Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TRANSISTOR BIPOLAR (BJT)

Disusun Oleh

NURAINI

NADALINA GHAIDA SALWA

NANDA BAGUS FERDIANSYAH

ARIEFIN FREDIANTO

MUDRIKA ADI PRATAMA

DASAR ELEKTRO

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

2021
TRANSISTOR BIPOLAR (BJT)

1. Pengertian
Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah komponen semikonduktor yang
terdiri dari 3 lapis P-N junction atau juga yang biasa dikenal dengan transistor bipolar
yang merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapis bahan
semikonduktor, baik untuk yang bertipe PNP ataupun NPN. Transistor sambungan
dwikutub atau Transistor pertemuan dwikutub dalam (bahasa Inggris disebut: Bipolar
junction transistor atau disingkat BJT atau Bipolar transistor ).
Bipolar Junction transistor (BJT) terbagi menjadi 2 jenis yaitu transistor bipolar
jenis NPN dan jenis PNP. BJT terdiri dari 3 terminal yaitu : terminal emitter (E),
collector (C), dan base (B). Dalam mengoperasikan transistor Bipolar kita perlu
memberikan tegangan kerja pada transistor. Untuk transistor jenis PNP maupun NPN
adalah sama, yaitu dengan memberikan tegangan maju (forward bias) pada kaki basis-
emittor (BE = base-emitter) dan tegangan balik (reverse bias) pada kaki basis-kolektor
(BC = base-collector).
Gambar 1.1 :

Gambar 1.2 :

Transistor bipolar : (a) simbol skematik PNP,

(b) phisik PNP, (c) simbol skematik NPN, (d) fisik NPN.
Penjelasan :
Transistor sambungan dwikutub
Ini adalah peranti tiga-saluran
yang terbuat dari bahan
semikonduktor terkotori. Dinamai
dwikutub karena operasinya
menyertakan patut elektron maupun
lubang elektron, berlawanan dengan
transistor ekakutub seperti FET yang
hanya memakai satu pembawa.
Simbol
Walaupun beberapa kecil dari arus
transistor adalah pembawa mayoritas,
nyaris semua arus transistor adalah
dikarenakan pembawa minoritas, Tipe Komponen aktif
sehingga BJT diklasifikasikan sebagai
Kategori Transistor
peranti pembawa-minoritas.
John Bardeen,
Walter Houser Brattain
Penemu
dan William Shockley
(Desember 1947)

Pembuatan pertama Laboratorium Telepon Bell

Komponen sejenis FET

Kemasan 3 kaki (basis, kolektor, emitor)


2. Cara kerja Transistor Bipolar (BJT)
Dapat dianalogikan dengan prinsip kerja kran air di rumah kita. Air dari bak
penampungan akan keluar ketika tuas kran diputar. Semakin diputar kran, semakin
besar pula arus air yang keluar. Begitu pula pada prinsip kerja transistor, untuk dapat
mengalirkan arus dari kolektor ke emitter, perlu ada arus masukkan ke kaki basis.
Semakin besar arus yang mengalir di basis, semakin besar pula arus listrik dari kolektor
yang mengalir ke emitor.

Pada umumnya, pemakaian komponen transistor pada rangkaian elektronika


dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Transistor sebagai saklar (switching transistor)
2. Transistor sebagai penguat (amplifier)

Pengertian transistor sebagai saklar adalah memfungsikan transistor layaknya


saklar dengan mengatur arus basis, seperti prinsip kerja rangkaian sensor cahaya
berikut. Agar transistor dapat bekerja sebagai switch maka daerah kerja transitor adalah
daerah saturasi dan daerah cut off. Saat saturasi, maka transistor dianggap ON pada
saklar. sedangkan jika kondisi transistor cut off, ibarat saklar biasa yang dalam kondisi
off atau open.
Sedangkan pengertian transistor sebagai penguat Anda dapat membacanya di
artikel rangkaian amplifier. Agar dapat beroperasi sebagai rangkaian penguat, transistor
perlu bekerja di daerah bukan cut off dan bukan pula daerah saturasi (jenuh) untuk jenis
penguat sinyal kecil (small signal amplifier). Tetapi untuk jenis penguat daya besar
(power amplifier), transistor didesain bekerja didaerah cut off dan daerah saturasi.

3. Jenis Jenis Transistor


Ada dua jenis Transistor Bipolar yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP,
pada transistor bipolar juga terdapat tigaterminal Transistor yaitu terminal Basis,
Kolektor dan Emitor.

A. Transistor NPN : Merupakan transistor bipolar yang memakai arus listrik kecil
dan tegangan positif pada terminal Basis. Fungsinya untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
B. Transistor PNP : Merupakan transistor bipolar yang menggunakan arus listrik
kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis. Fungsinya guna mengendalikan
aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

Transistor NPN bisa dianggap sebagai dua diode adu punggung tunggal anode.
Pada penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju dan pertemuan
basis-kolektor dipanjar mundur. Dalam transistor NPN, sebagai contoh, bila tegangan
positif dikenakan pada pertemuan basis-emitor, keseimbangan di selang pembawa
terbangkitkan kalor dan area listrik menolak pada kawasan pemiskinan menjadi tidak
seimbang, memungkinkan elektron terusik kalor untuk masuk ke kawasan basis.
Elektron tersebut mengembara (atau menyebar) melewati basis dari kawasan
konsentrasi tinggi tidak jauh emitor menuju konsentrasi rendah tidak jauh kolektor.
Elektron pada basis dinamakan pembawa minoritas karena basis dikotori menjadi tipe-
p yang menjadikan lubang sebagai pembawa mayoritas pada basis. Kawasan basis pada
transistor mesti dihasilkan tipis, sehingga pembawa tersebut bisa menyebar
melewatinya dengan semakin cepat daripada umur pembawa minoritas semikonduktor
untuk mengurangi anggota pembawa yang bergabung kembali sebelum sampai
pertemuan kolektor-basis.
Untuk memastikannya, ketebalan basis dihasilkan jauh semakin rendah dari
panjang penyebaran dari elektron. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik, benar
sedikit sekali injeksi elektron yang terjadi dari kolektor ke basis, tetapi elektron yang
menyebar melewati basis menuju kolektor disapu menuju kolektor oleh area pada
pertemuan kolektor-basis.

4. Pengendalian tegangan, arus dan muatan

Arus kolektor-emitor bisa dipandang sebagai terkendali arus basis-emitor (kendali


arus) atau tegangan basis-emitor (kendali tegangan). Pandangan tersebut berkomunikasi
dengan hubungan arus-tegangan dari pertemuan basis-emitor, yang mana hanya adalah
kurva arus-tegangan eksponensial biasa dari diode pertemuan p-n.[1] Penjelasan fisika
untuk arus kolektor adalah banyak muatan pembawa minoritas pada kawasan basis.[1][2][3]
Model mendetail dari kerja transistor, model Gummel–Poon, menghitung distribusi dari
muatan tersebut secara eksplisit untuk menjelaskan perilaku transistor dengan semakin
tepat.[4] Pandangan mengenai kendali-muatan dengan gampang menangani transistor-foto,
dimana pembawa minoritas di kawasan basis dibangkitkan oleh penyerapan foton, dan
menangani pematian dinamik atau waktu pulih, yang mana bergantung pada penggabungan
kembali muatan di kawasan basis. Walaupun begitu, karena muatan basis bukanlah isyarat
yang bisa diukur pada arus, pandangan kendali arus dan tegangan kebanyakan dipakai pada
desain dan analisis sirkuit. Pada desain sirkuit analog, pandangan kendali arus sering
dipakai karena ini nyaris linier. Arus kolektor perhitungan kali lipat dari arus basis.

Beberapa sirkuit landasan bisa dirancang dengan menganggap bahwa tegangan


emitor-basis perhitungan tetap, dan arus kolektor adalah beta kali lipat dari arus basis.
Walaupun begitu, untuk merancang sirkuit BJT dengan akurat dan bisa diandalkan,
diperlukan model kendali-tegangan (sebagai contoh model Ebers–Moll)[1]. Model kendali-
tegangan membutuhkan fungsi eksponensial yang mesti diperhitungkan, tetapi bila ini
dilinierkan, transistor bisa dimodelkan sebagai sebuah transkonduktansi, seperti pada
model Ebers–Moll, desain untuk sirkuit seperti penguat diferensial menjadi masalah linier,
benar pandangan kontrol-tegangan sering diutamakan. Untuk sirkuit translinier, dimana
kurva eksponensiak I-V adalah kunci dari operasi, transistor kebanyakan dimodelkan
sebagai terkendali tegangan dengan transkonduktansi sebanding dengan arus kolektor.

5. Tundaan penghidupan, pematian dan penyimpanan

Transistor dwikutub merasakan beberapa karakteristik tundaan ketika dihidupkan


dan dimatikan. Nyaris semua transistor, terutama transistor kekuatan, merasakan waktu
simpan basis yang panjang sehingga membatasi frekuensi operasi dan kecepatan
pensakelaran.

6. Parameter alfa (α) dan beta (β) transistor

Perbandingan elektron yang bisa melintasi basis dan sampai kolektor adalah ukuran
dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada kawasan emitor dan pengotoran ringan pada
kawasan basis mengakibatkan semakin banyak elektron yang diinjeksikan dari emitor ke
basis daripada lubang yang diinjeksikan dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal
emitor diwakili oleh βF atau hfe, ini perhitungan sama dengan perbandingan arus DC
kolektor dengan arus DC basis dalam kawasan aktif-maju. Ini kebanyakan semakin besar
dari 100 untuk transistor isyarat kecil, tapi dapat sangat rendah, terutama pada transistor
yang dirancang untuk penggunaan kekuatan tinggi. Parameter penting lainnya adalah
penguatan arus tunggal-basis, αF. Penguatan arus tunggal-basis perhitungan adalah
penguatan arus dari emitor ke kolektor dalam kawasan aktif-maju. Perbandingan ini
kebanyakan mendekati satu, di selang 0,9 dan 0,998. Alfa dan beta semakin tepatnya
berkomunikasi dengan rumus berikut (transistor NPN):

7. Struktur

Irisan transistor NPN yang disederhanakan

Kepingan transistor NPN frekuensi tinggi KSY34, basis dan emitor


disambungkan melewati ikatan kawat

BJT terdiri dari tiga kawasan semikonduktor yang berlainan pengotorannya,


yaitu kawasan emitor, kawasan basis dan kawasan kolektor. Daerah-daerah tersebut
adalah tipe-p, tipe-n dan tipe-p pada transistor PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada
transistor NPN. Setiap kawasan semikonduktor disambungkan ke arus yang juga
dinamai emitor (E), basis (B) dan kolektor (C). Basis secara fisik terletak di selang
emitor dan kolektor, dan dihasilkan dari bahan semikonduktor terkotori ringan
resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi kawasan emitor, membuat nyaris tidak
mungkin untuk mengumpulkan elektron yang diinjeksikan ke kawasan basis untuk
melarikan diri, membuat harga α sangat tidak jauh ke satu, dan juga memberikan β yang
semakin akbar / besar. Irisan dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis
jauh semakin akbar/besar dari pertemuan kolektor-basis.

Transistor pertemuan dwikutub tidak seperti transistor lainnya karena


kebanyakan bukan adalah peranti simetris. Ini berfaedah dengan mempertukarkan
kolektor dan emitor membuat transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai
beroperasi pada moda terbalik. Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk
operasi moda aktif-maju, mempertukarkan kolektor dan emitor membuat harga α dan β
pada operasi mundur jauh semakin kecil dari harga operasi maju, seringkali α bahkan
kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama dikarenakan perbandingan pengotoran
pada emitor dan kolektor.

Emitor dikotori berat, sedangkan kolektor dikotori ringan, memungkinkan


tegangan panjar terbalik yang akbar sebelum pertemuan kolektor-basis bobol.
Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal. Pendapat emitor
dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi, yaitu perbandingan selang
pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan yang diinjeksikan oleh basis. Untuk
penguatan arus yang tinggi, nyaris semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan
emitor-basis mesti datang dari emitor.

Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi arus basis-emitor


mengakibatkan arus yang mengalir di selang emitor dan kolektor untuk berubah dengan
signifikan. Efek ini bisa dipakai untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT
bisa dianggap sebagai sumber arus terkendali tegangan, semakin sederhana dianggap
sebagai sumber arus terkendali arus, atau penguat arus, dikarenakan rendahnya
impedansi pada basis. Transistor-transistor awal dihasilkan dari germanium tetapi
nyaris semua BJT modern dihasilkan dari silikon. Beberapa transistor juga dihasilkan
dari galium arsenid, terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
8. NPN

Simbol NPN BJT.

Struktur landasan transistor NPN

NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan
pembawa muatan mayoritas pada kawasan yang berlainan dalam transistor. Nyaris
semua BJT yang dipakai waktu ini adalah NPN karena pergerakan elektron dalam
semikonduktor jauh semakin tinggi daripada pergerakan lubang, memungkinkan
operasi arus akbar dan kecepatan tinggi.

Transistor NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di selang dua lapisan
tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di keluaran
kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis semakin tinggi
daripada emitor. Tanda panah dalam simbol diletakkan pada kaki emitor dan menunjuk
keluar (arah arus arus konvensional ketika peranti dipanjar maju).

9. PNP

Jenis lain dari BJT adalah PNP.

Simbol PNP BJT.

Struktur landasan transistor PNP

Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di selang dua lapis
semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitor
dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika basis
semakin rendah daripada emitor. Tanda panah pada simbol diletakkan pada emitor dan
menunjuk kedalam.
10. Transistor dwikutub pertemuan-tak sejenis

Jalur dalam transistor dwikutub pertemuan-taksejenis. Penghalang


menunjukkan elektron untuk memainkan usaha dari emitor ke basis, dan lubang untuk
diinjeksikan kembali dari basis ke emitor.

Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis (HBT) adalah sebuah


penyempurnaan BJT sehingga bisa menangani isyarat frekuensi sangat tinggi sampai
beberapa ratus GHz. Sekarang sering dipakai dalam sirkuit ultracepat, terutama sistem
RF.[5][6] Transistor pertemuan-taksejenis benar semikonduktor yang berlainan untuk
tiap unsur dalam transistor. Kebanyakan emitor dihasilkan dari bahan yang benar celah-
jalur semakin akbar dari basis. Ilustrasi menunjukkan perbedaan celah-jalur
memungkinkan penghalang lubang untuk menginjeksikan lubang kembali ke basis
(diperlihatkan sebagai Δφp), dan penghalang elektron untuk menginjeksikan ke basis
(Δφn).

Susunan penghalang ini menolong mengurangi injeksi pembawa minoritas dari


basis ketika pertemuan emitor-basis dipanjar terbalik, dan dengan demikian
mengupansi arus basis dan menaikkan efisiensi injeksi emitor. Injeksi pembawa
menuju ke basis yang telah diperbaiki memungkinkan basis untuk dikotori semakin
berat, menghasilkan resistansi yang semakin rendah untuk mengakses elektrode basis.
Dalam BJT tradisional, atau BJT pertemuan-sejenis, efisiensi injeksi pembawa dari
emitor ke basis terutama dipengaruhi oleh perbandingan pengotoran di antaran emitor
dan basis, yang berfaedah basis mesti dikotori ringan untuk mendapatkan efisiensi
injeksi yang tinggi, membuat resistansioya relatif tinggi.

Sebagai tambahan, pengotoran basis yang semakin tinggi juga memperbaiki


karakteristik seperti tegangan mula dengan membuat basis semakin sempit. Pembedaan
tingkat komposisi dalam basis, misalnya dengan menaikkan banyak germanium secara
progresif pada transistor SiGe, mengakibatkan gradien dalam celah-jalur di basis netral
(ditunjukkan sebagai ΔφG), memberikan area terpatri di dalam yang menolong
pengangkutan elektron melewati basis. Komponen alir tersebut menolong
pengangkutan sebaran normal, menaikkan respons frekuensi transistor dengan
memperpendek waktu pemindahan melewati basis.

Dua HBT yang sangat sering dipakai adalah silikon-germanium dan aluminium
arsenid, tetapi jenis semikonduktor lain juga dapat dipakai untuk struktur HBT. Struktur
HBT kebanyakan dihasilkan dengan teknik epitaksi, seperti epitaksi fase uap logam-
organik dan epitaksi sinar molekuler.

11. Kawasan operasi

Batas operasi terlindung transistor, biru: batas IC maksimum, merah: batas VCE
maksimum, ungu: batas kekuatan maksimum. Transistor dwikutub benar lima kawasan
operasi yang berlainan, terutama dibedakan oleh panjar yang diberikan:

• Aktif-maju (atau aktif saja): pertemuan emitor-basis dipanja maju dan pertemuan
basis-kolektor dipanjar mundur. Nyaris semua transistor dirancang untuk sampai
penguatan arus tunggal emitor yang terbesar ( ) dalam moda aktif-maju. in forward-
active mode. Dalam kondisi ini arus kolektor-emitor beberapa kali lipat semakin akbar
dari arus basis.
• Aktif-mundur (atau aktif-terbalik atau terbalik): dengan membalik pemanjaran pada
moda aktif-maju, transistor dwikutub memasuki moda aktif-mundur. Pada moda ini,
kawasan emitor dan kolektor berubah fungsi. Karena nyaris semua BJT dirancang
untuk penguatan arus moda aktif-maju yang maksimal, pada moda terbalik beberapa
kaki lipat semakin rendah. Moda transistor ini jarang dipakai, dan hanya diperhitungkan
untuk kondisi kegagalan dan untuk beberapa jenis logika dwikutub. Tegangan tembus
panjar terbalik pada basis mungkin semakin rendah pada moda ini.
• Jenuh: dengan semua pertemuan dipanjar maju, BJT memasuki moda jenuh dan
memberikan konduksi arus yang akbar dari emitor kilometer kolektor. Moda ini
berkorespondensi dengan logika hidup, atau sakelar yang tertutup.
• Putus: pada kondisi putus, pemanjaran bertolak balik dengan kondisi jenuh (semua
pertemuan dipanjar terbalik). Arus yang mengalir sangat kecil, dengan demikian
berkorespondensi dengan logika mati, atau sakelar yang membuka.
• Tembusan bandang

Walaupun daerah-daerah tersebut diartikan dengan patut untuk tegangan yang


cukup akbar/besar, mereka bertumpang tindih bila tegangan panjar yang dikenakan terlalu
kecil (kurang dari beberapa ratus milivolt).

12. Transistor dalam moda aktif-maju

Transistor BJT NPN dalam moda aktif-maju

Diagram disamping menunjukkan transistor NPN disambungkan ke dua sumber


tegangan. Untuk membuat transistor menghantar arus yang kentara dari C ke E,
mesti diatas harga minimum yang sering dinamakan sebagai tegangan potong.
Tegangan potong kebanyakan perhitungan 600 mV untuk BJT silikon pada suhu ruang,
tetapi ini juga dapat berbeda-beda bergantung pada tipe transistor dan teknik
pemanjaran.

Tegangan yang dikenakan ini membuat pertemuan P-N anggota bawah berubah
menjadi hidup dan memungkinkan arus elektron dari emitor ke basis. Pada moda aktif,
area listrik yang terdapat di selang basis dan kolektor (disebabkan oleh ) akan
mengakibatkan mayoritas elektron untuk melintasi pertemuan P-N anggota atas menuju
ke kolektor untuk membentuk arus kolektor . Elektron yang tertinggal bergabung
kembali dengan lubang yang adalah pembawa mayoritas pada basis sehingga
menimbulkan arus melewati sambungan basis untuk membentuk arus basis, . Seperti
yang ditunjukkan pada diagram, arus emitor , adalah arus transistor total, yang

adalah penjumlahan arus arus lainnya .

Pada diagram, tanda panah menunjukkan arah dari arus konvensional, arus
elektron mengalir berlawanan dengan tanda panah. Pada moda aktif, perbandingan dari
arus kolektor-ke-basis dengan arus basis dinamakan dengan penguatan arus DC. Pada
perhitungan, harga dari penguatan arus DC dinamakan dengan , dan harga
penguatan arus AC dinamakan dengan .

Walaupun begitu, ketika cakupan frekuensi tidak diperhitungkan, simbol


sering dipakai. Perlu dijaga dan diperhatikan bahwa arus emitor berkomunikasi dengan
secara eksponensial. Pada suhu ruang, peningkatan sebesar kurang-lebih 60
mV meningkatkan arus emitor dengan faktor 10 kali lipat. Kerena arus basis kurang
semakin sebanding dengan arus kolektor dan emitor, ini juga berubah dengan fungsi
yang sama. Untuk transistor PNP, secara umum prosedur kerjanya adalah sama, kecuali
polaritas tegangan panjar yang dibalik dan fakta bahwa pembawa muatan mayoritas
adalah lubang elektron.

Transistor PNP dalam moda aktif-maju


13. Transistor PNP moda aktif

Sejarah

A. Transistor pertama

Transistor dwikutub titik-sentuh dihasilkan pada Desember 1947[7] di Bell


Telephone Laboratories oleh John Bardeen dan Walter Brattain dibawah arahan William
Shockley. Versi pertemuan dihasilkan pada tahun 1948[8]. Setelah menjadi peranti pilihan
untuk bermacam rangkaian, sekarang penggunaannya telah banyak dialihkan oleh FET,
patut pada sirkuit digital (oleh CMOS) ataupun sirkuit analog (oleh MOSFET dan JFET).

➢ Transistor germanium

Transistor germanium sering dipakai pada tahun 1950-an dan 1960-an. Karena
transistor jenis ini benar tegangan potong yang rendah, membuatnya cocok untuk beberapa
penggunaan isyarat tegangan rendah. Transistor ini benar probabilitas semakin akbar/besar
untuk merasakan thermal runaway.

➢ Teknik produksi

Bermacam motoda untuk memproduksi transistor pertemuan dwikutub telah


dikembangkan[9].

• Transistor pertemuan tumbuh, teknik pertama untuk memproduksi transistor pertemuan


dwikutub[10]. Dihasilkan oleh William Shockley di Bell Labs pada 23 Juni 1948[11]. Hak
paten didapatkan pada 26 Juni 1948.
• Transistor pertemuan, butiran paduan emitor dan kolektor dilelehkan ke basis.
Dikembangkan oleh General Electric dan RCA[12] in 1951.
o Transistor paduan mikro, tipe kecepatan tinggi dari transistor pertemuan
paduan. Dikembangkan oleh Philco[13].
o Transistor paduan mikro terdifusi, tipe kecepatan tinggi dari transistor
pertemuan paduan. Dikembangkan oleh Philco.
o Transistor paduan terdifusi tonggak, tipe kecepatan tinggi dari transistor
pertemuan paduan. Dikembangkan oleh Philips.
• Transistor tetroda, varian kecepatan tinggi dari transistor pertemuan tumbuh[14] atau
transistor pertemuan paduan[15] dengan dua sambungan ke basis.
• Transistor penghalang permukaan, transistor penghalang logam kecepatan tinggi.
Dikembangkan oleh Philco[16] in 1953[17].
• Transistor medan-alir, transistor pertemuan dwikutub kecepatan tinggi. Dihasilkan oleh
Herbert Kroemer[18][19] di Central Bureau of Telecommunications Technology of the
German Postal Service pada tahun 1953.
• Transistor difusi, transistor pertemuan dwikutub tipe modern. Prototip[20]
dikembangkan di Bell Labs pada tahun 1954.
o Transistor basis terdifusi, implementasi pertama dari transistor difusi.
o Transistor Mesa, dikembangkan oleh Texas Instruments pada tahun 1957.
o Transistor planar, teknik produksi yang memungkinkan produksi sirkuit terpadu
monolitik secara masal. Dikembangkan oleh Dr. Jean Hoerni[21] di Fairchild
Semiconductor pada tahun 1959.
• Transistor epitaksial[22], transistor pertemuan dwikutub yang dihasilkan memakai
deposisi fase uap epitaksi. Memungkinkan pengendalian tingkat pengotoran dan
gradien secara teliti.

➢ Penggunaan

BJT tetap menjadi peranti pilihan untuk beberapa penggunaan, seperti sirkuit
diskrit, karena tersedia banyak jenis BJT, transkonduktansinya yang tinggi serta resistansi
kekuasannya yang tinggi dibandingkan dengan MOSFET.

BJT juga dipilih untuk sirkuit analog khusus, terutama penggunaan frekuensi sangat
tinggi (VHF), seperti sirkuit frekuensi radio untuk sistem nirkabel. Transistor dwikutub
bisa dikombinasikan dengan MOSFET dalam sebuah sirkuit terpadu dengan memakai
bagian BiCMOS untuk membuat sirkuit inovatif yang memakai keunggulan kedua tipe
transistor.

➢ Sensor suhu

Karena ketergantungan suhu dan arus pada tegangan panjar maju pertemuan basis-
emitor yang bisa dihitung, sebuah BJT bisa dipakai untuk mengukur suhu dengan
menghitung perbedaan dua tegangan pada dua arus panjar yang berlainan dengan
perbandingan yang dikenal.[23].

➢ Pengubah logaritmik

Karena tegangan basis-emitor berubah sebagai fungsi logaritmik dari arus basis-
emitor dan kolektor-emitor, sebuah BJT bisa juga dipakai untuk menghitung logaritma dan
anti-logaritma. Sebuah diode sebenarnya juga bisa melaksanakan fungsi ini, tetapi
transistor memberikan fleksibilitas yang semakin akbar/besar

➢ Kerawanan

Pemaparan transistor ke radiasi menyebalan kerusakan radiasi. Radiasi


mengakibatkan penimbunan molekul cacat di kawasan basis yang berjalan sebagai pusat
penggabungan kembali. Hasil dari pengurangan umur pembawa minoritas mengakibatkan
transistor kehilangan penguatan.

BJT kekuatan beresiko merasakan moda kegagalan yang dinamakan dobrakan


sekunder. Pada moda kegagalan ini, beberapa titik pada kepingan semikonduktor menjadi
panas dikarenakan arus yang mengalirinya. Bahang (hawa panas) yang ditimbulkan
mengakibatkan pembawa semakin gampang memainkan usaha. Sebagai kemudian suatu
peristiwanya, anggota terpanas dari kepingan semikonduktor menghantarkan semakin
banyak lagi arus. Bagian regeneratif ini akan terus berlaku sampai transistor merasakan
kegagalan total atau pencatu kekuatan merasakan kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA

a b c
1. ^ Paul Horowitz and Winfield Hill (1989). [[The Art of Electronics]] (2nd ed.).
Cambridge University Press. ISBN 9780521370950.
2. ^ Juin Jei Liou and Jiann S. Yuan (1998). Semiconductor Device Physics and
Simulation. Springer. ISBN 0306457245.
3. ^ General Electric (1962). Transistor Manual (6th ed.). p. 12. "If the principle of space
charge neutrality is used in the analysis of the transistor, it is evident that the collector
current is controlled by means of the positive charge (hole concentration) in the base
region. ... .. When a transistor is used at higher frequencies, the fundamental limitation
is the time it takes the carriers to diffuse across the base region..." (same in 4th and 5th
editions)
4. ^ Paolo Antognetti and Giuseppe Massobrio (1993). Semiconductor Device Modeling
with Spice. McGraw–Hill Professional. ISBN 0071349553.
5. ^ D.V. Morgan, Robin H. Williams (Editors) (1991). Physics and Technology of
Heterojunction Devices. London: Institution of Electrical Engineers (Peter Peregrinus
Ltd.). ISBN 0863412041.
6. ^ Peter Ashburn (2003). SiGe Heterojunction Bipolar Transistors. New York: Wiley.
Chapter 10. ISBN 0470848383.
7. ^ http://www.computerhistory.org/semiconductor/timeline/1947-invention.html
8. ^ http://www.computerhistory.org/semiconductor/timeline/1948-conception.html
9. ^ Third case study – the solid state advent (PDF)
10. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery BELL LABS TYPE
M1752
11. ^ Morris, Peter Robin (1990). "4.2". A History of the World Semiconductor Industry.
IEE History of Technology Series 12. London: Peter Peregrinus Ltd. p. 29. ISBN 0
86341 227 0.
12. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery RCA TA153
13. ^ High Speed Switching Transistor Handbook (2nd ed.). Motorola. 1963. p. 17. [1]
14. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery WESTERN
ELECTRIC 3N22
15. ^ The Tetrode Power Transistor PDF
16. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery PHILCO A01
17. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery Surface Barrier
Transistor
18. ^ Herb’s Bipolar Transistors IEEE TRANSACTIONS ON ELECTRON DEVICES,
VOL. 48, NO. 11, NOVEMBER 2001 PDF
19. ^ Influence of Mobility and Lifetime Variations on Drift-Field Effects in Silicon-
Junction Devices PDF
20. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery BELL LABS
PROTOTYPE DIFFUSED BASE TRIODE
21. ^ TRANSISTOR MUSEUM Historic Transistor Photo Gallery FAIRCHILD 2N1613
22. ^ http://www.computerhistory.org/semiconductor/timeline/1960-Epitaxial.html
23. ^ http://www.maxim-ic.com/appnotes.cfm/appnote_number/689

PRANALA LUAR

• Lessons In Electric Circuits Bipolar Junction Transistors (Note: this site shows current
as a flow of electrons, rather than the conventional current, so the arrows may appear
the other way around)
• EncycloBEAMia – Bipolar Junction Transistor
• Characteristic curves
• The transistor
• How Do Transistors Work?
• ENGI 242/ELEC 222: BJT Small Signal Models
• Historic Transistor Timeline
• ECE 327: Transistor Basics Summarizes simple Ebers–Moll model of a bipolar
transistor and gives several common BJT circuits.
• ECE 327: Procedures for Output Filtering Lab Section 4 ("Power Amplifier") discusses
design of a BJT-Sziklai-pair-based class-AB current driver in detail.
REFERENSI

1. Transistor Bipolar (Transistor sambungan dwikutub atau BJT)


http://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/3045-2942/Transistor-Bipolar_26571_um-
surabaya_p2k-um-surabaya.html

2. Pengertian, Karakteristik Serta Bagaimana Cara Kerja Transistor Bipolar


https://erudisi.com/cara-kerja-transistor-bipolar/

3. Pengenalan Dasar Transistor Bipolar (Bipolar Junction Transistors)


http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/Pengenalan-Transistor-
Bipolar.html

4. Transistor sambungan dwikutub (BJT)


https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_dwikutub

5. Alat ukur Transistor Bipolar


https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:lXwZhjP0BjsJ:https://media
.neliti.com/media/publications/271490-alat-ukur-karakteristik-kurva-bipolar-ju-
83db2352.pdf+&cd=20&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

6. Bipolar Junction Transistor (BJT)"— Transcript presentasi


https://slideplayer.info/slide/12257000/

7. Jenis Transistor Bipolar


https://www.teknisitv.com/jenis-jenis-transistor/

Anda mungkin juga menyukai