Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini kita selalu dikelilingi oleh produk elektronika yang canggih dan
mengagumkan.Tapi banyak orang tak menyadari bahwa peralatan elektronika itu
didukung oleh komponen transistor. Juga tidak banyak orang yang mengetahui
bahwa transistor itu memainkan peranan penting dalam peralatan elektronika yang
kita gunakan. Penguatan sinyal baik arus, tegangan dan audio, pensaklaran,
stabilisasi tegangan mampu dijalankan oleh komponen ini. Fungsi ini pun disertai
oleh karakteristik transistor yang bervariasi dalam mengadakan penguatan.
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell
Telephone Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai
sifat menguatkan yaitu yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen
transistor in disbanding dengan pendahulunya, yakni tabung hampa, adalah
ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan. Bahkan dengan teknologi sekarang
ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping silikon. Disamping itu
komponen semikonduktor in membutuhkan sumber daya yang kecil serta serta
efesiensi yang tinggi.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon,
Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat
dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas
dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit).
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami metode pemberian bias tegangan dan arus pada transistor
Bipolar.
2. Membedakan karakteristik input, karakteristik output dan karakteristik
transfer arus konstan dari transistor bipolar.
3. Menginterpretasi kurva karakteristik transistor bipolar.
C. Manfaat Praktikum
Dengan melakukan praktikum, kita dapat memperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis:
Manfaat Praktikum ini secara teoritis adalah Mahasiswa mampu:
a) Memahami metode pemberian bias tegangan dan arus pada transistor
bipolar.
b) Membedakan karakteristik input, karakteristik output dan karakteristik
transfer arus konstan dari transistor bipolar.
c) Menginterpretasi kurva karakteristik transistor bipolar.
2. Manfaat Praktis:
Dalam kehidupan sehari-hari, transistor bipolar mengatur bias dari sebuah
transistor sampai transistor jenuh maka didapat hubungan singkat antar
kaki konektor dan emitor yang ada pada saklar di rumah selain itu transistor
bipolar juga sebagai penguat arus.
BAB II
LANDASAN TEORI

Rangkaian elektronika terdiri dari berbagai komponen penyusun yang


mempunyai fungsi tersendiri pada rangkaian. Setiap komponen penyusun
mempunyai karakteristik dan spesifikasi yang telah disusun sesuai dengan
tipenya pada datasheet. Transistor merupakan salah satu komponen
elektronika yang mempunyai tipe yang bervariasi dengan karakteristik dan
spesifikasi yang berbeda sehingga pengaplikasiannya disesuaikan dengan
kebutuhan dalam perancangan. Transistor dibagi menjadi 2 kelas
utamayaituBipolar Junction Transistor(BJT) dan Field Effect Transistor(FET).
Transistor juga diklasifikasikan berdasarkan bahan semikonduktor penyusunnya
yaitu silicon dan germanium dan berdasarkan pada aplikasi dari sebuah transistor
tersebut dirancang yaitu sebagai penguat, switching, high voltage atau small
signal. Bipolar Junction transistor atau BJT terbagi menjadi 2 jenis yaitu
transistor bipolarjenis NPN dan jenis PNP. BJT terdiri dari 3 terminal yaitu
terminal emitter(E), collector(C), dan base(B). Simbol dan jenis dari transistor
pada tipe bipolar dapat dilihat pada Gambar 2.1. (Suharto, 2015)

Gambar 2.1. Simbol dan Jenis transistor bipolar


(Sumber: Suharto, 2015)
Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan
Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping
sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang.
Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu
dingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil
konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk
bahan n; dan hole untuk bahan p) adalah sedikit (Surjono, 2007).
Dilihat dari namanya, transistor berfungsi untuk menyalurkan arus listrik yang
besar dengan penggerak arus yang kecil. Transistor terdiri dari dua tipe yaitu; tipe
transistor PNP, dimana lapisan tipe N semikonduktor dalam cristal semikonduktor
telah disisipkan diantara dua semokonduktor tipe P. Sebaliknya transistor tipe
NPN adalah lapisan semikonduktor tipe P disisipkan diantara dua semikonduktor
tipe N. Untuk simbol semiconduktor, E adalah terminal emitter, B adalah terminal
Basis dan C adalah terminal collector (Setiyo, 2017).
Transistor dibuat dari dua bahan yang berbeda, yaitu dari bahan germanium
dan dari. bahan silikon. Transistor in sendiri mempunyai dua macam jenis, yaitu
PNP dan NPN di mana kedua jenis ini merupakan jenis yang banyak digunakan di
dalam Teknik elektronika. Transistor biasa terdiri dari tiga bah kaki yang di
antaranya adalah kolektor, basis, dan emitor dan kalaupun ada kaki keempat, kaki
itu dinamakan sasis. Pada umumnya pabrik- pabrik yang memproduksi transistor
member tada tertentu pada badan transistor untuk memu-dahkan penentuan salah
satu kaki transistor tersebut (Rahardi, 2005)
Konfigurasi transistor yang paling umum digunakan adalah Transistor NPN.
Persimpangan transistor bipolar dapat menjadi bias dalam salah satu dari tiga cara
yang berbeda - Common Base, Common Emitter dan Common Collector.
Transistor NPN Bipolar dengan contoh konstruksi beserta karakteristik arus transistor
diberikan sebagai berikut.

Gambar 2.2. Konfigurasi transistor NPN


(Sumber: Setiyo, 2017)
Pada dasarnya, transistor tipe PNP kebalikan dari NPN dengan konfigurasi
Positif-Negatif-Positif, dengan panah yang juga mendefinisikan terminal Emitor
yang mengarah ke dalam simbol transistor. Juga, semua polaritas untuk transistor
PNP dibalik yang berarti "masuk" ke Base-nya sebagai lawan transistor NPN yang
"sumbernya" mengalir melalui Base-nya. Perbedaan utama antara dua jenis
transistor adalah bahwa hole adalah pembawa yang lebih penting untuk transistor
PNP, sedangkan elektron merupakan pembawa penting transistor NPN. Transistor
PNP terdiri dari dua bahan semikonduktor tipe-P yang mengapit tipe-N, seperti
yang ditunjukkan di bawah ini (Setiyo, 2017).

Gambar 2.3. Konfigurasi transistor NPN


(Sumber: Setiyo, 2017)
Karakteristik yang bekerja pada transistor terdiri atas karakteristik input,
karakteristik output. Pada karakteristik input ini yang dilihat adalah arus basis Ib
sebagai fungsi Vbe. Sebuah transistor NPN yang diberi tegangan akan
memunculkan grafik Ib fungsi Vbe, grafik ini terlihat seperti grafik dioda biasa.
Saat tegangan dioda emiter-basis lebih kecil dari potensial bariernya, maka
arus basis Ib akan kecil. Namun ketika tegangan dioda melebihi potensial
bariernya, maka arus basis Ib akan naik secara cepat. Sementara bila transistor
PNP diberi tegangan maka grafiknya akan sama dengan Gambar 2.4, tetapi
arahnya berlawanan.
Karakteristik keluaran dari sebuah transistor NPN tampak seperti Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Karakteristik input transistor NPN
(Sumber: Sahal, 2007)

Gambar 2.5. Karakteristik Output Transistor NPN.


(Sumber: Sahal, 2007)
Transistor dalam aplikasi dasarnya adalah sebagai switching dan amplifier.
Switching adalah suatu alat dengan sambungan dan bisa memiliki dua keadaan,
yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off adalah keadaan dimana tidak ada
arus yang mengalir. Sementara itu keadaan on adalah keadaan yang mana arus
bisa mengalir dengan bebas.

Gambar 2.6. Rangkaian Aplikasi Dasar Transistor sebagai Penguat Tegangan.


(Sumber: Sahal, 2007)
Transistor sebagai penguat dapat dibagi atas dua jenis yaitu penguat tegangan
(ac) sebagaimana Gambar 4 dan penguat arus pada Gambar 5. Penguatan
tegangan adalah penguatan yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan.
Sementara penguatan arus menguatkan arus masukan. Dengan mem-berikan
sinyal masukan yang kecil, transistor mampu menguatkan sinyal keluarannya
hingga beberapa kali lipat. Hal ini menguntungkan sekali dalam perancangan
suatu peralatan elektronik. Aplikasi sebagai switching dan amplifier inilah yang
nantinya akan di- modifikasi dalam perancangan yang akan dibuat.
Gambar 2.7. Aplikasi Dasar Transistor sebagai Penguat Arus.
(Sumber: Sahal, 2007)
Berdasarkan hukum Kirchoff, arus yang masuk ke dalam suatu titik pertemuan
akan sama dengan arus yang meninggalkan titik tersebut. Secara matematis,
hubungan antara arus emiter (IE), arus kolektor (IC) dan arus basis (IB) seperti
persamaan (2.1) adalah:

(2.1)
dan penguatan arus DC sama dengan:

(2.2)
Penguatan yang dapat dihasilkan sebuah transistor bipolar (hFE) hitung menurut
persamaan (2.2) akan dibandingkan dengan hFE literatur. Data yang diukur
berupa tegangan masukkan AC dan tegangan keluaran AC akan memberikan
penguatan tegangan AVf memenuhi persamaan (2.3).

(2.3)
Oleh karena Vin dan Vout yang dihasilkan berasal dari pembacaan osiloskop
adalah Vrms maka perlu dilakukan perhitungan untuk mencari Vef dengan
rumusan (2.4) (Sahal, 2007).

(2.4)
Dimana
Vef = tegangan efektif
Vp = tegangan punsak sinyal ac
DOKUMENTASI

Budiarto, W., & Rahardi, S. (2005). Teknik Reparasi PC dan Monitor. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Handoko, Suharto, H., & Kristiadjie, H. (2015). Alat Ukur Karakteristik Kurva
Bipolar Junction Transistor Berbasis Personal Computer. TESLA, 1.

Rahmad, M., Angelia, Y., & Sahal, M. (2007). PERANCANGAN RANGKAIAN


APLIKASI DASAR TRANSISTOR BOPOLAR. Perancangan Aplikasi
Dasar Transistor2007, 38-40.

Setiyo, M. (2017). Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive


Electricity & Electronics). Magelang: UNIMMA PRESS.

Surjono, H. D. (2007). Elektronika: Teori dan Penerapan. Jawa Timur: Penerbit


Cerdas Ulet Kreatif.

Anda mungkin juga menyukai