jika VBE = 0.0006 Volt
2. Transistor berfungsi sebagai saklar “ON” jika VBE = 0.570 Volt
3. Apa Fungsi resistor dan LDR pada percobaan pertama?
• Resistor berfungsi untuk mengatur arus yang mengalir melalui transistor.
• LDR berfungsi sebagai saklar dengan menggunakan cahaya sebagai inputnya.
Misalnya, ketika LDR ditempatkan di tempat yang terkena cahaya matahari, arus akan
mengalir dan mengaktifkan transistor sehingga saklar akan berfungsi. Namun, ketika LDR
ditempatkan di tempat yang gelap, arus tidak akan mengalir dan transistor tidak akan aktif
sehingga saklar tidak berfungsi.
4. Apa fungsi dari condensator?
Condensator atau kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan
mengeluarkannya kembali ketika diperlukan.
LAPORAN SEMENTARA

A. Transistor sebagai saklar


No Keadaan kampu indicator V be (mv) V ce (mv)
1. Mati 0,003 4,100
2. Redup 0,512 3,323

3. ½ Mati 0,606 2,245

4. Terang 0.602 0,648

Yogyakarta, 27 Februari 2023


Praktikan 1, Praktikan 2,

(Dian Eka Kurniawati) (Kriesna Harry Pradana)

Praktikan 3, Praktikan 4,

(Syafiq Muhammad Fauzan) Muhammad Rifki Maulana

Anda mungkin juga menyukai