08
KELAS/KELOMPOK : TT-2C / 02
14 Juni 2023
DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
A. Transistor
2
Sebuah Transistor Bipolar terdiri dari 3 daerah atau region yaitu Basis,
Emitor dan Kolektor. Emitor adalah kawasan atau region yang di doping berat yang
memancarkan elektron ke region Basis. Sedangkan Basis yang di doping ringan
akan meneruskan elektron dari kawasan Emitor ke Kolektor. Kawasan Kolektor
yang di doping sedang ini berperan untuk mengumpulkan Elektor dari kawasan
Basis. Kolektor yang memiliki kawasan yang lebih besar ini` akan memiliki panas
yan lebih dari kedua kawasan lainnya. BJT terdiri dari dua jenis NPN dan PNP,
keduanya berfungsi sama tetapi berbeda dalam hal biasing dan polaritas catu daya.
Dalam transistor PNP, antara dua bahan tipe-P bahan tipe-N diapit sedangkan
dalam kasus transistor NPN bahan tipe-P diapit antara dua bahan tipe-N. Kedua
transistor ini dapat dikonfigurasikan ke dalam berbagai tipe seperti common emitor,
common collector, dan konfigurasi basis umum.
Bergantung pada kondisi bias seperti maju (Forward) atau mundur (Reverse),
transistor memiliki tiga mode operasi utama yaitu mode aktif, cut-off dan saturasi.
1) Mode Aktif
Dalam mode ini transistor umumnya digunakan sebagai penguat
arus. Dalam mode aktif, dua persimpangan berbeda bias yang berarti
persimpangan basis emitor maju bias sedangkan persimpangan kolektor-
basis bias terbalik. Dalam mode ini, arus mengalir antara emitor dan
kolektor dan jumlah aliran arus sebanding dengan arus basis.
2) Mode Cut-off
Dalam mode ini, baik persimpangan basis kolektor dan
persimpangan basis emitor dibiaskan terbalik. Ini pada gilirannya tidak
memungkinkan arus mengalir dari kolektor ke emitor ketika tegangan basis-
emitor rendah. Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya dimatikan (OFF)
karena arus yang mengalir melalui perangkat adalah nol.
3
Gambar 2 rangkaian transistor NPN sebagai saklar OFF
3) Mode Saturasi
Dalam mode operasi ini, baik basis emitor dan persimpangan basis
kolektor bias maju. Arus mengalir bebas dari kolektor ke emitor ketika
tegangan basis-emitor tinggi. Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya
AKTIF atau ON.
Baik transistor PNP dan NPN dapat berfungsi sebagai saklar elektronik, yang
membedakan hanyalah logic untuk meng-On dan meng-OFF kan transistornya.
Pada transistor PNP, transistor menjadi ON jika basis diberi negatif dan OFF jika
diberi positif, sebaliknya pada transistor NPN, transistor menjadi ON jika basis
diberi positif dan OFF jika diberi negatif. Sehingga dengan fleksibilitas seperti ini,
kita dapat mengaplikasikan transistor sesuai dengan kebutuhan. Selain itu,
transistor dengan fungsinya sebagai saklar dapat digunakan sebagai relay. Beberapa
komponen seperti lampu LED hanya membutuhkan arus yang sedikit sehingga
4
dapat secara langsung dihubungkan dengan output dari gerbang logika. Namun
komponen seperti motor, solenoid atau lampu dengan daya besar membutuhkan
arus yang besar, sehingga transistor dengan fungsi saklar digunakan atau dapat juga
dikombinasikan juga dengan relay mekanik jika beban menggunakan daya yang
sangat besar yang melebihi kemampuan transistor. Berikut ini contoh aplikasi
rangkaian transistor sebagai saklar:
5
2) Transistor Untuk Mengoperasikan Relay
Pada saat termina basis diberikan arus listrik, maka transistor akan
masuk pada mode saturasi dan membuat arus listrik mengalir ke coil pada
relay dan membuat relay aktif. Pada peralatan elektronik yang
menggunakan beban induktif seperti motor dan induktor (coil), ketika arus
listrik diputus secara tiba-tiba, komponen tersebut akan menghasilkan beda
tegangan yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen lain. Untuk mengatasinya dapat menggunakan diode yang
dipasangkan secara paralel dengan beban induktifnya untuk memproteksi
komponen yang lain dari beda tegangan yang besar yang muncul. Diode ini
juga biasa disebut flywheel diode.
6
dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi tersebut dengan komponen
control seperti IC atau mikro kontroler.
7
BAB II PROSEDUR PRAKTIKUM
8
2.2 LANGKAH PERCOBAAN
9
2.2.2 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan Beban LED
1. Perhatikan rangkaian pada gambar 2.2., bila RC = 1 K dan VIN = 0V, Hitunglah IB,
IC , VBE, dan VCE !
2. Bila RC = 1 K dan VIN = +5V, Hitunglah IB , IC , VBE, VCE, VLED, dan RB !
3. Ulangi langkah 1. dan 2. untuk harga RC yang lain dan cantumkan hasilnya pada
Tabel 2 !
4. Rangkailah seperti Gambar 2.2. dengan nilai R C = 1 K dan RB sesuai hasil
perhitungan !
5. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
6. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
7. Ulangi langkah 1. s.d. 6. untuk harga RC dan RB yang lain, catat hasil pengukuran
pada Tabel 3 !
10
2.2.3 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan beban LED
1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh LED
sesuai yaitu sebesar :
VLED = 1,7 Volt
ILED = 20 Ma
2. Rangkailah seperti Gambar 2.3. dengan nilai RC dan RB sesuai hasil perhitungan !
3. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
4. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 4 !
11
2.2.4 Transistor sebagai Saklar Elektronik dengan Beban Relay
1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh RELAY
sesuai yaitu sebesar :
a) Konsumsi Daya Relay = 0,36 (Watt)
b) VRELAY = 5 (Volt)
2. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
3. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
4. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5 !
12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
IB IC VBE VCE
KONDISI
Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung
VBB = 0 (Volt) 0 0 0 0 0 0 0 0
(Kondisi Cut-off)
VBB = 5 (Volt) 9,24 9,15 2,56 2,53 0,65 V 0,7 V 0,03 V 0,2 V
(Kondisi Saturasi) μA μA mA Ma
IC VBB − VBE
β = IB = 277 IB = RB
IC = β . IB 5−0,7
= 470 𝐾
= 277 . 9,15
= 9,15 µA
= 2,534 µA
13
470 IB = 0 V IB = 43,93 μA
IC = 0 V IC = 6,59 mA
VBE = 0 V VBE = 0,7
VCE = 5V VCE = 0,7
VLED = 0 V VLED = 1,7
RB = 4,984 K Ω
2000 IB = 0 V IB = 21,93 μA
IC = 0 V IC = 3,29 mA
VBE = 0 V VBE = 0,7
VCE = 5 V VCE = 0,7
VLED = 0 V VLED = 1,7
RB = 4,968 K Ω
- RC = 1 kΩ
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 3,2 mA
RC 1000
IC 3,1
IB = = = 0,02
β 150
VBB−VBE 5−0,7
RB = IB
= 0,02
= 215 kΩ
VBE = VB – ( IB x RE ) = 0,701 V
- RC = 470 Ω
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 6,59 mA
RC 470
IC 6,59
IB = = = 43,93 µA
β 150
VBB−VBE 5−0,7
RB = = 43,93 = 97,8 kΩ
IB
14
VBB = VB – ( IB x RE ) = 5 – 4,299 = 0,701 V
- RC = 2 kΩ
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 1,55 mA
RC 2000
IC 3,29
IB = = = 21,93 µA
β 150
VBB−VBE 5−0,7
RB = = 21,93 = 196 kΩ
IB
RC = 2 (KΩ) 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off
RB = 220 19,39 21,93 1,49 1,55 0,6 0,7 0,1 0,2 1,86 1,7 Saturaasi
KΩ μA μA mA mA V V V V V V
15
• Tabel 4. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban LED
IC 20
β = IB = 150 =
5−1,7−0,2
RC = 2
= 1,55 Ma
VBB−VBE 5−0,7
RB = IB
= 0,133 = 32,3 kΩ
IC 72 VCE−VLED 5−1,7
IB = = 150 = 0,48 mA RL = = = 180 Ω
β I LED 20
RC = 𝐼 =
𝑃 0,36
= 0,005 x 1000 = 5 = P Relay = 0,36 Watt
72
10 kΩ V Relay = 5 Volt
kΩ I Led = 20 mA
16
3.2 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi cut off, nilai Ib, Ic, dan Vbe akan selalu bernilai 0. Hal tersebut
dikarenakan ketika kondisi cut off, arus tidak dapat mengalir melewati transistor dari
emitor ke collector. Sedangkan ketika Vbb berada pada kondisi saturasi, maka arus yang
melewati transistor akan 0 sehingga Vce bernilai sama dengan Vcc. Selain itu, besar nilai
resistor jga mempengrauhi kerja transistor sebagai saklar pada saat Vbb pada kondisi
saturasi. Semakin besar nilai resistor, maka semakin besar nilai Ic dan Ib. Sedangkan Vbe
nya selalu bernilai 0,7 volt juka berada pada kondisi cut off.
17
3.3 PERTANYAAN
1. Bandingkan hasil perhitungan dan hasil pengukuran ! Jelaskan bila terjadi perbedaan !
Jawab : Perbandingan hitungan dengan pengukuran tidak jauh berbeda meskipun beberapa
kolom dtemukan perbedaan. Perbedaan hasil perhitungan dengan pengukuran dapat terjadi
karena praktikan menggunakan komponen resistor yang berbeda nilai dengan nilai resistor
pada perhitungan, pengaruh nilai ẞ yang terlalu besar pada perhitungan yang berefek jauh
pada nilai pengukuran.
18
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
• Dalam mengidentifikasi suatu transistor sebagai saklar, kita dapat melihat bahwa
transistor akan berfungsi sebagai saklar tertutup jika transistor berada pada kondisi
jenuh atau saturasi. Akan ada arus yang mengalir melewati transistor dari kolektor
ke emitor. Sebaliknya, pada kondisi cut off transistor akan berfungsi sebagai saklar
terbuka karena tidak adanya arus yang mengalir dari emitor ke collector.
• Dapat membuat transistor pada daerah cut-off, dan rangkaian saturasi pada
rangkaian transistor sebagai saklar, dengan menggunakan dua sumber tegangan Vin
yang terletak disebelah kiri forward ke diode emitter dan Vcc forward ke diode
kolektor, karena keduanya forward, maka arus emitter dan kolektor besar.
• Ketika menggunakan transistor pada salah satu dari saturasi atau cut off jika sebuah
transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor tersebut seperti saklar tertutup
dari kolektor ke emittor. Jika transistor cut off, transistor seperti sebuah saklar yang
terbuka. Disinilah dapat diamati kerja transistor sebagai saklar
• Nilai Rc dan Rb sangat mempengaruhi kerja transistor dimana transistor
difungsikan sebagai saklar elektronik. Nilai Rc < Rb agar dapat dioperasikan
dengan baik. Transistor berfungsi sebagai saklar elektronik bila Ib mencapai daerah
saturasi transistor
19
DAFTAR PUSTAKA
Kho, Dickson. 2023. Transistor Sebagai Sakelar (Switch) – Cara Kerja dan
Perhitungannya. Jakarta: Teknik Elektronika. Diakses pada 14 Juni 2023, dari
https://teknikelektronika.com/transistor-sebagai-sakelar-switch-cara-kerja-perhitungannya/
20
LAMPIRAN
21
22
23
24
25