DASAR ELEKTRONIKA
LAPORAN
TRANSISTOR BIOLAR
Disusun Oleh :
1. Adnan Abdul Basit_1723019
2. Dwiky Prasetyo_1723023
3. Sigit Dwi Yulianto_1723021
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
TRANSISTOR BIPOLAR.....................................................................................................................3
1. Pengertian..............................................................................................................................3
2. Jenis Bipolar Junction Transistor.............................................................................................4
3. Prinsip Kerja Bipolar Junction Transistor.................................................................................5
4. Cara kerja Transistor Bipolar...................................................................................................7
A. Karakteristik Transistor (BJT)..............................................................................................8
5. Struktur Bipolar Junction Transistor.....................................................................................12
6. HASIL PERCOBAAN................................................................................................................17
2
TRANSISTOR BIPOLAR
1. Pengertian
Dalam mengoperasikan transistor Bipolar kita perlu memberikan tegangan kerja pada
transistor. Untuk transistor jenis PNP maupun NPN adalah sama, yaitu dengan
memberikan tegangan maju (forward bias) pada kaki basis-emittor (BE = base-emitter)
dan tegangan balik (reverse bias) pada kaki basis-kolektor (BC = base-collector).
3
Bipolar Junction Transistor (BJT)
BJT terbagi atas 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Apabila daerah P berada pada himpitan
antara dua daerah N maka disebut transistor NPN, dan jika daerah N berada pada
himpitan antara dua daerah P maka disebut transistor PNP. Sambungan pn yang
menghubungkan daerah base dan emitter dikenal sebagai sambungan base-emiter (base-
emitter junction), sedangkan sambungan pn yang menghubungkan daerah base dan
kolektor dikenal sebagai sambungan base-kolektor (base-collector junction).
4
3. Prinsip Kerja Bipolar Junction Transistor
Gambar dibawah menunjukkan rangkaian kedua jenis transistor npn dan pnp dalam mode
operasi aktif transistor sebagai amplifier. Pada kedua rangkaian, sambungan base-emiter
(BE) dibias maju (forward-biased) sedangkan sambungan base-kolektor (BC) dibias
mundur (reverse-biased).
5
sambungan BC akan terbentuk medan listrik oleh gaya tarik menarik antara ion positif
dan ion negatif sehingga elektron tertarik kedaerah kolektor. Arus listrik kemudian akan
mengalir melalui device.
6
4. Cara kerja Transistor Bipolar
Kita dapat dianalogikan dengan prinsip kerja kran air di rumah kita. Air dari bak
penampungan akan keluar ketika tuas kran diputar. Semakin diputar kran, semakin besar
pula arus air yang keluar.
Begitu pula pada prinsip kerja transistor, untuk dapat mengalirkan arus dari kolektor ke
emitter, perlu ada arus masukkan ke kaki basis. Semakin besar arus yang mengalir di
basis, semakin besar pula arus listrik dari kolektor yang mengalir ke emitor.
Agar transistor dapat bekerja sebagai switch maka daerah kerja transitor adalah daerah
saturasi dan daerah cut off. Saat saturasi, maka transistor dianggap ON pada saklar.
sedangkan jika kondisi transistor cut off, ibarat saklar biasa yang dalam kondisi off atau
open.
Tetapi untuk jenis penguat daya besar (power amplifier), transistor didesain bekerja
didaerah cut off dan daerah saturasi.
7
Transistor yang menggunakan pembawa muatan Elektron & Lubang.
Sebaliknya, Transistor Unipolar (Transistor Efek Medan), menggunakan satu
pembawa muatan. Untuk beroperasi, BJT menggunakan dua persimpangan antara dua
tipe semikonduktor, Tipe-N dan Tipe-P.
Dua jenis BJT, NPN dan PNP, Fungsi BJT adalah untuk memperkuat Arus. BJT untuk
digunakan sebagai penguat atau sakelar, memberi penerapan yang luas dalam peralatan
elektronik, termasuk komputer, televisi, telepon seluler, penguat audio, kontrol industri,
dan pemancar radio.
Kurva kolektor
8
Daerah aktif
Daerah antara tegangan lutut (knee), VK dan tegangan dadal (breakdown), VBR serta
diatas IB = ICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emitor diberi bias maju dan
sambungan kolektor diberi bias balik. Pada daerah aktif arus kolektor sebanding dengan
arus basis ( IC = IB).
9
Daerah breakdown (dadal)
Daerah yang terletak di atas batas tegangan maksimum kolektor-emitor (VCE) suatu
transistor. VCE maksimum pada beberapa jeni transistor adalah berbeda-beda. Pada
kurva kolektor diatas terlihat, daerah breakdown terjadi setelah VCE transistor mencapai
diatas ± 10 volt. Transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena transistor dapat
menjadi rusak.
Keterangan:
VK = tegangan lutut (knee)
IB = Arus basis
ICO = Arus cut-off
VCE = Tegangan kolektor-emitor
VCE(sat) = Tegangan kolektor-emitor pada daerah saturasi
2. Kurva Basis
Kurva karakteristik basis merelasikan antara arus basis (IB) dan tegangan basis-emitor
(VBE) dengan tegangan kolektor-emitor (VCE) sebagai parameternya.
Kurva basis diatas dapat terlihat pada alat ukur yang bernama osiloskop dengan cara
menghubung singkatkan kolektor-emitor (VCE = 0) dan emitor diberi bias maju.
Dengan bertambahnya VCE pada VBE yang konstan (tetap), maka lebar daerah deplesi
10
di sambungan kolektor bertambah dan mengakibatkan lebar basis efektif berkurang.
Dengan berkurangnya lebar basis, maka arus basis (IB) rekombinasi juga berkurang.
Catatan :
VK (tegangan lutut) atau tegangan ambang/threshold.
Untuk transistor silikon = 0.5 sampai 0,6 volt
Untuk transistor germanium = 0,1 sampai 0,2 volt
VBE (tegangan basis-emitor) di daerah aktif.
Untuk transistor silikon = 0.7 volt
Untuk transistor germanium = 0,2 volt
VBE transistor ideal.
VBE = 0 volt
3. Kurva Beta
Kurva beta menunjukkan bahwa nilai β akan berubah dengan dipengaruhi oleh suhu (T)
dan arus kolektor (IC). Berikut karakteristiknya:
Nilai β bertambah jika suhu (T) naik.
Nilai β bertambah jika arus kolektor (IC) naik.
Nilai β turun jika arus kolektor (IC) naik di luar nilai tertentu.
11
5. Struktur Bipolar Junction Transistor
Basis secara fisik terletak di antara Emitor dan Kolektor dan terbuat dari bahan ringan,
Resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi wilayah emitor, Hampir tidak mungkin elektron
disuntikkan ke Basis untuk melarikan diri tanpa dikumpulkan.
12
Sinyal Amplitudo kecil jika diterapkan ke Basis dalam bentuk Amplifikasi pada Kolektor
transistor. Adalah Amplifikasi yang diberikan oleh BJT.
Perhatikan, Transistor membutuhkan catu daya DC untuk proses Amplifikasi.
Transistor adalah perangkat aktif terminal terbuat dari semikonduktor yang berbeda yang
dapat bertindak sebagai Isolator atau Konduktor dengan penerapan tegangan sinyal kecil.
Maju-Aktif (Forward-Active)
Transistor beroperasi sebagai penguat dan Ic = β * Ib
Persimpangan Emitor maju ke depan dan persimpangan Basis-Kolektor terbalik.
Transistor bipolar dirancang untuk menghasilkan gain arus Emitor terbesar, βF, dalam
maju-aktif. Arus Kolektor-Emitor sebanding dengan arus Basis,
Terbalik-Aktif (Reverse-Active)
Dengan membalik kondisi bias dari daerah maju-maju, transistor bipolar masuk ke mode
Reverse-Aktif. Mode ini, wilayah emitor dan kolektor beralih peran. Dirancang untuk
memaksimalkan penguatan arus dalam mode aktif-maju, βF dalam mode terbalik
beberapa kali lebih kecil untuk transistor Germanium.
13
Mode Transistor ini jarang digunakan, hanya dipertimbangkan untuk kondisi failsafe dan
beberapa tipe logika bipolar. Tegangan bias bias terbalik ke basis mungkin merupakan
urutan besarnya lebih rendah di wilayah ini.
Kejenuhan (Saturation)
Dengan kedua persimpangan maju-bias, BJT dalam mode saturasi dan memfasilitasi
konduksi arus tinggi dari emitor ke kolektor (atau arah lain dalam kasus NPN, dengan
pembawa bermuatan negatif mengalir dari emitor ke kolektor). Mode ini sesuai dengan
"on" yang logis, atau sakelar yang tertutup.
Memotong (Cut-Off)
Konfigurasi Bipolar Junction Transistor
Transistor Bipolar, dasarnya ada tiga cara yang mungkin untuk menghubungkan dalam
sirkuit elektronik dengan satu terminal untuk kedua input dan output. Metode koneksi
merespon terhadap sinyal inputnya dalam rangkaian karena karakteristik statis transistor
bervariasi di setiap rangkaian pengaturan.
14
Konfigurasi BASE di-Ground, Untuk sinyal input dan sinyal output. Sinyal input
diterapkan antara Basis transistor dan terminal Emitor, sedangkan sinyal output sesuai
diambil dari antara Basis dan Kolektor. Terminal dasar dibumikan atau dihubungkan ke
beberapa titik Tegangan Referensi Tetap.
Arus input yang mengalir ke Emitor cukup besar karena jumlah dari arus basis dan arus
kolektor, keluaran arus kolektor lebih kecil dari input arus emitor yang menghasilkan
keuntungan arus untuk rangkaian "1". (kesatuan) atau kurang, dengan kata lain
konfigurasi basis umum "Melemahkan" sinyal input.
Konfigurasi EMITTER di-Ground, sinyal input diterapkan antara basis dan emitor,
sementara output diambil antara kolektor dan emitor seperti yang ditunjukkan. Jenis
konfigurasi rangkaian paling umum digunakan untuk Amplifier berbasis transistor dan
yang mewakili metode "Normal".
Konfigurasi penguat emitor menghasilkan arus dan kekuatan tertinggi dari semua
konfigurasi tiga transistor bipolar. Terutama karena impedansi input LOW karena
terhubung ke PN-Junction bias maju, sedangkan impedansi output TINGGI karena
diambil dari PN-Junction Bias terbalik.
15
Pengumpul umum, atau konfigurasi pengikut emitor sangat berguna untuk aplikasi
pencocokan impedansi karena impedansi masukan yang sangat tinggi, di wilayah ratusan
ribu Ohms sementara memiliki impedansi keluaran yang relatif rendah.
Ringkasan Bipolar Junction Transistor
Transistor NPN secara lebih rinci ketika digunakan dalam konfigurasi emitor umum
sebagai penguat karena ini adalah konfigurasi yang paling banyak digunakan karena
fleksibilitas dan gain yang tinggi.
16
6. HASIL PERCOBAAN
VBB = 6.49 V
VCC = 9.35 V
IB IC VCE
1.8mA 189.9mV
17