Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

08

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK

NAMA PRAKTIKAN : CHIKA QIZHAYA PUTRI PERMADI

NAMA REKAN KERJA : 1. ABIL ASHARI

2. AKSAN DWI FEBRIAN

KELAS/KELOMPOK : TT-2C / 02

TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 30 Mei 2023

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 14 Juni 2023

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

14 Juni 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2
1.1 TUJUAN ................................................................................................................. 2
1.2 DASAR TEORI ...................................................................................................... 2
A. Transistor ................................................................................................................ 2
B. Mode Pengoperasian Transistor .............................................................................. 3
C. Transistor Sebagai Saklar........................................................................................ 4
BAB II PROSEDUR PRAKTIKUM ..................................................................................... 8
2.1 PERALATAN DAN ALAT YANG DIPERGUNAKAN ............................................. 8
2.2 LANGKAH PERCOBAAN......................................................................................... 9
2.2.1 Transistor sebagai Saklar Elektronik tanpa Beban ................................................ 9
2.2.2 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan Beban LED ................................... 10
2.2.3 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan beban LED.................................... 11
2.2.4 Transistor sebagai Saklar Elektronik dengan Beban Relay ................................. 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 13
3.1 DATA HASIL PERCOBAAN.................................................................................... 13
Tabel 1. Rangkaian Transistor sebagai Saklar tanpa Beban.................................. 13
Tabel 2. Rangkaian Tranrsistor sebagai Saklar dengan Beban ............................. 13
Tabel 3. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban ............................... 15
Tabel 4. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban LED ...................... 16
Tabel 5. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban Relay .................... 16
3.2 ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 17
3.3 PERTANYAAN ......................................................................................................... 18
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 19
4.1 KESIMPULAN .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 21

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

• Merancang dan Merencanakan Transistor yang dapat digunakan sebagai Saklar.


• Membuat Rangkaian Transistor sebagai Saklar Elektronik tanpa beban.
• Membuat Rangkaian Transistor sebagai Saklar Elektronik yang mengendalikan
suatu beban.

1.2 DASAR TEORI

A. Transistor

Transistor merupakan komponen semikonduktor yang paling banyak


dipakai di rangkaian-rangkaian elektronika. Salah satu kegunaan Transistor yang
paling umum dalam rangkaian elektronika adalah sebagai sakelar atau switch yang
dapat menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) sebuah perangkat DC yang
bertegangan rendah. Transistor memiliki banyak jenis, diantaranya transistor jenis
Bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) yang terdiri dari 3 lapisan, 3 kaki
terminal dan 2 persimpangan semikonduktor. Dikatakan Bipolar karena melibatkan
dua jenis pembawa muatan yaitu Electron yang merupakan pembawa muatan
negatif dan Hole yang berperan sebagai pembawa muatan positif. Transistor
Bipolar ini memiliki 3 wilayah yaitu Basis, Emitor dan Kolektor. Terdapat dua jenis
Transistor Bipolar yaitu NPN dan PNP.

Gambar 1 jenis transistor BJT (NPN dan PNP)

2
Sebuah Transistor Bipolar terdiri dari 3 daerah atau region yaitu Basis,
Emitor dan Kolektor. Emitor adalah kawasan atau region yang di doping berat yang
memancarkan elektron ke region Basis. Sedangkan Basis yang di doping ringan
akan meneruskan elektron dari kawasan Emitor ke Kolektor. Kawasan Kolektor
yang di doping sedang ini berperan untuk mengumpulkan Elektor dari kawasan
Basis. Kolektor yang memiliki kawasan yang lebih besar ini` akan memiliki panas
yan lebih dari kedua kawasan lainnya. BJT terdiri dari dua jenis NPN dan PNP,
keduanya berfungsi sama tetapi berbeda dalam hal biasing dan polaritas catu daya.
Dalam transistor PNP, antara dua bahan tipe-P bahan tipe-N diapit sedangkan
dalam kasus transistor NPN bahan tipe-P diapit antara dua bahan tipe-N. Kedua
transistor ini dapat dikonfigurasikan ke dalam berbagai tipe seperti common emitor,
common collector, dan konfigurasi basis umum.

B. Mode Pengoperasian Transistor

Bergantung pada kondisi bias seperti maju (Forward) atau mundur (Reverse),
transistor memiliki tiga mode operasi utama yaitu mode aktif, cut-off dan saturasi.
1) Mode Aktif
Dalam mode ini transistor umumnya digunakan sebagai penguat
arus. Dalam mode aktif, dua persimpangan berbeda bias yang berarti
persimpangan basis emitor maju bias sedangkan persimpangan kolektor-
basis bias terbalik. Dalam mode ini, arus mengalir antara emitor dan
kolektor dan jumlah aliran arus sebanding dengan arus basis.

2) Mode Cut-off
Dalam mode ini, baik persimpangan basis kolektor dan
persimpangan basis emitor dibiaskan terbalik. Ini pada gilirannya tidak
memungkinkan arus mengalir dari kolektor ke emitor ketika tegangan basis-
emitor rendah. Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya dimatikan (OFF)
karena arus yang mengalir melalui perangkat adalah nol.

3
Gambar 2 rangkaian transistor NPN sebagai saklar OFF

3) Mode Saturasi
Dalam mode operasi ini, baik basis emitor dan persimpangan basis
kolektor bias maju. Arus mengalir bebas dari kolektor ke emitor ketika
tegangan basis-emitor tinggi. Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya
AKTIF atau ON.

Gambar 3 rangkaian transistor NPN sebagai saklar ON

C. Transistor Sebagai Saklar

Baik transistor PNP dan NPN dapat berfungsi sebagai saklar elektronik, yang
membedakan hanyalah logic untuk meng-On dan meng-OFF kan transistornya.
Pada transistor PNP, transistor menjadi ON jika basis diberi negatif dan OFF jika
diberi positif, sebaliknya pada transistor NPN, transistor menjadi ON jika basis
diberi positif dan OFF jika diberi negatif. Sehingga dengan fleksibilitas seperti ini,
kita dapat mengaplikasikan transistor sesuai dengan kebutuhan. Selain itu,
transistor dengan fungsinya sebagai saklar dapat digunakan sebagai relay. Beberapa
komponen seperti lampu LED hanya membutuhkan arus yang sedikit sehingga
4
dapat secara langsung dihubungkan dengan output dari gerbang logika. Namun
komponen seperti motor, solenoid atau lampu dengan daya besar membutuhkan
arus yang besar, sehingga transistor dengan fungsi saklar digunakan atau dapat juga
dikombinasikan juga dengan relay mekanik jika beban menggunakan daya yang
sangat besar yang melebihi kemampuan transistor. Berikut ini contoh aplikasi
rangkaian transistor sebagai saklar:

1) Transistor Untuk Menyalakan LED


Ketika saklar pada terminal basis pada posisi terbuka (open), maka
tidak ada arus yang mengalir pada basisi sehingga transistor akan masuk
pada mode cut off dan membuat transistor menjadi OFF dan membuat
sirkuit menjadi terbuka dan LED tidak akan menyala. Namun ketika saklar
pada terminal basis pada posisi tertutup (closed), arus listrik akan mengalir
melalui basis dan membuat transistor masuk pada mode saturasi dan
membuat LED menyala. Resistor sendiri berfungsi untuk membatasi jumlah
arus yang melalui basis dan LED.

Gambar 4 rangkaian transistor untuk menyalakan LED

5
2) Transistor Untuk Mengoperasikan Relay
Pada saat termina basis diberikan arus listrik, maka transistor akan
masuk pada mode saturasi dan membuat arus listrik mengalir ke coil pada
relay dan membuat relay aktif. Pada peralatan elektronik yang
menggunakan beban induktif seperti motor dan induktor (coil), ketika arus
listrik diputus secara tiba-tiba, komponen tersebut akan menghasilkan beda
tegangan yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen lain. Untuk mengatasinya dapat menggunakan diode yang
dipasangkan secara paralel dengan beban induktifnya untuk memproteksi
komponen yang lain dari beda tegangan yang besar yang muncul. Diode ini
juga biasa disebut flywheel diode.

Gambar 5 rangkaian transistor untuk mengoperasikan relay

3) Transistor Untuk Menyalakan Motor


Transistor juga dapat berfungsi untuk menyalakan motor dan
menstabilkan kecepatan dari motor DC secara satu arah dengan meng-ON
dan meng-OFF kan transistor pada interval waktu tertentu. Seperti pada
rangkaian relay, diode juga dibutuhkan untuk mengamankan komponen
lainnya. Hanya dengan merubah mode transistor cut off dan saturasi, maka
kita dapat menyalakan dan mematikan motor. Selain itu, kita juga dapat
mengatur kecepatan motor dari diam sampai dengan kecepatan maksimal
dengan meng-On dan OFF kan transistor dengan frekuensi tertentu. Hal ini

6
dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi tersebut dengan komponen
control seperti IC atau mikro kontroler.

Gambar 6 rangkaian transistor untuk menyalakan motor

7
BAB II PROSEDUR PRAKTIKUM

2.1 PERALATAN DAN ALAT YANG DIPERGUNAKAN

No. Alat-alat dan komponen Jumlah


1 Power Supply 2
2 Multimeter Analog/Digital 1
3 Transistor NPN BC 107 1
4 LED 1
5 RELAY 5 Volt 1
6 RB = 500 KΩ, 215 KΩ, 100KΩ, 220 KΩ,10 KΩ 1
7 RC = 470 Ω, 1 KΩ, 2 KΩ, 155 Ω 1
8 Protoboard 1
9 Kabel-kabel penghubung Secukupnya

8
2.2 LANGKAH PERCOBAAN

2.2.1 Transistor sebagai Saklar Elektronik tanpa Beban

Gambar 2.1. Rangkaian Transistor sebagai saklar tanpa beban

1. Catatlah nilai DC transistor BC107 pada datasheet !


2. Hitunglah IB , IC , VBE, VCE (VOUT) pada saat VIN = 0V dan VIN = +5V pada
rangkaian Gambar 2.1. !
3. Buatlah rangkaian pada Gambar 2.1., beri VIN = 0V, lalu Ukurlah IB , IC , VBE, dan
VCE, catat hasilnya pada Tabel 1.
4. Ulangi langkah 3. untuk harga VIN = +5 V.

9
2.2.2 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan Beban LED

Gambar 2.2. Transistor sebagai saklar elektronik dengan Beban LED

1. Perhatikan rangkaian pada gambar 2.2., bila RC = 1 K dan VIN = 0V, Hitunglah IB,
IC , VBE, dan VCE !
2. Bila RC = 1 K dan VIN = +5V, Hitunglah IB , IC , VBE, VCE, VLED, dan RB !
3. Ulangi langkah 1. dan 2. untuk harga RC yang lain dan cantumkan hasilnya pada
Tabel 2 !
4. Rangkailah seperti Gambar 2.2. dengan nilai R C = 1 K dan RB sesuai hasil
perhitungan !
5. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
6. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
7. Ulangi langkah 1. s.d. 6. untuk harga RC dan RB yang lain, catat hasil pengukuran
pada Tabel 3 !

10
2.2.3 Transistor sebagai Saklar elektronik dengan beban LED

Gambar 2.3. Transistor sebagai saklar Elektronik dengan Beban LED

1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh LED
sesuai yaitu sebesar :
VLED = 1,7 Volt
ILED = 20 Ma
2. Rangkailah seperti Gambar 2.3. dengan nilai RC dan RB sesuai hasil perhitungan !
3. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
4. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 4 !

11
2.2.4 Transistor sebagai Saklar Elektronik dengan Beban Relay

Gambar 2.4. Transistor sebagai saklar Elektronik dengan Beban RELAY

1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh RELAY
sesuai yaitu sebesar :
a) Konsumsi Daya Relay = 0,36 (Watt)
b) VRELAY = 5 (Volt)
2. Aturlah VIN = 0 V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
3. Aturlah VIN = 5 V (kondisi Saturasi), lalu ukurlah IB , IC , VBE, VCE, dan VLED !
4. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5 !

12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN

• Tabel 1. Rangkaian Transistor sebagai Saklar tanpa Beban

IB IC VBE VCE
KONDISI
Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung
VBB = 0 (Volt) 0 0 0 0 0 0 0 0
(Kondisi Cut-off)
VBB = 5 (Volt) 9,24 9,15 2,56 2,53 0,65 V 0,7 V 0,03 V 0,2 V
(Kondisi Saturasi) μA μA mA Ma

IC VBB − VBE
β = IB = 277 IB = RB

IC = β . IB 5−0,7
= 470 𝐾

= 277 . 9,15
= 9,15 µA
= 2,534 µA

• Tabel 2. Rangkaian Tranrsistor sebagai Saklar dengan Beban

RC (Ω) VBB = 0 (Volt) VBB = 5 (Volt)


(Kondisi Cut-off) (Kondisi Saturasi)
1000 IB = 0 V IB = 2 μA
IC = 0 V IC = 3,1
VBE = 0 V VBE = 0,1
VCE = 5 V VCE = 0,2
VLED = 0 V VLED = 1,1
RB = 215 K Ω

13
470 IB = 0 V IB = 43,93 μA
IC = 0 V IC = 6,59 mA
VBE = 0 V VBE = 0,7
VCE = 5V VCE = 0,7
VLED = 0 V VLED = 1,7
RB = 4,984 K Ω
2000 IB = 0 V IB = 21,93 μA
IC = 0 V IC = 3,29 mA
VBE = 0 V VBE = 0,7
VCE = 5 V VCE = 0,7
VLED = 0 V VLED = 1,7
RB = 4,968 K Ω

- RC = 1 kΩ
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 3,2 mA
RC 1000

IC 3,1
IB = = = 0,02
β 150

VBB−VBE 5−0,7
RB = IB
= 0,02
= 215 kΩ

VBE = VB – ( IB x RE ) = 0,701 V

VCE = VCC – (IC x RC) = 5 – ( 3,1 mA x 1 kΩ ) = 5 – 3,1 = 1,9 V

- RC = 470 Ω
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 6,59 mA
RC 470

IC 6,59
IB = = = 43,93 µA
β 150

VBB−VBE 5−0,7
RB = = 43,93 = 97,8 kΩ
IB

14
VBB = VB – ( IB x RE ) = 5 – 4,299 = 0,701 V

VCE = VCC – (IC x RC) = 5 – 3,079 1,921 V

- RC = 2 kΩ
VCC−VLED−VCE 5−1,7−0,2
IC = = = 1,55 mA
RC 2000

IC 3,29
IB = = = 21,93 µA
β 150

VBB−VBE 5−0,7
RB = = 21,93 = 196 kΩ
IB

• Tabel 3. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban

IB IC VBE VCE VLED


KONDISI
Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit.
RC = 1 (KΩ) 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off
RB = 215 1,8 2 μA 2,8 3,1 0,66 0,7 0,11 0,2 1,7 1,7 Saturaasi
KΩ μA mA mA V V V V V V

RC = 470 (Ω) 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off


RB = 100 42,6 43,93 5,49 6,59 0,6 0,7 0,11 0,2 1,97 1,7 Saturaasi
KΩ μA μA mA mA V V V V V V

RC = 2 (KΩ) 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off
RB = 220 19,39 21,93 1,49 1,55 0,6 0,7 0,1 0,2 1,86 1,7 Saturaasi
KΩ μA μA mA mA V V V V V V

15
• Tabel 4. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban LED

IB IC VBE VCE VLED


KONDISI
Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit.
RC = 155 Ω 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off
RB =32,3 0,97 0,133 14,4 123 0,7 V 0,7 0,13 0,2 2V 1,7 Saturaasi
KΩ μA μA mA mA V V V V

IC 20
β = IB = 150 =

5−1,7−0,2
RC = 2
= 1,55 Ma

VBB−VBE 5−0,7
RB = IB
= 0,133 = 32,3 kΩ

• Tabel 5. Rangkaian Transistor sebagai Saklar dengan Beban Relay

IB IC VBE VCE VLED


KONDISI
Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit. Ukur Hit.
0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 Cut-off
RB = 10 KΩ 0,41 0,48 34 72 0,76 0,7 0,15 0,2 2,1 V 1,7 Saturaasi
mA mA mA mA V V V V V

IC 72 VCE−VLED 5−1,7
IB = = 150 = 0,48 mA RL = = = 180 Ω
β I LED 20

RC = 𝐼 =
𝑃 0,36
= 0,005 x 1000 = 5 = P Relay = 0,36 Watt
72

10 kΩ V Relay = 5 Volt

VBB−VBE 5−0,7 0,36


RB = = = 8,958 = 10 I Relay = = 72 mA
IB 0,48 5

kΩ I Led = 20 mA

16
3.2 ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada kondisi cut off, nilai Ib, Ic, dan Vbe akan selalu bernilai 0. Hal tersebut
dikarenakan ketika kondisi cut off, arus tidak dapat mengalir melewati transistor dari
emitor ke collector. Sedangkan ketika Vbb berada pada kondisi saturasi, maka arus yang
melewati transistor akan 0 sehingga Vce bernilai sama dengan Vcc. Selain itu, besar nilai
resistor jga mempengrauhi kerja transistor sebagai saklar pada saat Vbb pada kondisi
saturasi. Semakin besar nilai resistor, maka semakin besar nilai Ic dan Ib. Sedangkan Vbe
nya selalu bernilai 0,7 volt juka berada pada kondisi cut off.

17
3.3 PERTANYAAN

1. Bandingkan hasil perhitungan dan hasil pengukuran ! Jelaskan bila terjadi perbedaan !

Jawab : Perbandingan hitungan dengan pengukuran tidak jauh berbeda meskipun beberapa
kolom dtemukan perbedaan. Perbedaan hasil perhitungan dengan pengukuran dapat terjadi
karena praktikan menggunakan komponen resistor yang berbeda nilai dengan nilai resistor
pada perhitungan, pengaruh nilai ẞ yang terlalu besar pada perhitungan yang berefek jauh
pada nilai pengukuran.

2. Bagaimana Pengaruh perubahan nilai RC terhadap nilai RB ?

Jawab : Perubahan nilai Re mempengaruhi nilai Rb yang dipasang. Perubahan nilai Re


merubah arus commiter-emitor (le), sehingga le yang berubah tersebut merubah nilai arus
lb. Bila Ib didapat, maka nilai Rb yang harus dipasang sesuai dengan perhitungan. Dengan
demikian dapat dilihat Tabel 2. nilai Re< Rb. Hal tersebut dilakukan, agar kita memperoleh
transistor dimana transistor dalam kondisi jenuh (saturasi) sehingga transistor dapat
berfungsi sebagai saklar elektronik.

18
BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melaksanakan praktikum, dapat ditarik kesimpulan :

• Dalam mengidentifikasi suatu transistor sebagai saklar, kita dapat melihat bahwa
transistor akan berfungsi sebagai saklar tertutup jika transistor berada pada kondisi
jenuh atau saturasi. Akan ada arus yang mengalir melewati transistor dari kolektor
ke emitor. Sebaliknya, pada kondisi cut off transistor akan berfungsi sebagai saklar
terbuka karena tidak adanya arus yang mengalir dari emitor ke collector.
• Dapat membuat transistor pada daerah cut-off, dan rangkaian saturasi pada
rangkaian transistor sebagai saklar, dengan menggunakan dua sumber tegangan Vin
yang terletak disebelah kiri forward ke diode emitter dan Vcc forward ke diode
kolektor, karena keduanya forward, maka arus emitter dan kolektor besar.
• Ketika menggunakan transistor pada salah satu dari saturasi atau cut off jika sebuah
transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor tersebut seperti saklar tertutup
dari kolektor ke emittor. Jika transistor cut off, transistor seperti sebuah saklar yang
terbuka. Disinilah dapat diamati kerja transistor sebagai saklar
• Nilai Rc dan Rb sangat mempengaruhi kerja transistor dimana transistor
difungsikan sebagai saklar elektronik. Nilai Rc < Rb agar dapat dioperasikan
dengan baik. Transistor berfungsi sebagai saklar elektronik bila Ib mencapai daerah
saturasi transistor

19
DAFTAR PUSTAKA

Nixon, Benny. 2008. Diktat Laboratorium Digital 1 (Rangkaian Kombinatorial).


Jakarta: Politeknik Negeri Jakarta.

Handayani Arista Puri, Dhani Wahyuningtias Hafsha, . Nandika Vadya Pratama.


2018 Transistor Sebagai Saklar Elektronik. Jakarta: Politeknik Negeri Jakarta

Kho, Dickson. 2023. Transistor Sebagai Sakelar (Switch) – Cara Kerja dan
Perhitungannya. Jakarta: Teknik Elektronika. Diakses pada 14 Juni 2023, dari

https://teknikelektronika.com/transistor-sebagai-sakelar-switch-cara-kerja-perhitungannya/

20
LAMPIRAN

21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai